Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah yang berjudul GEOSTRATEGI INDONESIA dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak,sehingga pembuatan
makalah ini dapat terselesaikan.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk
itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Penulis











DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I : Pendahuluan...............................................

Bab II : Pembahasan...............................................

Bab III : Penutup.....................................................

Daftar Pustaka









BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau
perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, melalui
prosespembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan
dandiberi nama Ketahanan Nasional. Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan
tentang bagaimana membuat strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yanglebih
baik, lebih aman, dan sebagainya, maka ia menjadi amat berbeda wajahnya dengan yang
digagaskan oleh Haushofer, Ratzel, Kjellen dan sebagainya.
Aspek-aspek yang dilihat pada geostrategi Indonesia adalah aspek idiologi dan
konstitusi, aspek kewaspadaan, aspek sosial budaya dan agama, aspek politik dan pemdagri
(termasuk pemerintahan daerah), dan aspek perekonomian. Salah satu cara yang dilakukan
Indonesia atau strateginya adalah dengan demokrasi. Untuk sejahtera dan aman diperlukan
demokrasi yang akan menyatukan keragaman. Walaupun demokrasi bukan satu-satunya cara
hanya salah satu cara yang ditempuh Indonesia. Karena Indonesia adalah negara yang
beraneka ragam, yang tidak sedikit masyarakatnya masih menganut paham patternalistik.





BAB II. PEMBAHASAN
GEOSTRATEGI INDONESIA
Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi diartikan sebagai
usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik SDM maupun SDA
untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan. Dalam kaitannya dengan kehidupan
suatu negara, geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujdkan cita-
cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana
membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna
mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman dan bermartabat.
[1]

Bagi bangsa Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-
cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, melalui proses
pembangunan nasional.
[1]

Oleh karena itu geostrategi Indonesia sebagai suatu cara atau metode dalam
memanfaatkan segenap konstelasi geografi negara Indonesia dalam menentukan kebijakan,
arahan serta sarana-sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa dengan berdasar asas
kemanusiaan dan keadilan sosial.
[1]

a. Konsepsi Geostrategi Indonesia
Konsep geostrategi Indonesia pada hakekatnya bukan mengembangkan kekuatan
untuk penguasaan terhadap wilayah di luar Indonesia atau untuk ekspansi terhadap negara
lain, tetapi konsep strategi yang didasarkan pada kondisi metode, atau cara untuk
mengembangkan potensi kekuatan nasional yang ditujukan untuk pengamanan dan menjaga
keutuhan kedaulatan Negara Indonesia dan pembangunan nasional dari kemungkinan
gangguan yang datang dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk mewujudkan geostrategis
Indonesia akhirnya dirumuskan Bangsa Indonesia dengan Ketahanan Nasional Republik
Indonesia.
b. Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia
Konsep geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada tanggal
10 Juni 1948 di Kotaraja. Namun sayangnya gagasan ini kurang dikembangkan oleh para
pejabat bawahan, karena seperti yang kita ketahui wilayah NKRI diduduki oleh Belanda pada
akhir Desember 1948, sehingga kurang berpengaruh. Dan akhirnya, setelah pengakuan
kemerdekaan 1950 garis pembangunan politik berupa Nation and character and building
yang merupakan wujud tidak langsung dari geostrategi Indonesia yakni sebagai
pembangunan jiwa bangsa.
[1]

Berikut beberapa tahapan geostrategi Indonesia dari awal pembentukan hingga
sekarang :
1. Pada awalnya, geostrategi Indonesia digagas oleh Sekolah Staf dan Komando Angkatan
Darat (SESKOAD) Bandung tahun 1962. Konsep geostrategi Indonesia yang terumus adalah
pentingnya pengkajian terhadap perkembangan lingkungan strategi di kawasan Indonesia
yang ditandai dengan meluasnya pengaruh komunis. Geostrategi Indonesia pada saat itu
dimaknai sebagai strategi untuk mengembangkan dan membangun kemampuan territorial dan
kemampuan gerilya untuk menghadapi ancaman komunis di Indonesia.
[1]

2. Pada tahun 1965-an Lembaga Ketahanan Nasional mengembangkan konsep geostrategi
Indonesia yang lebih maju dengan rumusan sebagai berikut : bahwa geostrategi Indonesia
harus berupa sebuah konsep strategi untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, juga
pengembangan kekuatan nasional untuk menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan baik bersifat internal maupun eksternal. Gagasan ini agak lebih
progresif tapi tetap terlihat sebagai konsep geostrategi Indonesia awal dalam membangun
kemampuan nasional sebagai faktor kekuatan pengangguh bahaya.
[1]

3. Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang
geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan konstitusi Indonesia. Pada era itu konsepsi
geostrategi Indonesia dibatasi sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan
nasional dalam menciptakan kesejahteraan menjaga indentitas kelangsungan serta integritas
nasional.
[1]

4. Terhitung mulai tahun 1974 geostrategi Indonesia ditegaskan dalam bentuk rumusan
ketahanan nasional sebagai kondisi metode dan doktrin dalam pembangunan nasional.
[1]

c. Tujuan Geostrategi Indonesia
Berbagai konsep dasar serta pengembangan geostrategi Indonesia pada dasarnya
bertujuan untuk:
1. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang berbasis pada aspek
ideologi, politik, sosial budaya, bahkan aspek-aspek alamiah. Hal ini untuk upaya kelestarian
dan eksistansi hidup Negara dan Bangsa dalam mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan
nasional.
[1]

2. Menunjang tugas pokok pemerintah Indonesia dalam :
a. Menegakkan hukum dan ketertiban (law and order)
b. Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and prosperity)
c. Terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and prosperity)
d. Terwujudnya keadilan hukum & keadilan sosial ( yuridical justice & social justice)
e. Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri (freedom of the people)
Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran bahwa bangsa dan negara ini
mengandung sekian banyak anasir-anasir pemecah belah yang setiap saat dapat meledak dan
mencabik-cabik persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam era kepemimpinan Habibie dapat
disaksikan dengan jelas bagaimana hal itu terjadi beserta akibatnya. Tidak hanya itu saja,
tatkala bangsa kita lemah karena sedang berada dalam suasana tercabik-cabik maka serentak
pulalah harga diri dan kehormatan dengan mudah menjadi bahan tertawaan di forum
internasional. Disitulah ketidakberdayaan kita menjadi tontonan masyarakat internasional,
yang sekaligus, apabila kita sekalian sadar, seharusnya menjadi pelajaran berharga.
[2]

Apabila dikehendaki agar hal itu tidak akan terulang lagi, maka jangan sekali-kali
memberi peluang pada anasir-anasir pemecah belah untuk berkesempatan mencabik-cabik
persatuan dan kesatuan nasional. Sentimen SARA yang membabi buta harus ditiadakan,
yang mayoritas harus berlapang dada sedangkan minoritas haruslah bersikap proporsional
tanpa harus mengurut dada. Sekali lagi terbukti bahwa pemimpin yang kuat dan disegani
serta mengenal betul watak dari bangsa Indonesia amatlah diperlukan. Dilain pihak
masyarakat perlu menjadi arif serta pandai menahan diri dalam menghadapi provokasi
maupun rongrongan/iming-iming melalu money politics. Atas dasar adanya ancaman yang
laten, terutama dalam bentuk SARA, maka geostrategi Indonesia sebagai doktrin
pembangunan mengandung metode pembentukan keuletan dan pembentukan
ketangguhan bangsa dan negara. Kedua kualita yang harus dibangun dan dimanfaatkan
secara konsisten itu tidaklah hanya ditujukan kepada individu warga bangsa akan tetapi juga
kepada sistem, lembaga dan lingkungan.
[1]

Masyarakat bangsa berikut segala prasarananya harus terus dibina keuletannya agar
mampu memperlihatkan stamina dalam penangkalan terhadap anasir-anasir pemecah belah
bangsa dan negara. Dapat diantisipasikan bahwa hanya anasir-anasir tersebut bersifat laten
atau hadir sepanjang masa, maka aspek atau kualita keuletan haruslah dikedepankan.
Pembinaannyapun perlu berlanjut agar setiap generasi yang muncul faham akan pentingnya
kedua kualita tersebut. Kita dapat saksikan bersama bahwa tiap generasi baru merupakan
lahan yang subur bagi upaya-upaya yang tidak sejalan dengan visi kebangsaan, dan ini tidak
hanya terjadi di Indoensia saja. Kemajuan yang bersifat kebendaan, apalagi yang datang dari
luar, saat ini lebih memiliki daya tarik terhadap generasi muda dibandingkan dengan hal-hal
yang sifatnya falsafah dan konsepsional.
[2]

Dilain pihak masyarakat harus dibina ketangguhan/kekuatannya agar secara aktif serta
efektif mampu menghadapi bahaya/ancaman yang sifatnya laten tadi. Setidak-tidaknya
secara bergotong-royong dalam lingkungannya masing-masing mampu mengcontain
ancaman/bahaya laten itu. Ketangguhan/kekuatan bisa, antara lain, berupa keberanian dari
massa masyarakat menghadapi apa saja yang mereka anggap dapat berpotensi sebagai anasir
pemecah belah bangsa. Ini sudah barang tentu memerlukan kebersamaan dan kekompakan
agar lebih efektif sebagai kekuatan penangkalan.
[2]

Strategi
Dalam menghadapi anasir-anasir luar perlu disusun satu geostrategi dengan
memperhatikan adanya kenyataan bahwa dunia telah saling terkait satu sama lain dengan
derajat transparansi yang semakin tinggi. Geostrategi itu juga dilandasi dengan kesadaran
bahwa Ketahanan Nasional saja tidaklah cukup untuk menjamin rasa aman rakyat maupun
kelangsungan pembangunan nasional, apabila tidak didukung oleh Ketahanan Regional. Atas
dasar itu maka geostrategi Indonesia secara stereoskopis berbentuk sebagai satu Kerucut
Ketahanan.
[2]

Kerucut Ketahanan pada dasarnya merupakan satu arsitektur kerjasama, yang pada
bidang dasarnya adalah visualisasi kerjasama spatial sedangkan pada bidang vertikalnya
adalah visualisasi dari kerjasama struktural yang terproyeksikan secara kawasan. Kerucut
Ketahanan harus dibina secara bersama-sama agar manfaatnya dapat terwujud yaitu berupa
penyangga atau selubung bagi Ketahanan Nasional kita. Arsitektur demikian ini adalah
representasi dari kesadaran ruang yang harus terus dihidupkan agar dapat menjadi acuan visi
politik luar negeri (termasuk politik perekonomian) dan politik pertahanan.
[2]

Ketahanan tingkat regional, dimana para unsur pelakunya merupakan negara-negara
berdaulat hanya bisa terwujud apabila terdapat saling percaya, saling menghormati yang
diwujudkan dalam bentuk kerjasama se-erat-eratnya atas dasar manfaat bersama.
Kebersamaan yang multi-dimensional ini meliputi bidang politik, ekonomi, kebudayaan dan
keamanan. Mengingat luasnya ruang yang ada maka arsitektur kerjasama diwujudkan secara
tiga dimensional sebagai berikut :
a). Secara spasial, ruang kepentingan dibagi menjadi Kawasan Strategis Utama, Kawasan
Strategis pertama, Kawasan Strategis kedua dan ketiga. Masing-
masing kawasan strategis memiliki dampak yang berbeda terhadap Ketahanan Nasional kita.
Adalah Asean / Asia Tenggara (Kawasan A) yang kita anggap memiliki dampak paling
langsung seandainya terjadi apa-apa di dalam kawasan tersebut oleh karenanya kepentingan
kita amat vital untuk menciptakan kebersamaan dalam kawasan ini. Karena itu kawasan
Asean atau proses Asean pada umumnya dijadikan corner stone dari politik Luar Negeri
Indonesia. Demikianlah seterusnya dengan kawasan-kawasan berikutnya yaitu B dan C yang
memiliki tingkat kesegeraan dari dampak yang timbul di masing-masing kawasan terhadap
Indonesia.
[2]

b). Secara fungsional / vertikal, ruang kepentingan dibagi menjadi ruang kerjasama yang
saling mendukung dengan ruang kerjasama sub-regional (misalnya Asean) dan pada
gilirannya juga harus saling mendukung dengan ruang kerjasama regional (misalnya APEC,
ARF dsb-nya). Kita mengetahui bahwa tiap anggota Asean menjalin kerjasama bilateral
dengan banyak negara ataupun secara multilateral. Akan tetapi mengingat tiap anggota Asean
mematuhi traktat Asean dan TAC, maka diharap atau bahkan dapat diasumsikan bahwa
berbagai kerjasama yang dilakukan tidak merugikan Asean ; dan bahkan memperkokoh
posisi Asean. Demikian juga pada gilirannya tiap anggota Asean juga menjadi anggota ARF
maupun APEC, maka diharapkan kedua forum dalam cakupan ruang yang berbeda luasnya
itu dapat saling menunjang dan menambah kredibilitas Asean.
[2]

Apabila pembentukan kerucut ketahanan merupakan geostrategi Indonesia didalam
menangkal anasir-anasir luar, maka didalamnya harus dilandasi oleh saling percaya dan
saling menghargai tadi.
[2]

Untuk itu, Ketahanan Regional pada arsitektur kerucut pada dasarnya memiliki unsur-
unsur sebagai berikut :
1) Ketahanan Nasional tiap negara di dalam kerucut perlu diupayakan se-optimal mungkin,
agar dapat memberikan kontribusi positif pada kawasannya. Asumsinya adalah bahwa hanya
dengan Ketahanan Nasional yang baik sajalah satu negara akan dapat memberikan peran
yang bermakna pada kawasan. Sebaliknya, apabila in-stabilitas politik dan ekonomi terus
mengguncang satu negara mana mungkin negara bersangkutan menyisakan waktu untuk
menopang kepentingan kawasan.
[2]

b). Komitmen terhadap asosiasi negara sekawasan haruslah utuh dan konsisten (misalnya
sesuai TAC) agar dengan demikian kepentingan bersama (misalnya saja Asean) tidak
disubordinasikan pada kepentingan lainnya (misalnya saja kepentingan FPDA). Komitmen
terhadap Asean akan menguat apabila organisasi ini dapat memberikan manfaat bagi
anggotanya ; setidak-tidaknya mampu memberikan exposure internasional yang bergengsi.
Sebaliknya apabila kemanfaatan rendah (seperti SAARC) maka jangan diharapkan terwujud
komitmen yang solid. Disini nampak bahwa manakala komitmen bagus dari seluruh anggota
asosiasi, maka kawasan yang bersangkutan tidak akan kondusif bagi persemaian anasir-
anasir negatif bagi tiap negara anggota.
[2]

c). Kualitas interaksi antar anggota asosiasi yang komponen-komponennya adalah
tingkat kerjasama (dalam arti kualitasnya) dan kemauan untuk mengakomodasikan
kepentingan negara anggota lainnya di dalam kebijaksanaan nasional. Terutama yang terakhir
ini, ia hanya dapat terwujud apabila sudah terjalin rasa saling percaya. Sebagai contoh :
kepentingan Singapura untuk menjamin keselamatan penerbangan dari dan ke Singapura
telah diakomodasikan oleh Indonesia dalam bentuk pemberian delagasi atas sebagian FIR
Indonesia. Selain saling percaya, kualitas interaksi juga menunjukkan adanya komitmen yang
kuat.
[2]

d). Kemampuan adaptasi dari asosiasi terhadap fluktuasi maupun arus perkembangan
lingkungan. Sesungguhnya hal ini merupakan indikator terhadap kualitas kebersamaan
yang telah terjalin.
[2]


KETAHANAN NASIONAL
a. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional ditinjau secara antropologis mengandung arti kemampuan
manusia atau suatu kesatuan kemampuan manusia untuk tetap memperjuangkan
kehidupannya. Rumusan ketahanan nasional sebagaimana disusun oleh Lemhamnas
[3]
adalah: Ketahanan Nasional Idonesia adalah kondisi dinamis Bangsa Indonesia yang meliputi
segenap aspek, kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan, baik yang datang dari luar
maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
[1]

2. Latar Belakang Ketahanan Nasional Indonesia
Letak kepulauan Indonesia yang strategis sejak dulu kala, memberikan kemudahan
sarana untuk berperan dalam percaturan hubungan antar bangsa di sekitar Indonesia.
Kedatangan Bangsa Eropa yang saling berebut pengaruh mulai bangsa Portugis, Spanyol,
Belanda, Inggris, sampai bangsa Asia seperti Jepang menunjukkan bahwa wilayah Nusantara
banyak memberikan aspirasi kepada berbagai bangsa di dunia untuk memperebutkan dan
menguasainya.
[1]

Disamping keinginan bangsa lain untuk menguasai Indonesia, bukan sesuatu yang
mudah untuk meyakinkan bangsa Indonesia secara menyeluruh, bahwa negara yang di
Proklamasikan mampu mengantar cita-cita dan tujuan perjuangan bangsa Indonesia. Hal ini
terbukti adanya pemberontakan PKI madiun 1948, serta pergolakan lain untuk memisahkan
diri dari NKRI, seperti adanya gerakan Aceh Merdeka, atau keinginanan mendirikan Papua
Merdeka menunjukkan bahwa ancaman dari dalam terhadap keutuhan NKRI ternyata masih
terjadi fluktuasi, yang sampai saat ini masih terjadi.
[1]

Kenyataan geografis yang strategis serta pengalaman sejarah mulai sebelum dan
sesudah proklamasi 1945, memberikan aspirasi kepada Bangsa Indonesia untuk membangun
ketahanan nasional di masa kini dan masa yang akan datang. Ketangguhan dan keuletan dari
SDM bangsa Indonesia, SDA yang ada, serta kondisi alamiah membentuk ketahanan
nasional. Ditempat awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan
militer atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan
cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, melalui proses
pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan
diberi nama Ketahanan Nasional.
[1]

Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana membuat
strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan
sebagainya, maka ia menjadi amat berbeda wajahnya dengan yang digagaskan oleh
Haushofer, Ratzel, Kjellen dan sebagainya.
[1]

3. Asas-asas Tannas Indonesia
Adalah tata laku berdasarkan nilai-nilai pancasila, UUD 1945 dan wawasan nusantara
yang terdiri dari:
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan
2. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
3. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar
Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi nasional itu
sendiri berdasarkan nilai- nilai kemandirian. Mawas ke luar bertujuan untuk dapat
mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri dan
menerima kenyataan adanya interaksi dan ketergatungan dengan dunia internasional.
4. Asas Kekeluargaan
Salah satu cirri khas bangsa Indonesia yang paling menonjol adalah kekeluargaan dan
musyawarah yang bersumber pada Pancasila.

4. Sifat Ketahanan Nasional Indonesia
1. Mandiri
Ketahanan nasional percaya pada kemampuan dan kekutan sendiri.
2. Dinamis
Ketahanan nasional tidaklah tetap. Ia dapat meningkat dan menurun, tergantung pada
situasi dan kondisi bangsa, negara, serta lingkungan strategisnya.
3. Wibawa
Makin tinggi tingkat ketahan nasional Indonesia, makin tinggi pula nilai kewibawaan
dan tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia.
4. Konsultasi dan Kerjasama
Konsep Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sifat konfrontatif dan
antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih
mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama, serta saling menghargai dengan mengandalkan
kekuatan moral dan kepribadian bangsa.


PERANAN IPTEK DALAM GEOSTRATEGI INDONESIA
Dalam Panca Gatra kehidupan Nasional yang meliputi bidang Pertahanan dan
Keamanan terdapat faktor-faktor yang dapat mendorong untuk kemajuan bangsa serta
berperan dalam Geostrategi Indonesia, salah satunya yakni faktor Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK). Tidak dapat di pungkiri bahwa kemajuan suatu bangsa tidak dapat
terpisahkan dari kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan yang merupakan unsur utama dalam
pengembangan bidang Teknologi dalam suatu Negara. Faktor Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi juga mendorong kemajuan di bidang lain seperti bidang Komunikasi, Sistem
Pertahanan, Pengembangan SDA, dan lain-lain. Salah satu peranan Ilmu pengetahuan dan
Teknologi ialah dalam Sistem Pertahanan Nasional yakni dengan cara pengembangan
teknologi untuk bidang komunikasi dalam rangka menjaga keutuhan bangsa.
[4]

Negara Indonesia merupakan Negara berbentuk kepulauan yang terdiri dari 17.508
pulau dengan Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km dan luas perairannya 3.257.483
km. Merupakan Negara yang terluas ke 15 di dunia. Mengingat luas Negara yang cukup
besar dan dari fakta yang ada yang menjelaskan bahwa Negara Indonesia merupakan Negara
dengan kepulauan terbesar di dunia, maka faktor Komunikasi sangat penting dalam hal
nmenjaga keamanan dan ketahanan nasional. Hal ini dapat di lakukan dengan pengembangan
Iptek untuk bidang Komunikasi untuk pertahanan pada wilayah-wilayah yang sulit di jangkau
sehingga dapat memudahkan untuk mengontrol dan mengakses seluruh wilayah Indonesia.
[4]

Pengembagan Iptek dalam pembuatan persenjataan juga di butuhkan untuk membuat
peralatan perang yang lebih canggih dan mutakhir sehingga tidak kalah dalam hal keakuratan
serta jarak jelajah dari sebuah senjata. Penggunaan iptek dalam dunia kemiliteran juga di
gunakan untuk Radar pada kapal-kapal penjelajah penjaga perbatasan serta Radar pada pos-
pos perbatasan dengan Negara tetangga.
[4]

Dalam usaha pemupukan nasionalisme untuk memperkuat Ketahanan Nasional, maka
pengaruh iptek sangatlah penting, yakni dalam bidang pendidikan. Ilmu pengetahuan dan
Teknologi dalam bidang pendidikan di perlukan untuk memberikan gambaran tentang apa-
apa saja yang ada dan yang perlu di kembangkan. Dalam hal ini pengaruh Ilmu pengetahuan
dan Teknologi untuk membangun tingkat kesadaran akan nasionalisme serta implementasi
dalam kehidupan sehari-hari bisa di wujudkan dalam pendidikan kewarganegaraan.
Kesadaran akan sebuah kesamaan untuk membangun dan memajukan bangsa ini merupakan
aspek utama membangun jiwa Nasionalisme. Iptek sebagai salah satu sumber pengembangan
ilmu pengetahuan juga mampu memberikan sumbangsih untuk menanamkan jiwa
nasionalisme dalam diri setiap warga Negara dengan cara memberikan gambaran tentang
jiwa hidup dan cita-cita bangsa yang di wujudkan dalam hal persatuan dan kesatuan serta
dalam usaha mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
[4]











BAB III. PENUTUP
a. Kesimpulan
Jadi, geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang
bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka
diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif
aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut.
Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritime power)
yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai ancaman.
b. Saran















DAFTAR PUSTAKA
1. http://myteiku.blogspot.com/2010/04/geosstrategi-indonesia.html
2. http://dephan.go.id/pothan/Isi%20Geo.html
3. Sumarsono, dkk, 2007

Anda mungkin juga menyukai