Anda di halaman 1dari 10

Makalah Geostrategi Indonesia

Nama : DITA SINTHIA


NPM : 12212225
Kelas : 2EA17
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Tugas Individu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap bangsa pasti mempunyai cita-cita atau tujuan hidup berbangsa dan bernegara,
dengan tujuan yang dicita-citakannya inilah memberi gairah hidup serta memberi arah dalam
menentukan tujuan yang di cita-citakannya. Tujuan bangsa indonesia tercantum dalam alinea
kedua pembukaan UUD 1945, yang mengandung pengertian bahwa kemerdekaan bukanlah
tujuan akhir perjuangan bangsa, melainkan merupakan alat untuk mewujudkan negara Indonesia
yang bersatu, berdaulaut, adil dan makmur. Berdasarkan cita-cita itu ditentukanlah tujuan-tujuan
bangsa Indonesia yang secara ringkas dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Membentuk negara kesatuan republik Indonesia yang melindungi bangsa dan tanah air
(pendekatan keamanan)
2. Menyelenggarakan masyarakat yang adil dan makmur (pendidikan kesejahteraan)
3. Ikut serta dalam menciptakan ketertiban dan kedamaian
Perwujudan cita-cita dan tujuan-tujuan nasional dipengaruhi oleh berbagai faktor penting
yang harus diperhatikan, antara lain faktor kondisi geografis negara, manusia dan linkungannya.
Wilayah Republik Indonesia dan terdiri dari beribu-ribu pulau, dikelilingi oleh dua lautan yaitu,
lautan Pasifik dan lautan Hindia dan dua benua yaitu Asia dan Australia. Penduduknya padat dan
tidak merata, terdiri dari berbagai suku dan bangsa yang adat istiadatnya berbeda. Perairan yang
sangat luas dengan sekian ribu pulau yang dipisahkan satu sama lainnya oleh lautan merupakan
titik rawan baik ditinjau dari segi politik, ekonomi, sosial maupun budaya, bahkan pertahanan
keamanan, penduduk yang padat namun tidak merata, serta terdiri dari berbagai suku, bangsa,
agama dan kepercayaan yang berbeda-beda dapat menjadi sumber pertentangan dan keresahan.
Oleh karena itu bangsa Indonesia harus memiliki wawasan nasional yang dapat dijadikan sebagai
landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional. Wawasan nasional suatu
bangsa merupakan cara pandang suatu banga tentang diri dan lingkungannya. Wawasan ini
merupakan penjabaran falsafah bangsa sesuai dengan letak geografis suatu negara serta sejarah
yang dialami. Sehingga wawasn ini akan menentukan bagaimana suatu bangsa memanfaatkan
kondisi geografis, sejarah serta sosial budayanya dalam mencapai cita-cita dan menjamin
kepentingan nasionalnya. Dan juga menentukan bagaimana bangsa itu memandang diri dan
lingkungannya. Dengan demikian wawasan itu menjadi sumber utama dalam landasan yang kuat
dalam menyelenggarakan kehidupan nasional.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan yang ingin dicapai oleh penyusun dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
2. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang Geostrategi Indonesia
3. Memperluas serta memantapkan proses penyerapan pengetahuan tentang Geostrategi Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Geostrategi


Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkung didalam upaya
mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Dan geostrategi Indonesia adalah
merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk
menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana dalam mencapai tujuan nasional bangsa
Indonesia. Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi
pembangunan dalam rangka mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan sejahtera. Oleh
karena itu, geostrategi Indonesia bukanlah merupak geopolitik untuk kepentingan politik dan
perang, melainkan untuk kepenting kesejahteraan dan keamanan.
Keadaan Geostrategis
Keancaman dan letak negara indonesia pada posisi silang memberikan pengaruh terhadap
segenap kehidupan bangsa. Pengaruh-pengaruh tersebut pada satu pihak memang
menguntungkan, namun di sisi lain pengaruh tersebut bisa merugikan, bahkan bisa mengundang
ancaman yang membahayakan negara. Dalam penyusunan strategis untuk menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara, bangsa indonesia justru harus memperhatikan dan
memperhitungkan akan faktor-faktor yang tidak menguntungkan. Dalam waktu berabad-abad,
posisi silang telah menimbulkan proses akulturasi. Gelombang-gelombang, bangsa-bangsa serta
kebudayaan-kebudayaan yang masuk telah menjadikan bangsa indonesia dalam wujud
kebhinekaannya dewasa ini. Posisi silang dengan segala akibatnya, memaksa kita memilih satu
diantara dua alternatif :
a. Membiarkan diri terus menerus menjadi objek lalu lintas kekuatan-kekutaan dan pengaruh-
pengaruh, serta setiap kali condong dan menguntungkan diri pada kekuatan/pengaruh yang
terbesar atau,
b. Turut serta mengatur lalu lintas kekuatan-kekuatan atau pengaruh-pengaruh tersebut dengan ikut
serta berperan sebagai subyek.
Alternatif yang kedua menuntut kemampuan bangsa indonesia menciptakan kekuatan sentrifugal.
Kuncinya ialah kemampuan untuk mengubah pengaruh atau kekuatan dari luar menjadi kekuatan
nasional yang dijadikan sebagai kekuatan sentrifugal. Kekuatan yang dimaksud disini ialah
kekuatan yang berisikan sifat-sifat fisik dan mental yang tidak ekspansif. Pengaruh-pengaruh
buruk akibat posisi silang dapat segera menimbulkan ancaman-ancaman, tantangan, hambatan,
dan gangguan yang membahayakan identitas dan integritas bangsa. Pengaruh tersebut dapat dari
dalam maupun dari luar, secara langsung maupun tidak langsung. Untuk mengatasi semua itu
mutlak dilakukannya konsep ketahanan sosial yang berpedoman pada wawasan nusantara.
Konsep Geostrategi
Bila diperhatikan lebih jauh kepulauan Indonesia yang duapertiga wilayahnya adalah laut
membentang ke utara dengan pusatnya di pulau Jawa membentuk gambaran kipas. Sebagai satu
kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu
doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. ,
sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang
bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi
besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa
bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi maritim
adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan
integritas wilayah dari berbagai ancaman.

2.2. Penjelasan Istilah


 Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan untuk mewujudkan
cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.
 Sistem kehidupan nasional adalah himpunan berbagai kelemba-gaan hidup bangsa sebagai sistem
(ipoleksosbudhankam) seba-gai subsistem yang dilengkapi dengan norma, nilai dan aturan
 Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan, ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengem-bangkan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman baik
datang dari luar maupun dari dalam
 Cita-cita nasional kondisi yang lebih cerah dimasa depan sesuai dengan keinginan luhur yang
terkandung dalam falsafah bangsa.
 Kepentingan nasional dari aspek keamanan dan kesejahteraan
Kepentingan nasional adalah kepentingan bangsa dan negara untuk mewujudkan stabilitas
nasional bidang politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
 Pembangunan nasional adalah semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh negara atau
pemerintah yang bertujuan un-tuk mengadakan pembangunan fisik, sikap mental dan
modernisasi pemikiran bagi seluruh bangsa dan rakyat Indonesia.
 keamanan adalah suatu kondisi yang dirasakan oleh masyarakat, mengenai ketenteraman,
ketertiban, keselamatan dan kemampu-an untuk mengadakan pertahanan.
 Kesejahteraan adalah suatu kondisi yang didapat oleh masyarakat dimana terdapat rasa
kecukupan, kecerdasan, kesehatan dan kemudahan untuk mendapatkan fasilitas pelayanan.

2.3. Proses Terbentuknya Wawasan Nusantara Setiap Bangsa


Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara
kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut
memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan
Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah,
akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan
mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara
bagaimana ia memandang tanah airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu biasa
dinamakan wawasan nasional. Sebagai contoh, Inggris dengan pandangan nasionalnya berbunyi:
"Britain rules the waves". Ini berarti tanah Inggris bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga
lautnya. Tetapi cukup banyak juga negara yang tidak mempunyai wawasan, seperti: Thailand,
Perancis, Myanmar dan sebagainya. Indonesia wawasan nasionalnya adalah wawasan nusantara
yang disingkat Wanus. Wanus ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang sarwa
nusantara dan penekanannya dalam mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tengah-
tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu. Unsur-unsur dasar wasantara itu ialah: wadah
(contour atau organisasi), isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wasantara itu, tampak adanya
bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang:
 Satu kesatuan wilayah
 Satu kesatuan bangsa
 Satu kesatuan budaya
 Satu kesatuan ekonomi
 Satu kesatuan hankam
Jelaslah disini bahwa Wanus adalah pengejawantahan falsafah Pancasila dan UUD 1945 dalam
wadah negara Republik Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan Wanus akan
terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang senantiasa harus
ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman. Ketahanan nasional itu akan dapat meningkat jika
ada pembangunan yang meningkat, dalam "koridor" Wanus.

2.4. Pengertian Wawasan


Wawasan Nusantara adalah cara Pengertian dan hakekat wawasan nusantara
pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang meliputi darat, laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi,
Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan.
Wawasan nusantara sebagaimana wawasan nasional bangsa indonesia yang sesuai dengan
falsafah seta kondisi geografis dan sosial budayanya, maka dengan wawasan nusantara ini
bangsa Indonesia diharapkan mempunyai pandangan yang sama diantara seluruh warga bangsa
sehingga eksistensi bangsa Indonesia tetap terjamin sepanjang masa.
Wawasan Nusantara bertujuan untuk mempertahankan wilayah. Sebagai negara kepulauan yang
luas, Bangsa Indonesia beranggapan bahwa laut yang dimilikinya merupakan sarana
“penghubung” pulau, bukan “pemisah”. Sehingga, walaupun terpisah-pisah, bangsa Indonesia
tetap menganggap negaranya sebagai satu kesatuan utuh yang terdiri dari “tanah” dan “air”,
sehingga lazim disebut sebagai “tanah air”.

Tujuan dari Wawasan Nusantara dibagi menjadi dua tujuan, yaitu tujuan nasional dan tujuan ke
dalam.

1) Tujuan nasional dapat dilihat dalam Pembukaan UUD ’45. Pada UUD ’45 dijelaskan bahwa
tujuan kemerdekaan Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, serta untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

2) Sedangkan tujuan yang kedua, yaitu tujuan ke dalam adalah untuk mewujudkan kesatuan
segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial. Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
bangsa Indonesia dilihat dari konsep geopolitiknya adalah menjunjung tinggi kepentingan
nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan,
kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.

Wawasan Nusantara bermaksud untuk mewujudkan kesejahteraan, ketenteraman dan keamanan


bagi Bangsa Indonesia, dengan demikian ikut serta juga dalam membina kebahagiaan dan
perdamaian bagi seluruh umat manusia di dunia.

2.5. Ketahanan Nasional


Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang
datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam
dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional. Kondisi atau keadaan selalu berkembang,
sementara bahaya dan ancaman selalu berubah-ubah. Oleh karena itu ketahanan nasional tidak
boleh statis, melainkan dinamis selalu dikembangkan dan dibina agar memadai dengan
perkembangan keadaan. Ketahanan nasional adalah tingkat keuletan dan ketangguhan bangsa
dalam menghimpun dan mengambangkan segala kekuatan yang ada menjadi kekuatan nasional
untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang
membahayakan bangsa dan bernegara.
Konsepsi ketahanan nasional adalah keseimbangan dan keserasian dalam kehidupan sosial
melingkupi seluruh aspek kehidupan secara utuh menyeluruh berlandaskan falsafat bangsa,
ideologi negara, konstitusi dan wawasan nasional dengan metode Astagatra. Ketahanan Nasional
mempunyai aspek utama, yaitu Kesejahteraan dan Keamanan. Kesejahteraan dan Keamanan
adalah dua aspek dari Ketahanan Nasional yang dapat dibedakan tetapi tak dapat dipisahkan.
Sebab itu, mengusahakan terwujudnya Ketahanan Nasional hakikatnya merupakan satu proses
membentuk Kesejahteraan dan Keamanan buat negara dan bangsa. Ketahanan Nasional hanya
dapat terwujud kalau meliputi seluruh segi kehidupan bangsa yang biasanya kita namakan aspek
sosial kehidupan, meliputi Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Hankam. Juga
meliputi aspek alam , yaitu Geografi, Penduduk dan Kekayaan Alam. Di lingkungan Lembaga
Ketahanan Nasional seluruh segi kehidupan bangsa itu dinamakan Asta Gatra, terdiri dari Panca
Gatra (Sosial) dan Tri Gatra (Alam).

a) Bentuk-bentuk Ancaman Ketahanan Nasional

Ancaman di dalam negeri contohnya adalah pemberontakan dan subversi yang berasal atau
terbentuk dari masyarakat Indonesia.

Ancaman dari luar negeri contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan
kolonialisme dan imperialisme serta invansi dari arat, udara dan laut oleh musuh dari luar negeri.

b) Asas-asas Ketahanan Nasional

Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan
Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut meliputi :

 Asas kesejahtraan dan keamanan


Didalam kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan dan keamanan ini
biasanya menjadi tolak ukur bagi mantap atau tidaknya ketahanan nasional.
 Asas menyeluruh terpadu
Artinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek tersebut berkaitan
dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.

 Asas kekeluargaan
Bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab
dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.

Kita harus bersama-sama mewujudkan ketahanan nasional karena dengan ketahanan nasional
kita telah berhasil mengatasi semua ancaman di masa lampau sehingga Republik Indonesia
selamat dari segala ancaman. Dan di masa depan ketahanan nasional harus selalu kita pelihara
agar dapat mencegah timbulnya ancaman baru. Meskipun begitu tantangan-tantangan baru terus
timbul dan harus kita atasi.

Contoh Bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :
 Ancaman di dalam negeri
Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat
indonesia.
 Ancaman dari luar negeri
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme
serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negeri.
Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional
a. Tujuan
Tujuan dari konsepsi ini ialah memelihara kondisi yang dinamis untuk menghadapi
segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan, langsung maupun tidak langsung
dari luar maupun dari dalam yang membahayakan identitas, integritas bangsa dan negara
Indonesia dalam rangka mencapai tujuan nasionalnya. Kondisi yang dinamis hanya dapat
terwujud dengan dimilikinya rasa kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik
dalam menjunjung tinggi falsah negara (pancasila) serta undang-undang dasar (1945).
a. Sadar sebagai manusia yang dikaruniakan Tuhan akal, pikiran dan daya kemampuan yang
normal.
b. Sadar bahwa dirinya bernegara kesatuan Republik Indonesia dan bukan negara dalam bentuk
lain.
c. Sadar bahwa dirinya sebagai warga negara Republik Indonesia yang harus mencintai bangsa dan
negaranya daripada mencintai bangsa dan negara lain
d. Sadar bahwa ia wajib membela negarannya, daripada membela negara lain.
Adapun tanggung jawab harus meliputi :
 Tanggung jawab terhadap Tuhan dan agamanya yang telah membela dirinya hidup di dunia,
khususnya di bumi Indonesia tercinta ini.
 Tanggung jwab terhadap negara kesatuan Republik Indonesia yang berpedoman pancasila dan
ber Undang-Undang Dasar 1945.
 Tanggung jawab terhadap Pemerinta Republik Indonesia yang telah mengatur kehidupannya
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 Tanggung jawab terhadap bangsa Indonesia, sehingga ada rasa kesatuan dalam satu bangsa.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dalam kehidupan di era globalisasi, gejala memaksakan kehendaknya negara-negara
maju terhadap negara-negara yang masih lemah atau negara-negara yang sedang berkembang
semakin kuat dan menyolok baik dalam bidang politik, maupun dalam bidang ekonomi bahkan
dalam bidang pertahanan dan keamanan. Sanksi-sanksi yang mereka kenakan merupakan
tantangan yang harus dihadapi, dan tindakan-tindakannya merupakan sesuatu yang harus diatasi.
Semua itu merupakan masalah yang harus dihadapi, dan untuk menghadapi semua masalah perlu
dibina, diatur, dan dikembangkan : (1) daya tahan (2) keuletan (3) kekuatan, dari bangsa dan
negara lewat bidang kehidupannya, guna terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang
menyeluruh serta dapat mewujudkan satu keinginan yang luhur melaksanakan ketertiban dunia,
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
3.2. Saran
Karena kita hidup bernegara itu kedalam harus mewujudkan masyarakat adil dan makmur
yang menyeluruh bagi seluruh warganya, dan keluar negara Republik Indonesia sebagai warga
dunia harus menjalin dengan negara-negara lain, terutama untuk saling mempengaruhi
keperluannya masing-masing dalam berbagai aspek sosial, serta adanya kenyataan bahwa negara
maju sering memaksakan kehendaknya, maka ketahanan nasional harus ditunjukan untuk
menghadapi dan megatasi masalah-masalah ke dalam dan masalah-masalah keluar. Masalah ke
dalam, betapa sulitnya menjadikan seluruh warga negara menjadi patriot bangsa dan negara, dan
secara kenyataan di negara-negara maupun di dunia keadanya sama, yaitu masih adanya warga
negara yang dapat diperbudak oleh harta, kekayaan dan kemewahan serta masih dapat
dipengaruhi oleh negara lain yang tidak ingin melihat adanya kemajuan-kemajuan di negara kita.
Masalah keluar bangsa dan negara yang berpancasila harus dapat mewujudkan ketahanan
nasional yang dimiliki kewibawaan bangsa dan negara dalam arti sebagai negara yang sejajar
dengan negara-negara lain, sanggup menjalin hubungan yang tidak terikat serta menjalin
hubungan yang tidak mengikat serta menolak hubungan-hubungan yang mengurangi
kemerdekaan negara serta memikul segala resikonya.
S
sumber :

http://prezi.com/3lzv30674a1b/geostrategi-indonesia/
http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/09/geostrategi-indonesia-makalah.html
s

Anda mungkin juga menyukai