Anda di halaman 1dari 13

MATERI KWN KE-12

1.1 Latar Belakang Geostrategi


Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau perang. Di
Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi,
sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional.
Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama Ketahanan Nasional.
Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi
pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan sebagainya, maka ia
menjadi amat berbeda wajahnya dengan yang digagaskan oleh Haushofer, Ratzel, Kjellen dan
sebagainya.
Indonesia tentu patut mewaspadai perkembangan yang terjadi terutama di kawasan Asia Pasifik.
Sebab konsekuensi letak geografis Indonesia di persilangan jalur lalu lintas internasional, maka
setiap pergolakan berapapun kadar intensitas pasti berpengaruh terhadap Indonesia. Apalagi jalur
supply kebutuhan dasar terutama minyak beberapa negara melewati perairan Indonesia. Jalur
pasokan minyak dari Timur Tengah dan Teluk Persia ke Jepang dan Amerika Serikat, misalnya,
seIndonesiar 70% pelayarannya melewati perairan Indonesia. Karenanya sangat wajar bila berbagai
negara berkepentingan mengamankan jalur pasokan minyak ini, termasuk di perairan nusantara,
seperti ; Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, Selat Makasar, Selat Ombai Wetar, dan lain-
lain. Pasukan Beladiri Jepang secara berkala dan teratur mengadakan latihan operasi jarak jauh
untuk mengamankan area yang mereka sebut sebagai "life line," yakni ; radius sejauh 1000 mil laut
hingga menjangkau perairan Asia Tenggara. Hal yang sama juga dilakukan Cina, Australia, India,
termasuk mengantisipasi kemungkinan terjadi penutupan jalur-jalur vital tersebut oleh negara-
negara di seIndonesiarnya (termasuk Indonesia). Keberadaan Indonesia dipersilangan jalur
pelayaran strategis, memang selain membawa keberuntungan juga mengandung ancaman. Sebab
pasti dilirik banyak negara. Karena itu sangat beralasan bila beberapa negara memperhatikan
dengan cermat setiap perkembangan yang terjadi di Indonesia. Australia misalnya, sangat kuatir bila
Indonesia mengembangkan kekuatan angkatan laut, yang pada gilirannya dapat memperketat
pengendalian efektif semua jalur pelayaran di perairan nusantara. Penetapan sepihak selat Sunda
dan selat Lombok sebagai perairan Internasional oleh Indonesia secara bersama-sama ditolak oleh
Amerika Serikat, Australia, Canada, Jerman, Jepang, Inggris dan Selandia Baru. Tentu apabila dua
selat ini menjadi perairan teritorial Indonesia, maka semua negara yang melintas di wilayah perairan
ini harus tunduk kepada hukum nasional Indonesia, tanpa mengabaikan kepentingan internasional.
Geostrategis, berbeda dari geopolitik, advokat strategi proaktif, dan geopolitik nasionalis
pendekatan dari sudut pandang. Seperti semua teori politik, geostrategis relevan terutama untuk
konteks di mana mereka disusun: kewarganegaraan dari strategi itu, kekuatan negara, sumber daya,
ruang lingkup negara, tujuan, geografi politik jangka waktu , dan faktor teknologi yang
mempengaruhi keterlibatan militer, politik, ekonomi, dan budaya. Geostrategi bisa berfungsi
normatif, advokasi kebijakan luar negeri berdasarkan faktor geografis, analitis, menggambarkan
bagaimana kebijakan luar negeri dibentuk oleh geografi, atau prediksi, memprediksi keputusan
masa depan negara kebijakan luar negeri atas dasar faktor geografis.

1.2 Pengertian Geostrategi


• Geostrategi berasal dari kata geografi dan strategi
• Geografi merujuk kepada ruang hidup nasional, wadah atau tempat hidupnya bangsa dan negara
Indonesia
• Strategi diartikan sebagai ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang maupun damai.
• Bangsa Indonesia memandang geostrategi sebagai strategi dalam memanfaatkan keadaan atau
konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan dan sarana-sarana guna
mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional bangsa Indonesia.
• Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara untuk
menentukan kebijakan, tujuan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional.
• Geostrategi dapat dikatakan pula sebagai pemanfaatan kondisi lingkungan dalam upaya
mewujudkan tujuan politik.
• Geostrategi Indonesia merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara
Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional
Indonesia.
• Geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan
guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman dan sejahtera.
• Geostrategi penting karena setiap bangsa yang telah menjadi negara membutuhkan strategi dalam
memanfaatkan wilayah negara sebagai ruang hidup nasional untuk menentukan kebijakan, sarana
dan sasaran perwujudan kepentingan dan tujuan nasional melalui pembangunan sehingga bangsa itu
tetap eksis dalam arti ideologis, politis, ekonomis, sosial budaya dan hankam.
• Geostrategi Indonesia pada dasarnya adalah strategi nasional bangsa Indonesia dalam
memanfaatkan wilayah negara kesatuan RI sebagai ruang hidup nasional guna merancang arahan
tentang kebijakan, sarana dan sasaran pembangunan untuk mencapai kepentingan dan tujuan
nasional.
• Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Konsepsi Ketahanan Nasional

1.3 Perkembangan Geostrategi Indonesia


Pengembangan konsep geostrategi Indonesia bertujuan untuk :
– Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang berbasis pada aspek
ideologi, politik, sosial budaya dan hankam dan aspek-aspek alamiah bagi upaya kelestarian dan
eksistensi hidup negara dan bangsa untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.
– Menunjang tugas pokok pemerintahan Indonesia dalam :
• Menegakkan hukum dan ketertiban
• Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran
• Terselenggaranya pertahanan dan keamanan
• Terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial
• Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri
Konsep geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada tanggal 10
Juni 1948 di Kotaraja. Namun sayangnya gagasan ini kurang dikembangkan oleh para pejabat
bawahan, karena seperti yang kita ketahui wilayah NKRI diduduki oleh Belanda pada akhir
Desember 1948, sehingga kurang berpengaruh. Dan akhirnya, setelah pengakuan kemerdekaan
1950 garis pembangunan politik berupa “ Nation and character and building “ yang merupakan
wujud tidak langsung dari geostrategi Indonesia yakni sebagai pembangunan jiwa bangsa.

Berikut beberapa tahapan geostrategi Indonesia dari awal pembentukan hingga sekarang :
1. Pada awalnya, geostrategi Indonesia digagas oleh Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat
(SESKOAD) Bandung tahun 1962. Konsep geostrategi Indonesia yang terumus adalah pentingnya
pengkajian terhadap perkembangan lingkungan strategi di kawasan Indonesia yang ditandai dengan
meluasnya pengaruh komunis. Geostrategi Indonesia pada saat itu dimaknai sebagai strategi untuk
mengembangkan dan membangun kemampuan territorial dan kemampuan gerilya untuk
menghadapi ancaman komunis di Indonesia. [1]

2. Pada tahun 1965-an Lembaga Ketahanan Nasional mengembangkan konsep geostrategi Indonesia
yang lebih maju dengan rumusan sebagai berikut : bahwa geostrategi Indonesia harus berupa
sebuah konsep strategi untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, juga pengembangan
kekuatan nasional untuk menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
baik bersifat internal maupun eksternal. Gagasan ini agak lebih progresif tapi tetap terlihat sebagai
konsep geostrategi Indonesia awal dalam membangun kemampuan nasional sebagai faktor kekuatan
pengangguh bahaya. [1]

3. Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang geostrategi
Indonesia yang lebih sesuai dengan konstitusi Indonesia. Pada era itu konsepsi geostrategi
Indonesia dibatasi sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan nasional dalam
menciptakan kesejahteraan menjaga indentitas kelangsungan serta integritas nasional. 4. Terhitung
mulai tahun 1974 geostrategi Indonesia ditegaskan dalam bentuk rumusan ketahanan nasional
sebagai kondisi metode dan doktrin dalam pembangunan nasional.

1.4 Sifat geostrategi Indonesia sebagai pelaksanaan geopolitik Indonesia :


– Bersifat daya tangkal. Dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan, geostrategi
Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan
terhadap identitas, integritas, eksistensi bangsa dan negara Indonesia.
– Bersifat developmental/pengembangan yaitu pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hankam sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.

1.5 Penjelasan Istilah Geostrategi

Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan kondisi geografi negara untuk menentukan
tujuan, kebijakan.
Geostrategi merupakan pemanfaatan lingkungan untuk mencapai tujuan politik. Geostrategi juga
merupakan metode mewujudkan cita-cita proklamasi.
Geostrategi juga untuk mewujudkan, mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakat majemuk
dan heterogen.
Geostrategi : suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi dan tujuan nasional ;
Sistem kehidupan nasional adalah himpunan berbagai kelemba-gaan hidup bangsa sebagai sistem
(ipoleksosbudhankam) seba-gai subsistem yang dilengkapi dengan norma, nilai dan aturan;
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan, ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengem-bangkan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman baik
datang dari luar maupun dari dalam.
Cita-cita nasional kondisi yang lebih cerah dimasa depan sesuai dengan keinginan luhur yang
terkandung dalam falsafah bangsa.
Kepentingan nasional dari aspek keamanan dan kesejahteraan
Kepentingan nasional adalah kepentingan bangsa dan negara untuk mewujudkan stabilitas nasional
bidang politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Pembangunan nasional adalah semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh negara atau
pemerintah yang bertujuan untuk mengadakan pembangunan fisik, sikap mental dan modernisasi
pemikiran bagi seluruh bangsa dan rakyat Indonesia.
Keamanan adalah suatu kondisi yang dirasakan oleh masyarakat, mengenai ketenteraman,
ketertiban, keselamatan dan kemampuan untuk mengadakan pertahanan.
Kesejahteraan adalah suatu kondisi yang didapat oleh masyarakat dimana terdapat rasa kecukupan,
kecerdasan, kesehatan, ketaqwaan dan kemudahan untuk mendapatkan fasilitas pelayanan.

2.1 Definisi Geostrategi


Akademisi, teoretisi, dan praktisi geopolitik telah disepakati ada definisi standar untuk
"geostrategy". Hampir semua definisi, menekankan penggabungan pertimbangan strategis dengan
faktor geopolitik. Sementara geopolitik adalah seolah-olah netral, memeriksa fitur geografis dan
politik daerah berbeda, terutama dampak dari geografi pada politik, geostrategi melibatkan
perencanaan yang komprehensif, menetapkan cara untuk mencapai tujuan nasional atau
mengamankan aset signifikansi militer atau politik.
· Coining istilah
Istilah "geo-strategi" pertama kali digunakan oleh Frederick L. Schuman tahun 1942 artikelnya
"Biarkan Kami Pelajari Geopolitik kami". Itu adalah terjemahan dari istilah Jerman
"Wehrgeopolitik" seperti yang digunakan oleh geostrategist Jerman Karl Haushofer. Terjemahan
sebelumnya telah dicoba, seperti "pertahanan-geopolitik". Robert Strausz-Hupé telah diciptakan dan
dipopulerkan "geopolitik perang" sebagai terjemahan alternatif lain.
· Definisi Modern
"Geostrategy adalah tentang pelaksanaan kekuasaan atas ruang sangat kritis di permukaan bumi,
tentang kerajinan kehadiran politik atas sistem internasional ini bertujuan untuk meningkatkan
keamanan seseorang dan kemakmuran, tentang membuat sistem internasional lebih makmur,
tentang membentuk bukannya berbentuk. Geostrategi adalah sekitar mengamankan akses ke rute
perdagangan tertentu, kemacetan strategis, sungai, pulau dan laut. Hal ini membutuhkan kehadiran
militer yang luas, biasanya berbatasan dengan pembukaan stasiun militer di luar negeri dan
pembangunan kapal perang yang mampu dalam proyeksi daya kelautan. Hal ini juga menuntut
jaringan aliansi dengan kekuatan besar lain yang berbagi satu tujuan atau dengan negara-negara
lynchpin “kecil yang terletak di daerah yang dianggap penting”.
· James Rogers dan Simón Luis, "Pikirkan Lagi: Geostrategy Eropa"
"dia berkata geopolitik, strategis, dan geostrategis yang digunakan untuk menyampaikan arti
sebagai berikut: geopolitik mencerminkan kombinasi faktor geografis dan politik yang menentukan
kondisi suatu negara atau wilayah, dan menekankan dampak geografi pada politik, strategis
mengacu ke aplikasi yang komprehensif dan rencana tindakan untuk mencapai tujuan pusat atau ke
aset vital signifikansi militer, dan geostrategis menyatu dengan pertimbangan strategis yang
geopolitik ".
· Zbigniew Brzezinski, papan catur Grand
Geostrategy adalah arah geografis dari kebijakan luar negeri suatu negara. Lebih tepatnya,
geostrategy menggambarkan di mana negara memusatkan usahanya dengan memproyeksikan
kekuatan militer dan mengarahkan kegiatan diplomatik. Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa
negara memiliki sumber daya yang terbatas dan tidak mampu, bahkan jika mereka bersedia, untuk
melakukan asimuths tous kebijakan luar negeri. Sebaliknya mereka harus fokus politik dan militer
pada daerah tertentu di dunia. Geostrategy menggambarkan dorong kebijakan luar negeri negara
dan tidak berhubungan dengan motivasi atau proses pengambilan keputusan. The geostrategy suatu
negara, tidak selalu dimotivasi oleh faktor geografis atau geopolitik. Negara mungkin proyek
pembangkit listrik ke lokasi karena alasan ideologis, kelompok kepentingan, atau hanya kehendak
pemimpinnya.
· Jakub J. Grygiel, Great Powers dan geopolitik Perubahan (penekanan dalam dokumen asli)
"Hal ini diakui bahwa istilah “geo-strategi” lebih sering digunakan, secara tertulis saat ini, dalam
konteks global, yang menunjukkan pertimbangan distribusi tanah-laut global, jarak, dan
aksesibilitas antara faktor-faktor geografis lainnya dalam perencanaan strategis dan aksi. Berikut
definisi geo-strategi yang digunakan dalam kerangka regional lebih terbatas dimana jumlah dari
faktor geografis berinteraksi untuk mempengaruhi atau memberikan keuntungan pada satu musuh,
atau campur tangan untuk memodifikasi perencanaan strategis serta usaha politik dan militer. "
· Joo-Jock-Lim, Geo-Strategi dan Basin Laut Cina Selatan. (Penekanan dalam dokumen asli)
"Sebuah ilmu bernama" geo-strategi "akan terbayangkan pada periode lain dari sejarah tetapi kita
ini adalah produk karakteristik turbulen politik dunia abad kedua puluh.."
· Andrew Gyorgi, The Geopolitik of War:. Total War dan Geostrategy (1943)
"'Geostrategy,' sebuah kata dari makna-pasti telah ... dihindari."
2.2 Sejarah Geostrategi
- Pada awal Herodotus, pengamat melihat strategi sebagai sangat dipengaruhi oleh pengaturan
geografis dari para aktor. Dalam Sejarah, Herodotus menggambarkan benturan peradaban antara,
Mesir Persia, Scythians, dan Yunani-semua yang ia percaya sangat dipengaruhi oleh pengaturan
geografis fisik.
- Heinrich Adam Dietrich von Bulow mengusulkan ilmu geometri strategi di 1799 Roh
Sistem Modern War. sistem-Nya meramalkan bahwa negara-negara besar akan menelan yang lebih
kecil, sehingga di negara-negara besar sebelas. Mackubin Thomas Owens mencatat kesamaan
antara prediksi von Bulow dan peta Eropa setelah penyatuan Jerman dan Italia.
- Golden usia
Antara 1890 dan 1919 dunia menjadi surga geostrategist, yang menyebabkan perumusan teori-teori
geopolitik klasik. Sistem internasional fitur naik dan turun kekuatan besar, sebagian besar dengan
jangkauan global. Tidak ada batas baru bagi kekuatan-kekuatan besar untuk menjelajahi atau
menjajah-seluruh dunia terbagi antara kerajaan dan kekuasaan kolonial. Dari titik ini ke depan,
politik internasional akan menampilkan perjuangan negara terhadap negara.
Dua jenis pemikiran geopolitik menjadi terkenal: sebuah sekolah Anglo-Amerika, dan sekolah
Jerman. Alfred Thayer Mahan dan Halford J. Mackinder menjabarkan konsep Amerika dan Inggris
geostrategy, dalam karya mereka Masalah Asia dan "The Pivot Geografis Sejarah". Friedrich Ratzel
dan Rudolf Kjellén mengembangkan teori negara organik yang meletakkan dasar untuk sekolah
yang unik Jerman dari geostrategy.
- Perang Dunia II
Fr. Edmund A. Walsh, SJ
Yang geopolitician Jerman paling menonjol adalah Jenderal Karl Haushofer. Setelah Perang Dunia
II, selama pendudukan Sekutu Jerman, Amerika Serikat diselidiki banyak pejabat dan tokoh
masyarakat untuk menentukan apakah mereka harus menghadapi tuduhan kejahatan perang di
pengadilan Nuremberg. Haushofer, seorang akademisi terutama, diinterogasi oleh Pastor Edmund
A. Walsh, seorang profesor geopolitik dari Georgetown Sekolah Dinas Luar Negeri, atas
permintaan pemerintah AS. Meskipun keterlibatannya dalam kerajinan salah satu pembenaran atas
agresi Nazi, Fr. Walsh menetapkan bahwa Haushofer seharusnya tidak diadili.
- Perang Dingin
Setelah Perang Dunia Kedua, istilah "geopolitik" jatuh ke dalam keburukan, karena kerjasama
dengan geopolitik Nazi. Hampir tidak ada buku yang diterbitkan antara akhir Perang Dunia II dan
pertengahan 1970-an menggunakan kata "geopolitik" atau "geostrategy" dalam judul mereka, dan
tidak geopoliticians label sendiri atau karya mereka seperti itu. Teori Jerman diminta sejumlah
pemeriksaan kritis geopolitik oleh geopoliticians Amerika seperti Robert Strausz-Hupé, Derwent
Whittlesey, dan Andrew Gyorgy.
Seperti Perang Dingin mulai, NJ Spykman dan George F. Kennan meletakkan dasar bagi kebijakan
AS penahanan, yang akan mendominasi berpikir geostrategis Barat selama empat puluh tahun
berikutnya.
Alexander de Seversky akan mengusulkan kekuatan udara yang secara fundamental mengubah
pertimbangan geostrategis dan dengan demikian mengusulkan "geopolitik kekuatan udara". Ide-
idenya memiliki pengaruh dalam pemerintahan Presiden Dwight D. Eisenhower, tetapi ide-ide
Spykman dan Kennan akan melaksanakan bobot yang lebih besar Kemudian selama Perang Dingin,
Colin Gray tegas akan menolak ide bahwa kekuatan udara diubah pertimbangan geostrategis,
sementara Saul B. Cohen diperiksa ide tentang "shatterbelt", yang pada akhirnya akan
menginformasikan teori domino.
- Pasca Perang Dingin
Wiki letter w cropped.svg Bagian ini membutuhkan ekspansi. Sejak jatuhnya Tembok Berlin, untuk
kebanyakan NATO atau Pakta Warsawa bekas negara, strategi geopolitik umumnya mengikuti
jalannya baik kewajiban keamanan memperkuat atau akses ke sumber daya global, namun strategi
negara-negara lain belum sebagai teraba.
- Geostrategists Terkemuka
Di bawah ini geostrategists berperan dalam mendirikan dan mengembangkan doktrin geostrategis
besar dalam sejarah disiplin itu. Sementara ada geostrategists lainnya, ini telah menjadi paling
berpengaruh dalam membentuk dan mengembangkan lapangan secara keseluruhan.
- Alfred Thayer Mahan
Alfred Thayer Mahan adalah seorang perwira Angkatan Laut Amerika dan presiden dari US Naval
War College. Ia terkenal karena Pengaruh tentang Laut Power pada seri buku Sejarah, yang
berpendapat bahwa supremasi angkatan laut merupakan faktor penentu dalam peperangan kekuatan
besar. Pada tahun 1900, buku Mahan Masalah Asia diterbitkan. Dalam buku ini ia meletakkan
keluar geostrategy pertama era modern.
Masalah Asia membagi benua Asia ke 3 zona:
* Sebuah zona utara, yang terletak di atas paralel utara ke-40, ditandai dengan iklim dingin, dan
didominasi oleh kekuatan tanah,
* The "diperdebatkan dan berdebat" zona, terletak antara paralel ke-40 dan 30, ditandai dengan
iklim yang hangat,
* Sebuah zona selatan, terletak di bawah paralel utara 30, ditandai dengan iklim panas, dan
didominasi oleh kekuatan laut.
Zona berdebat dan diperdebatkan, Mahan diamati, terdapat dua semenanjung di kedua ujung (Asia
Kecil dan Korea), Tanah Genting Suez, Palestina, Suriah, Mesopotamia, dua negara ditandai
dengan deretan pegunungan mereka (Persia dan Afghanistan), Pegunungan Pamir, Himalaya Tibet,
Lembah Yangtze, dan Jepang. Dalam zona ini, Mahan menegaskan bahwa tidak ada negara yang
kuat mampu menahan pengaruh luar atau bahkan mampu menjaga stabilitas dalam batas-batas
mereka sendiri. Jadi sedangkan situasi politik ke utara dan selatan relatif stabil dan ditentukan,
tengah tetap "tanah diperdebatkan dan diperdebatkan."
Utara paralel 40, hamparan luas di Asia didominasi oleh Kekaisaran Rusia. Rusia memiliki posisi
sentral di benua itu, dan proyeksi berbentuk baji ke Asia Tengah, berbatasan dengan pegunungan
Kaukasus dan Laut Kaspia di satu sisi dan pegunungan Afghanistan dan Cina Barat di sisi lain.
Untuk mencegah ekspansionisme Rusia dan pencapaian keunggulan di benua Asia, Mahan percaya
tekanan pada panggul Asia bisa menjadi satu-satunya strategi yang layak ditempuh oleh kekuatan
laut.
Selatan sejajar 30 berbaring wilayah didominasi oleh laut kekuasaan-Inggris, Amerika Serikat,
Jerman, dan Jepang. Untuk Mahan, milik India Inggris kepentingan strategis kunci, seperti India
yang paling cocok untuk melakukan tekanan menyeimbangkan melawan Rusia di Asia Tengah.
Dominasi Inggris di Mesir, Cina, Australia, dan Tanjung Harapan juga dianggap penting.
Strategi kekuatan laut, menurut Mahan, harus menyangkal Rusia manfaat dari perdagangan yang
berasal dari perdagangan laut. Ia mencatat bahwa baik Dardanella dan selat Baltik bisa ditutup oleh
kekuatan bermusuhan, sehingga menolak akses Rusia ke laut. Selanjutnya, posisi ini merugikan
akan memperkuat kecenderungan Rusia terhadap ekspansionisme untuk mendapatkan port
kekayaan atau hangat air target geografis Alam untuk ekspansi Rusia di mencari akses ke laut itu
akan menjadi daerah pesisir Cina, Teluk Persia., Dan Asia Minor.
Dalam kontes ini antara kekuatan darat dan kekuatan laut, Rusia akan menemukan sendiri bersekutu
dengan Perancis (kekuatan laut alami, tetapi dalam kasus ini harus bertindak sebagai kekuatan
tanah), tersusun melawan Jerman, Inggris, Jepang, dan Amerika Serikat sebagai kekuatan laut Lebih
lanjut,. Mahan disebut sebagai sebuah negara, bersatu modern terdiri dari Turki, Suriah, dan
Mesopotamia, memiliki tentara efisien terorganisir dan angkatan laut untuk berdiri sebagai
penyeimbang untuk ekspansi Rusia.
Selanjutnya membagi peta dengan fitur geografis, Mahan menyatakan bahwa dua garis yang paling
berpengaruh divisi akan menjadi Suez dan kanal Panama. Sebagai negara maju yang paling dan
sumber daya berbaring di atas divisi Utara-Selatan, politik dan utara perdagangan dua kanal akan
penting jauh lebih besar daripada yang selatan terjadi dari kanal. Dengan demikian, kemajuan besar
perkembangan sejarah tidak akan mengalir dari utara ke selatan, tetapi dari timur ke barat, dalam
hal ini memimpin ke arah Asia sebagai lokus uang muka.
Peta ini menggambarkan dunia sebagai dibagi dengan geostrategist Alfred Thayer Mahan pada
tahun 1900 karyanya Masalah Asia. Asia dibagi sepanjang 30 utara dan 40 paralel utara, diwakili di
sini oleh garis hijau. Di antara 30 dan 40 paralel adalah apa Mahan disebut sebagai "tanah
diperdebatkan dan diperdebatkan," tunduk pada persaingan antara kekuatan darat dan kekuatan laut.
Kedua sekutu kekuatan tanah, Kekaisaran Rusia dan Perancis
Bagian-bagian Asia di atas paralel ke-40 di bawah pengaruh efektif kekuasaan tanah Rusia.
Keempat sekutu kekuatan laut, Inggris, Kekaisaran Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat
Bagian-bagian Asia bawah subjek paralel 30 untuk kontrol yang efektif oleh kekuatan laut.
Kunci saluran air diidentifikasi oleh Mahan: Terusan Suez, Terusan Panama, Dardanella, Selat
Gibraltar, dan Selat Baltik.
Dipengaruhi oleh karya-karya Alfred Thayer Mahan, serta geografi Jerman Karl Ritter dan
Alexander von Humboldt, Friedrich Ratzel akan meletakkan dasar bagi geopolitik, strain unik
Jerman geopolitik.
Ratzel wrote on pembagian alami antara kekuatan darat dan kekuatan laut, setuju dengan Mahan
bahwa kekuatan laut mandiri, sebagai keuntungan dari perdagangan akan mendukung
pengembangan kelautan pedagang. Namun,. Kontribusi kuncinya adalah pengembangan Raum
konsep dan teori negara organik. Dia berteori bahwa negara bagian organik dan berkembang, dan
yang berbatasan dengan hanya sementara, merupakan jeda dalam gerakan alami mereka Raum.
Adalah tanah, secara spiritual terhubung ke suatu bangsa (dalam hal ini, bangsa Jerman), dari mana
orang-orang bisa menggambar rezeki, menemukan bangsa inferior berdekatan yang akan
mendukung mereka, dan yang akan dibuahi oleh kultur mereka (budaya).
Ratzel ide-ide itu akan mempengaruhi karya muridnya Rudolf Kjellén, serta orang-orang Jenderal
Karl Haushofer.

- Rudolf Kjellén
Rudolf Kjellén adalah seorang ilmuwan politik Swedia dan mahasiswa Friedrich Ratzel. Dia
pertama kali menciptakan istilah "geopolitik". Tulisan-tulisannya akan memainkan peran yang
menentukan dalam mempengaruhi geopolitik Umum Karl Haushofer, dan secara tidak langsung
kebijakan luar negeri masa Nazi.
Tulisan-tulisannya terfokus pada lima konsep pokok yang akan mendasari geopolitik Jerman.
1. Reich adalah konsep teritorial yang terdiri dari Raum (Lebensraum), dan bentuk militer
strategis;
2. Volk adalah konsepsi rasial negara;
3. Haushalt adalah panggilan untuk autarki berbasis di darat, dirumuskan sebagai reaksi terhadap
perubahan-perubahan pasar internasional;
4. Gesellschaft adalah aspek sosial organisasi bangsa dan daya tarik budaya, Kjellén
anthropomorphizing hubungan antar-negara lebih dari Ratzel telah, dan,
5. Regierung adalah bentuk pemerintahan yang birokrasi dan militer akan memberikan kontribusi
untuk pengamanan rakyat dan koordinasi.

- Karl Haushofer
Geopolitik Karl Haushofer's diperluas bahwa Ratzel dan Kjellén. Sedangkan dua terakhir dipahami
geopolitik sebagai-geografi negara sebagai-sebuah-organisme-dalam-ruang diletakkan ke layanan
seorang pemimpin, sekolah Munich Haushofer secara khusus dipelajari karena berkaitan dengan
perang dan desain untuk kerajaan. Perilaku aturan dari geopoliticians sebelumnya sehingga berubah
menjadi doktrin-doktrin normatif yang dinamis untuk tindakan terhadap kekuasaan Lebensraum dan
dunia.
Haushofer didefinisikan geopolitik pada tahun 1935 sebagai ["tugas untuk melindungi hak untuk
tanah, ke tanah dalam arti luas, tidak hanya tanah di dalam batas-batas Reich, namun hak atas Volk
lebih luas dan tanah budaya." ] Budaya itu sendiri dipandang sebagai unsur yang paling kondusif
untuk ekspansi dinamis.Budaya memberikan panduan untuk daerah terbaik untuk ekspansi, dan bisa
melakukan ekspansi aman, padahal daya semata-mata militer atau komersial tidak bisa.
Untuk Haushofer, keberadaan negara tergantung pada ruang hidup, mengejar yang harus menjadi
dasar untuk semua kebijakan. Jerman memiliki kepadatan penduduk tinggi, sedangkan kekuasaan
kolonial lama memiliki kerapatan yang jauh lebih rendah: mandat virtual untuk ekspansi Jerman ke
daerah-daerah yang kaya sumber daya Sebuah zona penyangga wilayah atau negara tidak signifikan
pada perbatasan seseorang akan berfungsi untuk melindungi Jerman. erat terkait dengan kebutuhan
ini adalah pernyataan Haushofer bahwa keberadaan negara-negara kecil adalah bukti regresi politik
dan gangguan dalam sistem internasional. Negara-negara kecil di sekitarnya Jerman harus dibawa
ke urutan Jerman vital. Negara-negara ini dianggap terlalu kecil untuk mempertahankan otonomi
praktis (bahkan jika mereka mempertahankan harta kolonial besar) dan akan lebih baik dengan
perlindungan dan organisasi di Jerman . Di Eropa, ia melihat Belgia, Belanda, Portugal, Denmark,
Swiss, Yunani dan "aliansi dimutilasi" dari Austria-Hungaria sebagai pendukung pernyataannya.
Haushofer dan sekolah Munich geopolitik akhirnya akan memperluas konsepsi mereka tentang
Lebensraum dan autarki baik melewati restorasi perbatasan Jerman 1914 dan "tempat di bawah
sinar matahari." Mereka ditetapkan sebagai tujuan Eropa Orde Baru, maka Orde Baru Afro-Eropa,
dan akhirnya ke Orde Eurasia. Konsep ini kemudian dikenal sebagai daerah-panci, diambil dari
American Monroe Doctrine, dan ide dari nasional dan benua swasembada. Ini adalah forward-
looking refashioning dari drive untuk koloni, sesuatu yang geopoliticians tidak melihat sebagai
kebutuhan ekonomi, tetapi lebih sebagai masalah prestise, dan menekan kekuatan kolonial yang
lebih tua. Gaya memotivasi fundamental tidak akan ekonomi, tetapi budaya dan spiritual.
Selain menjadi sebuah konsep ekonomi, pan-daerah adalah konsep strategis juga. Haushofer
mengakui konsep strategis Heartland diajukan oleh Mackinder Halford. Jika Jerman bisa
mengendalikan Eropa Timur dan selanjutnya wilayah Rusia, bisa kontrol kawasan strategis yang
bermusuhan daya laut dapat dipungkiri Allying dengan Italia dan Jepang akan lebih meningkatkan
pengendalian strategis Jerman Eurasia, dengan negara-negara menjadi senjata angkatan laut
melindungi posisi kepulauan Jerman.

- Nicholas J. Spykman
Nicholas J. Spykman adalah geostrategist Belanda-Amerika, yang dikenal sebagai "godfather
penahanan." pekerjaan geostrategis, The Geografi Perdamaian (1944), berpendapat bahwa
keseimbangan kekuasaan di Eurasia langsung terkena dampak keamanan Amerika Serikat.
NJ Spykman berdasarkan ide geostrategis tentang orang-orang dari teori Heartland Sir Halford
Mackinder's. kontribusi kunci Spykman adalah untuk mengubah penilaian strategis Heartland vs
"pelosok" (area geografis analog dengan "Bulan Sabit batin atau Marjinal" Mackinder's). Spykman
tidak melihat jantung sebagai wilayah yang akan disatukan oleh kuat transportasi atau infrastruktur
komunikasi dalam waktu dekat. Dengan demikian, tidak akan berada dalam posisi untuk bersaing
dengan kekuatan laut Amerika Serikat, meskipun posisi unik defensif. pelosok memiliki semua
sumber daya kunci dan populasi-dominasinya adalah kunci pengendalian Eurasia Strateginya adalah
untuk kekuatan Offshore, dan mungkin Rusia juga, untuk melawan konsolidasi kontrol atas pelosok
dengan satu kekuatan satu. Daya Balanced akan mengarah ke perdamaian.

- George F. Kennan
George F. Kennan, duta besar AS untuk Uni Soviet, meletakkan keluar mani geostrategy Perang
Dingin dalam bukunya Long Telegram dan Sumber Perilaku Soviet. Ia menciptakan "penahanan"
istilah, yang akan menjadi ide panduan untuk strategi AS grand selama empat puluh tahun
berikutnya, meskipun istilah akan datang berarti sesuatu yang signifikan berbeda dari rumusan
aslinya Kennan's.
Kennan menganjurkan apa yang disebut "penahanan strongpoint." Dalam pandangannya, Amerika
Serikat dan sekutunya yang diperlukan untuk melindungi daerah industri produktif dunia dari
dominasi Soviet. Dia mencatat bahwa dari lima pusat kekuatan industri di dunia-Amerika Serikat,
Inggris, Jepang, Jerman, dan Rusia-satunya kawasan diperebutkan adalah Jerman. Kennan prihatin
tentang menjaga keseimbangan kekuasaan antara AS dan Uni Soviet, dan dalam pandangannya,
hanya bidang-bidang ini beberapa industri penting.
Berikut Kennan berbeda dari Paul Nitze, yang mani Perang Dingin dokumen, NSC-68,
menyerukan "penahanan dibeda-bedakan atau global," bersama dengan penumpukan militer besar-
besaran. melihat Uni Soviet sebagai penantang ideologi dan politik ketimbang benar ancaman
militer. Tidak ada alasan untuk melawan Soviet di seluruh Eurasia, karena daerah tersebut tidak
produktif, dan Uni Soviet sudah kelelahan dari Perang Dunia II, membatasi kemampuannya untuk
proyek listrik di luar negeri. Oleh karena itu, Kennan menyetujui keterlibatan AS di Vietnam, dan
kemudian berbicara kritis terhadap penumpukan militer Reagan.

- Henry Kissinger
Henry Kissinger dilaksanakan dua tujuan geostrategis ketika di kantor: pindah sengaja untuk
menggeser polaritas sistem internasional dari bipolar untuk tripolar, dan, penunjukan negara
menstabilkan daerah sehubungan dengan Doktrin Nixon. Dalam Bab 28 karya yang panjang,
Diplomasi, Kissinger membahas "pembukaan Cina" sebagai strategi yang disengaja untuk
mengubah keseimbangan kekuasaan dalam sistem internasional, mengambil keuntungan dari
perpecahan di dalam blok Sino-Soviet regional. stabilisator adalah negara-negara pro-Amerika yang
akan menerima bantuan signifikan AS dalam pertukaran untuk memikul tanggung jawab untuk
stabilitas regional. Di antara stabilisator daerah yang ditunjuk oleh Kissinger adalah Zaire, Iran, dan
Indonesia. Bagian ini membutuhkan ekspansi.

- Zbigniew Brzezinski
Zbigniew Brzezinski diletakkan kontribusi yang paling signifikan terhadap pasca Perang Dingin
pada tahun 1997 geostrategy bukunya The Grand papan catur. Ia mendefinisikan empat wilayah
Eurasia, dan di mana cara-cara Amerika Serikat harus merancang kebijakannya terhadap setiap
daerah dalam rangka mempertahankan keunggulan global. Keempat daerah (bergema Mackinder
dan Spykman) adalah:
* Eropa, jembatan Demokrat
* Rusia, Black Hole
* Timur Tengah, Balkan Eurasia
* Asia, Timur Jauh Anchor
Dalam buku berikutnya nya, The Choice, update Brzezinski geostrategy dalam terang globalisasi,
9/11 dan selang enam tahun antara dua buku.
- Charles Clover, "Mimpi dari Tanah Eurasia"
Geostrategy menemukan berbagai macam kritik. Ini telah disebut bentuk mentah determinisme
geografis. Hal ini dilihat sebagai gloss digunakan untuk membenarkan agresi internasional dan
ekspansionisme-hal ini terkait dengan rencana perang Nazi, dan ciptaan AS dirasakan divisi Perang
Dingin melalui strategi penahanan tersebut. Marxis dan teori kritis percaya geostrategy hanyalah
sebuah pembenaran bagi imperialisme Amerika. Beberapa ilmuwan politik berpendapat bahwa
pentingnya naik aktor non-negara, pentingnya geopolitik jatuh bersamaan. Demikian pula, mereka
yang melihat munculnya isu-isu ekonomi dalam prioritas di atas masalah-masalah keamanan
berpendapat bahwa geoeconomics lebih relevan dengan era modern dari geostrategy.
- Kebanyakan hubungan internasional teori yang kritis terhadap realisme dalam hubungan
internasional adalah juga penting dari geostrategy karena asumsi itu membuat tentang hirarki sistem
internasional yang didasarkan pada kekuasaan.
- Selanjutnya, relevansi geografi untuk politik internasional dipertanyakan karena kemajuan
teknologi mengubah pentingnya fitur geografis, dan dalam beberapa kasus membuat fitur tersebut
tidak relevan. Jadi beberapa faktor geografis tidak memiliki kepentingan permanen bahwa beberapa
geostrategists menganggap kepada mereka.
2.3 Konsepsi Geostrategi

• Suatu strategi memanfaatkan kondisi geografi negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, sarana
untuk mencapai tujuan nasional (pemanfaatan kondisi lingkungan dalam mewujudkan tujuan
politik).
• Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi
sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945.
• Ini diperlukan utk mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakat
majemuk dan heterogen berdasarkan Pembukaan dan UUD 1945.
• Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Ketahanan Nasional.
Geostrategi Indonesia tiada lain adalah ketahanan nasional
• Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam
menghadapi dan mengatasi segala ATHG baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang
langsung maupun tidak langsug membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa
dan negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional.
• Ketahanan nasional diperlukan bukan hanya konsepsi politik saja melainkan sebagai kebutuhan
dalam menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintah, seperti Law and order, Welfare and
prosperity, Defence and security, Juridical justice and social justice, freedom of the people.

PERANAN IPTEK DALAM GEOSTRATEGI INDONESIA


Dalam Panca Gatra kehidupan Nasional yang meliputi bidang Pertahanan dan Keamanan
terdapat faktor-faktor yang dapat mendorong untuk kemajuan bangsa serta berperan dalam
Geostrategi Indonesia, salah satunya yakni faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Tidak
dapat di pungkiri bahwa kemajuan suatu bangsa tidak dapat terpisahkan dari kemajuan di bidang
Ilmu Pengetahuan yang merupakan unsur utama dalam pengembangan bidang Teknologi dalam
suatu Negara. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga mendorong kemajuan di bidang lain
seperti bidang Komunikasi, Sistem Pertahanan, Pengembangan SDA, dan lain-lain. Salah satu
peranan Ilmu pengetahuan dan Teknologi ialah dalam Sistem Pertahanan Nasional yakni dengan
cara pengembangan teknologi untuk bidang komunikasi dalam rangka menjaga keutuhan bangsa. [4]
Negara Indonesia merupakan Negara berbentuk kepulauan yang terdiri dari 17.508 pulau
dengan Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km².
Merupakan Negara yang terluas ke 15 di dunia. Mengingat luas Negara yang cukup besar dan dari
fakta yang ada yang menjelaskan bahwa Negara Indonesia merupakan Negara dengan kepulauan
terbesar di dunia, maka faktor Komunikasi sangat penting dalam hal nmenjaga keamanan dan
ketahanan nasional. Hal ini dapat di lakukan dengan pengembangan Iptek untuk bidang Komunikasi
untuk pertahanan pada wilayah-wilayah yang sulit di jangkau sehingga dapat memudahkan untuk
mengontrol dan mengakses seluruh wilayah Indonesia.
Pengembagan Iptek dalam pembuatan persenjataan juga di butuhkan untuk membuat
peralatan perang yang lebih canggih dan mutakhir sehingga tidak kalah dalam hal keakuratan serta
jarak jelajah dari sebuah senjata. Penggunaan iptek dalam dunia kemiliteran juga di gunakan untuk
Radar pada kapal-kapal penjelajah penjaga perbatasan serta Radar pada pos-pos perbatasan dengan
Negara tetangga.
Dalam usaha pemupukan nasionalisme untuk memperkuat Ketahanan Nasional, maka
pengaruh iptek sangatlah penting, yakni dalam bidang pendidikan. Ilmu pengetahuan dan Teknologi
dalam bidang pendidikan di perlukan untuk memberikan gambaran tentang apa-apa saja yang ada
dan yang perlu di kembangkan. Dalam hal ini pengaruh Ilmu pengetahuan dan Teknologi untuk
membangun tingkat kesadaran akan nasionalisme serta implementasi dalam kehidupan sehari-hari
bisa di wujudkan dalam pendidikan kewarganegaraan. Kesadaran akan sebuah kesamaan untuk
membangun dan memajukan bangsa ini merupakan aspek utama membangun jiwa Nasionalisme.
Iptek sebagai salah satu sumber pengembangan ilmu pengetahuan juga mampu memberikan
sumbangsih untuk menanamkan jiwa nasionalisme dalam diri setiap warga Negara dengan cara
memberikan gambaran tentang jiwa hidup dan cita-cita bangsa yang di wujudkan dalam hal
persatuan dan kesatuan serta dalam usaha mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
. Tujuan Geostrategi Indonesia

Berbagai konsep dasar serta pengembangan geostrategi Indonesia pada dasarnya bertujuan
untuk:

1. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang berbasis pada aspek ideologi,
politik, sosial budaya, bahkan aspek-aspek alamiah. Hal ini untuk upaya kelestarian dan eksistansi
hidup Negara dan Bangsa dalam mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.

2. Menunjang tugas pokok pemerintah Indonesia dalam :

a. Menegakkan hukum dan ketertiban (law and order)

b. Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and prosperity)

c. Terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and prosperity)

d. Terwujudnya keadilan hukum & keadilan sosial ( yuridical justice & social justice)

e. Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri (freedom of the people)

Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran bahwa bangsa dan negara ini mengandung
sekian banyak anasir-anasir pemecah belah yang setiap saat dapat meledak dan mencabik-cabik
persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam era kepemimpinan Habibie dapat disaksikan dengan jelas
bagaimana hal itu terjadi beserta akibatnya. Tidak hanya itu saja, tatkala bangsa kita lemah karena
sedang berada dalam suasana tercabik-cabik maka serentak pulalah harga diri dan kehormatan
dengan mudah menjadi bahan tertawaan di forum internasional. Disitulah ketidakberdayaan kita
menjadi tontonan masyarakat internasional, yang sekaligus, apabila kita sekalian sadar, seharusnya
menjadi pelajaran berharga.

Apabila dikehendaki agar hal itu tidak akan terulang lagi, maka jangan sekali-kali memberi
peluang pada anasir-anasir pemecah belah untuk berkesempatan mencabik-cabik persatuan dan
kesatuan nasional. Sentimen SARA yang membabi buta harus ditiadakan, yang mayoritas harus
berlapang dada sedangkan minoritas haruslah bersikap proporsional tanpa harus mengurut dada.
Sekali lagi terbukti bahwa pemimpin yang kuat dan diseganiserta mengenal betul watak dari
bangsa Indonesia amatlah diperlukan. Dilain pihak masyarakat perlu menjadi arif serta pandai
menahan diri dalam menghadapi provokasi maupun rongrongan/iming-iming melalu money
politics. Atas dasar adanya ancaman yang laten, terutama dalam bentuk SARA, maka geostrategi
Indonesia sebagai doktrin pembangunan mengandung metode pembentukan
keuletan dan pembentukan ketangguhan bangsa dan negara. Kedua kualita yang harus
dibangun dan dimanfaatkan secara konsisten itu tidaklah hanya ditujukan kepada individu warga
bangsa akan tetapi juga kepada sistem, lembaga dan lingkungan.

Masyarakat bangsa berikut segala prasarananya harus terus dibina keuletannya agar mampu
memperlihatkan stamina dalam penangkalan terhadap anasir-anasir pemecah belah bangsa dan
negara. Dapat diantisipasikan bahwa hanya anasir-anasir tersebut bersifat laten atau hadir
sepanjang masa, maka aspek atau kualita keuletan haruslah dikedepankan. Pembinaannyapun perlu
berlanjut agar setiap generasi yang muncul faham akan pentingnya kedua kualita tersebut. Kita
dapat saksikan bersama bahwa tiap generasi baru merupakan lahan yang subur bagi upaya-upaya
yang tidak sejalan dengan visi kebangsaan, dan ini tidak hanya terjadi di Indoensia saja. Kemajuan
yang bersifat kebendaan, apalagi yang datang dari luar, saat ini lebih memiliki daya tarik terhadap
generasi muda dibandingkan dengan hal-hal yang sifatnya falsafah dan konsepsional.

Dilain pihak masyarakat harus dibina ketangguhan/kekuatannya agar secara aktif serta
efektif mampu menghadapi bahaya/ancaman yang sifatnya laten tadi. Setidak-tidaknya secara
bergotong-royong dalam lingkungannya masing-masing mampu mengcontain ancaman/bahaya
laten itu. Ketangguhan/kekuatan bisa, antara lain, berupa keberanian dari massa masyarakat
menghadapi apa saja yang mereka anggap dapat berpotensi sebagai anasir pemecah belah bangsa.
Ini sudah barang tentu memerlukan kebersamaan dan kekompakan agar lebih efektif sebagai
kekuatan penangkalan.

Anda mungkin juga menyukai