Sella Novita
Nim: 20053119
Abstrak
Untuk mempertahankan kehidupan setiap bangsa dan mewujudkan cita-cita serta
tujuan nasional perlu lah memiliki pemahaman mengenai geopolitik dan dalam
implementasinya diperlukan suatu strategi yang bersifat nasional. Geostrategi ini
nantinya akan menjadi sebuah metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-
cita dan tujuan melalui proses pembangunan, keputusan yang terukur, dan
terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan
bermartabat. Terbentuknya berbagai macam etnis, suku, ras, golongan, serta
agama sangat dipengaruhi oleh perkembangan geostrategi Indonesia. Upaya-
upaya antisipasi juga dilakukan oleh pemerintah guna mengamankan geostrategi
Indonesia dalam dinamika politik global dan regional yang dapat menjadi bahan
masukan dan pertimbangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam
rangka melindungi kepentingan nasional Indonesia, agar proses perjuangan
mewujudkan tujuan nasional dalam rangka mencapai cita-cita nasional Indonesia
dapat berlangsung aman dan lancar.
1. PENDAHULUAN
Dinamika perkembangan politik global dan regional merupakan keniscayaan, dan
dampaknya secara langsung maupun tidak langsung dapat membawa tekanan
yang bisa merugikan dan membahayakan kepentingan nasional. Oleh karena itu
diperlukan strategi pembangunan dengan mencermati, memperhatikan, dan
mempertimbangkan kondisi geostrategi Indonesia dihadapkan dengan dinamika
perkembangan lingkungan strategis terkini.
Geostrategi Indonesia sebagai suatu cara atau metode dalam
memanfaatkan segenap konstelasi geografi negara Indonesia dalam menentukan
kebijakan, arahan, serta sarana-sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa
dengan berdasar asas kemanusiaan dan keadilan sosial. Kemudian ketahanan
nasional sangat lah penting di jalankan guna mempertahankan negara Indonesia
dari ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan dari bangsa lain. Mapping
global strategy kedepan sangat diperlukan bagi setiap bangsa, dan bagi bangsa
Indonesia Wawasan Nusantara merupakan konsep nasional dan ilmu geopolitik
mengenai persatuan dan kesatuan dalam berbagai bidang kehidupan, sebagai
perekat bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya antisipasi dari pemerintah guna
mengamankan geostrategi Indonesia dalam dinamika politik global dan regional
yang dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam rangka melindungi kepentingan nasional
Indonesia, agar proses perjuangan mewujudkan tujuan nasional dalam rangka
mencapai cita-cita nasional Indonesia dapat berlangsung aman dan lancar.
2. PEMBAHASAN
A. Pengertian Geostrategi
Pada dasarnya Geostrategi merupakan rumusan strategi nasional dengan
memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor utama. Dalam
merumuskan geostrategi perlu memperhatikan berbagai faktor internal dan
eksternal yang akan mempengaruhinya, yaitu geografi, demografi, sumber
kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan
keamanan, disamping faktor lainnya seperti kedaan global dan regional. Sir
Balford Mackinder (1861-1947) guru besar geostrategi Universitas London teori
yang dikembangkannya tentang "geostrategi continental" , merupakan teori yang
saat ini digunakan oleh negara-negara maju maupun negara-negara berkembang
(Suradinata, 2005: 10).
Dengan kata lain, Geostrategi Indonesia merupakan metode yang
digunakan untuk menganalisa bentuk, luas dan lokasi negara dengan
memanfaatkan segenap konstelasi geografi Negara Indonesia sebagai Negara
kepulauan terbesar di dunia dalam menentukan kebijakan, arahan serta sarana-
sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa berdasarkan asas kemanusiaan dan
keadilan sosial.
Bagi bangsa Indonesia, geostrategi dipandang sebagai suatu strategi atau
cara terbaik yang ditempuh dalam mewujudkan cita-cita proklamasi sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 melalui pembangunan
nasional. Karena tujuan itulah maka hal itu sebagai pegangan atau bahkan doktrin
pembangunan dan hal ini lazim disebut sebagai suatu ketahanan nasional. Dalam
Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke IV tentang pernyataan proklamasi, …..
"Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,....."
Pernyataan dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut sebagai landasan
fundamental geostrategi Indonesia. Hal ini sejalan dengan kedudukan pembukaan
UUD 1945 dalam Negara Indonesia merupakan suatu dasar fundamental negara,
atau dalam ilmu hukum disebut sebagai 'staatsfundamental-norm', atau pokok
kaidah negara yang fundamental, yang merupakan sumber hukum dasar negara.
Berdasarkan pengertian tersebut maka berkembangnya geostrategi
Indonesia sangat terkait erat dengan hakikat terbentuknya bangsa Indonesia yang
terbentuk dari berbagai macam etnis, suku, ras, golongan, agama bahkan terletak
dalam teritorial yang terpisahkan oleh pulau-pulau dan lautan. Selain itu hal
terwujud karena adanya proses sejarah, nasib serta tujuan untuk mencapai
martabat kehidupan yang lebih baik. Dengan lain perkataan menurut Notonagoro
terbentuknya bangsa Indonesia merupakan proses persatuan 'monopluralis'. Oleh
karena itu prinsip-prinsip nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam
suatu proses sejarah.
2. Kesatuan nasib, yaitu segenap unsur bangsa berada dalam suatu proses
sejarah yang sama dan mengalami nasib yang sama, yaitu dalam
penderitaan penjajahan dan kebahagiaan bersama.
3. Kesatuan kebudayaan, yaitu beraneka ragam kebudayaan tumbuh dan
berkembang dan secara bersama-sama membentuk puncak-puncak
kebudayaan nasional Indonesia.
4. Kesatuan wilayah, yaitu segenap unsur bangsa Indonesia berdiam di
segenap wilayah teritorial yang dalam wujud berbagai pulau, dengan
lautannya, namun merupakan satu kesatuan wilayah tumpah darah negara
dan bangsa Indonesia.
5. Kesatuan asas kerokhanian, yaitu adanya kesatuan ide, tujuan, cita-cita
dan nilai-nilai kerokhanian yang secara keseluruhan tersimpul dalam dasar
filosofis negara Indonesia Pancasila (Notonegoro, 1975: 106).
B. Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional sebagai istilah sebenarnya belum lama dikenal. Istilah
ketahanan nasional mulai dikenal dan dipergunakan pada permulaan tahun 1960-
an. Istilah ketahanan nasional untuk pertama kali dikemukakan oleh presiden
pertama republik Indonesia Soekarno. Kemudian pada tahun 1962 mulai di
upayakan secara khusus untuk mengembangkan gagasan ketahanan nasional
disekolah staf dan komando angkatan Barat Bandung (Armawi, 2005: 2).
Pengertian ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa,
yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan, baik yang datang dari luar maupun
dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
dalam mengejar tujuan nasional Indonesia (Suradinata, 2005: 47).
Dalam hubungan dengan realisasi pelaksanaan dan penyelenggaraan
negara, maka filsafat Pancasila merupakan esensi dari 'staatsfundamentalnorm'
atau pokok kaidah negara yang fundamental. Konsekuensinya Pancasila
merupakan suatu pangkal tolak derivasi dari seluruh peraturan perundangan
undangan di Indonesia, termasuk hukum dan seluruh sistem hukum positif lainnya
(Kaelan, 2004). Sementara itu dalam hubungannya dengan ketahanan nasional,
dalam konsepsi dan seluruh pelaksanaannya harus memiliki landasan yuridis yang
jelas. Atas dasar pengertian inilah maka konstitusional atau landasan yuridis
ketahanan nasional Indonesia adalah UUD 1945, yang bersumber pada dasar
falsafah Pancasila.
2) Komunisme
Berbagai macam konsep dan paham sosialisme di dunia ini sebenarnya hanya
kominismelah sebagai suatu paham yang paling jelas dan lengkap. Paham ini
adalah sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis yang
merupakan produk masyarakat liberal. Berkembangnya paham individualisme
liberalisme di barat berakibat munculnya masyarakat kapitalis menurut paham
komunisme, mengakibatkan penderitaan rakyat. Komunisme muncul sebenarnya
sebagai reaksi atas penindasan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung
oleh pemerintah.
Aliran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas)
untuk menindas kelas lain. Kelas atau golongan ekonomi kuat menidas ekonomi
lemah. Golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum buruh). Aliran ini
juga menonjolkan adanya kelas/penggolongan, pertentangan antar golongan,
konflik dan jalan kekerasan dan perebutan kekuasaan negara. Ajaran komunisme
adalah atheis dan didasarkan pada kebendaan (materialistis) dan tidak percaya
akan adanya tuhan yang maha esa, bahkan agama dinyatakan sebagai racun bagi
kehidupan masyarakat. Masyarakat komunis bercorak internasional. Masyarakat
yang dicita-citakan komunis adalah masyarakat komunis dunia yang tidak dibatasi
oleh kesadaran nasional. Masyarakat komunis yang dicita-citakan adalah
masyarakat tanpa kelas. Masyarakat tanpa kelas dianggap masyarakat yang dapat
memberikan suasana hidup yang aman dan tenteram, tidak ada pertentangan, tidak
adanya hak milik pribadi atas alat produksi dan hapusnya pembagian kerja.
3) Ideologi Keagamaan
Ideologi keagamaan pada hakikatnya memiliki perspektif dan tujuan berbeda
dengan ideologi liberalisme dan komunisme. Secara keseluruhan terdapat suatu
ciri bahwa ideologi keagamaan senantiasa mendasarkan pemikiran, cita-cita serta
moralnya pada suatu ajaran agama tertentu. Ideologi bersumber pada falsafah
agama yang termuat dalam kitab suci agama. Negara membina kehidupan
keagamaan umat dengan sifat spiritual religius. Dalam bentuk lain negara
melaksanakan hukum/ketentuan agama dalam kehidupan dunia, negara
berdasarkan agama. Gerakan-gerakan politik yang mendasarkan pada suatu
ideologi Keagamaan lazimnya sebagai suatu reaksi atas ketidakadilan,
penindasan-penindasan, serta pemaksaan terhadap suatu bangsa, etnis ataupun
kelompok yang mendasarkan pada suatu agama.
b. Ideologi Pancasila
Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali dari nilai-nilai dasar budaya bangsa
Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbuh berkembang dalam
masyarakat di Indonesia. Kelima sila Pancasila merupakan kesatuan yang bulat
dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai
yang terkandung didalamnya.
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung arti spiritual, memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan
penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang
di Indonesia. Nilai ini berfungsi sebagai kekuatan mental spiritual dan
landasan etik dalam ketahanan nasional, dengan demikian atheisme tidak
berhak hidup di bumi Indonesia dalam kerukunan dan kedamaian hidup
beragama.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung nilai sama
derajat, sama kewajiban dan hak, cinta-mencintai, hormat-menghormati,
keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi dan nilai gotong
royong.
3. Sila Persatuan Indonesia, mengandung arti bahwa pluralisme masyarakat
Indonesia memiliki nilai persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang
merupakan faktor pengikat, dan menjamin keutuhan nasional atas dasar
Bhineka Tunggal Ika. Nilai ini menempatkan kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan,
sebaliknya kepentingan pribadi dan golongan diserasikan dalam rangka
kepentingan bangsa dan negara.
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, mengandung nilai kedaulatan berada di
tangan rakyat (demokrasi) yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang
riil dan wajar. Nilai ini mengutamakan kepentingan negara dan bangsa
dengan tetap menghargai kepentingan pribadi dan golongan, musyawarah
untuk mufakat dan menjunjung tunggi harkat dan martabat serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung nilai
sikap adil, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati
hak orang dan sikap gotong royong,dalam suasana kekeluargaan, suka
memberi pertolongan kepada orang, suka bekerja keras dan bersama-sama
mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
b. Perekonomian Indonesia
Di Indonesia, sistem ekonomi yang diterapkan adalah sistem ekonomi Pancasila.
Landasaan idiil dari sistem ekonomi Pancasila tentu saja adalah Pancasila. Tidak
hanya itu, sistem ekonomi Pancasila juga disebutkan dalam UUD 1945 dalam
Pasal 33 ayat 1-4. Sistem ekonomi Pancasila merupakan sebuah sistem ekonomi
yang dijalankan dengan nilai dan moral yang terkandung dalam Pancasila sebagai
dasarnya. Sistem ekonomi ini dipilih karena mengandung makna demokrasi
ekonomi. Karena itu, sistem ekonomi Pancasila juga sering disebut sebagai sistem
ekonomi demokrasi. Sistem ekonomi Pancasila adalah identitas ekonomi
Indonesia.
Selain itu Indonesia juga ikut serta dalam upaya mencapai perdamaian
dunia. Hal tersebut sebagaiman tercantum dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia tahun 1945 alenia ke IV yang berbunyi “mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia”. Pembukaan UUD
1945 tersebut menjadi acuan dasar pelaksanan politik luar negeri indonesi yaitu
politik luar negeri bebas aktif, dimana Indonesia selalu ikut serta dalam usaha-
usaha perdamaian dunia seperti seperti pengiriman pasukan garuda ke timur
tengah (jalur Gaza), selain itu Indonesia juga aktif dalaml organisasi internasional
yang bertujuan menjaga ketertiban dan perdamaian dunia.
Daftar Pustaka
Kaelan. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.
https://osf.io/smh34/download#:~:text=Konsepsiketahanannasionaljugadiartikan
http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog
https://www.kemhan.go.id/belanegara/opini
http://a4creatio.blogspot.com/2017/05/pengaruh-aspek-ketahanan-nasional.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian#.
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/ekonomi/sistem-perekonomian-
indonesia-ekonomi-kelas-10
https://pahamify.com/blog/pengertian-dan-fungsi-struktur-sosial-di-masyarakat.