Anda di halaman 1dari 41

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“geostrategi dan ketahanan nasional”

OLEH
1.NUR AFIA KHAERUNNISA 14120190108
2.NURANNISA FIRMAN 14120190109
3.SUHARNI 14120190110
4.ANIELA AMANDA SAPUTRI 14120190111
5.ROSDIANA 14120190112
6.ALYA NURUL FADILLAH S 14120190113
7.CLARISA FEBRIANTI 14120190114
8.NURUL FITRIANI 14120190115

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“GEOSTRATEGI DAN KETAHANAN NASIONAL” ini tepat pada waktunya dan tanpa sebuah
kesulitan yang memberatkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaan.
Yang berisi tentang filsafat yang terkandung dalam pancasila. Diharapkan dengan adanya
makalah ini kita lebih memahami tentang filsafat yang ada dalam pancasila dan semua yang
berkaitan dengan filsafat pancasila.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Dr.Andika Sh.Mh selaku dosen mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna, baik dalam penulisan,
penyusunan maupun materi. Oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga materi
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
Kata pengantar----------------------------------------------------------------------------------------2
Daftar isi-----------------------------------------------------------------------------------------------3
Pendahuluan
Latar belakang geostrategi--------------------------------------------------------------------------4
Geostrategi Indonesia dan keadaannya------------------------------------------------------------6
Tujuan geostrategi Indonesia-----------------------------------------------------------------------8
Fungsi geostrategi Indonesia-----------------------------------------------------------------------9
Sifat geostrategi Indonesia--------------------------------------------------------------------------9
Pengertian ketahanan nasional---------------------------------------------------------------------10
Konsepsi ketahanan nasional-----------------------------------------------------------------------11
Asas ketahanan nasional----------------------------------------------------------------------------17
Sifat-sifat ketahanan nasional----------------------------------------------------------------------19
Perwujudan geostrategi Indonesia-----------------------------------------------------------------20
Pengertian geopolitik--------------------------------------------------------------------------------26
Wawasan Nusantara sebagai landasan geopolitik-----------------------------------------------29
Faktor-faktor yang mempengaruhi wawasan Nusantara----------------------------------------31
Unsur-unsur dasar wawasan Nusantara-----------------------------------------------------------33
Implementasi wawasan Nusantara-----------------------------------------------------------------34
Penerapan wawasan Nusantara---------------------------------------------------------------------35
Hubungan wawasan Nusantara dan ketahanan nasional----------------------------------------36
Perkembangan geopolitik pra,masa,dan pasca perang dunia II--------------------------------36
Kesimpulan-------------------------------------------------------------------------------------------38
Daftar pustaka----------------------------------------------------------------------------------------40
1) Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia atau yang disingkat NKRI adalah sebuah
negara yang berada dalam wilayah Asia Tenggara. Indonesia juga termasuk negara
dengan ribuan kepualauan terbesar di dunia. Negara yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke ini juga mempunyai banyak sekali ras, suku, dan budaya yang
berbeda-beda. Adanya berbagai macam perbedaan inilah yang menjadikan Indonesia
sangat rawan akan terjadinya konflik antar daerah. 

Atas dasar inilah, mengapa menjadi sangat penting adanya strategi dalam
ketatanegaraan. Stretegi tersebut dibentuk untuk menjaga keutuhan kesatuan dan
persatuan masyarakat. Awalnya strategi dibentuk untuk menanggulangi konflik antar
daerah, namun seiring perkembangannya, strategi dibentuk untuk menghadapi berbagai
macam gangguan dan ancaman yang datang dari luar Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Strategi ini biasa disebut dengan Geostrategi Indonesia.

Geostrategi merupakan pelaksanaan geoolitik dalam kebijakan untuk mencapai


tujuan nasional atau tujuan negara yang di gariskan dalam pembukaan UUD 1945.
Geostrategi juga diartikan sebagai metode mewujudkan cita-cita proklamasi dalam hal
pembangunan. Karena tujuan itulah mengapa geostrategi seringkali disebut sebagai
Ketahanan Nasional.

2) Geostrategi

Geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi


dan konstelasi geografi sebagai faktor utamanya. Di samping itu dalam merumuskan
strategi perlu memperhatikan kondisi social, budaya, penduduk, sumber daya alam,
lingkungan regional maupun internasional. Geostrategi juga merupakan cabang dari
geopolitik yang berurusan dengan strategi. Geostrategi adalah perumusan strategi
nasional dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor
utamanya.

 Di samping itu dalam merumuskan strategi perlu memperhatikan kondisi sosial,
budaya, penduduk, sumber daya alam, lingkungan regional maupun internasional.
Geostrategi diartikan sebagai pelaksanaan geopolitik dalam negara (Poernomo, 1972),
yang pada awalnya diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer. Hal ini
tentunya berkaitan dengan arti strategi itu sendiri, yaitu ilmu atau seni tentang jenderal
(the art of generalship). Strategi itu sendiri semula banyak dikembangkan oleh kaum
militer, yakni bagaimana memenangkan perang. Namun kini istilah strategi lebih popular
pula di kalangan ekonom, industialis, bahkan para ahli pendidikan. Jadi pemikiran strategi
kini diartikan bagaimana kita akan memenangkan pasar untuk keperluan produk kita dan
sekaligus untuk meyakinkan kita bahwa bahan baku lebih terjamin lebih lama (sampai
lebih dari 20 tahun) dari awal perhitungan kita, serta bagaimana kita menggunakannya
seefektif mungkin (Pearson, 1990: 2).

 Geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-


cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana
membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna
mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman dan bermartabat. Sir Balford
Mackinder (1861-1947), guru besar geostrategi indonesia Universitas London teori yang
dikembangkannya tentang “geostrategi continental”, merupakan teori yang saat ini
digunakan oleh negara-negara maju maupun negara-negara berkembang (Suradinata,
2005:10). Berdasarkan keterangan di atas, maka lebih lanjut geostrategi didefinisikan
sebagai kebijakan untuk menentukan sarana-sarana, untuk mencapai tujuan politik dengan
memanfaatkan konstelasi geografi. Sebagai akibatnya geostrategi menjadi upaya
menguasai sumber daya untuk tujuan kelangsungan hidup bangsa.

Penjelasan Istilah

a. Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan


untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.
b. Sistem kehidupan nasional adalah himpunan berbagai kelemba-gaan hidup
bangsa sebagai sistem (ipoleksosbudhankam) seba-gai subsistem yang
dilengkapi dengan norma, nilai dan aturan
c. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan,
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengem-bangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi ancaman baik datang dari luar maupun dari
dalam
d. Cita-cita nasional kondisi yang lebih cerah dimasa depan sesuai dengan
keinginan luhur yang terkandung dalam falsafah bangsa.
e. Kepentingan nasional dari aspek keamanan dan kesejahteraan.
Kepentingan nasional adalah kepentingan bangsa dan negara untuk
mewujudkan stabilitas nasional bidang politik, sosial budaya dan
pertahanan keamanan.
f. Pembangunan nasional adalah semua kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan oleh negara atau pemerintah yang bertujuan un-tuk mengadakan
pembangunan fisik, sikap mental dan modernisasi pemikiran bagi seluruh
bangsa dan rakyat Indonesia.
g. keamanan adalah suatu kondisi yang dirasakan oleh masyarakat, mengenai
ketenteraman, ketertiban, keselamatan dan kemampu-an untuk
mengadakan pertahanan.
h. Kesejahteraan adalah suatu kondisi yang didapat oleh masyarakat dimana
terdapat rasa kecukupan, kecerdasan, kesehatan dan kemudahan untuk
mendapatkan fasilitas pelayanan.

3) Geostrategi Indonesia dan Keadaannya

Geostrategi Indonesia merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi


geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana
untuk mencapai tujuan nasional bangsaIndonesia. Konsepsi geostrategi Indonesia
pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada tanggal 16 Juni 1948 di Kotaraja (kini
Banda Aceh) setelah menerima defile Angkatan Perang (militer) dalam rangka
kunjungan kerja ke daerah Sumatra yang belum/tidak diduduki Belanda (Basry, 1995:
50-51). Namun sayangnya gagasan beliau kurang/tidak dikembangkan oleh para
pejabat bawahan karena seperti kita ketahui wilayah NKRI diduduki oleh Belanda
pada akhir Desember 1948. Setelah pengakuan kemerdekaan pada tahun 1950 garis
besar pembangunan politik kita adalah “nation and character building”, yang
sebenarnya merupakan pembangunan jiwa bangsa. Dapat pula dikatakan bahwa
geostrategi indonesia adalah memanfaatkan segenap kondisi geografi indonesia untuk
tujuan politik dan hal itu secara rinci dikembangkan dalam pembangunan nasional
(Suradinata, 2005:33; Armawi, 2005:1) Sifat-sifat geostrategic Indonesia:
a. Bersifat daya tangkal.
Dalam kedudukannya sebagai konsep si penangkalan, geostrategi
Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan,
hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas, eksistensi bangsa
dan Negara Indonesia.

b. Bersifat developmental/pengembangan
Yaitu pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam ideologi,
politik, ekonomi, social, budaya, dan hankam sehingga tercapai
kesejahteraan rakyat.

c. Anatomi ketegangan.
Perbedaan pengembangan pandangan sangat dipengaruhi doktrin
politik yang berlaku bagi masing-masingbangsa.

Keancaman dan letak negara indonesia pada posisi silang


memberikan pengaruh terhadap segenap kehidupan bangsa. Pengaruh-
pengaruh tersebut pada satu pihak memang menguntungkan, namun di sisi
lain pengaruh tersebut bisa merugikan, bahkan bisa mengundang ancaman
yang membahayakan negara. Dalam penyusunan strategis untuk menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara, bangsa indonesia justru harus
memperhatikan dan memperhitungkan akan faktor-faktor yang tidak
menguntungkan. Dalam waktu berabad-abad, posisi silang telah
menimbulkan proses akulturasi. Gelombang-gelombang, bangsa-bangsa
serta kebudayaan-kebudayaan yang masuk telah menjadikan bangsa
indonesia dalam wujud kebhinekaannya dewasa ini. Posisi silang dengan
segala akibatnya, memaksa kita memilih satu diantara dua alternatif :

a. Membiarkan diri terus menerus menjadi objek lalu lintas kekuatan-


kekutaan dan pengaruh-pengaruh, serta setiap kali condong dan
menguntungkan diri pada kekuatan/pengaruh yang terbesar atau,
b. Turut serta mengatur lalu lintas kekuatan-kekuatan atau pengaruh-
pengaruh tersebut dengan ikut serta berperan sebagai subyek. 
Alternatif yang kedua menuntut kemampuan bangsa indonesia
menciptakan kekuatan sentrifugal. Kuncinya ialah kemampuan untuk
mengubah pengaruh atau kekuatan dari luar menjadi kekuatan nasional yang
dijadikan sebagai kekuatan sentrifugal. Kekuatan yang dimaksud disini ialah
kekuatan yang berisikan sifat-sifat fisik dan mental yang tidak ekspansif.
Pengaruh-pengaruh buruk akibat posisi silang dapat segera menimbulkan
ancaman-ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang membahayakan
identitas dan integritas bangsa. Pengaruh tersebut dapat dari dalam maupun
dari luar, secara langsung maupun tidak langsung. Untuk mengatasi semua itu
mutlak dilakukannya konsep ketahanan sosial yang berpedoman pada
wawasan nusantara.

4) Tujuan Geostrategi Indonesia

a. Menyusun dan Mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang


berbasis pada aspek ideologi, politik, sosial budaya, bahkan aspek-aspek
alamiah. Hal ini untuk upaya kelestarian dan eksistansi hidup Negara dan
Bangsa dalam mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.
b.   Menunjang  tugas pokok pemerintah Indonesia dalam:
a) Menegakkan hukum dan ketertiban (law and order)
b) Terwujudunya kesejahteraan dan kemakmuran (walfare and
prosperity)
c) Terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and
prosperity)
d) Terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial (yuridical
justice and social justice)
e) Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri
(freedom of the people)
5) Fungsi Geostrategi Indonesia

Geostrategi Indonesia mempunyai fungsi sebagai daya tangkal. Dalam


kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan, geostrategi di Indonesia ditujukan
untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan
terhadap identitas, eksistensi bangsa, dan negara Indonesia dalam aspek:

a. Ketahanan pada aspek ideology


b. Ketahanan pada aspek politik
c. Ketahanan pada aspek ekonomi
d. Ketahanan aspek sosial budaya
e. Ketahanan pada aspek pertahanan keamanan

6) Sifat Geostrategi Indonesia

Untuk mewujudkan Ketahanan Nasional, dilaksanakan dengan mengelola dan


menyelenggarakan kesejahteraan dan keamanan sistem kehidupan Nasional. Sebagai
konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sifat-
sifat Ketahanan Nasional adalah sebagai berikut:

a. Manunggal
Dalam membangunan Ketahanan Nasional adanya kesatuan yang
bersifat komperehensif integral.

b. Mawas ke dalam
Ditujukan kedalam diri bangsa dan negara sendiri karena bertujuan
untuk mewujudkan hakikat dan sifat Nasionalnya.

c. Kewibawaan
Bertujuan untuk mewujudkan kewibawaan nasional, dan harus
diperhitungkan pihak lain.

d. Berubah menurut waktu


Bersifak dinamis dan dapat berubah sesuai situasi dan kondisi bangsa
e. Tidak memebenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan
Dapat dipandang sebagai suatu alternative lain dari konsepsi
yang menggunakan adu kekuasaan dan kekuatan yang masih dianut
oleh negara-negara maju lainnya.

f. Percaya pada diri sendiri


Dikembangkan dan ditingkatkan berdasarkan sikap mental  percaya
pada diri sendiri. Suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat harus percaya
dan yakin, bahwa ia dapat mengurus rumah tangganya sendiri dan tidak
bergantung pada bantuan luar.

g. Tidak tergantung pada pihak lain


Dikembangkan atas kemampuan diri sendiri dengan memanfaatkan
segenap aspek kehidupan Nasional. Pengembangan kemampuan Nasional
diupayakan untuk tidak tergantung pada pihak lain.

7) Pengertian Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi
keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan Nasional Indonesia
(Suradinata,2005 47).

Setiap bangsa dalam rangka mempertahankan eksistensinya dan untuk


mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya harus memiliki suatu ketahanan
nasional. Dalam hubungan ini cara mengembangkan dan mewujudkan ketahanan
nasional, budaya dan pengalaman sejarah masing-masing. Oleh karena itu bagi bangsa
Indonesia ketahanan nasional dibangun diatas dasar falsafah bangsa dan negara
Indonesia yaitu Pancasila. Sebagai falsafah bangsa dan negara, Pancasila tidak hanya
merupakan hasil pemikiran seseorang saja, melainkan nilai-nilai Pancasila telah hidup
dan berkembang dalam kehidupan objektif bangsa Indonesia sebelum membentuk
suatu persekutuan hidup yang disebut negara. Hal inilah yang menurut Notonagoro
disebut sebagai kausamaterialis Pancasila. Kemudian dalam proses pembentukan
negara, nilai-nilai Pancasila dirumuskan oleh para pwndiri negara Indonesia
(Founding Fathers), dan secara formal yuridis Pancasila ditetapkan sebagai suatu
dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia, dan tercantum dalam Pembukaan UUD
1945. Oleh arena itu dalam pengertian ini Pancasila sebagai suatu dasar filsafat  dan
sekaligus sebagai landasan ideologis Ketahanan Nasional Indonesai.

Dalam hubungan dengan realisasi pelaksanaan dan penyelenggaraan negara,


maka filsafat Pancasila merupakan esensi dari ‘staatsfundamentalnorm, atau pokok
kaidah negara yang fundamental. Konsekuensinya Pancasila merupakan suatu
pangkal tolak derivasi dari seluruh peraturan perundang-undangan di Indonsia,
termasuk hukumdasar dan seluruh sistem hukum positif lainnya (Kaelan,2004).
Sementara itu dalam hubungan nya dengan ketahanan nasional, dalam konsepsi dan
seluruh pelaksanaannya harus memiliki landasan yuridis yang jelas. Atas dasar
pengertian inilah maka landasan konstitusional atau landasan yuridis ketahanan
nasional Indonesia adalah UUD 1945, yang bersumber pada dasar falsafah Pancasila.

8) Konsepsi Ketahanan Nasional

Secara konseptual, ketahanan nasional suatu bangsa dilatar belakangi oleh:

a) Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
b)  Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia
selalu mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami
berbagai gangguan, hambatan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar.
c) Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna
keteraturan (regular) dan stabilitas, yang didalamnya terkandung potensi untuk
terjadinya perubahan (the stability idea of changes)(Usman,2003: 5)
Berdasarkan konsep pengertiannya maka yang dimaksud
dengan ketahanan adalah suatu kekuatan yang membuat suatu bangsa dan negara
dapat bertahan, kuat menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan.
Konsekuensinya suatu ketahanan harus disertai dengan keuletan, yaitu suatu usaha
secara terus-menerus secara giat dan berkemauan keras menngunakan segala
kemampuan dan kecakapan untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasional. Identitas
merupakan ciri khas suatu negara yang dilihat sebagai suatu totalitas, yaitu suatu
negara yang dibatasi oleh wilayah, penduduk, sejarah, pemerintahan dan tujuan
nasionalnya,serta peranan yang dimainkan di dunia Internasional. Adapun pengertian
lain yang berkaitan dengan integritas adalah kesatuan yang menyeluruh dalam
kehidupan bangsa, baik sosial maupun alamiah, potensial maupun tidak potensial.
Tantangan adalah merupakan suatu usaha yang bersifat menggugah kemampua,
adapun ancaman adalah suatu usaha untuk mengubah atau merombak kebijaksanaan
atau keadaan secara konsepsional dari sudut kriminal maupun politis. Adapun
Hambatan adalah suatu kendala yang bersifat atau bertujuan melemahkan yang
bersifat konseptual yang berasal dari dalam sendiri. Apabila hal tersebut berasal dari
luar maka dapat di sebut sebagai kategori gangguan.

Berdasarkan pengertian sifat-sifat dasarnya maka ketahanan nasional adalah:

a) Integratif
Hal itu mengandung pengertian segenap aspek kehidupan kebangsaan dalam
hubungannya dengan lingkungan sosialnya, lingkungan alam dan suasana ke
dalam saling mengadakan penyesuaian yang selaras dan serasi.

b) Mawas ke dalam
Ketahanan nasional terutama diarahkan kepada diri bangsa dan negara itu
sendiri, untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasionalnya. Pengaruh luarnya
adalah hasil yang wajar dari hubungan internasional dengan bangsa lain.

c) Menciptakan Kewibawaan
Ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat integratif
mewujudkan suatu kewibawaan nasional serta memiliki deterrent effect,
yang harus diperhitungkan pihak lain.
d) Berubah menurut waktu
Ketahanan nasional suatu bangsa pada hakikatnya tidak bersifat tetap,
melainkan sangat dinamis. Ketahanan nasional dapat meningkat atau bahkan
dapat juga menurun, dan hal itu sangat tergantung kepada situasi dan kondisi.

Konsepsi ketahanan nasional dapat juga dipandang sebagai suatu pilihan atau
alternatif dan konsepsi tentang kekuatan nasional (national power), yang biasanya
dianut oleh negara-negara besar didunia. Konsepsi tentang kekuatan nasional
bertumpu pada kekuatan, terutama bertumpu pada kekuatan fisik militer dengan
politik kekuasaannya (power politics), sedangkan ketahanan nasional tidak semata-
mata mengutamakan kekuatan fisik, melainkan memanfaatkan daya dan kekuatan
lainnya pada suatu bangsa. Ketahanan nasional pada hakikatnya merupakan suatu
konsepsi dalam pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan kemakmuran serta
pertahanan dan keamanan didalam kehidupan nasional. Untuk dapat mencapai suatu
tujuan nasional suatu bangsa harus mempunyai kekuatan, kemampuan, daya tahan dan
keuletan. Dengan demikian jelaslah bahwa ketahanan nasional harus diwujudkan
dengan menggunakan baik pendekatan kesejahteraan, maupun pendekatan keamanan.

Konsepsi ketahanan nasional merupakan suatu konsepsi di dalam pengaturan dan


penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang mencangkup segenap kehidupan
bangsa yang dinamakan ASTAGATRA yang meliputi aspek Alamiah (TRIGATRA),
dan aspek Sosial (PANCAGATRA).

Yang dimaksud dengan aspek alamiah (trigatra) yaitu :

a) Posisi dan Lokasi Geografi Negara
Posisi dan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
memberikan gambaran tentang bentuk ke dalam (menampakkan corak
wujud dan tata susunan tertentu), dan bentuk keluar (situasi dan kondisi
lingkungan serta hubungan timbal balik antara negara dan lingkungan)
dari negara kita. Posisi dan lokasi ini merupakan wadah bagi bangsa yang
mendiaminya serta saling mempengaruhi satu sama lain, dan dengan batas
nasional tertentu membedakan Negara Indonesia dengan bangsa lain.
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi
oleh lautan. Posisi dan lokasi Negara Indonesia berada dalam posisi
silang di jalan silang dunia yaitu antara Benua Asia dan Benua
Australia serta Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Kondisi yang
demikian tidak hanya bersifat fisik tetapi juga terbuka terhadap segala
pengaruh dan aliran sosial.

b) Keadaan dan Kekayaan Alam
Sebagai makhluk tuhan, untuk hidup berkembang biak dan
mempertahankan diri, mereka memanfaatkan alam dan kekayaan yang
terkandung di dalamnya. Tentu dalam pemanfaatan itu harus seimbang
dan seirama dengan perkembangan penduduk.

Kekayaan alam terbagai menjadi tiga golongan yaitu hewani


(fauna), nabati (flora) dan mineral (ada yang dapat diperbaharui dan ada
yang tidak dapat diperbaharui). Kekayaan alam di atas terbagi menjadi
tiga lingkungan yaitu di atmosfir, di permukaan bumi dan di dalam bumi.
Setiap bangsa wajib mengelola sumber daya alam untuk kepentingan
kesejahteraan maupun keamanan. Hal tersebut menjadi penting untuk
menjaga agar tidak terjadi ketimpangan antara perkembangan potensi
alam dengan jumlah penduduk, baik secara nasional maupun di dalam
konteks dunia (global). Karena hal tersebut dapat membahayakan
ketahanan nasional.

c) Keadaan dan kemampuan penduduk


Penduduk merupakan manusia yang tinggal di suatu tempat atau
wilayah. Yang termasuk di dalam masalah penduduk antara lain : jumlah
penduduk, komposisi penduduk, dan distribusi penduduk. Masalah
penduduk ini pada umumnya dikaitkan dengan pencapaian tingkat
kemakmuran (kesejahteraan dan keamanannya). Ada faktor positif dan
negatif dari keadaan dan kemampuan penduduk yang langsung atau tidak
langsung akan mempengaruhi ketahanan nasional.
Sedangkan aspek sosial (pancagatra) meliputi :

a. Ideologi
Suatu bangsa memerlukan landasan falsafah bagi kelangsungan
hidupnya yang sekaligus berfungsi sebagai dasar dan cita-cita nasional yang
hendak dicapai. Bangsa Indonesia memiliki falsafah negara yang kita kenal
dengan pancasila yang lahir dari nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat Indonesia. Makin tinggi kesadaran dan ketaatan suatu
bangsa mengamalkan ideologi negaranya, maka semakin tinggi pula tingkat
ketahanan nasional dibidang ideologinya.

b. Politik
Masalah politik yang kita maksudkan di sini dalam konteksnya
dengan negara. Pusat kekuasaan suatu negara berada pada pemerintahannya,
maka perjuangan memperoleh kekuatan berubah menjadi perjuangan
mengurusi pemerintah.

Jika dianalogikan dengan ketahanan nasional, maka ketahanan nasional


di bidang politik berarti suatu kondisi dinamik suatu bangsa, yang berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari
dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan
hidup politik bangsa dan negara.

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, maka bidang politik masih


banyak masalah yang harus dihadapi. Kesadaran nasional yang masih perlu
ditingkatkan, kwalitas pertisipasi rakyat yang masih belum bersifat nasional,
serta dibutuhkan inisiatif pemerintah yang memadai, agar terjadi
keseimbangan dan keserasian. Maka tingkat ketahanan politik dapat diukur
dengan kemampuan suatu sistem politik dalam menghadapi dan
menanggulangi problemnya.
c. Ekonomi
Ketahanan nasional dibidang ekonomi merupaka suatu kondisi
dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional didalam
menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang
membahayakan kehidupan ekonomi bangsa dan negara.

Oleh karena itu, untuk ketahanan nasional dibidang ekonomi ini


diperlukan pembinaan ekonomi yang pada dasarnya adalah menentukan
kebijaksanaan ekonomi dan pembinaan faktor produksi serta pengolahannya di
dalam produksi dan distribusi serta pengelolaanya di dalam distribusi barang
dan jasa, baik di dalam negeri maupun didalam hubungannya dengan luar
negeri.

d. Sosial budaya
Faktor yang mempengaruhi ketahanan nasioanl dibidang sosial budaya
adalah tradisi. Tradisi bangsa adalah seluruh kepercayaan, anggapan dan
tingkah laku yang terlembagakan yang diwariskan dan diteruskan dari
generasi kegenerasi serta memberikan suatu bengsa sistem nilai dan sistem
norma untuk menjawab tantangan setiap tahap perkembangan sosial. Tradisi
bersifat dinamis dapat membantu ketahanan nasional, tetapi tradisionalisme
yang sikap atau pandangan memuji secara berlebihan masa kehendaknya dapat
kita tinggalkan.

e. Militer HANKAM
Pertahanan kemanan adalah daya upaya rakyat dengan angkatan
bersenjata sebagai inti dan merupakan salah satu fungsi utama pemerintah
Negara dalam menegakkan ketahanan nasional dengan tujuan mencapai
keamanan bangsa dan negara, serta kemampuan perjuangannya dilaksanakan
dengan menyusun, mengerahkan dan menggerakkan seluruh potensi dan
kekuatan masyarakat dalam seluruh bidang kehidupan nasional secara
terintegrasi dan terkoordinasi.

Ketahanan nasioanal dibidang HANKAM merupakan suatu kondisi


dinamis suatu bangsa yang berisi kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan yang membahayakan pertahanan dan keamanan
bangsa dan negara.

8) ASAS KETAHANAN NASIONAL INDONESIA


Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari oleh nilai-
nilai yang tersusun berlandasan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara yang
terdiri dari:

a. Asas Kesejahteraan dan Keamanan


Dalam menyelenggarakan ketahanan nasional menggunakan asas
kesejahteraan dan keamanan. Asas ini dapat dibedakan tetapi tidak dapat
dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar serta
esensial, baik sebagai peroranagan maupun kelompok dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian kesejahteraan dan
keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa
kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan nasional tidak  dapat
berlangsung, sehingga dengan demikian kesejahteraan dan keamanan
merupakan nilai intrinsic yang ada pada kehidupan nasional itu sendiri.
Dalam realisasinya kondisi kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai
dengan minitik beratkan pda kesejahteraan, tetapi tidak mengabaikan
keamanan. Sebaliknya memberikan prioritas pada keamanan tidak
mengabaikan kesejahteraan. Baik kesejahteraan maupun keamanan harus
selalu berdampingan pada kondisi apapun. Dalam kehidupan nasional
tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yan dicapai merupakan tolak
ukur ketahanan nasional.
b. Asas Komperhensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan
bangsa secara menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan
persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras dari seluruh
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan
demikian ketahanan nasional mencangkup ketahanan segenap aspek
kehidupan bangsa secara utuh,menyeluruh dan terpadu satau komperhensif
integral.

c. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar


Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek
kehidupan bangsa yang saling berinteraksi.Di smping itu, sistem kehidupan
nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam proses
interaksi tesebut dapat timbul berbagai dampak, baik bersifat positif maupun
negative. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam dan mawas ke luar.

Mawas ke dalam bertujan untuk menumbukan hakikat, sifat dan


kondisi kehidupan nasional itiu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian
yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa
yang ulet dan tangguh. Hal ini tidak berarti bahwa ketahanan nasional
mengandung sikap isolasi atau nasionalisme sempit.

Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan ikut berperan


serta menghadapi dan mengatasi dampak lingkungan strategis luar
negeri. Serta menerima kenyataan adanya saling interaksi dan ketergantungan
dengan dunia internasional. Untuk menjamin kepentingan nasional, kehidupan
nasional harus mampu mengembangkan kekuatan nasional, agar dapat
memberikan dampak keluar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar.
Namun demikian interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk
kejasama yang saling menguntungkan.
d. Asas Kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan,
kesamaan, gotong-royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui
adanya perbedaan. Namun perbedaan itu harus dikembangkan secara serasi
dalam hubungan kemitraan, serta dijaga agar tidak berkembang menjadi
konflik yang bersifat antagonistic yang saling menghancurkan

9) SIFAT-SIFAT KETAHANAN NASIONAL


Ketahanan Nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang
terkandung dalam landasan asas-asasnya yaitu :

a. Mandiri, yaitu Ketahanan Nasional bersifat percaya pada kemampuan dan


kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung
prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas dan
kepribadian bangsa. Kemandirian ini merupakan prasyarat untk menjalin
kerja sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.
b. Dinamis, yaitu Ketahanan Nasional tidaklah tetap, melainkan dapat
meningkat ataupun menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa
dan Negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan
hakikat dan pengertian bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa
berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula. Oleh sebab itu, upaya
meningkatkan Ketahanan Nasional harus senantiasa diorientasikan ke
masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi
kehidupan nasional yang lebih baik.
c. Manunggal, yaitu Ketahanan Nasional memiliki sifat integratif yang
diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan
selaras diantara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
d. Kewibawaan, yaitu Ketahanan Nasional sebagai hasil pandangan yang
bersifat manunggal tersebut dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang
akan diperhitungkan oleh pihak lain, sehingga merupakan daya tangkal
suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara akan semakin
besar pula kewibawaan.
e. Konsultasi dan Kerjasama, yaitu Ketahanan Nasional Indonesia tidak
mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan
kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sikap konsultatif
dan kerja sama, serta saling menghargai dengan mengandalkan pada
kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

10) PERWUJUDAN GEOSTRATEGI INDONESIA


a. Geostrategi Ideologi dan Politik
Aspek ideologi dan politik mempunyai peranan yang sama besar
terhadap kesejahteraan dan keamanan. Dengan ideologi bangsa
Indonesia harus memiliki kemampuan-kemampuan baik statis maupun
dinamis di bidang kesejahteraan dan keamanan. Dalam rangka
mengembangkan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional, ideologi erat hubungannya dengan politik. Ideologi bersifat asasi
politik adalah suatu kebijaksanaan yang selaras dengan ruang dan waktu.

A.Geostrategi Aspek Ideologi


Ideologi selalu berkaitan dengan pandangan hidup suatu bangsa
sebagai dasar filsafatnya yang merupakan kristalisasi gagasan dasar yang
diyakini kebenarannya. Setiap ideologi pada dasarnya tersimpul atas tiga unsur
yaitu unsur keyakinan, unsur mitos, dan unsur loyalitas. Definisi ideologi yang
langsung dikaitkan dengan kehidupan kenegaraan ialah seperangkat prinsip
dasar yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik
individual maupun sosial dalam kehidupan kenegaraan. Ideologi juga bisa
diartikan sebagai seangkaian nilai yang disusun secara sistematik dan
merupakan kebulatan suatu ajaran atau doktrin.

Geostrategi aspek ideologi ditujukan untuk mengatasi segala ancaman,


tantangan, hambatan, serta gangguan yang akan membahayakan kelangsungan
kehidupan Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara. Geostrategi
aspek ideologi tersebut dirumuskan bahwa kondisi mental bangsa Indonesia
yang belandaskan keyakinan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung
kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan
nasional dan kemampuan untuk menangkal pengaruh ideologi asing serta
nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.

Kekuatan ideologi tergantung kepada rangkaian nilai yang terdapat di


dalamnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan
kehidupan manusia yang mencakup segenap nilai hidup dan hakikat
kepribadian bangsa dan negara.

Suatu bangsa yang memiliki ideologi sesuai kepibadiannya saja belum


menjamin geostrategi nasional dibidang ideologi tersebut. Hal ini sangat
begantung pada penghayatan serta pengamalannya. Penghayatan dan
pengamalan ideologi dapat dibedakakan menjadi:

a) Pelaksanaan objektif yaitu pelaksanaan dalam Undang-Undang Dasar


dan segala peraturan hukum di bawahnya, serta dalam kegiatan
penyelenggaraan negara.
b) Pelaksanaan subjektif yaitu pelaksanaan oleh pribadi perseorangan
dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Pelaksanaan ideologi inilah yang sangat memengaruhi ketahanan aspek
ideologi. Makin tinggi ketaatan dan kesadaran suatu bangsa dalam melaksanakan
ideologinya makin tinggi pula tingkat geostrategi aspek ideologi tersebut. Sebaliknya,
makin kurang kesadaran dalam melaksanakan ideologi maka semakin kurang tingkat
geostrategi aspek ideologinya.

c. Geostrategi Aspek Politik


Geostrategi aspek politik ditentukan oleh kemampuan sistem politik
dalam menanggulangi segala bentuk tantangan dan ancaman yang ditujukan
kepada kehidupan politik bangsa Indonesia. Geostrategi aspek politik tersebut
dirumuskan bahwa kondisi kehidupan politik bangsa yang berlandaskan
demokrasi politik berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas politik yang sehat dan
dinamis serta kemampuan menerapkan politik luar negeri yang bebas aktif.

Masalah politik selalu dihubungkan dengan masalah negara, karena


kekuasaan di dalam suatu negara berpusat pada pemerintahan negara. Oleh
karena kekuasaan pada suatu negara berpusat pada pemerintahannya, maka
perjuangan untuk memperoleh kekuasaan berubah menjadi perjuangan
menguasai pemerintahan.

Kehidupan politik dapat dibagi menjadi 2 sektor, yaitu sector


masyarakat dan sector pemerintah. Masyarakat berfungsi sebagai masukan
yang berwujud pernyataan keinginan dan tuntutan masyarakat sedangkan
pemerintah berfungsi sebagai keluaran yaitu dengan menentukan
kebijaksanaan umum yang berupa keputusan politik.

Kehidupan politik yang terdiri dari 2 sector tersebut harus


berhubungan secara harmonis sesuai asas demokrasi, yaitu pemerintahan dari
rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, yaitu adanya tuntutan atau dukungan dari
rakyat dipertimbangkan oleh wakil rakyat dan hasilnya berupa kebijaksanaan
atau peraturan untuk rakyat.

Ada beberapa fungsi politik yang menunjukkan tingkat geostrategi politik suatu
bangsa dan negara untuk mewujudkan stabilitas politik, yaitu sebagai berikut :

Mempertahankan pola

Sistem politik cenderung mempertahakan tata cara, kebiasaan, serta


norma yang berlaku. Berhasil tidaknya hal tersebut tergantung pada
penerimaan dan pengakuan masyarakat, serangkaian sikap dan sistem nilai
yang cocok dengan sistem politik, serta sesuai dengan situasi dan kondisi
masyarakat bersangkutan

Pengaturan dan penyelesaian ketegangan

Perlu diciptakan prosedur penyelesaian ketegangan di masyarakat


berupa konsultasi, perundingan dan pencarian alternative yang akan
menghasilkan penyelesain secara dami lebih menguntungakan

Penyesuaian keadaan

Sistem politik harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-


perubahan, baik terjadi dalam masyarakatnya sendiri maupun diluar negara
dalam hubungan internasional yang besifat interdependensi dan interelasi antar
negara. Sisttem politik tidak boleh bersifat statis, harus peka terhadap berbagai
perubahan, serta harus memiliki daya adaptasi yang besar.
Pencapaian tujuan

Tujuan negara serta pencapaiannya merupakan sesuatu yang ditentukan serta


disepakati oleh masyarakat itu sendiri sebagai suatu landasan untuk bertindak dan
mengarah. Dalam hal ini kensensus nasional tentang tujuan negara dan cara
pencapaiannya sangat dipelukan dalam sistem politik.

Penyatuan sistem sosial

Sistem politik harus bias mengatasi berbagai hambatan dan gangguan terhadap
sistem sosial sebagai rasa tidak puas, ketegangan, perpecahan dan sebagainya. Dalam
mengatasi angguan harus memperhatikan ideology negara karena dapat berperan
sebagai pemersatu bangsa.

Geostrategi Ekonomi dan Sosial Budaya

Peranan aspek ekonomi dan sosial budaya dalam kesejahteraan dan keamanan, yaitu
lebih besar kesejahteraannya daripada keamanan, atau mempunyai peranan lebih besar dalam
kesejahteraan dan harus berperan juga dalam keamanan.

Geostrategi Aspek Ekonomi

Geostrategi aspek ekonomi merupakan mata rantai terlemah di antara geostrategi


nasional Indonesia. Sampai sekarang, geostrategi aspek ekonomi belum mencapai apa yang
diinginkan. Geostrategi aspek ekonomi tersebut dirumuskan bahwa kondisi perekonomia
bangsa yang berlandaskan demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan
menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing yang tinggi dan mewujudkan
kemakmuran rakyat yang adil dan merata.

Istilah ekonomi dalam kenegaraan yang dimaksudkan adalah kesuluruhan kegiatan


pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan factor produksi yaitu bumi, sumber alam,
tenaga kerja, modal, teknologi dan menejemen dalam produksi serta distribusi barang dan
jasa demi keejahtraan rakyat baik fisik menterial maupun mental spiritual.
Pembinaan aspek ekonomi pada dasarnya merupakan penentuan kebijaksanaan dan
pembinaan faktor produksi serta pengolahannya di dalam produksi dan distribusi barang serta
jasa, baik di dalam negeri maupun luar negeri, karena ancaman, tantangan, hambatan, serta
gangguan, di bidang ekonomi ditujukan kepada faktor produksi dan pengolahannya yang
dapat mengacaukan perkembangan ekonomi dan dapat melemahkan geostrategi nasional.

Faktor-faktor yang memengaruhi geostrategi nasional aspek ekonomi ialah


bumi, sumber alam, tenaga kerja, faktor modal, faktor teknologi, hubungan luar
negeri, prasarana, dan faktor manajemen.

Geostrategi Aspek Sosial Budaya

Suatu masyarakat tidak mungkin ada tanpa kebudayaan, sedang kebudayaan


hanya ada di dalam masyarakat. Hal ini menunjukkan hubungan yang erat antara
masyarakat dan kebudayaan. Seluruh kehidupan manusia tercakup dalam kebudayaan.
Geostrategi aspek sosial budaya tersebut dirumuskan bahwa kondisi kehidupan sosial
kebudayaan bangsa yang dijiwai kepribadian Pancasila, mengandung kemampuan
membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cinta nusa dan bangsa
dan mamu menangkal pengaruuh budaya asing  yang tidak sesuai dengan kebudayaan
nasional.

Kebudayaan Indonesia yang disebut kebudayaan nasional, merupakan hasil


dari interaksi dan integrasi budaya-budaya daerah, dan juga hasil interaksi dan
integrasi dari nila-nilai budaya yang telah ada dengan budaya asing, yang kemudian
juga diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa Indonesia.

Untuk budaya asing yang masuk, perlu adanya pembinaan kebudayaan dengan
tujuan untuk menangkal pengaruh negatif yang dapat memecah perekat bangsa baik
langsung maupun tidak langsung serta membahayakan kehidupan kebudayaan
nasional, dengan berusaha menjaga keseimbangan dan keselarasan fundamental, yaitu
keseimbangan antara manusia dengan alam semesta, manusia dengan masyarakat,
manusia dengan Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin.
Geostrategi Pertahanan Keamanan

Pertahanan keamanan mempunyai peranan lebih besar dalam keamanan, dan


berperan juga terhadap kesejahteraan. Hal ini merupakan salah satu fungsi utama
pertahanan keamanan dalam pemerintahan negara, yaitu fungsi mengamankan bangsa
dan negara Indonesia. Geostrategi aspek pertahanan keamanan tersebut dirumuskan
bahwa kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh
rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan negara yang
dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.

Pertahanan keamanan yang memiliki daya tangkal yang tinggi dalam


menghadapi kemungkinan ancaman dari luar membutuhkan anggaran yang sangat
besar. Di sisi lain, kita dihadapkan kepada berbagai keterbatasan. Dengan mengacu
pada negara-negara lain yang membangun kekuatanan pertahanan keamanan melalui
pendekatan misi, yaitu hanya untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk
kepentingan invasi. Pengembangan konsep dengan susunan kekuatan pertahanan
keamanan negara meliputi (sumarsono dkk, 2001):

a) Perlawanan bersenjata terdiri atas bala nyata yang merupakan kekukatan TNI yang
selalu siap dan yang dibina, sebagai kekuatan cadangan serta bala potensial.
b) Perlawanan tidak bersenjata yang berfungsi sebagai Tibum, Linra, Kamra, dan
Linmas.
c) Komponen pendukung perlawanan bersenjata dan tidak bersenjata sesuai bidang
profesi masing-masing dengan pemanfaatan semua sumber daya nasional, sarana,
dan prasarana serta perlindungan masyarakat terhadap bencana perang dan bencana
lainnya.
GEOPOLITIK
A.    Pengertian Geopolitik ( Wawasan Nusantara )
             Geopolitik berasal dari kata”geo” atau bumi dan politik berarti kekuatan yang
didasarkan pada pertimbangan dasar dalam menentukan alternatif kebijaksanaan nasional
untuk mewujudkan tujuan nasional. Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau
peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh
aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan
geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan
dan berhasil akan berdampak langsung kepada system politik suatu Negara. Sebaliknya,
politik Negara itu secara langsung akan berdampak pada geografi Negara yang bersangkutan.
Geopolitik bertumpu pada geografi sosial (hukum geografis), mengenai situasi, kondisi, atau
konstelasi geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik geografi
suatu Negara.
Beberapa pendapat dari pakar-pakar Geopolitik antara lain sebagai berikut:

1.      Pandangan Ajaran Frederich Ratze


            Pada abad ke-19 Frederich Ratzel merumuskan untuk pertama kalinya Ilmu Bumi
Politik sebagai hasil penelitiannyayang ilmiah dan universal.Pokok-pokok ajaran Frederich
Ratzel adalah:
1.    Dalam hal-hal tertentu pertumbuhan Negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan
organism yang memerlukan ruang lingkup, melalui proses lahir, tumbuh, berkembang,
mempertahankan hidup, menyusut dan mati.
2.   Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti
kekuatan. Makin luas potensi ruang tersebut,makin besar kemungkinan kelompok politik itu
tumbuh.
3. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum
alam.Hanya bangsa yang unggul saja yang dapat bertahan hidup terus dan langgeng.
4. Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhannya akan sumber daya alam.
Apabila wilayah hidup tidak mendukung bangsa tersebut akan mencari pemenuhan
kebutuhan kekayaan alam diluar wilayahnya (ekspansi).
5. Hal ini melegitimasikan hukum ekspansi yaitu perkembangan atau dinamika budaya dalam
bentuk gagasan,kegiatan(ekonomi,perdagangan, perindustrian) harus diimbangi oleh
pemekaran wilayah,batas-batas suatu Negara pada hakikatnya bersifat sementara. Apabila
ruang hidup Negara sudah tidak dapat memenuhi keperluan, ruang itu dapat diperluas dengan
mengubah batas-batas Negara baik secara damai maupun melalui jalan kekerasan atau
perang.

            Ilmu bumi politik berdasarkan ajaran Ratzel tersebut justru menimbulkan dua aliran,
dimana yang satu berfokus pada kekuatan di darat, sementara yang lainnya berfokus pada
kekuatan di laut. Ratzel melihat adanya persaingan antara kedua aliran itu,sehingga ia
mengemukakan pemikiran yang baru,yaitu dasar-dasar suprastruktur geopolitik kekuatan
total/ menyeluruh suatu negara harus mampu mewadahi pertumbuhan kondisi dan kedudukan
geografinya. Pemikiran Ratzel menyatakan bahwa ada kaitan antara struktur atau kekuatan
politik serta geografi dan tuntutan perkembangan atau pertumbuhan Negara yang
dianalogikan dengan organisme.
2.      Pandangan Ajaran Rudolf Kjellen
             Kjellen melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organisme. Kjellen menegaskan
bahwa Negara adalah suatu organisme yang dianggap sebagai “prinsip dasar”. Pokok ajaran
Kjellen adalah :
1.      Negara merupakan satuan biologis, suatu organisme hidup yang memiliki intelektual.
Negara di mungkinkan untuk memperoleh ruang yang cukup luas agar kemampuan dan
kekuatan rakyatnya dapat berkembang secara bebas.
2.     Negara merupakan suatu system politik/pemerintahan yang meliputi bidang-bidang
geopolitik, ekonomi politik, demo politik, sosial politik dan politik memerintah.
3.     Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar. Ia harus mampu
berswasembada serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk
meningkatkan kekuatan nasionalnya: ke dalam, untuk memperoleh batas-batas Negara yang
lebih baik. Sementara itu, kekuasaan imperium kontinental dapat mengontrol kekuatan di
laut.

3.      Pandangan Ajaran Karl Haushofer


            Pandangan Karl Haushofer berkembang di Jerman ketika Negara ini berada di bawah
kekuasaan Adolf Hitler. Pandangan ini juga dikembangkan di Jepang dalam ajaran Hako
Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme. Pokok-pokok teori Haushofer
pada dasarnya menganut ajaran Kjellen,yaitu:
a.       Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan dapat mengajar kekuasaan imperium
maritim untuk menguasai pengawasan di laut.
b.      Beberapa Negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa,Afrika, Asia Barat
(Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia Timur Raya.
c.       Rumusan ajaran Haushofer lainnya adalah sebagai berikut: Geopolitik adalah doktrin
Negara yang menitikberatkan soal-soal strategi perbatasan. Ruang hidup bangsa dan tekanan-
tekanan kekuasaan dan social yang rasial mengharuskan pembagian baru kekayaan alam di
dunia. Pokok-pokok teori Karl Haushofer pada dasarnya menganut teori Rudolf Kjellen dan
bersifat ekspansif.
4.      Pandangan Ajaran Sir Halford Mackinder
            Teori ahli geopolitik ini pada dasarnya menganut “konsep kekuatan” dan
mencetuskan wawasan benua, yaitu konsep kekuatan di darat. Ajarannya menyatakan barang
siapa dapat menguasai “Daerah Jantung” yaitu Eurasia (Eropa dan Asia) ia akan dapat
menguasai “Pulau Dunia” yaitu Eropa, Asia, dan Afrika. Selanjutnya barang siapa dapat
menguasai pulau dunia akhirnya dapat menguasai dunia.

5.      Pandangan Ajaran Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan


             Kedua ahli ini mempunyai gagasan “Wawasan Bahari” yaitu kekuatan di lautan.
Ajarannya mengatakan bahwa barang siapa menguasai lautan akan menguasai
“perdagangan”. Menguasai perdagangan berarti menguasai “Kekayaan Dunia” sehingga pada
akhirnya menguasai dunia.
6.      Pandangan Ajaran W.Mitchel, A.Saversky, Giulio Douhet, dan John Frederik
Charles Fuller.
           Keempat ahli geopolitik ini berpendapat bahwa kekuatan di udara justru yang paling
menentukan. Mereka melahirkan teori “Wawasan Dirgantara” yaitu konsep kekuatan di
udara. Kekuatan di udara hendaknya mempunyai daya yang dapat diandalkan untuk
menangkis ancaman dan melumpuhkan kekuatan lawan dengan menghancurkannya
dikandangnya sendiri agar lawan tidak mampu lagi menyerang.

7.      Ajaran Nicholas J. Spykman


            Ajaran ini menghasilkan teori yang dinamakan teori Daerah Batas (rimland) yaitu
teori wawasan kombinasi yang menggabungkan kekuatan darat, laut dan udara. Dalam
pelaksanaanya, teori ini disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu negara.

Negara bagaikan suatu organisme. Ia tidak bisa hidup sendiri. Keberlangsungan hidupnya
ikut dipengaruhi oleh negara-negara lain, terutama Negara-negara tetangga atau negara yang
berada dalam satu kawasan dengannya. Untuk itulah diperlukan satu sistem perpolitikan yang
mengatur hubungan antar negara-negara yang letaknya berdekatan diatas permukaan bumi
ini. Sistem politik tersebut dinamakan Geopolitik yang mutlak dimiliki dan diterapkan oleh
setiap Negara di sekitanya tak terkecuali Indonesia. Indonesia pun harus memiliki sistem
Geopolitik yang cocok diterapkan dengan kondisi kepulauannya yang unik dan letak
geografis negara Indonesia diatas permukaan planet bumi.
             Geopolitik Indonesia tiada lain adalah wawasan nusantara. Wawasan nusantara tidak
mengandung unsur-unsur kekerasan, cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi pancasila dan UUD 1945 yang
merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat serta
menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaanya dalam mencapai tujuan nasional. Wawasan
nusantara juga sering dimaknai sebagai cara pandang, cara memahami, cara menghayati, cara
bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai hasil interaksi proses
psikologis. Oleh karena itu, wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia. Hal ini dipahami
berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan nusantara terkandung konsepsi geopolitik
Indonesia, yaitu unsur ruang, yang kini berkembang tidak saja secara fisik geografis,
melainkan dalam pengertian secara keseluruhan 
B.     Wawasan Nusantara Sebagai Landasan Geopolitik
             Ditinjau dari tataran pemikiran/ konsepsi yang berlaku di Indonesia wawasan
nusantara adalah geopolitik Indonesia yang merupakan pra-syarat bagi terwujudnya cita-cita
nasional yang tertuang dalam UUD 1945 dan Pancasila. Konfigurasi Indonesia adalah unik
dengan ciri-ciri demografi,anthropologi, meteorology dan latar belakang sejarah yang
memberi peluang munculnya desintegrasi bangsa. Tidaklah mengherankan apabila para
pendiri Republik sejak dini telah meletakkan dasar-dasar geopolitik Indonesia yaitu melalui
ikrar sumpah pemuda, dimana amanatnya adalah satu nusa,yang berarti keutuhan ruang
nusantara;satu bangsa yang merupakan landasan kebangsaan Indonesia; satu bahasa yang
merupakan faktor pemersatu seluruh ruang nusantara bersama isinya. 

           Kebangsaan Indonesia terdiri dari 3 unsur geopolitik yaitu:


1.      Rasa Kebangsaan
2.      Paham Kebangsaan
3.      Semangat Kebangsaan

               Ketiga-tiganya menyatu secara utuh menjadi jiwa bangsa Indonesia dan sekaligus
pendorong tercapainya cita-cita proklamasi. Rasa kebangsaan adalah suplimasi dari sumpah
pemuda dan menyatukan tekad menjadi bangsa yang kuat,dihormati dan disegani diantara
bangsa-bangsa di dunia ini. Paham kebangsaan yang merupakan pengertian yang mendalam
tentang apa dan bagaimana bangsa itu serta bagaimana mewujudkan masa depannya. Ia
merupakan intisari dari visi warga bangsa tentang kemana bangsa ini harus di bawa ke masa
depan dalam suasana lingkungan yang semakin menantang.
              Secara formal paham kebangsaan dapt dibina melalui proses pendidikan dan
pengajaran dalam bentuk materi ajaran misalnya wawasan nusantara, ketahanan nasional,
doktrin dan strategi pembangunan nasional,sejarah dan budaya bangsa. Untuk itu para
perancang materi pengajaran harus benar-benar memiliki visi dan pengetahuan tentang
kebangsaan serta kaitannya dengan kepentigan geopolitik. Semangat kebangsaan atau
nasionalisme merupakan produk akhir dari sinergi rasa kebangsaan dengan paham
kebangsaan. Banyak pakar yang berpendapat bahwa konsepsi tentang rasa kebangsaan tau
wawasan kebangsaan secara keseluruhan sudah usang dan ketinggalan zaman.
                  Dengan demikian bahwa geopolitik hanya akan efektif apabila dilandasi oleh
wawasan kebangsaan yang mantap, karena tanpa itu ia tidak lebih hanya permainan politik
semata, sebab wawasan kebangsaan akan membuat ikrar satu bangsa terwujud dan bangsa
yang satu dapat mewujudkan satu nusa dengan berbekal landasan satu bahasa. Oleh karena
adanya amanat yang demikian itulah, maka wawasan nusantara secara ilmiah dirumuskan
dalam bentuk konsepsi tentang kesatuan yang meliputi:
1.      Kesatuan Politik
                Kesatuan politik disadari pentingnya dari adanya kebutuhan untuk mewujudkan
pulau-pulau di wilayah nusantara menjadi satu entity yang utuh sebagai tanah air. Ini berarti
bahwa tidak ada lagi laut bebas diantara pulau-pulau tersebut, sehingga laut diantara pulau-
pulau itu berubah dari pemisah menjadi pemersatu tanah air nusantara.
2.      Kesatuan Ekonomi
           Kegiatan ekonomi memerlukan ruang gerak dan ini dapat disediakan melalui proses
demokratisasi. Akan tetapi demokrasi tidaklah berarti berbuat sesuai aturannya sendiri-sendiri
akan tetapi perlu taat pada koridor yang telah disepakati bersama. Setelah kegiatan ekonomi
diberikan ruang gerak yang cukup maka perlu dijaga kesatuaanya diseluruh wilayah negara,
antara lain berlakunya satu mata uang tunggal yaitu rupiah. Pada saat krisis ekonomi
memuncak dan nilai tukar rupiah sangat labil, maka mencairlah kesatuan ekonomi karena
untuk sementara para pelaku ekonomi bertransaksi dengan dollar AS.
3.      Kesatuan Sosial Budaya.
                Bangsa Indonesia sesungguhnya mewujudkan atas dasar kesepakatan bukan atas
dasar sejarah atau geografi. Dalam BPUPKI terjadi perdebatan antara para tokoh pendiri
Republik ini tentang apa itu bangsa Indonesia dan apa itu wilayah Negara Indonesia.
                    Kesatuan sosial budaya sesungguhnya merupakan sublimasi dari rasa paham dan
semangat kebangsaan. Tanpa memandang suku, ras, dan agama serta asal keturunan,
perasaan perasaan satu dimungkinkan untuk dibentuk asal sama-sama mengacu pada
wawasan kebangsaan Indonesia sebagaimana isi dan makna sumpah pemuda.
4.      Kesatuan Hankam.
             Makna utama dari kesatuan hukum adalah bahwa masalah bidang hankam,
khususnya keamanan dan pembelaan negara adalah tanggung jawab bersama. Atas dasar
itulah sistem Hankamrata memiliki 3 ciri utama yaitu:
a.       Orientasinya pada rakyat, karena memang diperuntukkan terciptanya rasa aman dan
keamanan rakyat.
b.      Pelibatannya secara semesta, yang maknanya adalah bahwa setiap warga dan setiap fasilitas
dapat dilibatkan di dalam upaya Hankam
c.       Digelarnya di wilayah nusantara secara kewilayahan, yang maknanya tiap unit wilayah
harus di upayakan agar dapat menggalang ketahanan masing-masing.
                       Secara geopolitik kesatuan hankam bermakna bahwa di dalam negeri hanya
ada TNI dan Polri sebagai satuan pengamanan bersenjata yang berarti tidak diperbolehkan
ada satuan bersenjata di luat itu. Karena itulah maka pemilikan senjata api dilarang kecuali
mendapat azin dari Polri untuk digunakan bagi kepentingan khusus. Pegawai pemerintah
dengan tugas khusus juga dipersenjatai sebagai sarana self defense mengingat bidang
tugasnya yang membawa konsekuensi keamanan bagi dirinya.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara

1. Wilayah (Geografi)
a. Asas Kepulauan (Archipelagic Principle)
Kata ‘Archipelago’ dan ‘Archipelagic’ berasal dari kata Italia ‘Archipelagos’. Akar katanya
adalah ‘archi’ yang berarti terpenting, terutama, dan ‘pelagos’ berarti laut atau wilayah
lautan. Jadi, ‘Archipelago’ berarti lautan terpenting.
Istilah ‘Archipelago’ adalah wilayah lautan dengan pulau-pulau di dalamnya. Arti ini
kemudian menjadi pulau-pulau saja tanpa menyebut unsur lautnya sebagai akibat penyerapan
bahasa barat, sehingga Archipelago selalu diartikan kepulauan atau kumpulan pulau.
Lahirnya asas Archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut selalu dalam
kesatuan utuh, sementara tempat unsure perairan atau lautan antara pulau-pulau berfungsi
sebagai unsur penghubung dan bukan unsur pemisah. Asas dan wawasan kepulauan ini
dijumpai dalam pengertian the Indian Archipelago. Kata Archipelago pertama kali dipakai
oleh Johan Crawford dalam bukunya the history of Indian Archipelago (1820). Kata Indian
Archipelago diterjemahkan kedalam bahasa Belanda Indische Archipel yang semula
ditafsirkan sebagai wilayah Kepulauan Andaman sampai Marshanai.

b. Kepulauan Indonesia
Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan Nederlandsch
oostindishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi wilayah
Negara Republik Indonesia. Sebagai sebutan untuk kepulauan ini sudah banyak nama yang
dipakai, yaitu ‘Hindia Timur’, ‘Insulinde’ oleh Multatuli, ‘nusantara’. ‘indonesia’ dan
‘Hindia Belanda’ (Nederlandsch-Indie) pada masa penjajahan Belanda. Bangsa Indonesia
sangat mencintai nama ‘Indonesia’ meskipun bukan dari bahasanya sendiri, tetapi ciptaan
orang barat. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu kepulauan Indonesia. Dalam
bahasa Yunani, ‘Indo’ berarti India dan ‘nesos’ berarti pulau. Indonesia mengandung makna
spiritual yang didalamnya terasa ada jiwa perjuangan menuju cita-cita luhur, Negara
kesatuan, kemerdekaan dan kebebasan.

c. Konsepsi tentang Wilayah Indonesia


Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsepsi mengenai
pemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut :

1. Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
2. res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia karena itu tidak
dapat dimiliki oleh masing-m,asing Negara
3. Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa
4. Mare Clausum (the right and dominion of the sea), menyatakan bahwa hanya laut
sepanjang pantai saja yang dimiliki oleh suatu Negara sejauh yang dapat dikuasai dari darat
(waktu itu kira-kira sejauh tiga mil)
5. Archipelagic State Pinciples (Asas Negara Kepulauan) yang menjadikan dasar konvensi
PBB tentang hokum laut.
Saat ini Konvensi PBB tentang Hukum Laut (United Nation Convention on the Law of the
sea UNCLOS) mengakui adanya keinginan untuk membentuk tertib hokum laut dan samudra
yang dapat memudahkan komunikasi internasional dan memajukan penggunaan laut dan
samudra secara damai. Di samping itu ada keinginan pula untuk mendayagunakan kekayaan
alamnya secara adil dan efesien, konservasi dan pengkajian hayatinya, serta perlindungan
lingkungan laut.

Sesuai dengan hukum laut Internasional, secara garis besar Indonesia sebagai Negara
kepulauan memiliki Teritorial, Perairan Pedalaman, Zona Ekonomi Eksklusif, dan Landasan
Kontinental. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Negara kepulauan adalah suatu Negara yang seluruhnya terdiri atas satu atau lebih
kepulauan dapat mencakup pulau-pulau lain. Pengertian kepulauan adalah gugusan pulau,
termasuk bagian pulau, perairan diantaranya dan lain-lain wujud alamiah yang hubungannya
satu sama lain demikian erat sehingga pulau-pulau perairan dan wujud alamiah lainnya
merupakan satu kesatuan geografi, ekonomi dan politik yang hakiki, atau yang secara
histories dianggap demikian.

2. laut territorial adalah salah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 nil laut
diukur dari garis pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air surut terendah sepanjang
pantai, seperti yang terlihat pada peta laut skala besar yang berupa garis yang
menghubungkan titik-titik terluar dari dua pulau dengan batasan-batasan tertentu sesuai
konvensi ini. Kedaulatan suatu Negara pantai mencakup daratan, perairan pedalaman dan laut
territorial tersebut.

3. perairan pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah dalam dari garis
pangkal.

4. zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal. Di
dalam ZEE Negara yang bersangkutan memiliki hak berdaulat untuk keperluan eksplorasi,
eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam hayati dari perairan.

5. landasan kontinen suatu Negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya yang
terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah
daratannya. Jarak 200 mil laut dari garis pangkal atau dapat lebih dari itu dengan tidak
melebihi 350 mil, tidak boleh melebihi 100 mil dari garis batas kedalaman dasar laut sedalam
2500 m.

d. Karakteristik Wilayah Nusantara


Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak diantara benua Asia dan benua Australia
dan diantara samudra Pasifik dan Samudra Hindia, yang terdiri dari sekitar 17.508 pulau
besar maupun kecil. Jumlah pulau yang sudah memiliki nama adalah 6.044 buah. Kepulauan
Indonesia terletak pada batas-batas astronomi sebagai berikut :

Utara : 60 08’ LU

Selatan : 110 15’ LS


Barat : 940 45’ BT

Timur : 1410 05’ BT

Jarak utara selatan sekitar 1.888 km, sedangkan jarak barat timur sekitar 5.110 km. bila
diproyeksikan pada peta benua Eropa, maka jarak barat timur tersebut sama dengan jarak
antara London dengan Ankara, Turki. Bila diproyeksikan pada peta Amerika Serikat, maka
jarak teresbut sama dengan jarak antara pantai barat dan pantai timur Amerika Serikat.
Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2, yang terdiri atas daratan seluas
2.027.087 km2 dan perairan 127.166.163 km2. luas wilayah daratan Indonesia jika
dibandingkan dengan Negara-negara Asia Tenggara merupakan yang terluas.

D. Unsur-Unsur Dasar wawasan Nusantara

1. Wadah
Wawasan Nusantara sebagai wadah meliputi tiga komponen yaitu:
a. Wujud wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang didalamnya
terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh dalamnya perairan. Baik
laut maupun selat serta di atasnya merupakan satu kesatuan ruang wilayah. Oleh karena
itu nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan
dalamnya. Sedangkan secara vertikal ia merupakan suatu bentuk kerucut terbuka ke
atas dengan titik puncak kerucut dipusat bumi.
Letak geografis negara berada di posisi dunia antar dua samudera dan dua benua. Letak
geografis ini berpengaruh besar terhadap aspek-aspek kehidupan nasional di Indonesia.
Perwujudan wilayah nusantara ini menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan.

b. Tata Inti Organisasi


Bagi Indonesia, tat inti organiasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang menyangkut
bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintahan, sistem pemerintahan dan
sistem prwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik.
Kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilaksanakan menurut Undang-Undang.
Sistem pemerintahannya menganut sistem presidensial. Presiden memegang kekuasaan
pemerintahan berdasarkan UUD 1945. Indonesia adalah negara hukum (Rechtsstaat)
bukan negara kekuasaan (machsstaat). Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mempunyai
kedudukan kuat, yang tidak dapat dibubarkan oleh Presiden. Anggota MPR merangkap
sebagai anggota MPR.

c. Tata Kelengkapan Organisasi


Tata kelengkapan organisai adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara yang
harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan
organnisasi masyarakat, kalangan pers serta seluruh paratur negara.
Senus lapisan masyarakat itu diharapkann dapatt mewujudkab denokrasi yang secara
konstiyusional berdasarkan UUD 1945 dan secara ideal berdasarkan dasar falsafah
Pancasila, dalam berbagai kegiatan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
2. Isi wawasan Nusantara
Isi Wawasan Nusantara tercermin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesian dalam
eksistensinya yang meliputi cita-cita bangsa dan asas manunggal yang terpadu.
Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam pembukaab UUD 1945 yang meliputi:

1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.


2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yng bebas.
3) Pemerintaahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesiadan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa
dan ikutmmelaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi
dan keadilan sosial.

E. Implementasi wawasan Nusantara

1. Wawasan Nusantara Sebagai Pancaran Falsafah Pancasila


Falsafah pancasila diyakini sebgagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai dengan
aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak awal
proses pembentukan Negara kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang. Konsep
Wawasan Nusantara berpangkal pada dasar Ketuhanan Yang Maha Esa sebagi sila pertama
yang kemudian melahirkan hakikat misi manusia Indonesia yang terjabarkan pada sila-sila
berikutnya. Wawasan nusantara sebagai aktualisasi falsafah Pancasila menjadi landasan dan
pedoman kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Dengan demikian wawasan Nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan
aspek kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta
upaya untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.dan Wawsan Nusantara
merupakan konsep dasar bagi kebijakan dan strategi pembangunan Nasional.

2. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional


a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu kesatuanPolitik
1) Kebulatan wilayah dengan segalaisinya merupakan modal dan milik bersama bangsa
indonesia.
2) Kenaneka ragaman suku, budaya, dan bahasa daerah serta agama yang dianutnya tetap
dalam kesatuan bangsa Indonesia .
3) Secara psikologis, bangsa Indonesia merasa satu pesaudaran, senasib dan
seperjuangan, sebangsa dan setanah air untuk mencapai satu cita-cita bangsa yang sama.
4) Pancasila merupakan falsafah dan ideologi pemersatu bangsa Indonesia yang
membimbing ke arah tujuan dan cita-cita yang sama.
5) Kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara sistem hukun nasional .
6) Seluruh kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hubungan nasional.

7) Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan
perdamaian abadi melalui politik luar neeri bebas dan aktif.

b. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu kesatuan Politik


1) Kekayaan di seluruh wilayah Nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah
modal dan milik bangsa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di seluruh wilayah
Indonesia secara merata.
2) Tingakt perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh daerah tanpa
mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-masing.
3) Kehidupan perekonomi di seluruh Indonesia diselenggarakan sebagai usaha
bersama dengan asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi kerakyatan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial budaya
1) Masyarakat Indonesia adalah satu bangsa yang harus memiliki kehidupan
serasidengan tingkat kemajuan yang merata dan seimbang sesuai dengan kemajuan
bangsa.
2) Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan dengan coraka ragam
budaya yaang menggambarkan kekayaan budaya bangsa. Budaya Indonesia tidak
menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya
bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.

d. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan pertahanan Keamanan


1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau satu daerah pada hakikatnya adalah ancaman
terhadap seluruh bagsa dan negara.
2) Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta
dalam pertahanan dan keamanan negara dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
F. Penerapan Wawasan Nusantara
a. Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan wawasan Nusantara, khususnya, di bidang
wilayah, adalah diterimanya konsepsi Nusantara diforum internasional, sehingga terjaminlah
integritas wilayah teriterorial Indonesia. Laut Indonesia yang semula dianggap bebas menjadi
bagian integral dari wilayah Indonesia. Di samping itu pengakuan terhadap landas kontinen
Indonesia dan ZEE Indonesia menghasilakn pertambahan luas wilayah yang cukup besar.
b. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup tersebut menghasilkan sumber daya alam
yang cukup besar untuk kesejahteraan bangsa Indonesia.
c. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia o nternasional termasuk
Negara-negara tetanga.
d. Penerapan wawasan nusantara dalam pemabangunan Negara di berbagai bidang tampak
pada berbagai proyekpembangunan sarana dan prasarana komunikasi dan transportasi.
e. Penerapan di bidang sosial budaya terlihat pada kebijakan untuk menjadikan bangsa
Indonesia yang Bhineka Tungga Ika tetap merasa sebangsa dan setanah air, senasib
sepenanggunan dengan asas pancasila.
f. Penerapan Wawasan Nusantara di bidang pertahanan keamanan terlihat pada kesiapan dan
kewaspadaan seluruh rakyat melalui Sistem Pertahan keamanan Rakyat semesta untuk
menghadapi berbagai ancaman bangsa dan Negara.

G. Hubungan wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional


Dalam penyelenggaraan kehidupan nasional agar tetap megarah pada pencapaian tujuan
nasiaonal diperlakuakan suatu landasan dan pedoman yang kokoh berupa konsepsi wawasan
nasional. Wawasan Nasional Indonesia menumbuhkan dorongan dan rangsangan untuk
mewujudkan aspirasi bangsa serta kepentingan dan tujuan nasional. upaya pencapaian tujuan
nasional dilakukan dengan pembangunan nasional yang juga harus berpedoman pada wawsan
nasional.

Dalam proses pembangunan nasional untuk pencapaian tujuan nasional selalu menghadapi
berbagai kendala dan ancaman. Untuk mengatasi perlu dibangun suatu kondisi kehidupan
nasional yang disebut katahan nasioanl. Kenerhasilan pembangunan akan meningkatkan
kondisi dinamik kehidupan nasional dalam wujud ketahan nasional yang tangguh.
Sebaliknya, ketahan nasional yang tangguh akan mendorong pembangunan nasional semakin
baik.
Wawasan nasional bangsa nindonesia adalah wawasan Nusantara yang merupakan pedoman
bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. sedangkan ketahanan nasional
merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut
dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu perlu adanya suatu konsepsi Ketahanan
Nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.
Secara ringkas dapt dikatakan bahwa wawasan nusantara dan ketahan nasional merupakan
konsepsi yang saling mendukung antara sebgai pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara agar tetap jaya dan berkembang seterusnya

H.Perkembangan Geopolitik Pra, Masa, dan Pasca Perang Dunia II


Pada saat Perang Dingin, atau dinamakan dengan cold war geopolitics. Era ini
ditandai dengan kontes penyebaran pengaruh dan kontrol terhadap negara-negara lain serta
sumber daya strategis antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Kontes antar keduanya yang
lebih dikenal dengan kontes ideologi ini menyebabkan sistem dunia menjadi bipolar.
Geopolitik pada masa ini digunakan untuk menjelaskan fenomena sistem dunia yang bipolar
tersebut dan bagaimana kedua negara besar tersebut menyebarkan pengaruhnya satu sama
lain. Runtuhnya tembok Berlin dan jatuhnya Uni Sovyet menandai berakhirnya kontes
ideologi antar kedua negara tersebut. Hal tersebut menyisakan Amerika Serikat menjadi
pemenang tunggal dalam kontes tersebut. Tak salah kemudian jika Fukuyama menyatakan
berkhirnya Perang Dingin merupakan The End of History yaitu era ketika kontes ideologi
liberalisme dan komunisme berakhir dan menyisakan liberalisme sebagai ideologi yang lebih
baik.
Berakhirnya Perang Dingin tak hanya menyisakan liberalisme sebagai ideologi
tunggal, namun juga mengubah tatanan dunia yang semua bipolar menjadi multipolar. Hal ini
dibuktikan dengan munculnya kekuatan-kekuatan baru seperti Jepang, Cina, dan Uni Eropa
yang nantinya diprediksi akan mampu mengimbangi kekuatan Amerika Serikat. Tidak hanya
itu, pada tahun 1990an saat Perang Dingin berakhir terjadi Perang Teluk yang melibatkan
Irak dan koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Pasca Perang Teluk ini
menurut Presiden Amerika Serikat George W. Bush disebut sebagai eranew world
order. Era new world order ini yang juga merupakan era berakhirnya abad ke-20 tak lagi
diwarnai konflik-konflik perebutan wilayah atau pengaruh antar superpowers. Selain karena
era new world order  ini hanya menyisakan Amerika Serikat sebagai the only
superpowers, menurut Samuel P. Huntington dalam thesisnya yang terkenal yaitu “The
Clash of Civilizations”, konflik-konflik masa depan tidak lagi merupakan konflik ideologi
atau konflik ekonomi melainkan konflik antar peradaban. Lebih lanjut Huntington
menyatakan bahwa “Nation states will remain the most powerful actors in world affairs, but
the principal conflicts of global politics will occur between nations and groups of different
civilization”
Geopolitik terkadang dipahami sebagai suatu ilmu yang mempelajari keterkaitan
antara kondisi geografis suatu negara dan perumusan kebijakan luar negerinya, berdasarkan
definisi ini dapat dikatakan bahwa kajian geopolitik sudah lagi tak relevan mengingat
sekarang ini banyak bermunculan aktor-aktor non-negara atau non-state actor dan juga isu-
isu yang berkembang tak lagi menyangkut high-politics saja melainkan juga low-
politics. Tetapi kalau geopolitik dipahami sebagai suatu ilmu yang berhubungan dengan
pandangan komprehensif mengenai peta politik dunia, dapat dikatakan bahwa kajian
geopolitik masih relevan. Kalau dalam era abad ke-19 geopolitik cenderung dipahami
sebagai imperial knowledge hal itu dikarenakan adanya kesadaran bahwa dunia yang
ditempati oleh negara-negara pada waktu itu merupakan closed political space seperti yang
dinyatakan oleh MacKinder.
Kemudian di era Perang Dingin geopolitik digunakan untuk menjelaskan kontes
ideologi antara dua superpowers (Amerika Serikat dan Uni Sovyet) karena pada waktu itu
Perang Dingin diwarnai oleh perebutan pengaruh antar keduanya, sehingga dibutuhkan
semacam geostrategi untuk dapat memenangkan kontes tersebut. Dan di era new world
order ketika negara tak lagi menjadi aktor utama dalam hubungan internasional karena
banyak bermunculannya non-state actors seperti MNC,NGO, dll dan isu-isu yang dibahas
juga mulai bergeser dari isu-isu high-politics kelow-politics menyebabkan fokus kajian
geopolitik ini senantiasa berubah. Seperti yang dinyatakan Tuathail bahwa “Geopolitics is
best understood in its historical and discursive context of use”. Yang perlu ditekankan di sini
adalah geopolitik menyangkut tentang bagaimana konteks keruangan (spatial) mempengaruhi
perilaku negara-negara di dunia untuk bertarung dalam politik internasional.

KESIMPULAN

Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud


kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik
(kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial
dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak
langsung kepada system politik suatu Negara. Sebaliknya, politik Negara itu secara langsung
akan berdampak pada geografi Negara yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada
geografi sosial (hukum geografis), mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan
segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara.
Indonesia dan Malaysia adalah dua negara yang saling berdekatan dan menjalin hubungan
bilateral yang sudah berlangsung sejak lama. Meski demikian, antara kedua negara ini sering
terjadi perselisihan, khususnya mengenai permasalah batas wilayah. Fakta memperlihatkan
beberapa pulau yang telah diambil oleh pihak Malaysia dari Indonesia, contohnya seperti
Pulau Sipadan dan Ligitan. Dan hingga kini yang menjadi permasalahan terbaru, kedua pihak
tersebut sedang memperebutkan satu wilayah yang kaya akan sumber daya minyak. Malaysia
mengklaim daerah Ambalat, yang terletak di sebelah timur Pulau Kalimantan Timur tersebut
termasuk kedalam kepemilikan wilayahnya. Indonesia yang memiliki bukti kuat atas
kepemilikannya, tidak begitu saja menerima pernyataan mentah tersebut. Sehingga hal ini
membuat sautu hubungan yang kurang baik di antara dua pihak melalui konflik yang
ditimbulkan. Dan parahnya, sampai sekarang belum didapatkan jalan keluar yang dapat
menguntungkan kedua belah pihak.
Dari kesimpulan yang dapat kami kemukakan di atas. Kami mengaharapkan agar pemerintah
Indonesia dapat lebih tegas dalam menyegerakan permasalahan Ambalat tersebut. Karena hal
ini dapat menunjukkan Sistem Geopolitik Indonesia yang kuat kepada seluruh dunia. Supaya
mereka tidak dengan mudah meremehkan martabat bangsa Indonesia. Indonesia telah
merdeka, maka sepatutnya kita menghapuskan segala praktek yang bertautan dengan asas
kemerdekaan yang telah direnggut bangsa Indonesia.
Bagi masyarakat Indonesia sendiri, jangan mudah terpengaruh untuk melakukan aksi
kekerasan dan tak beretika demi mengungkapkan aspirasinya terhadap permasalahan yang
dimaksud. Kita harus tetap berkepala dingin dalam menyelesaikan berbagai permasalahan,
bukankah itu adalah hal yang paling baik untuk tidak menebar kebencian dan kerusakan di
muka bumi ini. Untuk itu selesaikanlah kasus ini dengan cara damai mencapai jalan keluar
yang saling menguntungkan Indonesia dengan negara serumpunnya, Negeri Jiran Malaysia.
Geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan
konstelasi geografi sebagai faktor utamanya. Di samping itu dalam merumuskan strategi
perlu memperhatikan kondisi social, budaya, penduduk, sumber daya alam, lingkungan
regional maupun internasional. Geostrategi juga merupakan cabang dari geopolitik yang
berurusan dengan strategi. Geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan
memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor utamanya.

               Geostrategi Indonesia merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi


negara Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana untuk mencapai
tujuan nasional bangsaIndonesia. Konsepsi geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan
oleh Bung Karno pada tanggal 16 Juni 1948 di Kotaraja (kini Banda Aceh) setelah menerima
defile Angkatan Perang (militer) dalam rangka kunjungan kerja ke daerah Sumatra yang
belum/tidak diduduki Belanda (Basry, 1995: 50-51).

                Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik
yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang
mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara
serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarsono, dkk. 2006. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Makarim, N.A. 2004. Geostategi. [Online]. Tersedia: http://www.kompas.com/kompas-
cetak/041228/utama [19 September 2011].[29 November 2019]
Poerwowidagdo, S.J. 1999. Geoekonomi, Abstraksi ekonominya di kepulauan RI. 
[Online]. Tersedia: — [19 September 2011].[29 November 2019]

Srijanti, A. Rahman H. I., Purwanto S. K. 2008. Etika Berwarga Negara. Jakarta: Salemba


Empat.
Wikipedia Internasional. 2007. Geostrategi. [Online]. Tersedia:

Kaelan dan Zubaidi, Achmad, 2012, Pendidikan Kewarganegaraan, Paragdigma,


Yogyakarta.

Ihsan. 2011. Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi Indonesia,(Online),


(http://ihsanfiles.wordpress.com/category/uncategorized/), diakses 31 Januari. ].[29
November 2019]

Bakry, Noor Ms. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Sumarsono (dkk). 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Suswanto, Bambang (dkk). 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.
Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.
blogspot.com/2019/03/geopolitik-indonesia.html
Sumiarno, Slamet. 2006. Geopolitik Indonesia: Makalah Pelatihan Dosen-Dosen MPK
Kewarganegaraan se-Indonesia Departemen Pendidikan Nasional.Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi.
Suradinata, Parsudi. 2002.Hukum Dasar Geopolitik dan Geostrategi dalam Kerangka
Keutuhan NKRI. Jakarta : Dirjen Dikti

Anda mungkin juga menyukai