Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemuliaan adalah usaha-usaha yang dilakukan manusia dengan mengubah susunan
genetik tanaman dan hewan, baik individu maupun secara bersama-sama (populasi) untuk
tujuan tertentu. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran tanaman,
kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian; pada
kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan.

Fungsi dari seleksi dalam suatu populasi adalah mengubah frekuensi gen yang ada dalam
populasi tersebut. Seleksi yang konsisten untuk suatu sifat yang diinginkan seperti laju
pertambahan bobot badan per hari akan meningkatkan frekuensi gen yang menentukan
pertambahan bobot badan yang tinggi dan tentunya frekuensi gen tsb sehingga rata-rata
populasi akan berubah.Secara umum seleksi dapat dibagi atas dua macam, yaitu :Seleksi
alam (natural selection) dimana seleksi terjadi secara spontan akibat pengaruh alam.Seleksi
buatan (artificial selection) seleksi terhadap ternak/hewan yang dilakukan oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhannya.

Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga


diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat. Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman
dan pengalaman dalam budidaya tanaman merupakan hal yang paling menentukan
keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga buku-buku teks seringkali menyebut pemuliaan
tanaman sebagai seni dan ilmu memperbaiki keturunan tanaman demi keselamatan manusia.

Tanaman yang terpilih selanjutnya dikembangbiakkan untuk dapat memenuhi


kebutuhan petani. Pemuliaan tanaman pada akhirnya dikembangkan sebagai suatu teknologi
yang merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagi manusia.
Seleksi yang artinya memilih dilakukan pada setiap tahap program pemuliaan, seperti:
memilih plasma nutfah yang akan dijadikan tetua, memilih metode pemuliaan yang tepat,
memilih genotipe yang akan diuji, memilih metode pengujian yang tepat, dan memilih galur
yang akan dilepas sebagai varietas.
Dijelaskan pula tentang tujuan pemuliaan tanaman, yang pada perinsipnya adalah:
merakit jenis baru yang berdaya hasil tinggi, mengembangkan varietas yang lebih baik untuk
lahan pertanian baru (seperti lahan marginal), mengembangkan varietas baru yang tahan
terhadap hama dan penyakit, perbaikan kharakter agronomik dan hortikulturik tanaman, dan
peningkatan kualitas hasil tanaman.
Dalam pemuliaan hewan, diperlukan dasar-dasar pengetahuan yang baik mengenai
pemeliharaan, biologi reproduksi, genetika, biostatistika, dan, dalam perkembangan
terkini, biologi molekuler serta bioinformatika. Metode klasik yang digunakan adalah
persilangan dan seleksi populasi yang dikenal sebagai penangkaran selektif.

B. RUMUSAN MASALAH
1. apakah yang dimaksud dengan pemulian tanaman?
2. Bagaimanakah cara / dasar-dasar pemuliaan tanaman?
3. apakah yang dimaksud dengan pemulian hewan ?
4. bagaimanakah cara/ dasar pemuliaan hewan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian pemuliaan tanaman.
2. Untuk mengetahui dasar-dasar pemuliaan tanaman.
3. Untuk mengetahui pengertian pemuliaan hewan.
4. Untuk mengetahui dasar-dasar pemuliaan hewan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI
Pemuliaan tanaman dimulai setelah berkembangnya kegiatan pertanian oleh manusia
primitif melalui gaya hidupnya dari memburu sampai menjadi penghasil tanaman-
tanaman dan hewan-hewan terpilih/terseleksi. Perubahan gaya hidup dari pemburu
menjadi produsen tidak terjadi mendadak tetapi melalui proses dan waktu yang panjang.
Mereka mengubah tanaman-tanaman yang hidup bebas (termasuk tipe liar) menjadi
tanaman yang dapat dibudidayakan, yang dikenal sebagai varietas-varietas budidaya.
Selama periode tersebut manusia memburu, menemukan, menyeleksi dan menanam
tanaman-tanaman terpilih. Kegiatan ini merupakan teknik dasar pemuliaan tanaman
yang disebut dengan “seleksi”.
Pemuliaan atau dalam bahasa inggrisnya breeding,merupakan kegiatan manusia
dalam memelihara tumbuhan atau hewan untuk menjaga kemurniaan galur atau ras serta
memperbaiki produksi atau kualitasnya.Sejak abat ke 20, pemuliaan telah menerapkan
banyak prinsip dan metode genetika serta ilmu-ilmu turunannya.
Penampakan ekspresi potensi ternak secara mendasar dipengaruhi oleh dua faktor

