Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“Urgensi Geostrategi, Ketahanan Nasional dan Bela Negara “

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Deski Aisyah (221110127)


Muhammad Fikih ( 221110140)
Nela Novia ( 221110145)
Salsabila Ramadhani Arta ( 221110154)

Dosen Pengajar
Awaluddin, S.Sos. M,Pd
Miladil Fitra, SKM. MKM

PROGRAM STUDI D3 SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kelompok sehingga kelompok berhasil menyelesaikan makalah yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karna itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kelompok harapkan demi kesempurnaan
laporan ini. Terimakasih kepada bapak/ibu Dosen yang membimbing dalam pelaksanaan mata
kuliah kewarganegaraan, terutama kepada dosen pengajar Bapak Awaluddin, S.Sos. M,Pd dan
Bapak Miladil Fitra, SKM, MKM.

Akhir kata, kelompok mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah Swt
senantiasa meridhoi segala usaha kita semua. Amiin.

Padang, 7 November 2022

Kelompok 2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geostrategi Indonesia adalah strategi nasional bangsa Indonesia dalam memanfaatkan


wilayah NKRI sebagai ruang hidup nasional guna merancang arahan tentang kebijakan dan
sasaran pembangunan untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional. Geostrategi
Indonesia dirumuskan dalam wujud konsep Ketahanan Nasional.

Secara umum, geostrategi merupakan arah geografis kebijakan luar negeri suatu negara.
Geostrategi memiliki karakter agresif, ofensif, dan outward looking, serta menggabungkan
pertimbangan strategi (peran militer) dan geopolitik. Sementara itu, konsepsi Ketahanan
Nasional dikembangkan oleh Lemhannas lebih bersifat pertahanan diri (defensif), less
militaristic, inward looking, serta berasas kesejahteraan dan keamanan.

Pada awalnya, geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer/perang.


Di Indonesia, geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi
sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945 melalui proses Pembangunan
Nasional. Tujuan tersebut menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama Ketahanan
Nasional.

Sejak awal pengembangan konsepsi, Ketahanan Nasional telah dirintis bersama oleh para
pemikir di Lemhannas, Seskoad, dan para peserta KRA 1 sejak tahun 1965. Namun, seabagai
akibat peristiwa G30S PKI, seluruh lapisan masyarakat termasuk Lemhannas dikerahkan
untuk melakukan konsolidasi dalam rangka menegakkan pemerintahan Orde Baru. Oleh
karena itu, seluruh kegiatan pengkajian Lemhannas lebih dititikberatkan pada pemecahan
masalah-masalah nasional.

Berhubung peperangan biasanya berkecamuk di suatu ruang (space), maka sejak awal
penampilannya, geostrategi sudah menjadikan ruang sebagai suatu kategori utama dari
pemikiran strategis, yang jelas tercatat dalam dimensi “geo”. Namun, bukan berarti bahwa
setiap strategi dalam hal ini konsepsi Ketahanan Nasional adalah geostrategi.
Istilah Ketahanan Nasional untuk pertama kali dikemukakan oleh Presiden Soekarno.
Selanjutnya, pada tahun1962, mulai diupayakan secara khusus pengembangan gagasan
Ketahanan Nasional di SekolahStaf dan Komando Angkatan Darat Bandung.Esensi
Ketahanan Nasional adalah hubungan baik antara kekuasaan dan rakyat banyak, antaramiliter
dan rakyat.

Ketahanan Nasional berarti partisipasi orang banyak dalam prosespemerintahan,


pembangunan, dan pertahanan yang menjadikan stabilitas politik untukberfungsinya
pemerintahan dan pembangunan.Menurut Suradinata dan Dinuth, hingga tahun 2000,
Lemhannas telah menghasilkan beberapakonsepsi, yaitu: konsepsi tahun 1968, 1969, 1972,
dan 1974. Pada konsepsi tahun 1968 dan1969, Ketahanan Nasional merupakan keuletan dan
daya tahan, sedangkan dalam konsepsi tahun1972 dinyatakan sebagai suatu kondisi dinamik
yang berisi keuletan dan ketangguhan yangberasaskan Astagatra.Berdasarkan fakta sejarah,
kepentingan nasional Indonesia pada masa pergantian Orde Lama keOrde Baru adalah
kelangsungan hidup bangsa dan suksesnya pembangunan ekonomi (Repelita).Jadi, doktrin
nasional yang diperlukan saat itu adalah geopolitik.

Hal ini sesuai pendapat Grygielbahwa negara berusaha di atas segalanya untuk
melindungi wilayah mereka dari invasi danserangan sehingga harus berkonsentrasi dalam
upaya menjaga keamanan teritorialnya dan tidakmemiliki kemampuan untuk mengejar
kebijakan luar negeri yang bersifat politik-strategik.Sumber daya diplomatik, ekonomi, dan
militer Indonesia dialihkan untuk melindungi kedaulatanwilayah dari ancaman masuknya
komunis dari Indo Cina dan menyukseskan pembangunanekonomi.Geostrategi Indonesia
sebagai geopolitik dalam pelaksanaan, atau diartikan bahwa geostrategiadalah kebijakan
pelaksanaan dalam menentukan tujuan, sarana, serta cara penggunaan saranatersebut guna
mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan konstelasi geografis bangsaIndonesia.

Perkembangan awal geostrategi Indonesia dilakukan oleh para pemikir di Seskoad dan
Reguler Angkatan I Lemhannas dalam bentuk Konsepsi Ketahanan Revolusi. Hal
inimerupakan tindak lanjut dari amanat Presiden Soekarno pada kuliah pertama KRA I
Lemhannas(20/5/1965), yang menyampaikan, “Pertahanan nasional hanya dapat sempurna
semaksimum-maksimumnya, jikalau kita mendasarkan pertahanan nasional itu atas
pengetahuan geopolitik.”Berhubung peperangan biasanya berkecamuk di suatu ruang
(space), maka sejak awalpenampilannya, geostrategi sudah menjadikan ruang sebagai suatu
kategori utama daripemikiran strategis, yang jelas tercatat dalam dimensi “geo”. Namun,
bukan berarti bahwa setiapstrategi—dalam hal ini konsepsi Ketahanan Nasional—adalah
geostrategi

B. Tujuan

Tujuan makalah Konsep Geostrategi, Ketahanan Nasional dan Bela Negara Indonesia
antara lain sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui Konsep dan Urgensi Konsep Geostrategi, Ketahanan Nasioanal dan
Bela Negara
2) Untuk mengetahui Alasan Mengapa Diperlukan Geostrategi, Ketahanan Nasioanal dan
Bela Negara
3) Untuk mengetahui Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Konsep
Geostrategi, Ketahanan Nasioanal dan Bela Negara
4) Untuk lebih memahami Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Konsep
Geostrategi, Ketahanan Nasioanal dan Bela Negara
5) Untuk mengetahui Esensi dan Urgensi Konsep Geostrategi, Ketahanan Nasioanal dan
Bela Negara
BAB II
PEMBAHASAN

 Konsep dan Urgensi Geostrategi, Ketahanan Nasional dan Beala Negara


Geostrategi Indonesia pada dasarnya adalah strategi nasional bangsa Indonesia
dalam memanfaatkan wilayah negara republik Indonesia sebagai ruang lingkup
nasional guna merancang arahan tentang kebijakan, sarana, dan sasaran pembangunan
untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional. Geostrategi Indonesia dirumuskan
dalam wujud konsepsi Ketahanan Nasional (Heny Herdiwanto & Jumanta
Hamdayama, 2010). Ketahanan Nasional Indonesia adalah kondisi dinamis suatu
bangsa atau Indonesia yang meliputi segenap kehidupan nasional yang terintegrasi,
berisi keuletan, dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan, dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar, untuk
menjamin identitas, integritas dan kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
perjuangan mencapai tujuan nasional (Lemhannas 200:98) kondisi ini dibina terus
menerus dan sinergi mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan nasional.
Konsepsi Ketahanan Indonesia merupakan pedoman untuk meningkatkan
keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Pernyataan
konseptual yang kompleks tersebut dijelaskan unsur-unsurnya (Sunarso dan Kus Eddi
Sartono): Ketangguhan adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu
dapat bertahan karena beban yang dipikulnya. Keuletan adalah usaha secara giat
dengan kemampuan yang sangat keras dalam menggunakan kemampuan untuk
mencapai tujuan.
 Identitas adalah ciri khas suatu bangsa dan Negara dilihat secara
keseluruhan (holistic)
 Integritas adalah kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu
bangsa baik unsure sosial maupun alamiah, baik yang bersifat potensial
maupun fungsional.
 Ancaman adalah hal usaha yang bersifat mengubah kebijaksanaan yang
dilakukan secara konseptual, criminal, dan politis.
 Tantangan adalah hal atau usaha yang bersifat menggugah kemampuan
yang terjadi karena kondisi yang menyebabkan seseorang melakukan
tindakan untuk menanggulangi keadaan yang ada didepannya.
 Hambatan adalah hal atau usaha dari diri sendiri yang bersifat dan
bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konseptual.
 Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar, bersifat dan
bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konseptual

Bela negara adalah sikap, tekad dan juga perilaku warga negara yang dilakukan
secara menyeluruh, teratur serta terpadu dan juga dijiwai oleh kecintaan terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa. Dasar hukum mengenai bela
negara terdapat dalam isi UUD 1945, yakni: Pasal 27 ayat (3) yang menyatakan
bahwa semua warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara. Pasal 30 ayat (1) yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Bela negara
mencakup pengertian bela negara secara fisik dan nonfisik. Bela negara secara
fisik adalah memanggul senjata dalam menghadapi musuh (secara militer). Bela
negara secara fisik pengertiannya lebih sempit daripada bela negara secara
nonfisika.

 Bela Negara Secara Fisik


Menurut Undang-Undang No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
militer). Bela negara secara fisik pengertiannya lebih sempit daripada bela
keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan
dengan menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar
Kemiliteran. Sekarang ini pelatihan dasar kemiliteran diselenggarakan melalui
program Rakyat Terlatih (Ratih), meskipun konsep Rakyat Terlatih (Ratih)
adalah amanat dari Undang-undang No. 20 Tahun 1982. Rakyat Terlatih
(Ratih) terdiri dari berbagai unsur, seperti Resimen Mahasiswa (Menwa),
Perlawanan Rakyat (Wanra), Pertahanan Sipil (Hansip), Mitra Babinsa, dan
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah mengikuti Pendidikan
Dasar Militer, dan lain-lain. Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi yaitu
Ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat, Keamanan Rakyat, dan
Perlawanan Rakyat.

B. Alasan Mengapa Diperlukan Geostrategi, Ketahanan Nasional dan Bela Negara

Ketahanan nasional adalah suatu kondisi di mana suatu negara bisa menanggulangi
adanya ancaman yang berasal dari dalam ataupun luar negeri dan hal tersebut juga
sesuai dengan definisi ketahanan nasional yang dibuat oleh Lembaga Ketahanan
Nasional. Maka dari itu, setiap negara yang ada di dunia harus memiliki ketahanan
nasional yang baik dan hal ini diperlukan untuk bisa menciptakan dan juga menjaga
stabilitas yang ada di dalam negeri. Untuk bisa mewujudkan ketahanan nasional yang
baik pada suatu negara, seluruh aparatur negara dan juga masyarakat memiliki
tanggung jawab yang sama.

Masyarakat yang ada di Indonesia juga memiliki kewajiban untuk bela negara dan
hal tersebut juga tertuang pada UUD 1945. Pada dasarnya, bela negara adalah suatu
tindakan yang sangat mulia di mana kita akan mendapatkan kehormatan apabila kita
bisa melakukan hal tersebut. Adanya kewajiban untuk melakukan bela negara ini juga
pada dasarnya dilakukan sehingga seluruh masyarakat bisa memiliki kontribusi yang
sama dalam rangka menjaga ketahanan dan stabilitas nasional.

C. Sumber Historis,Sosiologis,Politik tentang Ketahanan Nasional dan Bela Negara


 Sumber historis
Ketahanan nasional bermula pada tahun 1960-an, dimasa itu sedang
meluasnyapengaruh komunisme yang berasal dari Uni Sovyet dan Cina.
Sejarah keberhasilan Indonesia dalammelawan komunis dengan ketahanan
nasional berlandaskan ideologi. Pada tahun 1969 lahirlah istilah ketahana
nasional yang intinya adalah keuletan dan daya tahan suatubangsa dalam
menghadapi ancaman. Dan pada tahun 1973 secara resmi konsep
ketahanandimasukkan kedalam GBHN yakni Tap MPR No IV/MPR/1978.
 Sumber Sosiologis

Ketahanan nasional bermula dari ancaman setelah perang dingin terhadap


budayadan kebangsaan. Inti ketahanan nasional pada dasarnya berada pada
tataran “mentalitas” bangsaIndonesia sendiri dalam menghadapi dinamika
masyarakat itu sendiri.

 Sumber Politik

Ketahanan nasional dewasa ini sangat dipengaruhi oleh kondisi


ketidakadilan sebagai “musuh bersama”. Konsep ketahanan juga tidakhanya
ketahanan nasional tetapi sebagai konsepsi yang berlapis, atau Ketahanan
Berlapis. LembagaKetahanan Nasional (Lemhanas) RI sebagai lembaga yang
mengembangkan konsep ketahanannasional Indonesia, sudah membuat badan
khusus yang yang bertugas mengukur tingkat ketahananIndonesia. Badan ini
dinamakan Laboratorium Pengukuran Ketahanan Nasional, sebagai bagian
dari Lemhanas RI.

D. Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela


Negara
Sebagai negara kepulauan terbesar dunia, posisi geografis Indonesia membentang
pada koordinat 6 LU – 11.08’ LS dan 95 BT – 141.45’ BT dan terletak di antara dua
benua, Asia di utara, Australia di Selatan, dan dua samudera yaitu Hindia/Indonesia
di barat dan Pasifik di timur. Dalam perspektif geopolitik, bentangan posisi geografis
ini tentu saja menjadikan Indonesia sebagai Negara yang memiliki bargaining power
dan bargaining positionstrategis dalam percaturan dan hubungan antar bangsa, baik
dalam lingkup kawasan maupun global. Hal ini berangkat dari pemikiran bahwa
ruang merupakan inti dari geopolitik karena di sana merupakan wadah dinamika
politik dan militer. Penguasaan ruang secara de facto dan de jure merupakan
legitimasi dari kekuasaan politik. Bertambahnya ruang negara atau berkurangnya
ruang negara oleh berbagai jenis sebab, selalu dikaitkan dengan kehormatan dan
kedaulatan negara dan bangsa (Sunardi, 2000, 33 – 35). Sementara itu, hubungan
antar bangsa senantiasa diwarnai oleh kompetisi dan kerjasama. Dalam hubungan
tersebut, setiap bangsa berupaya untuk mencapai dan mengamankan kepentingan
nasionalnya menggunakan semua instrumen kekuatan nasional dimilikinya. Dalam
kaitan kepentingan nasional itulah, bangsa Indonesia tentu saja harus senantiasa
mengembangkan dan memiliki kesadaran ruang (space consciousness) dan kesadaran
geografis (geographical awareness) sebagai Negara kepulauan. Hal ini logis dan
sangat mendasar mengingat, di satu sisi, posisi geografis yang strategis dan terbuka
serta mengandung keragaman potensi sumber kekayaan alam, tentu saja merupakan
peluang dan keuntungan bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita dan
tujuan nasionalnya. Namun di sisi lain, posisi geografis yang menjadi perlintasan dan
pertemuan kepentingan berbagai negara ini, mengandung pula kerawanan dan
kerentanan karena pengaruh perkembangan lingkungan strategis yang dapat
berkembang menjadi ancaman bagi ketahanan bangsa dan pertahanan Negara.

E. Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional dan Bela Negara


Sudah dikemukakan sebelumnya, terdapat tiga cara pandang dalam melihat
ketahanan. Ketiganya menghasilkan tiga wajah ketahanan nasional yakni ketahanan
nasional sebagai konsepsi, ketahanan nasional sebagai kondisi, dan ketahanan
nasional sebagai konsepsi atau doktrin.Ketiganya bisa saling berkaitan karena diikat
oleh pemikiran bahwa kehidupan nasional ini dipengaruhi oleh delapan gatra sebagai
unsurnya atau dikenal dengan nama “Ketahanan Nasional berlandaskan ajaran Asta
Gatra.” Konsepsi ini selanjutnya digunakan sebagai strategi, cara atau pendekatan di
dalam mengupayakan ketahanan nasional Indonesia. Kedelapan gatra ini juga
digunakna sebagai tolok ukur dalam menilai ketahanan nasional Indonesia sebagai
kondisi. Esensi dari ketahanan nasional pada hakikatnya adalah kemampuan yang
dimiliki bangsa dan negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang dewasa
ini spektrumnya semakin luas dan kompleks.Hal yang menjadikan ketahanan nasional
sebagai konsepsi khas bangsa Indonesia adalah pemikiran tentang delapan unsur
kekuatan bangsa yang dinamakan Asta Gatra. Pemikiran tentang Asta Gatra
dikembangkan oleh Lemhanas. Bahwa kekuatan nasional Indonesia dipengaruhi oleh
delapan unsur terdiri dari tiga unsur alamiah (tri gatra) dan lima unsur sosial (panca
gatra).Perihal unsur-unsur kekuatan nasional ini telah mendapat banyak kajian dari
para ahli. Morgentahu dalam bukunya “Politics Among Nations : The Struggle for
Power and Peace” mengemukakan bahwa menurutnya ada dua faktor yang
memberikan kekuatan bagi suatu negara, yakni faktor-faktor yang relatif stabil (stable
factors), terdiri atas geografi dan sumber daya alam, dan faktor-faktor yang relatif
berubah (dinamic factors), terdiri atas kemampuan industri, militer, demografi,
karakter nasional, moral nasional, kualitas diplomasi, dan kualitas pemerintah.Alfred
Thayer Mahan dalam bukunya The Influence Seapoer an History, mengatakan bahwa
kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi
unsur-unsur: letak geografi, bentuk atau wujud bumi, luas wilayah, jumlah penduduk,
watak nasional dan sifat pemerintahan. Menurut Mahan kekuatan suatu negara tidak
hanya tergantung luas wilayah daratan, akan tetapi tergantung pula pada faktor
luasnya akses ke laut dan bentuk pantai dari wilayah negara. Sebagaimana diketahui
Alfred T. Mahan termasuk pengembang teori geopolitik tentang penguasaan laut
sebagai dasar bagi penguasaan dunia. Barang siapa menguasai lautan akan menguasai
kekayaan dunia (Armawi, 2012).Cline dalam bukunya World Power Assesment, A
Calculus of Strategic Drift, melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan
oleh negara lain. Kekuatan sebuah negara sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain
merupakan akumulasi dari faktor-faktor sebagai berikut : sinergi antara potensi
demograsi dengan geografi : kemampuan militer; kemampuan ekonomi; strategi
nasional; dan kemauan nasional atau tekad rakyat untuk mewujudkan strategi
nasional. Potensi demografi dan geografi; kemampuan militer; dan kemampuan
ekonomi merupakan faktor yang tangible, sedangkan strategi nasional dan kemauan
nasional merupakan intangible factors. Menurutnya, suatu negara akan muncul
sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau negara secara
fisik wilayahnya besar, dan memiliki sumber daya manusia yang besar pula (Armawi,
2012 : 10).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan (AGHT) baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri yang langsung
maupun yang tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa serta perjuangan dalam mengejar Tujuan Nasional Indonesia.Ketahanan Nasional
Indonesia ditinjau dari astra gatra meliputi : aspek alamiah (tri gatra) yaitu posisi dan
lokasi geografi negara Indonesia, keadaan kekayaan alam, keadaan kemampuan,
penduduk, aspek sosial (panca gatra) yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
militer/Hankam, Tantangan Ketahanan Nasional. Geostrategi Indonesia ke depan adalah
Indonesia dianggap sebagai kekuatan regional dimana ekonominya belum begitu kuat
dalam percaturan internasional kerawanan hubungan dengan negara-negara lain, sengketa
perbatasan, pengaturan zona ekonomi ekslusif, Sea Lane Of Communication(SLOC)
penguasaan sumber kekayaan alam, pengaturan dan sarana perdagangan yang
mengandung dimensi internasional. Tujuan geostrategi diarahkan untuk menegakkan
hukum dan ketertiban (law and order), terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran
(walfare and prosperity), terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and
safety), terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial (juridical justice and social
justice), tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktulisasikan diri (freedom of the
people). Geostrategi memiliki dua sifat pokok, yaitu bersifat daya tangkal, dimana sifat
ini berupaya untuk menangkal segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan terhadap identitas, integritas, dan eksistensi bangsa dan negara Indonesia, dan
bersifat developmental/pengembangan, yaitu pengembangan potensi kekuatan bangsa
dalam ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam, sehingga tercapai
kesejahteraan rakyat.
B. Saran
Sebagai warga negara yang baik, kita harus terus merealisasikan geostrategi sebaik-
baiknya demi kelancaran untuk mewujudkan ketahanan nasional yang baik agar bangsa
kita terus terjaga dari ancaman-ancaman yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.unm.ac.id/2692/1/Artikel%20Jurnal%20Nasional%20Tidak
%20Terakreditasi%20-%20Urgensi%20Ketahanan%20Nasional%20Sebagai
%20Geostrategi%20Indonesia.pdf
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/655395/mod_resource/content/1/Bab%209.pdf
https://www.kemhan.go.id/wp-content/uploads/2018/11/wiraedisikhusus1.pdf
https://www.studocu.com/id/document/universitas-udayana/pendidikan-
kewarganegaraan/makalah-kelompok-16-pkn-semester-
1/21121450#:~:text=1%20Latar%20Belakang%20Geostrategi
%20Indonesia,mencapai%20kepentingan%20dan%20tujuan%20nasional

Anda mungkin juga menyukai