Telur Asin
OLEH:
KELOMPOK 2
NUR ISMI ARIANI (26)
NURUL KHOFIFAH (29)
NURANDINI (27)
AHMAD MAYSAR ZUHADI Y (05)
NUR INTIFA’AH (25)
NURUL AHYANI (28)
ABDILLAH (03)
Telur adalah salah satu bahan makanan hasil ternak unggas yang bergizi tinggi dan
bermanfaat untuk pemenuhan gizi masyarakat. Telur merupakan sumber protein yang mudah
diperoleh. Protein tersebut terdapat di dalam kuning telur dan putih telur. Dibandingkan
dengan telur ayam, telur itik mengandung protein, kalori dan lemak lebih tinggi. Tetapi
seperti telur unggas lainnya, telur itik memiliki sifat mudah rusak. Kerusakan tersebut
disebabkan kontaminasi pada kulit telur oleh mikroorganisme yang berasal dari kotoran
induk unggas maupun yang ada pada kandang. Untuk mengurangi kerusakan telur itik selama
penyimpanan dan sekaligus meningkatkan nilai ekonominya dilakukan upaya pengasinan.
Pengasinan telur umumnya dilakukan dengan dua cara, yaitu perendaman dalam larutan
garam dan pemeraman oleh adonan campuran garam dengan tanah liat, atau abu gosok atau
bubuk bata merah.
Telur yang direndam didalam larutan garam akan mengalami osmosis karena telur
tersebut ditempatkan ditempat/lingkungan yang konsentrasinya lebih encer daripada di dalam
telur (isi telur). Telur sebagai sel tunggal yang terbungkus cangkang yang memiliki pori-pori
dan merupakan membran yang bersifat selektif permeabel, kuning telur sebagai inti. Hal itu
menyebabkan air garam masuk ke dalam telur melewati membran/cangkang telur karena
konsentrasi di dalam lebih tinggi daripada di luar, sehingga telur menjadi asin. Hal ini juga
sesuai dengan pengertian osmosis yaitu proses perpindahan molekul-molekul zat terlarut dari
konsentrasi rendah (hipotonik) ke konsentrasi tinggi (hipertonik).
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah
dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya relatif murah. Telur
dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat,
dan lain sebagainya. Telur terdiri dari 13% protein, 12% lemak, serta vitamin, dan mineral.
Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuning telur. Kuning telur mengandung asam amino
esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti: besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B
kompleks. Sebagian protein dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur
yang jumlahnya sekitar 60% dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan
sedikit karbohidrat. Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami,
kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur. Oleh
sebab itu usaha pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur.
Telur akan lebih bermanfaat apabila direbus setengah matang, daripada direbus matang
atau dimakan mentah. Telur yang digoreng kering juga kurang baik, karena protein telur
mengalami denaturasi atau rusak, berarti mutu protein akan menurun. Macam-macam telur
adalah: telur ayam (kampung dan ras), telur bebek, puyuh, dan lain-lain. Kualitas telur
ditentukan oleh:
1. Kualitas bagian dalam (kekentalan putih dan kuning telur, posisi kuning telur, dan ada
tidaknya noda atau bintik darah pada putih atau kuning telur).
2. Kualitas bagian luar (bentuk dan warna kulit, permukaan telur, keutuhan, dan
kebersihan kulit telur)
Umumnya telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari 2 minggu di
ruang terbuka. Kerusakan tersebut meliputi kerusakan yang tampak dari luar dan kerusakan
yang baru dapat diketahui setelah telur pecah. Kerusakan pertama berupa kerusakan alami
(pecah, retak ). Kerusakan lain adalah akibat udara dari dalam isi telur keluar sehingga derajat
keasaman naik. Sebab lain karena keluarnya uap air dari dalam telur yang membuat berat
telur turun serta putih telur encer, sehingga kesegaran telur merosot. Kerusakan telur dapat
juga disebabkan oleh masuknya mikroba ke dalam telur, yang terjadi ketika telur masih
berada dalam tubuh induknya. Kerusakan telur terutama disebabkan oleh kotoran yang
menempel pada kulit telur. Penurunan mutu telur sangat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan
dan kelembaban ruang penyimpanan.
5. Variabel
I. Variabel terikat : Kualitas telur asin meliputi (rasa,warna kuning telur
dan tekstur kuning & putih telur).
II. Variabel bebas : jumlah bubuk abu gosok dan garam dapur
Alat Jumlah
Ember plastik 1 buah
Gelas ukur 1 buah
Sarung tangan 1 pasang
B. Bahan
Alat Jumlah
Telur Bebek 6 Butir
Abu gosok 2 Buah
Air 1 liter
Garam ½ Liter
Koran Secukupnya
Kantong plastik Secukupnya
7. Cara Kerja
1) Menyiapkan telur bebek dengan kualitas yang bagus sebanyak 6 butir.
2) Membersihkan telur bebek dari berbagai kotoran dengan air bersih.
3) Setelah telur bebek benar-benar bersih langsung keringkan dengan kain.
4) Mencampurkan setengah liter garam ke dalam satu liter air kemudian mengaduknya
sampai benar benar larut
5) setelah itu, membuat adonan telur asin dengan memasukkan abu gosok ke dalam
larutan garam secara perlahan agar tercampur dengan rata
6) Membungkus telur bebek dengan menggunakan adonan yang telah di buat tadi.
7) Simpan telur di dalam wadah ( ember plastik), kemudian tutup ember tersebut dengan
rapat menggunakan kantong plastik selama sekitar 15-20 hari.
8) Usahakan telur tidak pecah atau retak pada waktu penyimpanan.
9) Setelah waktu yang ditentukan, bersihkan telur asin dari adonan dan kemudian
bersihkan atau cuci telur asin tersebut.
10) Telur sudah siap untuk dimasak (bisa direbus atau dikukus).
Laporan Hasil Pembuatan Manisan Jambu Putih
1. Judul
Pembuatan manisan dari jambu putih
2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan manisan semibasah dari
buah jambu putih dan untuk mengetahui konsentrasi gula terbaik dalam pembuatan
manisan semi basah yang tepat.
3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
C. Waktu
Hari dan tanggal : Senin, 04 Maret 2019
Pukul : 05.00 – selesai
D. Tempat
Tempat pembuatan telur asin dilakukan di rumah salah satu anggota
kelompok.
4. Landasan Teori
Ada 2 macam bentuk olahan manisan buah, yaitu manisan basah dan manisan kering.
Manisan basah diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula, sedangkan manisan kering
diperoleh bila manisan yang pertama kali dihasilkan (manisan basah) dijemur sampai kering.
Buah-buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan basah adalah jenis buah yang
cukup keras, seperti pala, mangga, kedondong, kolang - kaling, dan lain-lainnya. Sedangkan
buah-buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan kering adalah jenis buah yang
lunak seperti pepaya, sirsak, dan lain-lainnya.
Pembuatan manisan buah ini, merupakan usaha kerajinan yang telah banyak
dilakukan orang sejak dahulu. Usaha ini memerlukan ketrampilan atau pengalaman yang
khusus. Oleh karena itu, untuk memperoleh informasi dari keterampilan dalam proses
pembuatan manisan buah dan untuk lebih memahami cara-cara proses pembuatan manisan
buah maka dari itu kami membuat makalah tentang proses pembuatan manisan buah.
Anda mungkin pernah mengenal jambu putih. Jambu putih merupakan salah satu
jenis buah yang mudah dijumpai di Indonesia. Jambu air sering dijumpai
diberbagai wilayah di Indonesia karena memiliki iklim yang cocok untuk
tanaman tersebut. Jambu air yang dimaksud adalah jambu air merah yang
merupakan tanaman asal Asia Tenggara. Jambu air atau dikenal dengan nama
jambu wer memiliki kandungan air yang banyak sehingga bagus sekali untuk
memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Jambu ini memang cocok hidup didataran
rendah maupun tinggi, bahkan hampir semua tempat bisa ditanami jambu putih
.
A. Alat
Alat Jumlah
Panci 1 buah
pisau 1 buah
B. Bahan
Bahan Jumlah
Jambu Putih 7 buah
Gula pasir 1 liter
Air ½ liter
Kunyit 3cm
5. Cara Kerja