utama yang sating terkait satu dengan yang lainnya, yakni faktor genetik dan lingkungan

termasuk didalamnya manajemen pemeliharaan secara menyeluruh. Telah diketahui

bahwa lingkungan dan penanganan manajemen yang memadai atau sesuai dengan

kebutuhan ternak tidak akan memberikan ekpresi produksi (kualitas maupun kuantitas)

yang diharapkan jika tidak didukung dengan potensi genetik ternak yang baik. Begitu

pula sebaliknya jika ternak memiliki potensi genetik yang baik tidak akan terekspresikan

secara optimal bila tidak didukung oleh lingkungan dan manajemen yang maksimal.

Dengan demikian kedua faktor tersebut hendaknya memperoleh perhatian yang sama

seriusnya dalam pemeliharaan komoditas temak yang dilakukan. Pemeliharaan ternak

yang mempunyai nilai genetk tinggi disertai dengan manajemen yang baik tentunya akan

memberikan hasil yang optimal baik dari segi produksi dan efisiensi usaha.
Dan juga Kebutuhan akan pangan terus meningkat sejalan dengan peningkatan
penduduk di Indonesia maupun di dunia. Sejalan dengan itu kebutuhan akan sandang,
perumahan dan kebutuhan hidup lainnya, yang sebagian dipenuhi dari kegiatan pertanian
dalam arti luas, juga meningkat. Peningkatan produksi merupakan upaya untuk dapat
memenuhi kebutuhan pangan dan lain-lain, dan salah satunya dengan menggunakan
varietas unggul tanaman pertanian. Perbaikan sifat-sifat tanaman akan menunjang
peningkatan produktivitas tanaman. Ilmu pemuliaan merupakan ilmu terapan dari ilmu
genetika, dan bersama-sama dengan ilmu-ilmu alam yang lain berkontribusi untuk
menghasilkan varietas unggul. Ilmu-ilmu lain tersebut diantaranya botani, fisiologi,
penyakit, hama, dan statistic.

B. PEMULIAAN TANAMAN
Kegiatan pemuliaan tanaman dapat dikatakan sebagai tekanan evolusi yang sengaja
dilakukan oleh manusia. Pada masa prasejarah, pemuliaan tanaman telah dilakukan orang
sejak dimulainya domestikasitanaman, namun dilakukan tanpa dasar ilmu yang jelas.
Sisa-sisa biji-bijian dari situs-situs peninggalan arkeologi membantu menyingkap masa
prasejarah pemuliaan tanaman. Catatan-catatan pertama dalam jumlah besar mengenai
berbagai jenis tanaman diperoleh dari karya penulis-penulis Romawi, terutamaPlinius.
Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah
susunan genetik individu maupun populasi tanaman untuk suatu tujuan. Pemuliaan
tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran tanaman, kegiatan memelihara
tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan
penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan. Selain melakukan penangkaran, pemuliaan
berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.
Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan pengalaman
dalam budidaya tanaman merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan usaha
pemuliaan, sehingga buku-buku teks seringkali menyebut pemuliaan tanaman
sebagai seni dan ilmu memperbaiki keturunan tanaman demi kemaslahatan manusia.
Diperguruan tinggi, pemuliaan tanaman biasa dianggap sebagai cabang agronomi (ilmu
produksi tanaman) atau genetika terapan, karena sifat multidisiplinernya.
Pelaku pemuliaan tanaman disebut pemulia tanaman. Karena pengetahuannya,
seorang pemulia tanaman biasanya juga menguasai agronomi dan genetika. Tugas pokok
seorang pemulia tanaman adalah merakit kultivar yang lebih baik memiliki ciri-ciri yang
khas dan lebih bermanfaat bagi penanamnya.
Tanaman menyerbuk sendiri dapat dimuliakan antara lain melalui hibridisasi.
Hibridisasi atau persilangan bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik dari kedua tetua
atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki keturunannya.
Sebagai hasil dari hibridisasi adalah timbulnya keragaman genetik yang tinggi pada
keturunannya. Dari keragaman yang tinggi inilah pemulia tanaman akan memilih
tanaman yang mempunyai sifat-sifat sesuai dengan yang diinginkan (Sunarto, 1997).
Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari kekepala putik. Sedangkan pembuahan
adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet betina. Kriteria klasifikasi yang
dipergunakan hanya berdasarkan tingkat penyerbkan sendiri dan penyerbukan silang.
Polonasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah satu system perbanyakan
tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana populasi dapat dikawinkan. (R.W.
Allard, 1992)

C. JENIS-JENIS PEMULIAAN TANAMAN


Organisme yang dikategorikan bibit unggul bercirikan:
1. Masa pertumbuhan pendek (cepat menghasilkan)
2. Tahan hama dan penyakit
3. Produksi tinggi dan rasanya enak
4. Adaptif terhadap kondisi lingkungan
5. Masa produksi lama

D. Usaha Yang apat dilakukan untuk memperoleh bibit unggul


1. Seleksi massa
Seleksi massa (dalam pemuliaan tanaman) atau seleksi individu (dalampemuliaan
hewan) adalah salah satu metode seleksi yang tertua untuk memilihbahan tanam yang
lebih baik pada generasi berikut. Dalam program pemuliaan, seleksi ini juga
merupakan yang paling sederhana dan banyak pemulia hanya mengandalkan
nalurinya dalam menjalankan metode ini, meskipun dasar ilmiahuntuk
pelaksanaannya sudah tersedia.
Dalam praktik sehari-hari, pemulian mengamati
penampilan fenotipe setiap individu dalam suatu populasi lalu memilih individu yang
akan dipelihara keturunannya kelak. Praktik yang demikian juga disebut seleksi
massa positif. Seleksi massa negatif (disebut juga roguing) juga dapat dilakukan,
terutama untuk memelihara kemurnian sifat suatu populasi: individu-individu yang
menyimpang dari penampilan normal dibuang.
Kalangan pemuliaan tanaman menamakan seleksi massa karena biasanya cara
seleksi ini dilakukan terhadap ukuran populasi yang besar dalam pertanaman di
ladang. Pemuliaan hewan mengistilahkan sebagai seleksi individu karena seleksi
didasarkan atas dasar penampilan individu, bukan kerabat dari individu tersebut.
Kemajuan seleksi dalam seleksi massa adalah yang terbesar dari semua metode
seleksi yang ada, namun harus memerhatikan beberapa hal. Latar belakang
lingkungan harus dipertimbangkan dalam melakukan seleksi massa karena seleksi
didasarkan dengan fenotipe. Masalah lainnya adalah apabila suatu sifat tidak dapat
diamati langsung pada suatu individu, seperti produksi susu per hari dari sapi
pejantan. Untuk mengatasinya, metode seleksi berbasis kerabat perlu dilakukan.
Penggunaan seleksi dengan penanda (marker-assisted selection) berpotensi
menghilangkan masalah-masalah ini.

2. Hibridisasi
Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada
setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-
sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pad peristiwa hibridisasi akan
memperoleh kombinasi genetikyang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih
tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan
pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri.
Dalam proses pengambilan tepung sari tersebut dilakukan pada saat sebelum kepala
putik masak agar lebih menjaga dan memperkecil kemungkinan terjadinya
penyerbukan.
Dalam dunia pertanian dan dalam sub ilmu pemuliaan tanaman khususnya ada
yang di namakan dengan kastrasi dan hibridisasi tanaman. Kastrasi dan hibridisasi
adalah teknik yang digunakan oleh para pemulia yaitu orang yang berusaha untuk
memperbanyak tanaman dalam lingkup pemuliaan tanaman untuk meningkatkan
produktifitas dari tanaman yang dimuliakan, kastrasi disinimerupakan proses untuk
menghilangkan kelamin jantan dari suatu bunga pada tanaman untuk menghindari
atau mencegah terjadinya penyerbukkan sendiri. Kastrasi digunakan agar tanaman itu
tidak menyerbuk sendiri, jika suatu tanaman menyerbuk sendiri secara terus menerus
mungkin dari filal juga tidak bisa optimal dalam hal produksinya.Pemuliaan adalah
suatu cara yang sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang
bermanfaat bagi manusia. Dalam proses ini diperlukan bahan baku berupa
keanekaragaman genetik (plasma nutfah) yang tesedia di alam. Untuk pemuliaan
tanaman dan hewan, peranan penelitian untuk mendapatkan bibit unggul adalah
sangat penting.

3. Mutasi
Pada dasarnya proses evolusi pada tanaman berlangsung secara terus menerus di
alam. Oleh karena itu banyak orang yang beranggapan bahwa keragaman dari
tanaman pada saat ini merupakan hasil proses mutasi. Mutasi merupakan perubahan
materi genetic sel tunggal maupun kumpulan kromosom. Proses mutasi ini dapat
terjadi di semua bagian pada tumbuhan, terutama pada bagian yang sedang aktif
untuk tumbuh (mengalami pembelahan sel).
Mutasi gen dapat terjadi dua arah, yakni dari dominan ke resesif maupun
sebaliknya. Namun mutasi gen ini lebih sering terjadi disbanding gen dominan. Bila
gen dominan heterozigot mengalami mutasi, maka akan langsung dapat diketahui
perubahannya. Namun unutk gen dominan heterozigot yang hanya satu mengalami
mutasi, baru dapat dilihat perubahan yang akan terjadi, dan dapat dilihat
perubahannya pada keturunannya.

4. Kultur jaringan
Kultur jaringan tanaman adalah suatu metode atau teknik mengisolasi bagian
tanaman (protoplasma, sel, jaringan, dan organ) dan menumbuhkannya pada media
buatan dalam kondisi aseptik di dalam ruang yang terkontrol sehingga bagian-bagian
tanaman tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap.
Penggunaan teknik kultur jaringan pada awalnya hanya untuk membuktikan teori
“totipotensi” (“total genetic potential”) yang dikemukakan oleh Schleiden dan
Schwann (1838) yang menyatakan bahwa sel tanaman sebagai unit terkecil dapat
tumbuh dan berkembang apabila dipelihara dalam kondisi yang sesuai. Saat ini teknik
kultur jaringan digunakan bukan hanya sebagai sarana untuk mempelajari aspek-
aspek fisiologi dan biokimia tanaman saja, tetapi sudah berkembang menjadi metoda
untuk berbagai tujuan seperti:
a. Mikropropagasi (perbanyakan tanaman secara mikro)
Teknik kultur jaringan telah digunakan dalam membantu produksi tanaman
dalam skala besar melalui mikropropagasi atau perbanyakan klonal dari berbagai
jenis tanaman. Jaringan tanaman dalam jumlah yang sedikit dapat menghasilkan
ratusan atau ribuan tanaman secara terus menerus.
Teknik ini telah digunakan dalam skala industri di berbagai negara untuk
memproduksi secara komersial berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias
(anggrek, bunga potong, dll.), tanaman buah-buahan (seperti pisang), tanaman
industri dan kehutanan (kopi, jati, dll). Dengan menggunakan metoda kultur
jaringan, jutaan tanaman dengan sifat genetis yang sama dapat diperoleh hanya
dengan berasal dari satu mata tunas. Oleh karena itu metoda ini menjadi salah satu
alternatif dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif.
b. Perbaikan tanaman
Dalam usaha perbaikan tanaman melalui metoda pemuliaan secara
konvensional, untuk mendapatkan galur murni diperlukan waktu enam sampai
tujuh generasi hasil penyerbukan sendiri maupun persilangan. Melalui teknik
kultur jaringan, dapat diperoleh tanaman homosigot dalam waktu singkat dengan
cara memproduksi tanaman haploid melalui kultur polen, antera atau ovari yang
diikuti dengan penggandaan kromosom. Tanaman homosigot ini dapat digunakan
sebagai bahan pemuliaan tanaman dalam rangka perbaikan sifat tanaman.
c. Produksi tanaman yang bebas penyakit (virus)
Teknologi kultur jaringan telah memberikan kontribusinya dalam
mendapatkan tanaman yang bebas dari virus. Pada tanaman yang telah terinfeksi
virus, sel-sel pada tunas ujung (meristem) merupakan daerah yang tidak terinfeksi
virus. Dengan cara mengkulturkan bagian meristem akan diperoleh tanaman yang
bebas virus.
d. Transformasi genetik
Teknik kultur jaringan telah menjadi bagian penting dalam membantu
keberhasilan rekayasa genetika tanaman (transfer gen). Sebagai contoh transfer
gen bakteri (seperti gen cry dariBacillus thuringiensis) ke dalam sel tanaman akan
terekspresi setelah regenerasi tanaman transgeniknya tercapai.

Secara umum, tujuan pemuliaan tanaman dititikberatkan dalam dua hal berikut.
a) Melakukan peningkatan terhadap kualitas tanaman yang akan dihasilkan, umumnya
diarahkan pada perbaikan ukuran, warna, kandungan bahan tertentu, membuang sifat-
sifat yang tidak diinginkan, tahan disimpan, serta keunikan dari tanama tersebut.
b) Melakukan peningkatan terhadap hasil, umumnya diarahkan pada peningkatan daya hasil,
ketahanan terhadap hama dan penyakit serta lingkungan yang tidak mendukung, daya
tumbuh tanaman yang kuat, dan kesesuain terhadap teknologi pertanian yang lain.

Pemuliaan tanaman dibedakan menjadi pemuliaan klasik (konvensional) dan


pemuliaan monokuler. Salah satu contoh pemuliaan konvensional adalah melalui kawin
silang sedangkan salah satu contoh pemuliaan monokuler adalah melalui mutasi buatan
(radiasi).

1. Kawin silang (bastar)


Kawin silang merupakan penerapan teknologi di bidang reproduksi yang paling
sederhana, karena kita tinggalkan mengawinkan indukan unggul yang seperti kita
inginkan. Contoh hasil penerapan teknologi dengan metode kawin silang yang sering kita
jumpai yaitu jagung hibrida, sapi potong dll.
2. Mutasi buatan (radiasi)
Pemuliaan dengan menggunakan teknik mutasi buatan ini dikenal sebagai pemuliaan
mutasi. Selain mutasi, teknik perluasan latar genetik juga menggunakan
teknik poliploidisasi buatan menggunakan kolkisin, yang dasar-dasarnya diperoleh dari
berbagai percobaan oleh Karpechenko pada tahun 1920-an. Tanaman poliploid biasanya
berukuran lebih besar dan dengan demikian memiliki hasil yang lebih tinggi.

Pemulian hewan
pemuliaan hewan merupakan kegiatan dalam peternakan atau pemeliharaan hewan lainnya yang
bertujuan untuk memperbaiki kualitas individu maupun populasi hewan yang bersangkutan
untuk karakteristik yang diinginkan manusia. Karena kebanyakan hewan yang dimuliakan
adalah ternak, istilah pemuliaan ternak juga kerap dipakai.
Dalam berbagai kepustakaan dapat ditelusuri bahwa pemuliaan ternak dikembangkan

mulai tahun 1760 dan dilaksanakan oleh Robert Bakewell di Inggris. Pengembangan dimulai

dengan ternak kuda, domba dan sapi. Keberhasilannya terletak pada tiga hal, yaitu pertama, dia

telah menetapkan sasaran yang dia inginkan misal mendapatkan sapi potong yang berbentuk

pendek dan cepat dewasa yang waktu itu belum ada. Kedua, dia tidak menjual ternak jantan

tetapi meminjamkannya kepada peternak lain dan peminjam mengembalikannya apabila pejantan

tersebut mewariskan mutu genetik yang baik. Ketiga, membiakkan ternak yang baik dengan yang

baik, tanpa menghiraukan hubungan kekerabatan yang ada. Sebagai akibatnya sering

dilaksanakan perkawinan silang dalam yakni perkawinan antar saudara. Silang dalam tersebut

mengarah dihasilkannya trah yang relatif murni, meskipun tanpa diikuti pencatatan.

Dalam pemuliaan hewan, diperlukan dasar-dasar pengetahuan yang baik mengenai


pemeliharaan, biologi reproduksi, genetika, biostatistika, dan, dalam perkembangan
terkini, biologi molekuler serta bioinformatika. Metode klasik yang digunakan adalah
persilangan dan seleksi populasi yang dikenal sebagai penangkaran selektif.
Perintis dasar-dasar teori pemuliaan hewan adalah Sewall Wright, Jay Lush, dan Charles
Henderson. Beberapa teori mereka kembangkan pun digunakan dalam beberapa
teknik persilangan dan analisis di bidang pemuliaan tanaman, khususnya tanaman
yang berpenyerbukan silang.
Berdasar denotasi dan konotasi ilmu, pemuliaan ternak adalah suatu cabang ilmu biologi,

genetika terapan dan metode untuk peningkatan atau perbaikan genetik ternak. Pemuliaan ternak

diartikan sebagai suatu teknologi beternak yang digunakan untuk meningkatkan mutu genetik.

Mutu genetik adalah kemampuan warisan yang berasal dari tetua dan moyang individu.

Kemampuan ini akan dimunculkan setelah bekerja sama dengan pengaruh faktor lingkungan di

tempat ternak tersebut dipelihara.


Pemunculannya disebut performans atau sehari-hari disebut sebagai produksi dan

reproduksi ternak, contohnya antara lain produksi susu, telur, daging, berat lahir, pertambahan

berat badan, berat sapih dan jumlah anak sepelahiran. Kemampuan genetik ternak, dapat juga

disebut kemampuan bereproduksi dan berproduksi, tidak dapat dilihat, tetapi dapat ditaksir.

Pemuliaan ternak dapat ditinjau sebagai suatu metode, maka dalam mencapai tujuan

memerlukan unsur-unsur pengamatan, percobaan, definisi, penggolongan, pengukuran,

generalisasi, serta tindakan lainnya. Selanjutnya metode tersebut juga membutuhkan langkah-

langkah penentuan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, penurunan kesimpulan dan

pengujian hasil. Oleh karena itu pengembangan pemuliaan ternak memerlukan penelitian dan

penerapan hasil penelitian yang berkelanjutan. Siapapun yang tertarik akan meningkatkan

peranan dan pemanfaatan pemuliaan ternak harus mulai dengan mendalami dasar dan prinsip

teori genetika terapan dan melanjutkan dengan penelitian serta penerapan hasil penelitiannya.

Breding Stock
Breeding stock adalah sekelompok hewan yang digunakan dengan tujuan untuk dilakukan
pemuliaan secara terencana untuk mendapatkan ras baru. Breeding stock dapat berupa hewan
yang masih murni (purebred) maupun hewan yang bukan ras murni, yang memiliki sifat yang
diinginkan sehingga ketika disilangkan diasumsikan akan dapat menggabungkan, atau
mendapatkan sifat yang lebih baik dari ras sebelumnya
Backyard Breeding
Backyard breeding adalah pemuliaan hewan yang tidak dilakukan melalui pengawasan pihak
yang berwenang sehingga berisiko menghasilkan hewan dengan kondisi kesehatan yang
bermasalah. Begitu banyak pelaku pemuliaan hewan yang tidak terdaftar menyilangkan berbagai
jenis ras demi mendapatkan hewan dengan penampilan tertentu tanpa memperdulikan kondisi
kesehatannya.[3] Persilangan dengan hanya mengandalkan keuntungan dapat disetarakan
dengan peternakan pabrik yang tidak memenuhi standar kesejahteraan hewan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN:
Kualitas dari tanaman yang dihasilkan itu tergantung bibit awal yang diperoleh sehingga
untuk mendapatkan hasil tanaman dan hewan yang unggul, maka kita usahakan untuk
mendapatkan bibit yang terbaik. Untuk mendapatkan ini diperlukan usaha yang intensif, yang hal
ini telah dimulai dari nenek moyang kita dahulu yang berupaya untuk mendapatkannya dengan
cara melakukan pemuliaan baik itu pada tumbuhan maupun hewan. Dan sampai sekarang cara itu
masih dilakukan untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
B. SARAN
Makalah ini merupakan makalah yang berisi informasi dan wawasan mengenai Pemuliaan
Tanaman dan hewan .Kami mengharapkan agar pembaca dapat lebih memahami tentang
informasi yang terkandung dalam makalah ini. Oleh sebab itu, makalah ini sebaiknya dibaca
dengan cermat dan teliti agar pembaca dapat benar-benar memahami isinya dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai