Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

GEOSTRATEGI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

1. SAFIRA NINDYA K (183141414111001)


2. DANIA ADE ARUM P (183141414111007)
3. WAHYU AHMAD M (183141414111010)
4. BRILLIAN ESA S (183141414111023)
5. TASYA DINI W (183141414111029)
6. ELSY AILIAN C (183141414111036)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas kelompok yang berjudul “Geostrategi Indonesia”. Tugas
kelompok ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Disamping itu, kami juga berharap tugas kelompok Pendidikan Kewarganegaraan ini mampu
memberikan kontribusi dalam menunjang pengetahuan pribadi kami pada khususnya dan
pihak lain pada umumnya. Oleh karena itu, perkenankanlah kami menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Luly Triningsih, M.A selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
2. Rekan Mahasiswa perpajakan dan semua pihak yang telah memberikan inspirasi
kepada saya dalam penyususnan tugas kelompok Pendidikan Kewarganegaraan ini

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan tugas kelompok Pendidikan Kewarganegaraan


ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca yang budiman demi
kesempurnaan tugas-tugas di masa mendatang.

Malang, November 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................2

1.4 Metode Penulisan ...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsepsi Dasar Geostrategi ...................................................................................3

2.2 Komponen Strategi Astagatra ................................................................................6

2.3 Hubungan Komponen Strategi Antargatra ...........................................................10

2.4 Implementasi Geostrategi .....................................................................................10

2.5 Kajian Kasus Geostrategi .....................................................................................14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................16

3.2 Saran ....................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau
perang. Geopolitik bangsa Indonesia diterjemahkan dalam konsep wawasan Nusantara
sedangkan geostrategi bangsa Indonesia dirumuskan dalam konsepsi ketahanan Nasional. Di
Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi
sebagaimana tercantum dalam mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan
nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama
ketahanan nasional. Mengingat geostrategic Indonesia memberi arahan tentang bagaimana
membuat strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman
dan sebagainya, maka ia menjadi amat berbeda wajahnya dengan yang digagaskan oleh
Haushofer, Ratzel, Kejallen dan sebagainya

Geostrategi merupakan masalah penting bagi setiap bangsa, baik pada masa lampau,
kini, maupun masa yang akan datang. Geostrategi menjadi sangat penting karena setiap
bangsa yang telah bernegara membutuhkan strategi dalam memanfaatkan wilayah negara
sebagai ruang hidup nasional.Semua ini dalam rangka menentukan kebijakan, sarana, dan
sasaran perwujudan kepentingan, serta tujuan nasional melalui pembangunan.Dengan
demikian, suatu bangsa itu tetap eksis dalam arti ideologis, politis, ekonomis, sosial budaya,
dan hankam.

1.2 Rumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini antara lain:

1. Apakah Konsepsi dasar geostrategi?


2. Apa saja Komponen Strategi Astagrata?
3. Bagaimana Hubungan Komponen Strategi Antargatra?

1
4. Bagaimana Implementasi Geostrategi?
5. Apa contoh kajian kasus geostrategi?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan masalah ini agar mahasiswa dapat memahami tentang:

1. Konsepsi Dasar Geostrategi.


2. Komponen Strategi Astagatra.
3. Hubungan Komponen Strategi Antargatra.
4. Implementasi Geostrategi.
5. Kajian Kasus Geostrategi.

1.4 Metode Penulisan

Penulisan dalam makalah ini adalah penulisan yang bersifat studi perpustakaan yang
bercorak deskriptif, dimana penulis berusaha memahami dan menafsirkan dengan data-data
yang ada dibeberapa referensi buku-buku maupun media lainnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsepsi Dasar Geostrategi

Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi diartikan sebagai
usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik SDM maupun SDA
untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan kehidupan suatu
Negara maka geostrategi dapat didefinisikan sebagai cara atau pendekatan dalam
memanfaatkan kondisi lingkungan untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan
nasional.

Konsep geostrategi Indonesia pada hakekatnya bukan mengembangkan kekuatan


untuk penguasaan terhadap wilayah di luar Indonesia atau untuk ekspansi terhadap negara
lain, tetapi konsep strategi yang didasarkan pada kondisi metode, atau cara untuk
mengembangkan potensi kekuatan nasional yang ditujukan untuk pengamanan dan menjaga
keutuhan kedaulatan Negara Indonesia dan pembangunan nasional dari kemungkinan
gangguan yang datang dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk mewujudkan geostrategi
Indonesia akhirnya dirumuskan bangsa Indonesia dengan ketahanan nasional Republik
Indonesia.

KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL

Secara konseptual, ketahanan nasional suatu bangsa dilatarbelakangi oleh:

1. Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan Negara sehingga ia mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2. Kekuatan apa yang harus dimilki oleh suatu bangsa dan Negara sehingga ia selalu
mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai
gangguan, hambatan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar.

3
3. Ketahanan dan kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna keteraturan
(regular) dan stabilitas, yang didalamnya terkandung pontensi untuk terjadinya
perubahan (the stability of changes).

Berdasarkan konsep pengertiannya maka yang dimaksud dengan ketahanan adalah


suatu kekuatan yang membuat suatu bangsa dan Negara dapat bertahan, kuat menghadapi
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan. Konsekuensinya suatu ketahanan harus disertai
dengan keuletan, yaitu suatu usaha secara terus-menerus secara giat dan berkemauan keras
menggunakan segala kemampuan dan kecakapan untuk mencapai tujuan dari cita-cita
nasional. Identitas merupakan ciri khas suatu negara dilihat sebagai suatu totalitas, yaitu suatu
negara yang.dibatasi oleh wilayah, penduduk, sejarah, pernerintahan dan tujuan nasionalnya,
serta peranan yang dilakukan di dunia internasional. Adapun pengertian lain yang berkaitan
dengan integritas adalah kesatuan yang menyeluruh dalarn kehidupan bangsa, baik sosial
maupun alamiah, potensial ataupun tidak potensial. Tantangan adalah merupakan suatu usaha
yang bersifat menggugah kemampuan, adapun ancaman adalah suatu usaha untuk rnengubah
atau merombak kebijaksanaan atau keadaan secara konsepsional dan sudut kriminal maupun
politis.Adapun hambatan adalah suatu kendala yang bersifat atau bertujuan melemahkan
yang bersifat konseptual yang berasal dari dalam sendiri.Apabila hal tersebut berasal dari luar
maka dapat disebut kategori gangguan.

Berdasarkan Pengertian sifat-sifat dasarnya maka ketahanan nasinal adalah sebagai


berikut:

1. Integratif

Hal itu mengandung pengertian setiap aspek kehidupan kebangsaan dalam hubungannya
dengan lingkkungan sosialnya, lingkungan alam dan suasana kedalam saling mengadakan
penyesuaian yang selaras dan serasi.

2. Mawas ke Dalam

Ketahanan nasional terutama diarahkan kepada diri bangsa dan Negara itu sendiri, untuk
mewujudkan hakikat dan sifat nasionalnya. Pengaruh luarnya adalah hasil yang wajar dari
hubungan internasional dengan bangsa lain.

4
3. Menciptakan Kewibawaan

Ketahanan nasinal sebagai hasil pandangan yang bersifat integrative mewujudkan suatu
kewibawaan nasional serta memiliki deterrent effect,yang harus diperhitungkan pihak lain.

4. Berubah Menurut Waktu

Ketahanan nasional suatu bangsa pada hakikatnya tidak bersifat tetap, melainkan sangat
dinamis.Ketahanan nasional dapat men ingkat atau bahkan juga dapat menurun, dan hal
itu sangat tergantung kepada situasi dan kondisi.

Konsepsi ketahanan nasional dapat juga dipandang sebagai suatu pilihan atau
alternatif dan konsepsi tentang kekuatan nasional (national power), yang biasanya dianut
oleh Negara-negara besar di dunia. . Konsepsi tentang kekuatan nasional bertumpu pada
kekuatan, terutama berturnpu pada kekuatan fisik militer dengan politik kekuasanya power
politics), sedangkan ketahanan nasional tidak semata-mata mengutamakan kekuatan fisik,
melainkan memanfaatkan daya dan kekuatan lainnya pada suatu bangsa. Ketahanan
nasional pada hakikatnya merupakan suatu konsepsi dalarn pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan kemakmuran serta pertahanan dan keamanan di dalam
kehidupan nasional. Untuk dapat rnencapai suatu tujuan nasional suatu bangsa harus
mempunyai kekuatan, kernampuan, daya tahan dan keuletan. kehidupan nasional tersebut
dapat dibagi kedalam beberapa aspek sebagai berikut:

 Aspek alamiah yang meliputi:

1. Letak geografis Negara;


2. Keadaan dan kekayaan alam;
3. Keadaan dan kemampuan penduduk;

 Aspek kemasyarakatan yang meliputi:

1. Ideologi;
2. Politik;
3. Ekonomi;
4. Sosila budaya dan hankam;
5. Pertahanan dan keamanan;
5
Unsur-unsur tersebut yang meliputi alamiah karena jumlahnya tiga, maka disebut
secara Tri Gatra; sendangkan kemasyarakatan dinamakan Panca Gatra, karena jumlahnya
lima. Keseluruhan unsur secara sistematik yang membagi kehidupan nasional dalam delapan
aspek tersebut disebut Astra Gatra.

Konsepsi ketahanan nasional tidak memandang aspek-aspek alamiah dan


kemasyaratan secara terpisah-pisah melainkan meninjaunya secara korelatif, dimana aspek
yang satu senantiasa berhubungan erat dengan yang lainnya, sendangkan keseluruhannya
merupakan suatu konfigurasi yang menimbulkan daya tahan nasional.

2.2 Komponen Strategi Astagatra

Komponen strategi astagatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang


kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini. Dengan memanfaatkan
dan menggunakan secara memadai segala komponen strategi tersebut dapat dicapai
penigkatan dan pengembangan kemampuan nasional.

Komponen Strategi Astagrata

Komponen ini adalah komponen strategi yang terdiri atas delapan gatra (aspek).
Delapan gatra (aspek) ini dapat diklasifikasi dalam dua bagian yang meliputi :

1. Trigatra

Adalah komponen yang bersifat alamiah (tetap). Komponen ini meliputi tiga unsur yaitu :

1. Aspek Geografi

Aspek geografi adalah aspek yang berkaitan dengan letak kondisi bumi di mana negara
berada. Pengaruh letak geografi terhadap politik melahirkan geopolitik (wawasan
nusantara) dan geostrategi (ketahanan nasional) .

Beberapa wawasan nasional yang tumbuh karena pengaruh geografi adalah seperti:

1. Wawasan benua :adalah cara pandang negara yang dilandasi lingkungan negara yang
serba daratan (benua) atau yang dikanal dengan Land Locked Contry.
6
2. Wawasan bahari : adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi negara
yang bersifat archipelago, tetapi negaranya sendiri bersifat daratan.
3. Wawasan dirgantara : adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi
wilayah dirgantara yang strategis bagi penempatan GSO (Geo Stationary Orbit).
4. Wawasan kombinasi : adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi
geografis negara yang memiliki wilayah daratan, lautan, dan udara yang strategis
(relative berimbang)

Dalam kaitan dengan wawasan nasional di atas, negara Indonesia dapat dikategorikan
sebagai negara kesatuan yang menganut wawasan kombinasi atau wawasan nusantara

2. Sumber Daya Alam

Kekayaan alam yang terkandung dalam sumber daya alam (SDA) Indonesia dapat dibagi
tiga golongan, yaitu :

1) Hewani (fauna) adalah sumber daya alam yang menjadi sumber bahan makanan yang
berasal dari binatang (hewan)

2) Nabati (flora) adalah sumber daya alam yang dapat menjadi sumber bahan makanan
yang berasal dari unsur tumbuh- tumbuhan.

3) Mineral (tambang) adalah sumber daya alam yang memiliki nilai tambah bagi devisa
negara yang berasal dari eksplorsi dalam bumi.

Pola dasar pengelolaan sumber daya alam di atas, dilakukan berdasarkan pada asas:

1) Maksimal, yaitu prinsip pengelolaan sumber daya manusia secara menyeluruh dan
sungguh-sungguh oleh seluruh elemen bangsa dan negara.

2) Lestari, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang mengutamakan kelangsungan


lingkungan hidup secara berkelanjutan (substainable)

3) Daya saing, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang berorientasi pada kualitas dan
kuantitas yang bisa memiliki daya saing dengan produk SDA negara asing (luar
negeri)

Untuk mengatasi kesejangangan (gap) antara potensi SDA dengan penduduk, maka
diupayakan:

7
1) Menyusun pola pengelolaan SDA

2) Mengembangkan IPTEK

3) Membina kesadaran nasional

4) Mengadakan program pembangunan yang serasi

5) Mengadakan pembentukan modal yang cukup

6) Menciptakan daya beli konsumen yang cukup

3. Keadaan dan Kemampuan Penduduk

Penduduk adalah orang yang mendiami suatu tempat dalam wilayah tertentu dengan tanpa
melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh orang tersebut. Masalah yang dihadapi
dalam kependudukan adalah meliputi :

1). Jumlah Penduduk. Hal yang menjadi masalah dalam jumlah penduduk adalah makin
meningkatnya jumlah penduduk yang tidak memiliki kualitas, baik dirinya,
masyarakat, dan negara.

2).Komposisi penduduk adalah susunan penduduk menurut usia, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, dan pendidikan.

3).Distribusi penduduk. Hal yang menjadi masalah dalam distribusi penduduk adalah
penyebaran penduduk yang tidak merata ke seluruh wilayah negara (tanah air)

8
2. Pancagatra

Komponen pancagatra adalah komponen yang meliputi lima aspek Ketahanan


Nasional dalam kehidupan sosial (intangible). Komponen pancagatra meliputi :

1. Ketahanan di Bidang Ideologi

Adalah Ketahanan Nasional yang berintikan pemahaman dan pengalaman nilai


ideologi Pancasila yang dapat menjadi landasan sikap dan perilaku untuk mengatasi
segala ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar negeri
maupun dari dalam yang membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila sebagai
dasar falsafah dan ideologi bangsa dan negara Indonesia.

2. Ketahanan Nasional di Bidang Politik

Adalah Ketahanan Nasional yang berintikan kehidupan politik yang damai,


tertib, adil, jujur dan demokratis, serta tercipta stabilitas politik, yang dapat untuk
mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri
yang dapat membahayakan kelangsungan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

3. Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi

Ketahanan Nasional yang berintikan tersedianya pangan, sandang, lapangan


kerja, perumahan, menurunnya angka kemiskinan sehingga dapat mengatasi segala
ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam yang membahayakan
kelangsungan kehidupan ekonomi bangsa dan negara Indonesia.

4. Ketahanan Nasional di Bidang Sosial dan Budaya

Ketahanan Nasional yang berintikan tersedianya pendidikan murah dan


berkualitas, hormat-menghormati, sopan santun, beretika, dan bangga menjadi anak
Indonesia. Melalui adanya ketahanan sosial dan budaya diatas, diharapkan dapat
menjadi saringan untuk mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri
maupun dari dalam negeri yang membahayakan kelangsungan kehidupan sosial dan
budaya bangsa dan negara Indonesia.

9
5. Ketahanan Nasional di Bidang Hankam

Ketahanan Nasional yang berintikan adanya rasa aman, damai, tidak sengketa
dengan bangsa dan negara lain, percaya pada kemampuan sendiri. Melalui hal diatas,
diharapkan mampu mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri
maupun dari dalam yang membahayakan kelangsungan kehidupan pertahanan dan
keamanan bangsa dan negara Indonesia.

2.3 Hubungan Komponen Strategi Antargatra

Hubungan komponen strategi antargatra dalam trigatra dan pancagatra serta


antar gatra itu sendiri terdapat hubungan timbal balik yang erat dan lazim disebut
hubungan (korelasi). Oleh karena itu hubungan komponen strategi dalam trigatra dan
pancagatra tersusun secara utuh menyeluruh didalam komponen strategi asta gatra.

Beberapa fakta tentang kondisi astagatra yang dialami Indonesia

 Idiologi liberalisme, komunisme: munculnya gerakan komunis


 Politik, demokrasi parlementer, diktator : munculnya demokrasi terpimpin
 Ekonomi liberal, kapitalis : sistem ekonomi kapitalis
 Sosial, individualities, faham sosialis : munculnya sifat individualistic
 Budaya, budaya barat/westernisasi: munculnya budaya meniru Negara maju
 Hankam: kasus lepasnya timor timur, ligitan, sipadan dan terorisme

2.4 Implementasi Geostrategi

Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan Nasional hendaknya diwujudkan


dalan pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku setiap warga negara maupun pemerintah
dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Geostrategi Indonesia dirumuskan
dalam Konsepsi Ketahanan Nasional yang merupakan pengejewantahan dari Pancasila dan
UUD 1945 dalam segala aspek kehidupan nasional secara terpadu utuh menyeluruh dengan
berpedoman pada wawasan Nusantara.

10
Implementasi wawasan nusantara pada kehidupan politik akan menciptakan iklim
penyelenggaraan Negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut Nampak dalam wujud
pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan
hukum dasar geopolitik dan geostrategic dalam kerangka keutuhan NKRI.

Implementasi Ketahanan Nasional dapat diartikan melaksanakan atau menggunakan


kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan yang dilandasi sikap ulet dan tangguh untuk
mengembangkan daya saing bangsa sehingga menjadi bangsa yang kompetitif dan
dihormati di dunia.

Untuk menjadikan bangsa yang berdaya saing, maka bangsa Indonesia harus mampu
memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan efisien, transparan, dan accountable.
Beberapa permasalahan besar adalah masalah politik yang terkait dengan kesiapan
menghadapi globalisasi, politik luar negeri yang bebas dan aktif, masalah disintegrasi dan
otonomi, sistem partai politik dan birokrasi. Permasalahan dalam bidang ekonomi adalah
ekonomi biaya tinggi dengan adanya pungutan liar (pungli), kebijakan ekonomi yang tidak
berorientasi produk domestik, ekspor kebutuhan pangan, dan masih kecilnya investasi.
Masalah dalam bidang sosial budaya dicerminkan rendahnya angka HDI (Development
Index) pada tahun 2004 pada nomor 117 dari 175 negara,pendidikan 60% pendudik masih
SD, kesadaran akan lingkungan dan disiplin yang masih rendah. Kondisi ini di atas tahun
2007 menurut data HDI, Indonesia masih berada pada posisi yang banyak berubah yaitu
berada pada urutan 103 dari 133 negara. Masalah dalam bidang hokum adalah lemahnya
penegakan hukum, banyaknya kasus korupsi, dan pelanggaran HAM.

1. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Politik

Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang politik, maka sejumlah tindakan


harus dilaksanakan, sehingga tercipta situasi politik yang kondusif bagi peningkatan
daya saing bangsa. Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah :

1. Dalam rangka menghadapi globalisasi, maka perlu diambil langkah-langkah


mengadakan proses perubahan atau modernisasi. Peningkatan kompetensi diplomat
diperlukan dalam rangka menghadapi berbagai perundingan internasional seperti
ASEAN, AFTA, APEC, PBB, dan WTO, sehingga kondisi Indonesia memperoleh
keuntungan. Modernisasi juga menyangkut sumber daya manusia (SDM) melalui

11
pendidikan sehingga kompetensinya sama dengan SDM luar negeri, membangun
watak bangsa, serta modernisasi sarana pertahanan nasional untuk mempertahankan
wilayah NKRI, dan mengembangkan paradigma baru dalam TNI atau reformasi TNI.
Peningkatan anggaran dalam bidang pendidikan dan pertahanan merupakan salah satu
implementasi dalam bidang politik.
2. Mengembangkan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Hal ini dilakukan dengan
berperan serta dalam proses perdamaian di dunia internasional dan berpartisipasi aktif
dalam peristiwa yang bersifat global.
3. Masalah disintegrasi dan otonomi. Masalah disintegrasi bangsa harus diselesaikan
dengan baik. Banyak kasus disintegrasi disebabkan adanya ketidakadilan dalam
bidang hukum, politik, ekonomi, dan budaya. Keberhasilan kasus Aceh merupakan
wujud dari Ketahanan Nasional. Oleh sebab itu, implementasi HAM, pemberlakuan
hukum sesuai dengan adat, serta memberikan otonomi dalam pengelolaan ekonomi
merupakan kunci masalah disintegrasi dan otonomi. Pemberlakuan otonomi harus
terus disempurnakan, yaitu memberi kebebasan sesuai dengan kebutuhan lokal,
namun menghindari kebangsaan daerah yang sempit yang justru menjadi bibit
disintegrasi.
4. Penataan sistem politik yang menjamin kestabilan pemerintahan. Pengembangan
demokrasi berupa pemilihan umum langsung ternyata berjalan alami, baik DPR,
Presiden, maupun Kepala Daerah. Hal ini menunjukkan bahwa kedewasaan warga
negara semakin tinggi dan merupakan kekuatan bangsa di masa depan. Dalam bidang
politik juga perlu dilakukan pengembangan sistem yang terbuka dan demokratis

2. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Ekonomi

Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang ekonomi, maka sejumlah tindakan


harus dilaksanakan, sehingga tercipta kondisi perekonomian yang kondusif untuk
menunjang pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil pembangunan. Beberapa hal yang
harus dilaksanakan adalah :

1. Menata kebijakan fiskal terutama yang terkait dengan pajak serta retribusi. Peraturan
baik UU maupun Perda yang memberatkan dunia industri harus dicabut. Kebijakan
fiskal harus mampu membuat dunia industri efisien dan efektif serta berdaya saing
untuk ekspor.

12
2. Mengembangkan industri yang berorientasi pada produk dalam negeri. Krisis moneter
sudah meruntuhkan industri elektronika dan tekstil. Oleh sebab itu, perlu
dikembangkan industri berbasis pertanian, karena kondisi Indonesia sangat cocok
untuk pertanian dan hampir 50% penduduknya hidup dari pertanian.
3. Menggiatkan swasembada pangan. Pangan adalah kebutuhan pokok, krisis pangan
dapat membuat stabilitas politik terganggu. Indonesia merupakan negara dengan
penduduk mencapai 200 juta dan kebutuhan pangan mencapai 50 juta ton. Oleh sebab
itu, program swasembada pangan harus dikembangkan dan memberikan harga yang
memadai bagi petani.
4. Mengembangkan iklim investasi yang baik. Pembenahan sistem investasi dilakukan
dengan mempermudah prosedur perizinan dan memberi insentif yang memadai
seperti keringanan pajak, sarana infrastruktur, dan kepastian hukum dalam
ketenagakerjaan.
5. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan dan mendorong usaha kecil dan
menengah dengan mengembangkan kredit mikro dan penunjang yang memadai
seperti pengembangan informasi pasar dan teknologi.
6. Mengembangkan sistem pasar dengan mengurangi campur tangan pemerintah dengan
mendirikan lembaga yang mengawasi persaingan usaha sehingga tidak terjadi
monopoli yang merugikan konsumen.
7. Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan, dan efisien untuk menjadi
sumber permodalan.
8. Mengelola kebijakan mikro dan makro secara hati-hati sehingga tingkat inflasi rendah
dan tingkat suku bunga rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
9. Meningkatan efisiensi BUMN dan BUMD dengan melakukan reorganisasi dan
restrukturisasi, sehingga fungsi dan tanggung jawab BUMN berjalan dengan baik.

3. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Sosial dan Budaya

Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang sosial dan budaya, maka sejumlah
tindakan harus dilaksanakan, sehingga tercipta kondisi sosial budaya yang mendukung
daya saing bangsa dengan terciptanya sumber daya manusia yang kompeten, kondisi sosial
yang stabil, dan berkembangnya budaya sebagai hasil karya manusia Indonesia. Beberapa
hal yang harus dilaksanakan adalah :

13
1. Meningkatkan HDI Indonesia dengan melakukan: peningkatan mutu pendidikan
dengan penerapan standarisasi pendidikan, meningkatkan jumlah wajib belajar
sembilan tahun, meningkatan daya saing perguruan tinggi, peningkatan kesehatan ibu
dan anak, serta peningkatan fasilitas lingkungan.
2. Meningkatkan taraf pendidikan dari 60% lulusan SD menjadi lebih tinggi dengan
memberikan dana pendidikan minimal 20% dari APBN.
3. Meningkatkan perbaikan lingkungan dengan upaya: penataan daerah industri melalui
tata guna lahan, pengendalian konversi hutan, pengelolaan sampah, dan pengendalian
pencermaran udara, air, dan tanah.
4. Meningkatkan disiplin masyarakat dengan upaya pemberian penyuluhan tentang
kedisplinan, sosialisasi peraturan perundang- undangan dan peraturan daerah, serta
memberikan sanksi sosial yang tegas untuk memberikan efek jera.
5. Meningkatkan kualitas pendidikan agama, kerukunan umat beragama, dan
mempermudah umat beragama dalam menjalankan ibadahnya dengan upaya
peningkatan toleransi antar umat beragama, dialog, dan kerja sama antarumat
beragama.
6. Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh warga negara untuk memberikan
perlindungan terhadap kecelakaan kerja, kematian, dan pelayanan hari tua.
7. Mengembangkan kebebasan berekspresi dalam bidang kesenian, kebudayaan, dan
peristiwa dengan memerhatikan etika, moral, estetika, dan agama.
8. Meningkatkan peran serta perempuan dalam bidang politik dan ekonomi sesuai
dengan peranan kaum pria.

2.5 Kajian Kasus Geostrategi

Bagaimana cara mengurangi ketergantungan terhadap impor kacang kedelai serta


mewujudkan swasembada kedelai nasional?

Pembangunan pertanian Pangan harus dipandang dari sisi strategis dan politis yang menjadi
bagian mendasar dari ketahanan dan kemandirian pangan nasional sebagai bagian dari
Ketahanan Nasional dan jangan hanya dipandang dari sisi untung rugi ekonomi saja. Belajar
dari sukses negara-negara yang swasembada pangan yang pada umumnya memprioritaskan

14
kebijakan perluasan lahan pertanian dan penerapan teknologi serta insentif sektor pertanian,
maka dengan paradigma baru program transmigrasi yang salah satu prioritasnya adalah
mendukung revitalisasi ketahanan pangan, dengan pembukaan lahan pertanian baru
(ekstensifikasi), penempatan tenaga kerja pertanian (lapangan kerja) dan penerapan teknologi
pertanian (intensifikasi ) sangat tepat.

Melihat kondisi saat ini dan kecenderungan produksi pangan yang semakin menggantungkan
diri kepada impor, maka yang perlu ditekankan adalah: perluasan areal pertanian pangan dan
optimalisasi pemberdayaan sumber daya pendukung lokalnya, kebijakan tataniaga kedelai
dan pembatasan impor kedelai, pemberian kredit produksi dan subsidi bagi petani Kedelai,
pemacuan kawasansentra produksi dan fasilitas pasca panen serta ketersediaan stok pangan
sampai tingkat terkecil.

Untuk mewujudkan usaha ini, setiap daerah di Indonesiayang memungkinkan harus turut
mendukung dan memfasilitasi pembukaan lahan pertanian melalui transmigrasi dengan
kemudahan kebijakan di daerah. Untuk itu pemacuan peningkatan produksi pangan nasional
harus ditunjang dengan kesiapan dana, penyediaan lahan, teknologi, masyarakat (petani) dan
infrastrukturnya yang dijadikan sebagai kebijakan ketahanan dan kemandirian pangan
nasional.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara untuk


menentukan kebijakan, tujuan, serta sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional
.Geostrategi dapat pula dikatakan sebagai pemanfaatan kondisi lingkungan dalam upaya
mewujudkan tujuan politik. Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan dan
UUD 1945.

Metode astragatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia


dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam
yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya.

Geostrategi Indonesia tiada lain adalah ketahanan nasional. Ketahanan Nasional


merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan
mengatasi segala ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung
maupun tidak langsug membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
Negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional. Banyak ancaman yang dihadapi Trigatra
dan Pancagatra bangsa Indonesia.Oleh karena itu, diperlukan suatu ketahanan nasional yang
kuat.

3.2 Saran

Konsep geostrategi ini hendaknya terus diterapkan dan dikembangkan sebagaimana


mestinya, bahkan akan lebih baik bila di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan sebagai
warga Negara kita seharusnya juga ikut berpartisipasi dalam hal pembangunan bangsa, agar
tercapai tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Sri, Ani.2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN). Jakarta: PT


Bumi Aksara.

Winarno. 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.

Lemhannas. 1997. Ketahanan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka Lemhannas.

17

Anda mungkin juga menyukai