Disusun Oleh :
No : 31
Kelas : XI MIPA 1
BAB I
DASAR TEORI
Telur adalah salah satu bahan makanan hasil ternak unggas yang bergizi
tinggi dan bermanfaat untuk pemenuhan gizi masyarakat. Telur adalah salah satu
sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, dan mudah dicerna. Selain
itu telur mudah diperoleh dan harganya cukup murah. Telur dapat dimanfaatkan
sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain
sebagainya.
Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta IVtamin, dan mineral.
Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur mengandung
asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh serta mineral-mineral seperti : besi,
fosfor, sedikit kalsium, dan IVtamin B kompleks. Sebagian protein (50%) dan
semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya
sekitar 60 % dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit
karbohidrat.
Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami,
kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori
telur. Oleh sebab itu usaha pengawetan sangat penting untuk mempertahankan
kualitas telur. Telur akan lebih bermanfaat bila direbus setengah matang dari pada
direbus matang atau dimakan mentah. Telur yang digoreng kering juga kurang
baik, karena protein telur mengalami denaturasi/rusak, berarti mutu protein akan
menurun. Macam-macam telur adalah : telur ayam ( kampung dan ras ), telur
bebek, puyuh dan lain-lain.
Usaha pengawetan telur tersebut dapat dilakukan dengan membuat telur
asin. Telut asin adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar telur yang
diasinkan (diberikan garam berlebih untuk menonaktifkan enzim perombak).
Kebanyakan telur yang diasinkan adalah telur itik, meski tidak menutup
kemungkinan untuk telur-telur yang lain. Masa kadaluwarsa telur asin bisa
mencapai satu bulan atau 30 hari.
BAB II
VARIABEL PENELITIAN
BAB III
HIPOTESIS
Sepertinya telur asin yang saya buat akan menjadi asin karena
menggunakan garam 1 bungkus dan direndam selama 7 hari.
BAB IV
CARA KERJA
1. Alat
Baskom
Panci
Kasak atau amplas
Sendok
Gunting
Plastik
Toples
2. Bahan
1 Telur Bebek
Garam
Air
3. Langkah-langkah
Cuci telur hingga bersih
Gosok kulit telur dengan kasak atau amplas
Cuci kembali telur yang telah digosok
Siapkan air dan garam
Rebus air dan garam hingga mendidih
Diam kan air garam hingga dingin
Masukka air dan telur ke dalam toples
Isi plastik dengan air (untuk membuat telur agar tidak mengapun)
Letakkan plastik diatas telur
Tutup toples (tidak boleh dibuka sampai waktu yang telah ditentukan)
BAB V
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://fa-husnaa.blogspot.com/2011/03/laporan-pembuatan-telur-asin.html
https://auliailfajriyah.wordpress.com/2017/05/28/laporan-praktikum-osmosis-
pada-pembuatan-telur-asin/
https://theconqueror8.blogspot.com/2017/08/laporan-praktikum-kimia-
mengamati.html
http://supermanneverdies.blogspot.com/2016/09/proses-osmosis-pada-pembuatan-
telur-asin.html
Hasil Pengamatan
IV. CARA KERJA
Cara kerja pembuatan telur asin
1. Siapkan telur asin dengan cara direndam dalam air dan dilihat busuk atau tidak
2. Bersihkan telur asin, sehingga kulit luar sudah bersih
3. Amplas kulit telur asin sehingga berwarna seperti agak putih
4. Lakukan pengamplasan kepada semua telur asin
5. Tuangkan garam ke dalam toples besar, tambahkan air dengan perbandingan
yang sama dengan telur, kemudian aduk hingga garam larut dalam air
6. Masukkan semua telur asin yang sudah diamplas kedalam toples berisikan air
dan garam
7. Ambil 3 buah plastic dan isi plastic dengan air, ikat plastic. Kemudian letakkan
plstik berisikan air kedalam toples agar telur tidak mengambang dan tertahan
dengan adanya plastic
8. Tutup toples serapat mungkin dan tunggu selama 2 minggu
S E T E L AH 2 M I N G G U
9. Buka toples dan buang air serta garamnnya
10. Rebus semua telur yang telah direndam
11. Lakukan pengamatan dan cicipi telur – telur tersebut
V. DATA PENGAMATAN
IV. ANALISA DATA
1. Mendapatkan hasil telur asin yang cukup baik
2. Mendapatkan warna kuning pada telur asin cukup baik namun kurang sempurna
IVI. Kesimpulan
Telur yang direndam dalam media garam akan mengalami osmosis yaitu proses
perpindahan molekul zat terlarut dari konsentrasi rendah (hipotonik) ke
konsentrasi lebih tinggi (hipertonik) sehingga telur menjadi asin.
Tekstur kuning telur pada telur asin akan berubah menjadi lebih keras karena
ketika molekul air dan garam masuk ke dalam telur, maka air dan garam masuk ke
putih telur karena konsentrasi putih telur lebih pekat daripada larutan garam,
tetapi perlu kita ingat bahwa masih ada kuning telur yang konsentrasinya jauh
lebih pekat dibanding dengan putih telur dan larutan garam. Sehingga molekul air
dan garam masuk ke kuning telur, tetapi lebih banyak garam yang masuk
dibanding dengan air. Semakin lama, garam yang terdapat di dalam kuning telur
akan semakin menumpuk sehingga kuning telur akan mengeras karena kelebihan
mineral garam.
Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
PERUBAHAN SEBELUM SESUDAH
Warna Kuning Telur Kuning Jingga kecokelatan
Rasa Biasa Asin
b. Pembahasan
a. Morfologi telur
Berdasarkan asal hewannya bentuk telur bermacam-macam mulai dari
hampir bulat dan lonjong. Beberapa faktor yang menimpa induk penghasil telur
mempengaruhi bentuk telur, contohnya faktor turun temurun, umur induk ketika
bertelur serta sifat fisiologis didalam tubuh induk. Ukuran bentuk telur biasa
dinyatakan dengan indeks perbandingan antara lebar dan panjang dikalikan 100.
Disamping bentuk dan ukuran telur bermacam-macam, besar telur pun
bervariasi, ada yang berat dan ada yang ringan. Contohnya dalam 1 kg telur ayam
bisa berisi 17 butir atau 21 butir. Pengaruh jenis hewan juga penting , seperti telur
bebek lebih besar dari pada telur ayam dan warnanyapun berbeda-beda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar telur diantaranya :
a. Jenis hewan
b. Umur hewan
c. Perubahan musim petelur
d. Sifat turun temurun induk
e. Umur pembuahan
f. Berat tubuh induk
g. Zat-zat makanan induk
Perbedaan wana telur juga oleh jenis induk, seperti telur ayam berwarna
putih, kuning sampai kecoklatan, sedagkan telur bebek berwarna biru langit atau
warna biru telur asin dan putih. Kadang-kadang ada telur yang berbintik-bintik
hitam atau bintik-bintik lain, hal tersebut disebabkan karena adanya kapang yang
tumbuh pada permukaan kulit telur.
Kebanyakan telur asin dibuat dari telur bebek, bukan dari telur ayam atau
telur yang lain. Telur bebek juga ada 2 jenis yaitu yang berwarna biru dan
berwarna putih. Masing-masing dari telur ini dihasilkan oleh jenis bebek yang
berbeda. Telur bebek memiliki komposisi kadar air (70.4%), protein (13.3%),
lemak (14.5 %), karbohidrat (0.7%), dan abu (1.1%).
Telur bebek rata-rata lebih berat dibandingkan dengan telur ayam (telur
ayam antara 55-60 gram sedangkan telur bebek antara 65-70 gram). Kulit telur
bebek lebih tebal dibandingkan dengan telur ayam, jumlah porinya juga lebih
sedikit dengan membran dalam yang lebih tebal pula. Hal ini memungkinkan
lebih lambat berlangsungnya proses dehidrasi sehingga telur bebek dapat bertahan
lebih lama dalam penyimpanan. Daya simpan telur bebek kira-kira 20% lebih
lama dibandingkan dengan daya simpan telur ayam dalam kondisi lingkungan
yang sama. Ada beberapa alasan mengapa telur asin dibuat dari telur bebek, yaitu:
1. Cangkang telur bebek lebih tebal, sehingga telur bebek tidak mudah retak atau
pecah. Ini akan berpengaruh pada saat proses pengasinan yaitu pada saat telur
direndam dalam campuran media (media dapat berupa abu gosok atau batu bata)
dengan garam. Karena adanya tekanan dan suhu yang kemungkinan naik, jika
cangkang telur terlalu tipis, telur akan mudah pecah atau retak.ebalnya cangkang
telur bebek juga melindungi telur saat telur bebek juga melindungi telur saat telur
digosok dengan amplas pada perlakuan pendahuluan sebelum pengasinan.
2. Pori-pori telur bebek lebih besar. Pori-pori ini akan sangat berpengaruh pada saat
proses pengasinan karena garam akan lebih mudah berpenetrasi ke dalam telur
bebek. Jika pori-pori telur kecil, akan menyebabkan penetrasi garam terhambat
sehingga rasa telur jadi kurang asin. Bisa juga pengasinan dilakukan tetapi butuh
waktu yang lama. Pori-pori telur bebek juga bisa diperlebar dengan cara
menggosok telur dengan amplas halus.
3. Nilai gizi telur bebek lebih tinggi. Di dalam telur bebek, benyak terkandung
protein. Protein telur ini mengandung asam amino esensial yang diperlukan tubuh
untuk hidup sehat. Jumlah dan komposisi asam amino pada telur sangat lengkap
dan berimbang, sehingga dapat digunakan untuk pertumbuhan juga pergantian sel
yang rusak. Begitu juga dengan kandungan lemak, hampir semua lemak dalam
sebutir telur bebek terdapat pada kuning telurnya. Lemak pada telur ini terdiri
dari trigliserida, fosfolipida, dan kolesterol. Fungsinya sebagai sumber energi.
Apalagi lemak dalam telur tergabung dengan air sehingga lebih mudah dicerna
oleh bayi, anak-anak dan lansia. Selain itu bagian kuning telur mengandung
hampir semua IVtamin, kecuali IVtamin C. Telur juga mengandung sumber
mineral serta IVtamin D alami kedua terbesar setelah minyak, hati ikan hiu.
Mineral penting juga terkandung dalam telur diantaranya besi, fosfor, kalsium,
tembaga iodium, magnesium, mangan, kalium, natrium, asam klorida dan sulfur.
4. Masa simpan telur bebek lebih lama. Masa simpan telur bebek relatif lebih lama,
hal ini dipengaruhi oleh ketebalan cangkang yang mampu melindungi.
b. Proses yang Terjadi pada saat Penggaraman
Telur yang direndam dalam media garam akan mengalami osmosis yaitu
proses perpindahan molekul zat terlarut dari konsentrasi rendah (hipotonik) ke
konsentrasi lebih tinggi (hipertonik) sehingga telur menjadi asin.
Berat telur akan bertambah akibat dari masuknya suatu molekul ke dalam
telur, dalam hal ini air dan garam yang masuk ke dalam telur. Berat telur
bertambah sedangkan volume air berkurang, hal ini dikarenakan molekul air dan
garam bergerak masuk ke dalam telur karena larutan garam lebih hipotonik
dibanding isi telur yang hipertonik sehingga menyebabkan hemolysis atau
masuknya molekul air dan garam ke dalam telur, sehingga berat telur bertambah
tetapi volume air berkurang.
Tekstur kuning telur pada telur asin akan berubah menjadi lebih keras
karena ketika molekul air dan garam masuk ke dalam telur, maka air dan garam
masuk ke putih telur karena konsentrasi putih telur lebih pekat daripada larutan
garam, tetapi perlu kita ingat bahwa masih ada kuning telur yang konsentrasinya
jauh lebih pekat dibanding dengan putih telur dan larutan garam. Sehingga
molekul air dan garam masuk ke kuning telur, tetapi lebih banyak garam yang
masuk dibanding dengan air. Semakin lama, garam yang terdapat di dalam kuning
telur akan semakin menumpuk sehingga kuning telur akan mengeras karena
kelebihan mineral garam.
c. Struktur telur
Didalam telur, bagian kuning telur terdapat pada bagian paling dalam,
bagian ini diikat dengan putih telur oleh kalaza. Kantong udara (air cell)
merupakan rongga yang terdapat pada bagian tumpul isi telur. Kantung udara ini
berfungsi sebagai tempat pemberi udara pada waktu embrio bernafas.Oleh karena
itu, letak embrio pada telur tepat dibelakang kantong udara. Apabila kantong
udara terletak dibagian runcing, maka besar kemungkinan calon ayam atau bebek
tersebut akan mati didalam telur.
1. Kulit telur
Telur unggas biasanya mempunyai kulit yang halus, kuat dan berkapur.
Faktor-faktor yang pempengaruhi ketebalan kulit telur antara lain sifat turun-
temurun dari induknya, musim/cuaca pembuahan, makanan induk dan faktor
fisiologi lain. Contohnya ayam yang mendapat makanan dengan kandungan
kalsium (Ca) yang cukup banyak akan menghasilkan telur dengan kulit yang lebih
tebal.
Kekuatan dan ketebalan kulit telur menjadi pelindung isi telur dari
serangan-serangan dari luar. Dalam kondisi lingkungan yang baik dan kulit tetap
utuh maka isi telur akan aman dari serangan mikrobia, namun apabila ada sedikit
saja keretakan atau lubang pada kulit telur, maka isi telur akan sangat mudh
terserang mikrobia.
Kulit telur terdiri dari 4 bagian utama pembentuk kulit yaitu :
a. Kutikula adalah lapisan luar yang menyelubungi seluruh permukaan kulit telur.
Lapisan ini sangat tipis, pada telur ayam dan telur bebek berkisar 3 sampai 10
mikron. Lapisan ini dibentuk oleh protein yang berupa musin (mucin). Sifat
kutikula ini tidak mempunyai pori-pori terbuka, namun dapat dilalui oleh gas
sehingga uap air dan gas CO2 dapat keluar dari isi telur.
b. Lapisan bunga karang adalah bagian terbesar dari kulit telur, letaknya dibawah
kutikula. Laisan ini teriri dari protein serabut berbentuk anyaman dan lapisan
kapur terdiri dari kalsiuj karbonat (CaCO3), kalsium fosfat (Ca3 (PO4)2),
magnesium karbonat (MgCO3), dan magnesium fosfat (Mg3(PO4)2.
c. Lapisan mamila adalah lapisan ketiga pada kulit telur, lapisan ini berbentuk
bongol-bongol dengan penampang bulat atau lonjong. Tebal lapisan ini lebih
kurang sepertiga tebal seluruh kulit dan terdiri dari bagian amyaman protein dan
mineral.
d. Lapisan yang paling dalam adalah lapisan membrana yang terdiri dari dua lapisan
selaput yang berbentuk seperti kertas perkamen. Ketebalannya sekitar 65 mikron.
Makin kearah bagian tumpul makin tebal. Membrana yang melekat pada mamila
lebih tebal daripada membrana yang berhubungan dengan putih telur. Umumnya
kulit telur ayam lebih tipis dibandingkan telur bebek.
2. Putih telur
Putih telur menempati 60 % dari seluruh telur. Bagian tesebut dinamakan
albumen yang artinya putih. Umumnya 40% dari putih telur merupakan cairan
kental, sisanya merupakan setengah padat. Putih telur terdri dari empat bagian
yaitu lapisan terluar dari putih telur terdiri dari cairan kental yang mengandung
beberapa serat musin. Lapisan tengah putih telur dinamakan “albuminus sac”,
biasanya lapisan tersebut merupakan anyaman musin berbentuk setengah padat.
Sedangkan lapisan didalamnya merupakan cairan kental yang hampir
mengandung musin.
3. Kuning telur
Kuning telur adalah embrio, khususnya yang dihasilkan oleh suatu proses
pembuahan pada telur. Sehingga kuning telur merupakan bagian terpenting pada
telur. Selain itu, kuning telur penuh akan zat-zat bernilai gizi tinggi yang
berfungsi menunjang kehidupan embrio. Bentuk kuning telur hampir bulat,
berwarna kuning atau jingga dan terletak tepat ditengah-tengah telur.
e. Pengawetan Telur
Usaha pengawetan telur sangat penting untuk mempertahankan kualitas
telur ayam & bebek. Salah satu penyebab kerusakan telur adalah karena terjadinya
pertumbuhan pada mikroba pada telur tersebut. Supaya telur menjadi lebih awet,
maka dilakukan proses pengawetan. Tujuan pengawetan telur adalah untuk
mengurangi jumlah awal sel jasad renik didalam telur, memperpanjang fase
adaptasi semaksimum mungkin sehingga pertumbuhan mikroba diperlambat,
memperlambat fase pertumbuhan logaritmik , dan mempercepat fase kematian
mikroba. Prinsip pengawetan telur adalah untuk mencegah masuknya bakteri
pembusuk ke dalam telur dan mencegah keluarnya air dari dalam telur.
Cara pembuatan telur asin dengan menggunakan adonan garam akan
menghasilkan telur asin yang jauh lebih bagus mutunya, warna lebih menarik,
serta cita rasa yang lebih enak. Garam berfungsi sebagai pencipta rasa asin dan
sekaligus bahan pengawet karena dapat mengurangi kelarutan oksigen (oksigen
diperlukan oleh bakteri), menghambat kerja enzim proteolitik (enzim perusak
protein), dan menyerap air dari dalam telur. Berkurangnya kadar air menyebabkan
telur menjadi lebih awet karena air digunakan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhan. Pada umumnya konsentrasi garam 10-15% sudah cukup untuk
membunuh sebagian besar jenis, kecuali bakteri halofilik yaitu bakteri yang tahan
terhadap garam yang tinggi seperti Staphylococcus aureus, yang dapat tumbuh
pada larutan garam 11-15%, bila pH nya 5-7.
Menurut Sukendra (1976), untuk menghasilkan telur asin yang memiliki
karakteristik disukai diperlukan waktu 12 hari pengasinan. Menurut Kautsar
(2005), proses pengasinan telur memerlukan waktu selama 15 – 30 hari.
Sedangkan proses pengasinan dengan larutan garam jenuh memerlukan waktu
sekitar 7 – 10 hari. Lama waktu proses tersebut masih menjadi permasalahan yang
harus dipecahkan, karena selain lama perendaman erat kaitannya dengan efisiensi
waktu proses pengasinan telur, juga erat kaitannyadengan karakteristik
organoleptik telur asin yangdihasilkan. Kulit telur ayam yang lebih tipis jika
dibandingkan kulit telur bebek membuat garam lebih mudah masuk ke dalam telur
ayam jika dibandingkan ke dalam telur bebek, sehingga untuk telur ayam
seharusnya perlu menggunakan waktu selama yang waktu yang digunakan untuk
pengeraman telur bebek.
C. Langkan-langkah pembuatan :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Siapkan alas, kemudian hancurkan batu bata sampai berukuran kecil
3. Masukkan batu bata yang berukuran kecil ke dalam lumpang batu
4. Tumbuk hingga halus
5. Ayak hasil tumbukan di atas baskom, ulangi langkah no.2 – 5 hingga
batu bata habis
6. Campurkan 500 gram garam pada batu bata halus, aduk hingga rata
7. Tambahkan air secukupnya, hingga menjadi adonan
8. Tuangkan sabun secukupnya pada spons
9. Cuci bersih telur ayam dan bebek.
10. Tiriskan telur hingga sedikit kering
11. Lapisi telur ayam dan bebek dengan adonan pengasin
12. Lapisi dasar ember dengan sedikit adonan pengasin
13. Pindahkan telur yang telah dilapisi kedalam ember
14. Simpan ember tersebut selama 7 hari
15. Jika sudah 7 hari, ambil dan cuci bersih telur ayam dan bebek
16. Rebus hingga matang
LAMPIRAN
Gb IV.B.4 Bahan-bahan(Air)
Gb IV.C.15 Langkah-langkah (campurkan 300 gram garam dan batu bata halus
hingga rata)