Anda di halaman 1dari 10

Nama : Yudhirta Arif

Kelas : C15

NIM : 04020190340

1)    Jelaskan dengan singkat : pengertian, azas hukum dagang serta hubungan antara
hukum dagang dan hukum perdata ?

Jawaban :

Hukum dagang adalah hukum perikatan yan diperuntukan untuk mendukung kelancaran
aktifitas dibidang peerdagangan.

Asas dalam hukum dagang

1. kepentingan nasional adalah setiap kebijakan Perdagangan harus mengutamakan


kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat di atas kepentingan lainnya.
2. asas kepastian hukum adalah meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-
undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan pengendalian di bidang
Perdagangan.
3. adil dan sehat adalah adanya kesetaraan kesempatan dan kedudukan dalam kegiatan
usaha antara produsen, pedagang, dan Pelaku Usaha lainnya untuk mewujudkan iklim
usaha yang kondusif sehingga menjamin adanya kepastian dan kesempatan berusaha
yang sama.

4. asas keamanan berusaha adalah adanya jaminan keamanan bagi seluruh Pelaku Usaha
di setiap tahapan kegiatan Perdagangan, mulai dari persiapan melakukan kegiatan
Perdagangan hingga pelaksanaan kegiatan Perdagangan.

5. asas akuntabel dan transparan adalah pelaksanaan kegiatan Perdagangan harus dapat
dipertanggungjawabkan dan terbuka kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

6. asas kemandirian adalah setiap kegiatan Perdagangan dilakukan tanpa banyak


bergantung pada pihak lain.

7. asas kemitraan adalah adanya kerja sama dalam keterkaitan usaha di bidang
Perdagangan, baik langsung maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling
memerlukan, memercayai, memperkuat, dan menguntungkan yang melibatkan
koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah dengan usaha besar dan antara
Pemerintah dan swasta.

8. asas kemanfaatan adalah seluruh pengaturan kebijakan dan pengendalian Perdagangan


harus bermanfaat bagi kepentingan nasional, khususnya dalam mewujudkan cita-cita
kesejahteraan umum.

9. asas kesederhanaan adalah memberikan kemudahan pelayanan kepada Pelaku Usaha


serta kemudahan dalam memberikan informasi yang benar kepada masyarakat.
10. asas kebersamaan adalah penyelenggaraan Perdagangan yang dilakukan secara
bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pelaku Usaha, dan masyarakat.

11. asas berwawasan lingkungan adalah kebijakan Perdagangan yang dilakukan dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan.

Hubungan Antara hukum dagang dan hukum perdata ada hubungan yang erat, KUHperdata
adalah ketentuan umum (genus) dalam mengatur hubungan dunia usaha, sedang KUHDagang
adalah ketentuan khusus (spesies) bagaimana mengatur dunia usaha. Dapat dikatakan : kedua
hukum tersebut merupakan lex spesialis derogat legi generalis artinya ketentuan khusus
mengesampingkan ketentuan umum

3)    Jelaskan dengan singkat : pengertian badan usaha , dasar hukum badan usaha di
indonesia serta jenis jenis badan usaha ?

Jawaban :

Badan Usaha merupakan kesatuan yuridis atau hukum, teknis dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan. Meskipun sering disamakan dengan perusahaan,
sesungguhnya mereka adalah dua hal yang berbeda.

Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
menyebutkan bahwa: Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

Jenis – jenis badan usaha

1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian
modalnya dimiliki oleh pemerintah

 Perusahaan Jawatan (Perjan) adalah salah satu bentuk badan usaha yang seluruh
modalnya dimiliki oleh pemerintah.

 Perusahaan Umum ( Perum ) dapat juga disebut sebagai evolusi dari Perjan.
Sebetulnya Perum dan Perjan tidak jauh berbeda, hanya saja Perum berorientasi pada
laba atau mencari keuntungan.Perum dikelola oleh negara, dan karyawannya berstatus
sebagai pegawai negeri.

 Persero pun merupakan salah satu bentuk badan usaha yang dikelola oleh negara.
Tujuan BUMN ini adalah melayani masyarakat sekaligus mencari keuntungan,
dengan harapan Persero tidak akan mengalami kerugian

2. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) . Berbeda dengan BUMN, Badan Usaha Milik Swasta
adalah jenis badan usaha yang didirikan dan dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang.

 firma.Merupakan sebuah badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih, di mana
tiap anggota bertanggung jawab penuh atas perusahaan
 Perusahaan Perseorangan (Persero) Sesuai dengan namanya, perusahaan perseorangan
adalah badan usaha yang kegiatan usaha, modal dan manajemennya ditangani oleh
satu orang.

 Perseroan Terbatas (PT) Inilah badan usaha yang paling banyak diminati pengusaha.
biasa disebut PT.

 Perusahaan Komanditer merupakan badan usaha yang berasal dari Belanda, dengan
sebutan asli Commanditaire Vennootschap, sehingga disingkat sebagai CV.

3. Koperasi . Di luar BUMN dan BUMS, adapula badan-badan usaha yang bergerak dengan
ketentuan yang berbeda. Salah satunya adalah koperasi, yakni badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi.

4. Yayasan . Berbeda dengan badan-badan usaha lainnya, yayasan merupakan badan usaha
yang tidak mencari untung. Yayasan lebih cenderung mengutamakan kepentingan sosial dan
memiliki badan hukum sendiri.

4)    Jelaskan dengan singkat : prinsip  dan subyek hukum perdagangan internasional 
serta sumber hukum dan aturan2 hukum perdagangan internasional ?

Jawaban :

Prinsip Hukum Perdagangan Internasional

Akibat dari Indonesia telah mengesahkan Statuta UNIDROIT dengan Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 59 Tahun 2008 tentang Pengesahan Statute of The International Institute for
The Unification of Private Law, artinya Indonesia tunduk terhadap substansi yang tertuang di
dalam UNIDROIT.
Prinsip hukum kontrak internasional berdasarkan UNIDROIT, yaitu:

1. Prinsip kebebasan berkontrak

Prinsip kebebasan diwujudkan dalam 5 (lima) bentuk prinsip hukum, di antaranya:

• Kebebasan menentukan isi kontrak;

• Kebebasan menentukan bentuk kontrak;

• Kontrak mengikat sebagai undang-undang;

• Aturan memaksa (mandatory rules) sebagai pengecualian;

• Sifat internasional dan tujuan prinsip-prinsip UNIDROIT yang harus diperhatikan


dalam penafsiran kontrak.

2. Prinsip pengakuan hukum terhadap kebiasaan dagang

Prinsip kedua, prinsip kekuatan mengikat praktik kebiasaan dagang, merupakan prinsip
yang disebut pula sebagai keterbukaan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
kebiasaan dagang bukan saja secara fakta mengikat tetapi juga karena ia berkembang dari
waktu ke waktu.

3. Prinsip itikad baik (good  faith) dan transaksi jujur (fair dealing)

Terdapat tiga unsur dari prinsip itikad baik dan transaksi jujur, yaitu:

• Itikad baik dan transaksi jujur sebagai prinsip dasar yang melandasi kontrak;

• Prinsip ini juga ditekankan pada praktik perdagangan internasional;

• Prinsip itikad baik dan transaksi jujur bersifat memaksa

4. Prinsip force majure Bunyi pengaturan artikel tersebut adalah rumusan yang umum,
termasuk dalam hukum nasional kita. Rumusan tersebut adalah peristiwa yang
menyebabkan force majure adalah peristiwa yang di luar kemampuannya; adanya
peristiwa tersebut mewajibkan pihak yang mengalaminya untuk memberitahukan
pihak lainnya mengenai telah terjadinya force majure.

Subyek Hukum Perdagangan Internasional

Subjek hukum adalah orang atau badan yang mampu melakukan perbutan hukum dan dapat
dimintai pertanggung jawabannya.Dalam aktivitas perdagangan international terdapat
beberapa subjek hukum yang berperan penting, diantaranya: Para pelaku (stakeholders),
dalam perdagangan international mempertahankan hak dan kewajiban dihadapan badan
peradilan . Para pelaku (stakeholders), dalam perdagangan international berwenang untuk
merumuskan aturan-aturan hokum di bidang hukum perdagangan international.Subjek hukum
yang dapat tergolong ke dalam lingkup hukum perdagangan internasional adalah negara,
organisasi international, individu dan bank.

Sumber hukum perdagangan internasional

Ada banyak sekali sumber dari hukum perdagangan internasional, yaitu :

1. Perjanjian Internasional

2. Hukum Kebiasaan Internasional

3. Prinsip-prinsip Hukum Umum

4. Putusan-putusan Badan Pengadilan dan Doktrin

5. Kontrak

6. Hukum Nasional

Aturan Hukum dalam Perdagangan Internasional

• Hukum  perdagangan  internasional  adalah  bidang  hukum  yang berkembang cepat.


• Ruang lingkup bidang hukum ini pun cukup luas.

• Hubungan-hubungan  dagang  yang  sifatnya  lintas  batas  dapat mencakup  banyak 


jenisnya. 

• Dari  bentuknya  yang  sederhana,  yaitu dari  barter,  jual  beli  barang  atau 
komoditi  (produk-produk pertanian,  perkebunan,  dan  sejenisnya),  hingga 
hubungan  atau transaksi dagang yang kompleks.

• Kompleksnya  hubungan  atau  transaksi  dagang  internasional ini  sedikit  banyak 


disebabkan  oleh  adanya  jasa  teknologi (khususnya  teknologi  informasi). 

• Sehingga,  transaksi-transaksi dagang semakin berlangsung dengan cepat. Batas-


batas negara bukan lagi  halangan  dalam  bertransaksi. 

• Bahkan  dengan  pesatnya teknologi,  dewasa  ini  para  pelaku  dagang  tidak  perlu 
mengetahui atau mengenal siapa rekanan dagangnya yang berada jauh di belahan
bumi  lain. 

• Hal  ini tampak  dengan  lahirnya  transaksi-transaksi yang disebut dengan e-


commerce.

5)    Jelaskan dengan singkat : hubungan antara e- Commerce dan hukum perikatan ,
perlindungan konsumen serta Uncitral Model law on elekctronik Commerce 1996 ?

Jawaban

Hubungan e-Commerce dan hukum perikatan Tidak ada yang baru dalam melihat konsepsi
perdagangan melalui internet atau yang saat ini dikenal dengan transaksi e-commerce,"
sebenarnya tidak sulit memahami e-commerce karena bisa dikembalikan kepada konsepsi
perikatan yang terdapat di dalam KUHPerd. Terutama,  yang berkaitan dengan sahnya
perjanjian yang terdapat di dalam pasal 1320 KUHPerd dan azas kebebasan berkontrak yang
terdapat di dalam pasal 1338 KUHPerd

PERLINDUNGAN KONSUMEN ADALAH SBB :

1. dapat dijabarkan seperti diperlukannya keberadaan suatu Lembaga Sertifikasi


Keandalan untuk melakukan sertifikasi terhadap pihak yang akan melakukan transaksi
elektronik (Pasal 10);

2. Pengaturan pelaksanaan Transaksi Elektronik (Pasal 17 Ayat (3));Pengaturan


mengenai Kontrak Elektronik terhadap Transaksi Elektronik (Pasal 18 Ayat (1));

3. Penyelesaian Sengketa atas Transaksi Elektronik (Pasal 18 Ayat (3));

4. Sistem Elektronik sebagai sistem pelaksanaan Transaksi Elektronik (Pasal 19);

5. Pengaturan mengenai Agen Elektronik sebagai perantara dalam melakukan Transaksi


Elektronik (Pasal 21 dan 22).
6. Serta masyarakat sendiri sebagai konsumen harus juga berhati- hati dalam melakukan
transaksi elektronik

Pada tahun 1996,UNCITRAL berhasil merumuskan suatu aturan hukum cukup penting yakni
UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce. 12 Tujuan dari Model Law ini adalah
menggalakkan aturan- aturan hukum yang seragam dalam penggunaan jaringan komputer
guna transaksi-transaksi komersial. Alasan utama digunakannya instrumen Model Law
tampak dalam resolusi No 51/162 tahun 1996 yang menyatakan sebagai berikut:

- Dari bunyi resolusi di atas, terdapat 3 (tujuan) alasan utama pemilihan Model Law ini,
yaitu:
(1) Model Law yang sifatnya dapat diterima oleh negara-negara dengan sistem
hukum, sosial dan ekonomi yang berbeda. Model Law dapat pula memberi
perkembangan secara signifikan terhadap perkembangan hubungan-hubungan
ekonomi internasional yang harmonis;
(2) Model Law dipilih karena memang sebelumnya negara-negara (dan organisasi
internasional yang berkepentingan) mengusulkan digunakannya instrumen hukum ini;
dan
(3) Digunakannya Model Law dapat membantu negara-negara di dunia

- dalam membuat perundangan nasionalnya di bidang e-commerce.


Sebenarnya organisasi internasional yang memperhatikan masalah hukum e-
commerce ini tidak hanya UNCITRAL.

- Berbagai lembaga internasional yang juga menjadikan masalah (hukum) e- commerce


ini dalam agendanya antara lain adalah WTO, International Telecommunication
Union (ITU); World Intellectual Property Organization (WIPO); Kamar Dagang
Internasional (International Chamber of Commerce atau ICC), dll.

6)    Jelaskan dengan singkat : pengertian pasar modal, dasar hukumnya serta manfaat
pasar modal ?

Jawaban :

Di Indonesia sendiri, pengertian mengenai hal yang satu ini diatur oleh oleh UU nomor 8
tahun 1995.Menurut Undang-undang tersebut, pasar modal diartikan sebagai suatu kegiatan
perdagangan efek dan penawaran umum, serta lembaga, perusahaan, maupun profesi yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya. Definisi lainnya yaitu sebuah pasar yang
memiliki kegiatan terorganisir dengan jenis perdagangan surat-surat berharga.

Dasar hukum UU 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat
(1), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945; Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3587);

Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah : Menyediakan sumber
pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara
optimal. Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan
untuk melakukan diversifikasi.

7)    Jelaskan dengan singkat : pengertian , fungsi dan dasar hukum surat berharga
serta penggolongan surat berharga ?

Jawaban :

Surat berharga atau commercial paper (negotiable instruments) merupakan salah satu
dokumen yang memiliki nilai uang yang diakui dan dilindungi oleh hukum untuk
kepentingan transaksi perdagangan, pembayaran, penagihan atau sejenis lainnya.

Fungsi Surat Berharga

 Sebagai alat bayar dalam transaksi perdagangan modern.


 Sebagai surat legitimasi karena surat berharga adalah panduan bagi si pemegang surat
yang dianggap sebagai pihak yang dapat melakukan atau memiliki hak tertentu.

Dasar-dasar hukum surat berharga :

1. Kitab undang-undang hukum dagang.


2. Perundang undangan lain untuk surat berharga lainnya.

Jenis-Jenis Surat Berharga

1. Jenis Surat Berharga Berharga Di Dalam KUHD

 Wesel

Wesel merupakan surat berharga yang di dalamnya memuat kata wesel dan mengandung
suatu perintah pembayaran sesuai syarat-syarat yang ditentukan dalam KUHD.

 Cek

Cek adalah surat yang memuat kata cek, diterbitkan pada tanggal dan tempat tertentu serta
berisi perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada
pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pembawa cek tersebut.

 Surat Sanggup atau Promes

Surat sanggup merupakan suatu kontrak yang berisikan janji secara terinci dari suatu pihak
(pembayar) untuk membayarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya (pihak yang dibayar).

Kewajiban ini timbul karena adanya suatu kewajiban pelunasan suatu hutang. Surat sanggup
mempunyai jatuh tempo maksimal kurang dari satu tahun sehingga dianggap sebagai
instrumen investasi jangka pendek.
 Kwitansi dan Promes Atas Tunjuk

Kwitansi dan promes atas tunjuk adalah suatu surat yang ditanggali, diterbitkan oleh
penandatangannya terhadap orang lain untuk suatu pembayaran sejumlah uang yang
ditentukan di dalamnya kepada penunjuk (atas tunjuk) pada waktu diperlihatkan.

Sifat dari promes atas tunjuk adalah siapa saja yangmemegang surat itu dan setiap saat
memperlihatkannya kepada yang bertandatangan maka akan memperoleh pembayaran.

2. Jenis Surat Berharga Di Luar KUHD

 Bilyet Giro

Bilyet Giro adalah salah satu jenis surat perintah nasabah yang telah di standarisasi
bentuknya,kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari
rekening yang bersangkutan kepada rekening pihak penerima yang disebutkan namanya
dalam bilyet giro tersebut, pada bank yang sama atau pada bank lainnya.

 Commercial Paper

Commercial paper ialah sebuah instrumen hutang jangka pendek tanpa jaminan yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan bukan bank, diperdagangkan melalui bank atau perusahaan
efek, berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto.

 Surat Saham

Saham merupakan suatu surat berharga sebagai bukti penyertaan modal dalam suatu
perseroan, yang dibuktikan dengan surat saham, sebagai suatu surat legitimasi yang
menyatakan bahwa pemegang adalah seseorang atau suatu badan hukum yang berhak atas
deviden, hak suara, dan manfaat lainnya.

 Obligasi

Obligasi yaitu segala jenis sertifikat bukti hutang yang diterbitkan suatu perusahaan atau
badan pemerintah sebagai pihak yang berhutang dan disertai janji untuk membayar sejumlah
bunga dan pokok hutang dalam jangka waktu tertentu kepada pemegang obligasi.

 Delivery Order

Delivery Order yakni beberapa bentuk dokumen yang berfungsi sebagai surat pengantar atas
barang yang tercantum di dalamnya yang ditujukan kepada customer (pembeli) atau penerima
yang ditentukan oleh pembeli dan mempunyai kekuatan hukum atas legalitas yang diperlukan
di jalan raya mulai dari keluar perusahaan sampai memasuki wilayah milik customer,
sehingga barang dengan jumlah dan spesifikasi yang disertai dengan informasi lainnya
diterima oleh customer.

 Surat Utang Negara (SUN)


Surat Utang Negara ialah salah satu bentuk surat berharga negara yang diterbitkan
pemerintah. Surat Utang Negara adalah surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah
maupun valuta asing, yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh pemerintah Negara
Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.

10) Jelaskan dengan singkat : pengertian dan dasar hukum asuransi, asas2 dan syarat
sahnya perjanjian asuranasi ?

Jawaban :

Hukum asuransi adalah kumpulan peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis, yang
ditujukan untuk mengikat kedua belah pihak yang melakukan perjanjian asuransi
(penanggung dan tertanggung)

Berikut 5 dasar hukum asuransi di Indonesia

1.  Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian

Dilihat dari kedudukannya, undang-undang ini sering kali dijadikan sebagai dasar dari
beberapa penetapan peraturan mengenai asuransi yang berlaku di Indonesia. Dapat dikatakan
bahwa Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 merupakan dasar hukum utama yang mengatur
dan menentukan segala kegiatan asuransi.

Melihat isi dari UU No.2 Tahun 1992, di dalamnya memuat peraturan tentang usaha
perasuransian. Dasar-dasar dibentuknya undang-undang ini adalah untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945, meninjau
bahwa asuransi adalah salah satu upaya dalam menanggulangi resiko tertentu yang dihadapi
oleh masyarakat sekaligus berperan dalam menghimpun dana dari masyarakat.

2.  KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) Pasal 1320 dan Pasal 1774

Undang-Undang KUHP Pasal 1320 dan Pasal 1774 menyatakan bahwa asuransi mengandung
unsur perjanjian antara dua belah pihak di dalamnya. Karena mengandung unsur perjanjian
maka akan termasuk dalam ruang lingkup hukum pidana, sebagaimana dalam KUHP bagian
dua menjelaskan bab tentang syarat-syarat terjadinya suatu perjanjian yang sah.

Di mana hal tersebut dirinci dan dijelaskan dalam salah satu pasal, yaitu Pasal 1320 yang
menyebutkan bahwa “Untuk sahnya perjanjian diperlukan empat syarat yaitu kesepakatan
mereka yang mengikatkan dirinya, kecakapan dalam membuat suatu perikatan, suatu pokok
persoalan tertentu, dan suatu sebab yang tidak terlarang.”

3.  KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) Bab 9 Pasal 246

Penjelasan secara umum dalam pasal 246 akan sangat terlihat kemiripannya dengan UU No.2
Tahun 1992. Disebutkan pada Bab 9 KUHD secara menyeluruh menjelaskan tentang
ketentuan tentang jenis pertanggungan dari asuransi, batas maksimal pertanggungan yang
diberikan asuransi, prosedural proses pertanggungan yang berlaku, penyebab batalnya proses
pertanggungan, dan pertanggungan disusun secara tertulis dalam suatu akta atau polis
asuransi.
4.  Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992

Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 membahas ketentuan yang mengatur tentang
penyelenggaraan usaha perasuransian. Peraturan pemerintah terbentuk atas dasar tujuan
asuransi yang secara prinsip mampu mendorong tumbuhnya pembangunan nasional
Indonesia.

5.  Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999

Peraturan Pemerintah ini merupakan perubahan pertama dari Peraturan Pemerintah Nomor 73
Tahun 1992. Tujuan yang dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 pada
dasarnya memiliki kesamaan dengan peraturan sebelumnya yaitu tentang penyelenggaraan
usaha perasuransian.

Perjanjian asuransi mengandung 4 (empat) asas penting yaitu asas kebebasan


berkontrak, asas konsensualisme, asas pacta sunt servanda, asas itikad baik, dan asas
kepribadian.
Asas kebebasan berkontrak freedom of contract) /Asas ini merupakan suatu asas yang
memberikan kebebasan kepada para pihak untuk: membuat atau tidak membuat perjanjian,
mengadakan perjanjian dengan siapa pun, menentukan isis perjanjian, pelaksanaan, dan
persyaratannya, serta menentukan bentuk perjanjiannya apakah tertulis atau lisan.
Asas konsensualisme terkandung di dalam Pasal 1320 KUH Perdata sebagaimana
telah dijelaskan di muka, bahwa asas ini menentukan kata sepakat antara para pihak yang
berkontrak khususnya dalam perjanjian asuransi. Herlien Budionon mengatakan terkait asas
konsensualisme ini bahwa perjanjian pada pokoknya dapat dibuat bebas tidak terikat bentuk
dan tercapai tidak secara formal tetapi cukup melalui konsensus belaka.
Asas pacta sunt servanda terkandung di dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata,
menentukan, “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku bagi mereka yang
membuatnya sebagai undang-undang”. Dalam pasal ini terkandung asas asas pacta sunt
servanda, asas kebebasan berkontrak, dan asas kepastian hukum. Kepastian hukum dalam
pasal ini berarti janji harus ditepati.
Asas itikad baik (good faith) tersurat dengan tegas (eksplisit) di dalam Pasal 1338
ayat (3) KUH Perdata, menentukan, “suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad
baik”. Sependapat dengan Mariam Darus, bahwa asas itikad baik pada Pasal 1338 ayat (3)
KUH Perdata ini sebagai penyeimbang dari asas pacta sunt servanda yang terkandung dalam
Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata. Sehingga dengan gabungan kedua asas ini memberikan
perlindungan pada pihak yang lebih lemah sehingga kedudukan para pihak dalam perjanjian
asuransi yaitu antara penanggung dan tertanggung menjadi seimbang.
Asas kepribadian terkandung dalam Pasal 1315 KUH Perdata, menentukan, “pada
umumnya tak seorang pun dapat mengikatkan diri atas nama sendiri atau meminta
ditetapkannya suatu janji dari pada untuk dirinya sendiri”. Asas yang terkandung dalam pasal
ini mengisyaratkan bahwa perjanjian antara para pihak hanya berlaku mengikat bagi kedua
belah pihak saja (mereka saja).

Menurut ketentuan pasal tersebut ada empat syarat sah suatu perjanjian, yaitu kesepakatan
para pihak, kewenangan berbuat, objek tertentu, dan kausa yang halal. Sedangkan syarat yang
diatur dalam KUHD adalah kewajiban pemberitahuan yang diatur dalam pasal 251 KUHD.

Anda mungkin juga menyukai