Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TEKS PERCOBAAN

PEMBUATAN TAPE SINGKONG

NAMA : M. Faez praditya


KELAS : XI. E
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
MADRASAH TSANAWIAH NEGERI 1 CILEGON
2022

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Adapun tujuan dalam Praktikum Pembuatan Telur Asin adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses atau jalannya dari pembuatan telur asin


2. Mengetahui proses osmosi yang terjadi pada pembuatan telur asin
3. Mengentahui perbandingan pada telur asin sebelum dan sesudah proses pengasinan

1.2 Latar Belakang

Adapun latar belakang dalam Praktikum Pembuatan Telur Asin ini dapat kalian baca dibawah
ini:

Telur merupakan salah satu sumber protein yang berasal dari hewan, telur memiliki rasa yang
yang enak dan lezat, serta telur juga mudah dicerna dan bergizi tinggi. Telur pun sangat
mudah diperoleh dan memilki harga yang murah dan terjakau untuk semua kalangan
masyarakat. Telur mempunyai banyak sekali manfaat bagi kehidupan manusia, seperti telur
dapat dimanfaatkan untuk  lauk atau makanan pendamping nasi, bahan untuk campuran
berbagai jenis makanan, bahan dasar pembutan tepung telur, untuk obat, dan lain-lain. Untuk
satu butir Telur kira-kira mengandung protein sebanyak 13%, lemak sebanyak 12% serta ada
pula vitamin dan mineral.

Kuning telur merupakan bagaian telur yang memilki nilai tertinggi. Asam amino esensial
terkadnung pada bagina kuning telur. Asam Amino esensial pada bagian kuning telur ini,
dapat membatu dalam proses percepatan pertumbuhan otot dan juga mineral seperti besi,
vitamin b kompleks, kalsium, dan juga fosfor. Sedangkan untuk bagian pada putih telur
dengan jumlah sekitar 60% dari seluruh bulatan satu butir telur mengandung sedikit
karbohidrat dan juga memiliki 5 jenis protein.

Tapi meskipun demikian, telur memilki kelemahan. Telur memilki sifat yang mudah rusak,
baik itu kerusahan, inilah salah satu kelemahan telur yang paling utama. Kerusakan bisa  saja
kerusakan secara alamia atau pun kerusakan karena proses kimiawai, seperti kerusakan yang
diakibatkan kerana serangan mikroorganisme yang menyerang melalui pori-pori telur. Oleh
sebab itu usaha untuk mengawetkan telur menjadi hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kualitas telur.

Kerusakan pada telur memeng sering terjadi proses penyimpanan yang lebih dari 2 minggu
pada ruang terbuka. Baik itu kerusakan yanag tampak dari luar, bahkan kerusakan yang tejadi
atau tampak di dalam telur setelah telur pecah. Kerusakan pada telur bisa saja adalah
kerusakan alami (pecah, retak ). Kerusakan lain yang terjadi pada telur dipengaruhi oleh
faktur udara dari dalam telur keluar. Hal inilah yang menyebabkan derajat keasaman naik.
Sebab lain terjadinya kerusakan pada telur, bisa disebabkan oleh uap air yang kerluar dari
dalam telur, sehingga membuat berat telur turun serta putih telur encer, dan  kesegaran dan
kualitas dari telur tersebut akan menurun. Kerusakan lain pada sebutir telur juga bisa
dikarenakan oleh faktor lain, seperti mikroba yang masuk ke telur. Masuknya mikroba pada
telur bisa terjadi saat telur tersebut masih berada dalam tubuh induknya. Kotoran yang
menempel pada kulit telur, juga menjadi penyebab utama yang sering membuat kualitas telur
menurun. Suhu penyimpanan dan kelembaban ruangan penyimpanan telur, juga menjadi
pengaruh penurunan mutu telur.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Telur

Telur Ayam

telur adalah bahan pangan yang kaya akan sumber protein hewani yang biasa dikonsumsi
oleh masyarakat. Pada slogan empat sehat lima sempurna, tercatat bahwa telur adalah lauk
yang bergizi tinggi. Juga beberapa tahun yang lalu, Departemen Pertanian juga mengeluarkan
slogan semangkuk sayur sebutir telur dalam usaha menggiatkan pemanfaatkan pekarangan
rumah di pedesaan. Slogan tersebut memiliki  maksud agar setiap keluarga dapat
memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk bertanam sayur dan memelihara ayam sebagai
sumber pangan di dalam keluarganya (Pratomo, 2003).

Telur merupakan bahan makanan yang sangat populer, terlebih lagi di masyrakat Indonesia,
selain itu telur juga menjadi bahan makanan yang serba gua. Telur sangat bermanfaat,
beberapa manfaat telur antara lain dapat dijaikan bahan pengental, bahan untuk pengembang,
dan juga pengemulsi untuk berbagai jenis masakan, misalnya saja  untuk pembuatan  roti dan
salad. Telur rebus, telur mata sapi atau telur dadar adalah olahan dari telur yang sangat
sederhan tapi tetap enak untuk disajikan. Selain itu, telur juga bisa untuk campuran makanan
lainnya, seperti mie, bakso, telur asin, dan masakan olahan lainnya. Satu lagi manfaat telur
adalah untuk campuran jamu. Tapi biasanya telur ayam kampung dan bebek yang digunakan.

Umumnya di masyarakat di Indonesia memiliki pola konsumsi yang  masih lebih berat
karbohidrat dan rendah proteinya,
terutama protein yang berasal dari
hewan (hewani). Kalori dari karbohidrat
memang masih sangat mendominasi
pada pola makanan di masyarakat
Indonesia, yaitu sekitar 62 %,
sedangkan untuk konsumsi protein
hewani hanya sekitar 2,3 %, untuk  buah dan
sayur hanya sekitar 2,3 %. Pendapatan yang terbatas menjadi faktor utama masyrakat
indonesia enggan untuk memenuhi protein hewani, buah, sayur, dan telur (Pratomo, 2003).

2.2 Telur Asin

Telur memang mudah rusak dan busuk. untuk itu, telur sangat membutuhkan proses
penanganan yang cermat dan hati-hati, mulai dari proses pengambilan terlur dari kandang,
sampai prose cara penyimpanan saat sudah berada di tangan konsumen. Ada banyak cara
untuk mempertahankan telur, Salah satunya adalah dengan pengawetan. pengasinan atau
pembuatan telur asin  adalah cara pengawetan yang paling mudah dan sering dilakukan oleh
masyarakat Indonesia. meskipun demikian, ada sebuah fakta yang tidak banyak diketahui
oleh masyarakat pada umumnya, fakta tersebut adalah bahwasannya pada proses pengasinan
ini hendaknya dilakukan dengan tetap memperhatikan aspek kualitatif dan juga aspek
kuantitatif dari komponenen zat-zat gizi yang terkandung di dalam telur sebagaimana kondisi
awal telur sebelum diolah. Sebagai contoh, jika sampai terjadi kerusakan pada lemak atau
minyak ketika proses pengawetan, maka jika dikonsumsi telur tersebut dapat menganggu
kesehatan, seperti dapat menyebabkan penyakit jantung dan kolesterol, serta penyakit lainnya
(Suprapti, 2002).

Telur asin yang sudah matang dapat bertahaan selama kurang lebih 2-3 minggu, agar makin
awet, bisa menggunakan larutan pembubuhan teh  ke dalam adonan untuk proses pengasinan
telur asing. Hal tersbut dapat menjadikan telur asin awet atau tahan sempai 6 minggu. Dengan
ekstrak daun teh, maka zat tanin yang ada pada bubuk itu dapat menutupi pori-pori telur.
(Faskel, 2001).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Pembuatan Telur Asin ini dilakukan pada:

Hari : Senin
Tanggal : 21 September 2020
Tempat : Laboratorium

3.2 Alat dan Bahan

Berikut ini adalah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan telur asin ini,
sebagai berikut :

Alat

 Baskom
 Alat untuk mengaduk
 Lap atau tissue
Bahan

 Telur bebek sebanyak 4 butir


 Garam sebanyak 100 gram
 Abu gosok sebanyak 100 gram
 Batu bata yang telah dihancurkan secukupnya
 Air bersih secukupnya

3.3 Prosedur Kerja atau Cara Kerja

Berikut ini adalah berbagai langkah dalam proses pembuatan telur asin

1. Pertama perlu untuk memilih telur bebek yang memiliki mutu yanag baik (tidak retak
atau busuk). Untuk memilihnya dapat dilakukan dengan cara merendam telur tersebut,
jika telur bebek mangapung, itu  berarti telur tersebut berkualitas buruk.
2. Setelah menemukan telur dengan kualitas yang baik, maka proses selanjutnya adalah
membersihkan telur dangan cara dicuci lalu dilap agar kering. Kemudian singkirkan
telur yanag sudah bersih tersebut.
3. Membuat adonan untuk pengasinan telur. Adonan ini terdiri dari abu gosok, bubuk
batu bata merah, dan juga garam.
4. Campurkan semua bahan tersebut  dengan perbandingan sama (1:1). kebutuhan kadar
air yang dibutuhkan ditentukan berdasarkan tingkat kekeringan media. Jika tinggi
tingkat kekeringannya makin tinggi, maka air yang dibutuhkan kana semakin.
5. Tahap selanjutnya adalah tahap pembungkusan telur. Bungkus telur dengan adonan
pengasinan dengan ketebalan kurang  lebih 1 cm – 2 cm. Simpan telur dalam wadah
toples plastik atau wadah lain dengan kisaran waktu kurang lebih 7-20 hari. Pada
proses penyimpanan, pastikan telur tidak pecah atau retak kulitnya. Telur disimpan di
tempat bersih dan terbuka.
6. segera bongkar adonan pembalut pada telur, jika proses penyimpanan atau
pengeraman sudah cukup waktunya (+/- 7-20 hari).  Sebaiknya tambahkan sedikit air
hingga adonan yang kering menjadi sedikit basah dan gembur, hal ini dilakukan agar
tidak merusak telur pada saat pengbongkaran adonan pembalut,. Sehingga, adonan
dapat dibongkar dengan aman dan lebih mudah.
7. Terakhir, telur pun siap untuk dimasak (direbus atau dikukus)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan dari praktikum pembuatan telur asin adalah sebagi berikut:

4.1 Hasil Percobaan

PERUBAHAN SEBELUM SESUDAH

Warna Kuning Telur Kuning Jingga kecokelatan

Rasa Biasa Asin

4.2 Pembahasan
Praktikum  pembuatan telur asin ini, menggunakan empat butir  telur bebek dan adonan untuk
proses pengasinan dengan bahan, abu gosok, garam, dan batu bata yang telah dihancurkan
atau  dilembutkan. Proses penyimpanan atau pengeraman dilakukan selama 14 hari, hal ini
beradarkan  pernyataan dari  Ummah (2010) bahwa pengolahan telur asin menggunakan
bahan telur bebek, garam dan batu bata merah. Untuk penggunaan batu bata merah, terlebih
dahulu harus dilembutkan agar memudahkan garam dapat masuk ke pori-pori telur.
Perbandingan garam dengan batu bata merah adalah 1:1. Telur asin perlu dieram selama
kurang lebih 7-14 hari.

Berdasarkan asal hewannya bentuk telur yang digunakan dalam praktikum ini memiliki
bermacam-macam bentuk,  mulai dari hampir bulat dan lonjong. Adapun beberapa faktor
yang mempengaruhi bentuk telur, antara lain faktor turun temurun, umur induk ketika
bertelur, serta dapat pula diakibatkan oleh sifat fisiologis yang ada di dalam tubuh induk.

Proses Osmosis adalah suatu proses perpindahan molekul zat terlarut dari konsentrasi rendah
(hipotonik) ke konsentrasi lebih tinggi (hipertonik). Hal inilah yang mengakibatkan rasa telur
yang semula tawar menjadi asin. pertambahan berat telur akan dialami pada telur yang
direndam dengan garam. Hal ini dikarekanakan masuknya suatu molekul ke dalam telur.
Molekul tersebut adalah molekul air dan garam yang masuk dalam telur.
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan praktik yang sudah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut ini :

1. Proses pembuatan telur asin memilki tujuan agara telur dapat disimpan lebih lama lagi
atau lebih awet.
2. Kebersihan pembuatan telur asin ini ditentukan oleh beberapa faktor antara lain
konsentrasi zat terlarut, suhu, tekanan, dan bahan- bahan yang bercampur dengan air.
3. Proses masuknya garam ke dalam telur berlangsung secara dehidrasi osmosis, ion Na
di dapatkan dari garam, sedangkan ion H+ berasal dari air, dengan demikian, ion Na
masuk ke dalam telur dan kadar air berkurang, hal ini mengakibatkan telur akan
berubah menjadi asin.
4. Tingkat rasa asin pada telur bebek pada praktikun ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor. seperti faktor waktu, ketebalan pasta atau adonan, serta faktor perbandingan
pecahan batu bata dan tanah saat proses pembuatan adonan pengasinan.
5. Jika semakin sedikit kandung air dalam telur, maka telur asin akansemakin awet.

Daftar Pustaka

 Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:

 Pratomo.,2003. Pembuatan dan Karakterisasi Membran Komposit Polisulfon


Selulosa Asetat untuk Proses Ultrafiltrasi. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY,
Karangmalang.Yogyakarta
 Suprapti, Lies. 2002. Pengawetan Telur. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai