Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Kewarganegaraan

Oleh:
Zhargi Luthfi Permana 145080301111048
Maria Rosa Winda Nadeak
Mia Agustina

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
anugerah yang Tuhan berikan penulis dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Kewarganegaraan. Terimakasih penulis ucapkan kepada segenap
orang yang terlibat dalam proses pembuatan makalah ini. Dalam pembuatan
makalah ini ditulis untuk lebih lagi memahami tentang strategi ketahanan
nasional. Makalah ini penulis tulis untuk memenuhi tugas Kewarganegaraan
sebagai tugas mata kuliah Semester 6. Semoga makalah yang telah di tulis
ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca. Penulis menyadari
bahwa terdapat banyak kesalahan yang mungkin terjadi pada tulisan ini.
Untuk itu kritik dan saran senantiasa penulis nantikan untuk menjadi yang
lebih baik lagi.

Malang, 25 Mei 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geostrategi merupakan masalah penting bagi setiap bangsa, baik
pada masa lampau, kini, maupun masa yang akan datang. Geostrategi
menjadi sangat penting karena setiap bangsa yang telah menegara
membutuhkan strategi dalam memanfaatkan wilayah negara sebagai ruang
hidup nasional. Semua ini dalam rangka menentukan kebijakan, sarana, dan
sasaran perwujudan kepentingan, serta tujuan nasional melalui
pembangunan. Dengan demikian, suatu bangsa itu tetap eksis dalam arti
ideologis, politis, ekonomis, sosial budaya, dan hankam.
Pembukaan UUD 1945 memberikan amanat kepada para
penyelenggara negara agar dalam hidup berbangsa dan negara dalam
lingkup nasional diarahkan untuk mewujudkan upaya melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Selain itu, untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
Geostrategi Indonesia pada dasarnya adalah strategi nasional bangsa
Indonesia dalam memanfaatkan wilayah negara Republik Indonesia sebagai
ruang hidup nasional untuk merancang arahan tentang kebijakan, sarana,
serta sasaran pembangunan untuk mencapai kepentingan dan tujuan
nasional tersebut. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Konsepsi
“Ketahanan Nasional”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas, yaitu :
1. Apa pengertian dari geostrategi?
2. Bagaimana konsep dasar geostrategi indonesia ketahanan nasional?
3. Bagaimana landasan fundamental ketahanan nasional?
4. Apa saja asas-asas, sifat dan unsur-unsur serta komponen ketahanan
nasional?
5. Bagaimana hubungan antargatra dalam astagatra?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan dari
makalah ini yaitu untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui pengertian dari geostrategi indonesia
2. Untuk mengetahui konsep dasar geostrategi indonesia ketahanan
nasional.
3. Untuk mengetahui landasan fundamental ketahanan nasional.
4. Untuk mengetahui asas-asas, sifat dan unsur-unsur serta komponen
ketahanan nasional.
5. Untuk mengetahui hubungan antargatra dalam astragatra.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geostrategi

Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi
diartikan sebagai usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau
sumber daya baik SDM maupun SDA untuk melaksanakan kebijakan yang
telah ditetapkan. Dalam kaitannya dengan kehidupan suatu negara,
geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujdkan
cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan
tentang bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang
terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih
aman dan bermartabat. Geostrategi merupakan strategi dalam
memanfaatkan konstelasi geografi negara untuk menentukan kebijakan,
tujuan, serta sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional. Geostrategi
dapat pula dikatakan sebagai pemanfaatan kondisi lingkungan dalam upaya
mewujudkan tujuan politik. Suatu strategi memanfaatkan kondisi geografi
Negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, sarana utk mencapai tujuan
nasional (pemanfaatan kondisi lingkungan dalam mewujudkan tujuan politik).

Geostrategi secara sederhana dapat diartikan sebagai metode atau


aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita dari tujuan melalui proses
pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana membuat
strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna
mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan bermartabat. Sir
Balford Mackinder guru besar geostrategi Universitas London telah
mengembangkan teori geostrategy continental" yang merupakan teori yang
saat ini digunakannya baik oleh negara-negara maju maupun negara negara
berkembang (Suradinata, 2005 dalam Kaelan, 2007). Usaha Mackinder ini
mengingatkan kita betapa pentingnya konsep geostrategi bagi terwujudnya
cita-cita sebuah bangsa mempertahankan kemerdekaannya maupun
mengembangkan kehidupannya menuju puncak kejayaannya

Walaupun pada awalnya istilah strategi selalu diidentikkan dengan


perang, militer atau pertahanan. Dalam perspektif klasik, pengertian lain dari
geopolitik dan geostrategi yaitu definisi sempit yang hanya meliputi bidang
pertahanan. Kata strategi berasal dari kata “Strategia”, berasal dari bahasa
Yunani yang berarti “the art of general” atau seni seorang panglima yang bisa
digunakan dalam peperangan. Karl Von Clausewitz berpendapat bahwa
strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan
kelanjutan dari politik.

1. Pengertian Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional (Tannas) adalah kondisi dinamis bangsa


Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampua mengembangkan kekuatan nasional dalam meng hadapi segala
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik dari dalam maupun dari
luar, untuk menjamin identitas integritas, gan ngsa dan negara, serta untuk
mencapai per juangan nasionalnya (Suradinata, 2005:47, atau lihat
soemarsono dkk, 2001: 106). Dalam pengertian tersebut, ketahanan nasional
adalah kondisi kehidupannasionalyangharus diwujudkan. Kondisi tersebut
harus terus diusahakan sejak dini, dibina dan bisa dimulai dari pribadi,
keluarga, lingkungan, daerah, dan nasional. Proses berkelanjutan untuk
mewujudkan kondisi tersebut dilakukan berdasar pemikiran geostrategi
berupa konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan
kondisi bangsa dan konstelasi geografi Indonesia. Konsep inilah yang disebut
ketahanan nasional (Soemarsono, dkk, 2001: 106). Jadi dapat disimpulkan
bahwa ketahanan nasional adalah konsep geostrategi Indonesia
Pertimbangan geostrategis adalah Indonesia menempati kenya- taan
posisi silang dari berbagai aspek. Di samping itu, Indonesia tidak hanya
aspek geografi, tetapi juga aspek demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan hankam. Berikut ini adalah penjelasan rinci atas posisi silang
Indonesia tersebut. Geografi wilayah Indonesia terletak di antara dua benua
yakni benua Asia dan Benua Australia, serta di antara samudera pasifik dan
Samudera Hindia. Demografi: penduduk Indonesia terletak di antara
penduduk jarang di Selatan (Australia) dan penduduk paling padat Utara
(RRC dan Jepang). Ideologi Indonesia secara ideologis diapit oleh kekuatan
ideologi berbeda, yakni liberalisme di Selatan (Australia dan Selandia Baru)
dan Komunisme di Utara (RRC, Vietnam, dan Korea Utara) Politik: aras
Sistem Politik, Indonesia diapit oleh kekuatan demokrasi Liberal di Selatan,
dan demokrasi rakyat (proletariat) di Utara. Ekonomi: Secara ekonomi,
donesia di "perbatasan" antara ekonomi kapitalis di Selatan dan masyarakat
sosialis di Utara Sosial: masyarakat Indonesia di antara masyarakat
Individual di Selatan dan masyarakat sosialisme di Utara. Budaya: Budaya
Indonesia terletak antara budaya barat di Selatan dan budaya budaya timur
di Utara Hankam: Geopolitik dan geostrategi Hankam Indonesia terletak di
antara wawasan kekuatan maritim di Selatan dan wawasan kontinental di
Utara (Kaelan, 2007: 132).

2. Konsep Dasar Geostrategi Indonesia/Ketahanan Nasional

Konsep geostrategis Indonesia pada dasarnya tidak mengembangkan


kekuatan untuk penguasaan wilayah di luar Indonesia atau untuk ekspansi ke
negara-negara lain, tetapi konsep strategi yang didasarkan pada kondisi
metode, atau cara untuk mengembangkan potensi kekuatan nasional yang
bertujuan untuk mengamankan dan mempertahankan kedaulatan negara
Indonesia dan pembangunan nasional dari kemungkinan gangguan yang
datang dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk mewujudkan geostrategis
Indonesia bangsa Indonesia akhirnya dirumuskan oleh National Defense
Republik Indonesia.

Berikut adalah beberapa tahap awal pembentukan geostrategi


Indonesia sampai sekarang :
1. Pada awalnya, geostrategis Indonesia yang diprakarsai oleh
Perguruan Tinggi Angkatan Darat Staf dan Komando (SESKOAD)
Bandung, Indonesia pada tahun 1962. Konsep geo-strategis
pentingnya terumus adalah penilaian terhadap strategi pembangunan
lingkungan di wilayah Indonesia ditandai dengan komunis luas
pengaruh. Geostrategi Indonesia pada saat ditafsirkan sebagai strategi
untuk mengembangkan dan membangun kapasitas kemampuan
teritorial dan untuk menghadapi ancaman gerilyawan komunis di
Indonesia.
2. Pada akhir 1965 Badan Keamanan Nasional mengembangkan konsep
geostrategis Indonesia maju ke rumus berikut : Bahwa geostrategis
Indonesia harus menjadi strategi rancangan untuk mengembangkan
stamina dan daya tahan tubuh, serta pengembangan kekuatan
nasional untuk menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan baik internal maupun eksternal. Gagasan ini
agak lebih progresif namun tetap terlihat sebagai konsep geo-strategis
Indonesia di awal membangun kemampuan nasional sebagai faktor
kekuatan pengangguh bahaya.
3. Sejak tahun 1972, Badan Keamanan Nasional terus melakukan studi
tentang geostrategi Indonesia lebih sesuai dengan konstitusi
Indonesia. Dalam era konsepsi geo-strategis Indonesia dibatasi
sebagai metode untuk mengembangkan potensi pertahanan nasional
dalam menciptakan kesejahteraan menjaga kesinambungan dan
integritas identitas nasional.
4. Mulai dari tahun 1974 geostrategi Indonesia ditegaskan dalam
formulasi bentuk pertahanan nasional sebagai kondisi metode dan
doktrin dalam pembangunan nasional.
Berbagai konsep dasar dan pengembangan geostrategi Indonesia
pada dasarnya bertujuan untuk :
1. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional
berdasarkan aspek aspek ideologi, politik, sosial, budaya, dan bahkan
alam. Hal ini untuk keberadaan kehidupan dan upaya pelestarian
Negara dan Bangsa dalam mewujudkan cita-cita proklamasi dan
tujuan nasional.
2. Menunjang tugas utama pemerintah Indonesia : Hukum dan
ketertiban (law and order). Peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran (welfare and prosperity). Pelaksanaan pertahanan dan
keamanan (defense and prosperity). Realisasi keadilan hukum dan
keadilan sosial (yuridical justice & social justice). Ketersediaan dari
orang kesempatan untuk mengekspresikan diri (freedom of the
people).
2.2 Konsepsi Ketahanan Nasional

Konsepsi Ketahanan Indonesia adalah konsepsi pengembangan


kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan
dan keamanan yang terkait dengan keseluruhan isi dan isi berlandaskan
pancasila, UUD 1945, dan wawasan nusantara. Dengan kata lain, konsepsi
ketahanan nasional Indonesia merupakan sarana untuk meningkatkan
keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
pengembangan kekuatan nasional dengan kesejahteaan dan keamanan.
Kesejahteraan adalah kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai nasional demi hasil dan kemakmuran rakyat
secara adil dan merata. Sementara keamanan adalah kemampuan bangsa
untuk melindungi nilai nasional terhadap AGHT dari dalam maupun luar
negeri. Secara keseluruhan oleh Hadi (2006), ketahanan nasional suatu
bangsa dilatarbelakangi oleh aspek berikut.

a. Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga
ia mampu mempertahankan kelangsungan hidup bangsanya
b. Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara
sehingga ia selalu bisa mempertahankan kehidupannya dalam arus
zaman yang berubah, meskipun mengalami hambatan, tantangan,
ancaman, dan gangguan
c. Ketahanan dan kemampuan suatu bangsa untuk tetap jaya,
mengandung makna keteraturan dan stabilitas, yang didalamnya
terkandung potensi untuk terjadi perubahan.

Konsepsi ketahan nasional juga dapat dipandang sebagai alternatif


(suatu pilihan) dan konsepsi tentang kekuatan nasional, seperti yang
dianut oleh negara-negara besar di dunia ini. Di satu sisi konsep
kekuatan nasional bertumpu pada kekuatan fisik (militer) dengan
politik kekuasaan, sedangkan pada ketahanan nasional tidak melulu
pada kekuatan fisik. Untuk mempertahankan kekuatan nasional maka
keluaran yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :

a. Dari segi ideologi mampu menetralisir pengaruh ideologi yang datang


dari luar
b. Dari segi politik mampu menjabarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD
1945, sehingga mewujudkan sistem politik yang mampu menetralisir
pengaruh negatif dari pengaruh lingkunga strategis yang dihadapi
c. Dari segi ekonomi mampu mewujudkan segi ekonomi yang tidak
mudah goyah oleh perkembangan perkembangan lingkungan strategis
yang dihadapi.
d. Dari segi sosial budaya, mampu mewujudkan social budaya yang tidak
mudah terpengaruh dari budaya negative yang datang dari luar.
e. Dari segi pertahanan, keamanan mampu mewujudkan kekuatan
pangkal dan penyangga, sehingga, mampu mencegah keinginan pihak
lain yang secara fisik berusaha mengganggu integrase nasional
bangsa Indonesia.
f. Dengan demikian diharapkan kekuatan nasional mampu melakukan
tindakan-tindakan represif terhadap gangguan-gangguan yang terjadi.

2.3 Ketahanan Nasional sebagai Kondisi

Sebagai sebuah konsep, ketahanan nasional merupakan konsep umum


dan objektif. Oleh karena itu, ketahanan nasional dapat diterapkan di
negara. Namun demikian, dalam hubungannya dengan penerapannya
pada situasi dan kondisi,di negara yang berbeda, penerapan dan
wujudnya bisa berlainan.

Jika secara sederhana ketahanan nasional adalah kondisi dinamis


bangsa untuk menyusun kekuatan yang dimiliki dalam menghadapi
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, maka ketahanan
nasional yang pertama-tama harus bertolak pada kondisi maupun
kekuatan yang telah dimiliki. Oleh karena itu, penerapan, metode, dan
strategi dalam menerapkan konsep ketahanan nasional berbeda-beda
sesuai dengan kondisi negara masing-masing.

Selain karena didasarkan pada kondisi dan kemampuan negara,


ketahanan nasional juga harus merumuskan konseo yang didasarkan
pada pengalaman negara Indonesia dalam meningkatkannya. Bahaya,
ancaman, dan gangguan yang telah menimpa Indonesia bisa dijadikan
pelajaran yang berharga dalam usaha penyelenggaraan dan perumusan
ketahanan nasional bangsa Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mencapai
cita-cita yang ingin diraih serta untuk mempertahankan kelangsungan
hidup berbangsa dan bernegara yang merdeka, berdaulat, adil, dan
makmur.

Dengan demikian, ketahanan suatu bangsa adalah bersifat umum,


objektif, dan merupakan permasalahan universal. Sementara itu, usaha
menerapkan dan merumuskan strategi dan metode bisa berbeda-beda.
Berbeda dengan negara lain yang menerapkan strategy of limited war,
strategy of independence, bangsa Indonesia memilih konsep strategi
ketahanan nasional (Pranowo, 2010).

2.4 Landasan Fundamental Ketahanan Nasional

Indonesia memiliki 3 landasan ketahanan nasional. Ketiga landasan nasional


itu adalah Pancasila sebagai landasan idiil, UUD1945 sebagai landasan
kontitusional, dan landasan visional (wawasan nusantara). Berikut adalah
penjelasan ketiga landasan tersebut (Sumarsono, 2000).

1. Pancasila landasan Idiil

Pancasila merupakan dasar, falsafah, dan ideology negara, yang berisi


nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Sebagai nilai moral dan etika kebangsaan, pengalaman Pancasila
harus diwujudkan dalam pola pikir, pola sikap dan pola tindakan setiap warga
negara Indonesia untuk mengababdikan dirinya dalam penyelenggaraan
pertahanan negara sesuai dengan kedudukan dan fungsinya masing-masing.
Nilai-nilai tersebut meliputi keselarasan, keserasian, keseimbangan,
persatuan dan kesatuan, kerakyatan , kekeluargaan, dan kebersamaan. Nilai-
nilai pancasula telah teruju dan diyakini kebenarannya sebagai pemersatu
bangsa dalam membangun dan menata kehidupan berbangsa serta
bernegara yang lebih baik dan berdaya saing.

2. UUD 1945 landasan konstitusional

UUD 1945 bersikap tegas agar Indonesia menentang segala bentuk


penjajahan. Bangsa Indonesia akan senantiasa berjuang untuk mencegah
dan mengatasi usaha-usaha pihak tertentu yang mengarah pada penindasan
dan penjajahan. Penjajahan bagi bangsa Indonesia merupakan tindakan keji
yang tidak berperikemanusiaan serta bertentangan dengan nilai-nilai
keadilan. Pertahanan negara tidak dapat dipisahkan dari kemerdekaan yang
diproklamasikan pada tanggal 17 agustus 1945. Kemerdekaan Indonesia
bukan merupakan hadiah, melainkan diperoleh dari hasil perjuangan
pergerakan bangsa Indonesia melalui pengorbanan jiwa dan raga. Oleh
karena itu, bangsa Indonesia menempatkan kemerdekaan sebagai
kehormatan bangsa yang harus tetap dijaga dan dipertahankan sepanjang
masa. Namun, mewajibkan warga negara dalam upaya pertahanan negara
harus didukung oleh perangkat perundang-undangan sebagai pelaksanaan
dari UUD 1945. Landasan konstitusional kemerdekaan mengemukakan
pendapat adalah UUD 1945 yang termuat dalam:

1) Pasal 28. “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, untuk


mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang”.
2) Pasal 28E ayat (3) :”Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat
dan berkumpul dan mengeluarkan pendapat”.
3) Landasan visional (wawasan nusantara)

Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia


tentang diri dan lingkungannya sebagai satu kesatuan yang utuh. Wawasan
nusantara adalah geopolitik Indonesia yang tersusun dari gugusan kepulauan
nusantara beserta segenap isinya sebagai suatu kesatuan wadah serta
sarana untuk membangun dan menata dirinya menjadi bangsa yang berdaya
saing tinggi dalam dinamika lingkungan strategis.

2.5 Asas-asas Ketahanan Nasional


Setiap negara memiliki cara untuk mempertahankan negaranya
masing -masing. Layaknya tubuh seorang manusia, negara juga memiliki
anggota-anggota tubuh yang saling bekerjasama untuk mempertahankan,
menopang dan menjamin kesempurnaan tubuhnya. Anggota-anggota tubuh
yang dimaksud adalah bangsa dan negara dan lembaga-lembaga
pemerintahan yang ada didalamnya (Sarinah, 2012 : 112-114).
Kelangsungan hidup suatu negara berdasarkan keserasian aspek
politik, ekonomi, sosial, budaya, militer dan aspek kehidupan lainnya.
Keseluruhan aspek tersebut saling mempengaruhi kemakmuran dan
pertahanan suatu negara. Semakin kuat aspek-aspek tersebut maka semakin
kuat pula ketahanan suatu negara. Ketahanan nasional suatu negara tidak
terpisahkan dengan asas-asas yang mendasari ketahanannya.
Asas adalah sesuatu yang mendasari, menjadi alas, menjadi tumpuan
dan penyebab dalam suatu pemikiran atau pendapat. Asas-asas kketahanan
nasional berlandaskan pancasila, UUD 1945 dan wawasan nusantara. Asas-
asas tersebut adalah:
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Asas kesejahteraan dan keamanan adalah suatu asas yang tidak
bisa dipisahkan karena keduanya saling memengaruhi. Keamanan
dan kesejahteraan harus berdampingan dalam kondisi apapun. Kedua
aspek ni merupakan tolak ukur dalam ketahanan nasional suatu
negara. Jika masyarakat disuatu negara sejahtera maka masyarakat
tersebut akan merasa aman begitu pula suatu negara yang aman akan
merasa sejahtera. Kesejahteraan adalah suatu kondisi manusia yang
berada pada keadaan makmur, sehat, damai dan kebutuhannya
terpenuhi. Sedangkan keamanan adalah keadaan yang bebas dari
bahaya. Keamanan nasional menunjukkkan kebijakan publik untuk
memastikan tidak hanya datang dari internal suatu negara, tetapi juga
dari luar. Untuk mencapai keamanan dan kesejahteraan suatu negara
harus memiliki lembaga keamanan dan kesejahteraan. Untuk
memastikan keamanan nasional digunakan cara:
a. Menggunakan diplomasi untuk mengisolasi ancaman.
b. Menggunakan kuasa ekonomi untuk melalukan kerjasama
c. Menggunakan jasa inteligen untuk mendeteksi ancaman dan
melindungi rahasia negara.
d. Menjaga angkatan bersenjata yang efektif
e. Melakukan pertahanan sipil
f. Menjaga kebudayaan nasional
1. Asas Komprehensif Integral
Menurut pengertiannya, komprehensif bersifat mampu menerima
dengan baik, dan memiliki wawasan yang luas dan menyeluruh.
Sedangkan integral berarti terintegrasi atau menyatu. Jadi asas
komprehensif integral adalah bagaimana cara menyikapi dan
menyelesaikan masalah yang timbul dalam suatu negara secara baik,
berwawasan luas, menyeluruh dan terintegrasi serta saling menyatu.
Hal ini berdasarkan kehidupan masyarakat merupakan suatu sistem
yang berarti masyarakat merupakan suatu kedaulatan yang saling
berkaitan satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan yang sama.
2. Asas mawas ke dalam dan mawas keluar
Setiap bangsa suatu negara pasti saling berinteraksi, baik interaksi
antar sesama warga negara itu sendiri ataupun interaksi antar negara.
Untuk menjaga ketahuan nasional maka diperlukan sikap mawas
( menjaga diri) ke dalam dan mawas ke luar.
a. Mawas ke dalam mawas ke dalam memiliki tujuan untuk menjaga
ketahanan dari ancaman internal negaranya sendiri agar menjaga
ketahanan nasional.
b. Mawas ke luar mawas ke luar bertujuan untuk menjaga ketahanan
negara dari ancaman negara lain. Dengan adanya kerjasama dari
intrenal bangsa negara tersebut maka dengan mudah suatu negara
dapat menjaga negaranya dari ancaman negara lain.
3. Asas Kekeluargaan
Asas kekeluargaan sangat berpengaruh dalam ketahanan suatu
negara. Jika dalam suatu negara pertahanannya dilakukan oleh
perorangan maka tidak akan tercapai kesejahteraan masyarakatnya.
Asas kekeluargaan mengandung nilai kebersamaan, gotong royong
tenggang asa dan keadilan sosial.

2.6 Sifat-sifat Ketahanan Nasional Indonesia


Sifat- sifat ketahanan nasional Indonesia antara lain (Gea, 2005 : 89) :
1. Mandiri
Ketahanan nasional percaya pada kemampuan dan kekutan sendiri.
2. Dinamis
Ketahanan nasional tidaklah tetap. Ia dapat meningkat dan menurun,
tergantung pada situasi dan kondisi bangsa, negara, serta lingkungan
strategisnya.
3. Wibawa
Makin tinggi tingkat ketahan nasional Indonesia, makin tinggi pula nilai
kewibawaan dan tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan
negara Indonesia.
4. Konsultasi dan Kerjasama
Konsep Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sifat
konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan
kekuatan fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif,
kerjasama, serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan
moral dan kepribadian bangsa.

2.7 Model Dan Unsur-Unsur Ketahanan Nasional


Konsep ketahanan nasional adalah sebagai kondisi dinamis
bangsa Indonesia untuk mengembangkan kekuatan nasional dan
menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara, serta untuk mencapai perjuangan nasionalnya.dan merupakan
suatu kondisi dinamis untuk mewujudkan kehidupan bangsa, identitas,
integritas, keselamatan negara, dan untuk mencapai perjuangan
nasionalnya. Maka dari itu konsep ketahanan nasional tentu sangat
berhubungan dengan kondisi kehidupan nasional secara keseluruhan.
Oleh karenanya, ketahanan nasional bisa dikatakan merupakan
gambaran dari tata (sistem) kehidupan nasional dalam berbagai aspek
yang meliputinya. Tiap aspek-aspek kehidupan nasional itu terus-terus
berubah seiring berjalannya waktu sehingga menciptakan situasi dan
pemahaman yang kompleks dan amat sulit untuk dipantau.
Dalam rangka menyederhanakan kondisi dinamis dari segala
aspek kehidupannasional tersebut, maka dibuatlah penyederhanan
Penyederhanaan dilakukan terhadap model hasil pemetaankeadaan
nyata melalui analisis yang dilandasi teori hubungan antarmanusia
maupun teori hubungan manusia antar ling kungannnya. Dari
penyederhanan tersebut, maka timbullah konsepsi ketahanan nasional
yang penting dari hubungan antarsegala sebagai yang mendukung
kehidupan nasional.
Aspek Trigtatra adalah aspekyang berhubungan denganalam
yang sedang statis yang sedang mengalami bencana. Sementara itu,
Pancagatra adalah aspek yang berhubungan dengan sosial yang
dinamis, yang mencakup aspek ideologi, aspek politik, aspek sosial
budaya, dan aspek pertahanan kemanan. Jika digabungkan antara
tiga aspek alamiah (trigatra) dan lima aspek sosial-kemasyarakatan
(pancagatra) maka ada delapan aspek yang kemudian disebut
sebagai astragatra.
Berikut adalah model dan unsur-unsur ketahanan nasional
beserta penjelasannya (Winarno, 2007: 89-100) :
1. Model astagatra
Model ini merupakan perangkat hubungan bidang-bidang
kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini
dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai
dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai
dengan menggunakan kemampuannya. Model yang dikembangkan
oleh Lemhanas ini menyimpulkan adanya delapan unsur aspek
kehidupan nasional sebagai berikut:
a. Aspek Trigatra (kehidupan Alamiah)
a) Gatra letak dan kedudukan geografi
b) Gatra Keadaan dan kekayaan alam
c) Gatra Keadaan dan kemampuan penduduk.
b. Aspek Pancagatra
a) Gatra ideologi
b) Gatra Politik
c) Gatra Ekonomi
d) Gatra Sosial budaya
e) Gatra Pertahanan keamanan
2. Model Morgenthau
Model ini bersifat deskriptif kualitati dengan jumlah gastra cukup
banyak. Bila model lemhanas berevolusi dari pengalaman empiris
perjalaanan danperjuangan bangsa, maka model ini dibuat secara
analitis. Dalam analisisnya, Morgenthau menekankan penelitian
kekuatan nasional dibina dalam kaitannya dengan negara lain.
Artinya, ia menganggap pentingnya perjuangan mendapatkan
power position dalam satu kawasan, sehingga konsekuensinya,
maka terdapat advokasi untu power position sehingga muncul
strategi muncul strategi ke arah balance ( keseimbangan).
3. Model Cline
Cline melihat suatu negaradari luar sebagaimana dipersepsikan
oleh negara lain. Baginya hubungan antarnegara pada hakikatnya
amat dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya,
termasuk di dalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari negara
lainnya.
Suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia
memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik yang
wilayahnya besar dan memiliki sumberdaya manusia yang besar pula.
Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil
bagaimanapunmajunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai
negara besar. Sebailiknya, suatu negara dengan wilayah yang besar,
tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara besar
walaupun bertekonologi maju.

2.8 Komponen Strategi Ketahanan Negara

Di Indonesia, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman


militer menempatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai "komponen
utama" dengan didukung oleh "komponen cadangan" dan "komponen
pendukung". Sistem Pertahanan Negara dalam menghadapi Ancaman
Nonmiliter menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan
sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang
dihadapi dengan didukung oleh unsur unsur lain dari kekuatan bangsa.

Komponen utama : "Komponen utama" adalah Tentara Nasional


Indonesia , yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas pertahanan.

Komponen cadangan : "Komponen cadangan" adalah "sumber daya


nasional" yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui Mobilisasi guna
memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama.

Komponen pendukung : "Komponen pendukung" adalah "sumber daya


nasional" yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan
kemampuan komponen utama dan komponen cadangan. Komponen
pendukung tidak membentuk kekuatan nyata untuk perlawanan fisik.
"Sumber daya nasional" terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya
alam, dan sumber daya buatan. Sumber daya nasional yang dapat
Dimobilisasi dan didemobilisasi terdiri dariSumber Daya Alam ,Sumber Daya
Buatan , serta sarana dan prasarana nasional yang mencakup berbagai
cadangan materiil strategis, faktor geografi dan lingkungan, sarana dan
prasarana di darat, di perairan maupun di udara dengan segenap unsur
perlengkapannya dengan atau tanpa modifikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Von Clausewitz, Carl, 1812. The Most Important Principles Of Waging War To
Complete My Course Of Instruction For His Royal Highness The
Crown Prince . Translated And Edited By Hans W. Gatzke As
"Principles Of War, September 1942, The Military Service Publishing
Company

Setiawaty, Sri. 2013. Ketahanan Nasional “Geostrategi”. Program Sarjana


Ekonomi Manajemen Universitas Gunadarma.

Kaelan Dan Ahmad Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk


Perguruan Tinggi Negeri. Yogyakarta. Penerbit Paradigm

Dudung. 2015. Pengertian Geostrategi Indonesia Secara Akurat. Dosen


Pendidikan

Soemarsono, Dkk. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta. Gramedia


Pustaka

Madani. 2017. Kewarganegaraan: Identitas, Kebangsaan Dan Nilai


Keindonesiaan

Hadi,Ismono. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Bandar


Lampung: Universitas Lampung.

Pranowo, Bambang.2010. Multidimensi ketahanan nasional. Jakarta Timur:


Pustaka Alvabet Anggota IKAPI.

Sumarsono. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia.

Estu,E Prabowo. 2013. Kebijakan dan Strategi Pertahanan Indonesia. Jurnal


ketahanan Nasional 19 (3)

Gea, A.A. 2005. Relasi dengan Sesama. Jakarta : Gramedia.


Sarinah. 2016. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN di
Perguruan Tinggi). Yogyakarta : Budi Utama.
Winarno. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai