Telur asin dapat dibuat dengan cara merendam menggunakan media garam. Media garam
merupakan campuran antara garam, serbuk batu bata merah, sedikit kapur dan air. Garam
berfungsi sebagai pencipta rasa asin sekaligus sebagai bahan pengawet karena garam mampu
menyerap air dari dalam telur. Garam akan masuk ke dalam telur melalui pori – pori kulit telur
menuju ke putih telur, lalu ke kuningtelur, garam akan menarik air yang dikandung telur. Garam
juga terdapat ion chlor yang berperan sebagai penghambat pertumbuhan bakteri dalam telur,
sehingga menyebabkan telur menjadi awet karena bakteri yang terkandung dalam telur mati. Saat
ini dalam pembuatan telur asin membutuhkan waktu yang cukup lama dan menghasilkan rasa
asin yang kurang pas. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis berencana membuat suatu alat
pembuat telur asin agar dalam pembuatan telur asin tidak membutuhkan waktu yang tidak terlalu
lama dan rasa yang pas.Garam konsumsi, garam dengan kadar NaCl, yaitu 97 % atas dasar bahan
kering (dry basis), kandungan impuritis (sulfat, magnesium dan kalsium), yaitu 2%, dan kotoran
lainnya (lumpur, pasir), yaitu 1% serta kadar air maksimal yaitu 7%. Kelompok kebutuhan
garam konsumsi antara lain untuk konsumsi rumah tangga, industri makanan, industri minyak
goreng, industri pengasinan dan pengawatan ikan (Mulyono, 2009).
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pembuatan Telur asin dengan metode tradisional ?
2. Berapa lama telur asin dapat disimpan setelah diasinkan ?
Tujuan
Untuk mengetahui pembuatan telur asin, prosesnya dan mengetahui manfaat dari proses
pengasinan telur tersebut.
Telur adalah salah satu bahan makanan hasil ternak unggas yang bergizi tinggi dan
bermanfaat untuk pemenuhan gizi masyarakat. Telur merupakan sumber protein yang mudah
diperoleh. Protein tersebut terdapat di dalam kuning telur dan putih telur. Dibandingkan dengan
telur ayam, telur itik mengandung protein, kalori dan lemak lebih tinggi. Tetapi seperti telur
unggas lainnya, telur itik memiliki sifat mudah rusak. Kerusakan tersebut disebabkan
kontaminasi pada kulit telur oleh mikroorganisme yang berasal dari kotoran induk unggas
maupun yang ada pada kandang.
Untuk mengurangi kerusakan telur itik selama penyimpanan dan sekaligus meningkatkan
nilai ekonominya dilakukan upaya pengasinan. Pengasinan telur umumnya dilakukan dengan dua
cara, yaitu perendaman dalam larutan garam dan penseraman oleh adonan campuran garam
dengan tanah liat, atau abu gosok. Telur yang direndam didalam larutan garam akan mengalami
osmosis karena telur tersebut ditempatkan ditempat/lingkungan yang konsentrasinya lebih encer
daripada di dalam telur (isi telur). Telur sebagai sel tunggal yang terbungkus cangkang yang
memiliki pori-pori dan merupakan membran yang bersifat selektif permeabel, kuning telur
sebagai inti. Hal itu menyebabkan air garam masuk ke dalam telur melewati membran/cangkang
telur karena konsentrasi di dalam lebih tinggi daripada di luar, sehingga telur menjadi asin.
Metode Penelitian
Telur bebek
Abu gosok
Tanah Liat
Garam
Ampelas
Prosedur Kerja
1. Cuci telur bebek hingga bersih, kemudian ampelas kulit telur sampai tipis.
2. Campurkan abu gosok, tanah liat, dan garam hingga merata.
3. Lapisi telur yang sudah diampelas menggunakan bahan campuran tadi.
4. Diamkan telur pada suhu ruang hingga 20 hari atau 3 minggu.
Hasil
Telur bebek yang dibuat melewati proses pengasinan seperti di atas menghasilkan telur asin
yang sempurna dan lezat. Telur asin ini sangat cocok dikonsumsi bersama nasi putih. Telur asin
ini membuat varian konsumsi telur bebek jadi lebih banyak dan tidak begitu amis.
Kesimpulan
Pembuatan telur asin di atas menghasilkan kandungan gizi yang cukup lengkap dan cocok
dikonsumsi oleh segala usia. Namun, bagi penderita darah tinggi tidak disarankan mengonsumsi
telur asin karena kandungan garamnya yang sangat tinggi. Meskipun kandungan gizinya
lengkap, tetapi telur asin tidak terlalu asin, serta dengan pembuatan telur asin ini telur dapat
bertahan selama 10 hari.
Daftar Pustaka