Anda di halaman 1dari 32

MATERI

PENGENDALIAN PENYAKIT TROPIS


KUSTA, PES, DAN ANTRAKS

DISUSUN OLEH : KELOMPOK II ATLM 2019 E ALIH JENJANG


NAMA :
1. FITRIANI FAREHA (B1D119161)
2. HARDIANTI ARIF (B1D119089
3. VERAWATI NATSIR (B1D119178)
4. RISMA WAHYUNI (B1D119009)
5. TINO LARAZ (B1D119005)
6. ITA ROSIDAH (B1D119132)
PENYAKIT
PENYAKIT
KUSTA
KUSTA
Definisi penyakit Kusta

Kusta berasal dari bahasa India, yakni


kushtha berarti kumpulan gejala-gejala kulit
secara umum. Penyakit kusta disebut juga
Morbus Hansen, sesuai dengan nama yang
menemukan kuman yaitu Dr. Gerhard
Armauwer Hansen pada tahun 1874
sehingga penyakit ini disebut Morbus
Hansen (Kosasih, 2003). Kusta adalah
penyakit infeksi yang kronik dan menular,
penyebabnya ialah Mycobacterium leprae
yang pertama-tama menyerang kulit,
mukosa mulut, saluran nafas bagian atas ,
sistem retikulo endotelial, mata, otot ,
tulang dan testis (Halim, 2000). .
Penyebab Penyakit Kusta
Kuman penyebab dari kusta adalah Mycobacterium leprae. M leprae
merupakan basil tahan asam berukuran panjang 4 – 7 µm dan lebar 0,3 – 0,4 
µm. Genom M leprae ada 3.3 juta pasang, dengan kurang lebih 1600 gen.
penyebab dari kusta. Sebuah bakteri yang tahan asam M. leprae juga merupakan
bakteri aerobic, gram positif, berbentuk batang, merupakan basil tahan asam
berukuran panjang 4 – 7 µm dan lebar 0,3 – 0,4  µm. Genom M leprae ada 3.3
juta pasang, dengan kurang lebih 1600 gen.

dan dikelilingi oleh membran sel lilin yang merupakan ciri dari spesies
Mycobacterium.

Waktu pembelahan M. leprae sangat lama, yaitu 2-3 minggu. Di luar tubuh
manusia (dalam kondisi tropis) kuman kusta dapat bertahan sampai 9 hari.
Pertumbuhan optimal dari kuman kusta adalah pada suhu 27 -30 C dan masa
tunasnya rata-rata 2-5 tahun.
Tanda-tanda & gejala

secara umum, gejala kusta yang paling khas adalah


sensasi mati rasa atau baal pada area kulit yang
menampakkan bercak. Sensasi mati rasa ini menyebabkan
penderitannya tidak bisa merasakan perubahan suhu.
Akibatnya, mereka yang mengalami penyakit ini
kehilangan sensasi sentuhan dan rasa sakit pada kulitnya.
Nah, hal ini juga lah yang membuat penderita tidak
merasakan sakit sekalipun jari mereka putus.
Tanda-tanda & gejala
 Selain yang sudah disebutkan di atas, berikut beberapa tanda dan gejala
kusta lainnya yang harus Anda wasapdai:
1. Kulit kering dan berisisik.
2. Diarea yang sebelumnya ditumbuhi rambut atau bulu bisa terkadang bisa
rontok.
3. Kelemahan atau kelumpuhan otot di tangan atau kaki.Mutilasi, atau sensasi
mati rasa yang menyebabkan penderita
4. tidak menyadari ketika memiliki luka di bagian tubuhnya. Luka yang
dibiarkan tanpa pengobatan bisa menyebabkan borok.
5. Muncul lepuhan atau ruam kemerahan pada kulit.
6. Pembesaran saraf tepi, biasanya di sekitar siku dan lutut
7. Muncul benjolan seperti bisul tapi tidak sakit ketika disentuh.
8. Penurunan berat badan secara drastis tanpa sebab yang jelas
9. Ginekomastia (payudara yang tumbuh membesar pada pria), akibat
gangguan keseimbangan hormon
Kelompok beresiko

Kelompok yang beresiko tinggi terkena kusta adalah


yang tinggal di daerah endemik dengan kondisi yang buruk
seperti tempat tidur yang tidak memadai, air yang tidak
bersih, asupan gizi yang buruk dan adanya penyertaan
penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan sistem imun
Cara Penularan

 Manusia merupakan satu – satunya sumber penularan.


 Penularan terjadi dari penderita kusta yang tidak diobati
ke orang lain melalui pernafasan atau kontak kulit yang
lama.
Jenis-jenis kusta

 Di Indonesia. ada dua jenis penyakit lepra yang umum ditemukan, di


antaranya:
 Kusta kering atau pausi basiler (PB). Penyakit kepra jenis ini
ditandai dengan kemunculan sekitar 1-5 bercak putih di kulit. Bercak
putih yang muncul tampak mirip sekali dengan panu
 Kusta basah atau multi basiler (MB). Gejala penyakit ini yang
paling ketara adalah munculnya bercak kemerahan dan disertai
penebalan pada kulit yang mirip dengan kadas. Bercak kemerahan ini
bisa muncul dan menyebar lebih dari lima buah.

 Sering kali gejala penyakit ini menyerupai penyakit lain sehingga


menyebabkan terlambatnya mendapatkan pengobatan yang tepat.
Beberapa penyakit yang sering dikira mirip dengan kusta adalah
psoriasis, panu, kadas, vitiligo, dan masih banyak lagi.
 Berdasarkan tingkat keparahan gejala, kusta dikelompokkan menjadi 6
jenis, yaitu:
 Intermediate leprosy, ditandai dengan beberapa lesi datar berwarna pucat atau
lebih cerah dari warna kulit sekitarnya yang kadang sembuh dengan sendirinya
 Tuberculoid leprosy, ditandai dengan beberapa lesi datar yang kadang
berukuran besar, mati rasa, dan disertai dengan pembesaran saraf
 Borderline tuberculoid leprosy, ditandai dengan munculnya lesi yang
berukuran lebih kecil dan lebih banyak dari tuberculoid leprosy
 Mid-borderline leprosy, ditandai dengan banyak lesi kemerahan, yang tersebar
secara acak dan asimetris, mati rasa, serta pembengkakan kelenjar getah bening
setempat
 Borderline lepromatous leprosy, ditandai dengan lesi yang berjumlah banyak
bisa berbentuk datar, benjolan, nodul, dan terkadang mati rasa
 Lepromatous leprosy, ditandai dengan lesi yang tersebar dengan simetris,
umumnya lesi yang timbul mengandung banyak bakteri, dan disertai dengan
rambut rontok, gangguan saraf, serta kelemahan anggota gerak
komplikasi kusta

Lepra yang dibiarkan tanpa pengobatan atau bahkan terlambat terdeksi bisa
menyebabkan cacat fisik yang bersifat sementara maupun selamanya. Orang dengan
penyakit ini juga berisiko tinggi mengalami kerusakan saraf permanen pada lengan
dan kaki, kerusakan septum hidung, galukoma, kebutaan, disfungsi ereksi, dan gagal
ginjal 
 Menurut Pedoman Nasional program Pengendalian Penyakit Kusta yang dibuat oleh
Kementerian Kesehatan Nasional, cacat fisik akibat penyakit ini terbagi menjadi dua
jenis, yaitu:
 Cacat primer
 Cacat primer bisa menyebabkan penderitanya mengalami baal, alias mati rasa d. Kulit
kering, bersisik, serta claw hand alias tangan dan jari-jari membengkok juga bisa
terjadi.

.
 Pada cacat primer bercak kulit mirip panu biasanya muncul secara cepat dalam

waktu yang singkat. Lama-lama bercak ini berubah menjadi meradang,

membengkak, dan membuat Anda mengalami demam.

• Cacat sekunder

 Kondisi ini merupakan tahap lanjut dari cacat primer, terutama yang diakibatkan

karena kerusakan saraf. Jika bakteri penyebab lepra sudah menyebar ke sistem

saraf, maka fungsi saraf dalam tubuh Anda akan terus menurun atau bahkan tidak

bekerja sama sekali. Akibatnya, Anda mungkin akan mengalami kelumpuhan di

bagian tangan, kaki, jari-jari tangan dan kaki membengkok, atau refleks kedip

jadi berkurang.

 Anda juga mungkin akan mengalami kulit yang kering dan bersisik yang parah

karena adanya kerusakan pada kelenjar minyak dan aliran darah.


Masa Inkubasi & Masa Penularan Penyakit Kusta

Berkisar antara 9 bulan sampai 20 tahun dengan rata-


rata adalah 4 tahun untuk kusta tuberkuloid dan dua kali
lebih lama untuk kusta lepromatosa. Penyakit ini jarang
sekali ditemukan pada anak-anak dibawah usia 3 tahun;
meskipun, lebih dari 50 kasus telah ditemukan pada
anak-anak dibawah usia 1 tahun, yang paling muda
adalah usia 2,5 bulan. Masa Inkubasi
Fakta klinis dan laboratorium membuktikan bahwa
infektivitas penyakit ini hilang dalam waktu 3 bulan
melalui pengobatan berkelanjutan dan teratur dengan
menggunakan Dapsone (DDS) atau clofasimine atau
dalam waktu 3 hari dengan menggunakan rifampin. Masa
Penularan
Pengobatan

Metode pengobatan utama penyakit kusta atau


lepra adalah dengan obat antibiotik. Penderita kusta
akan diberi kombinasi beberapa jenis antibiotik selama 6
bulan hingga 2 tahun. Jenis, dosis, dan durasi
penggunaan antibiotik ditentukan berdasarkan jenis
kusta yang diderita.
Kesimpulan

Penyakit kusta merupakan penyakit menular. Tetapi cara penularannya

tidak mudah dan masa penularannya lama. Penyakit kusta menular dengan

adanya kontak langsung dengan penderita dalam jangka waktu yang lama.

Penyakit ini bisa menimbulkan kecacatan pada penderita karena bakteri

menyerang saraf penderita kusta. Penyakit kusta ini bisa disembuhkan

apabila ditemukan tanda-tanda kusta dan diobati sejak dini. • Kusta

banyak terdapat pada negara berkembang atau negara miskin. Dengan

kondisi lingkungan yang tidak bersih, fasilitas kebersihan yang tidak

memadai dan asupan gizi yang buruk sehingga menyebabkan daya tahan

tubuh rendah. Rentan terhadap penyakit infeksi seperti kusta.


PENYAKIT
PENYAKIT
PES
PES
Definisi Penyakit Pes (Black Death)

 Pes adalah penyakit yang disebabkan


oleh enterobakteria Yersinia pestis
(dinamai dari bakteriologi PerancisA.J.E.
Yersin). Penyakit pes dibawa oleh hewan
pengerat (terutama tikus ).
 Y. pestis: bakteri Gram negatif, anaerob
fakultatif  Pertumbuhan bakteri lebih
cepat bila berada dalam perbenihan yang
mengandung darah atau cairan jaringan
dan tumbuh paling cepat pada suhu 30°C
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit pes

1.  Faktor Agent: Bakteri Yersinia Pesti / Bakteriolog Perancis A.J.E


Yersin. Dibawa oleh hewan pengerat (terutama tikus) dan ditularkan
oleh kutu tikus. Penyakit ini menular melalui gigitan tikus.

2. Faktor Host: Manusia

3. Faktor Environment: rumah yang kotor atau tempat-tempat yang


biasanya di huni sebagai sarang tikus

4. Port op Entry and Exit: Kulit

5. Tranmisi: Kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi, kontak


fisik dengan penderita dan bisa terjadi dari percikan air liur
oenderita yang terbawa oleh udara
3 Jenis penyakit plague yaitu:

1)   Bubonic plague: Masa inkubasi 2-7 hari. Gejalanya kelenjar getah bening yang
dekat dengan tempat gigitan binatang/kutu yang terinfeksi akan membengkak berisi
cairan (disebut Bubo). Terasa sakit apabila ditekan. Pembengkakan akan terjadi.
Gejalanya mirip flu, demam, pusing, menggigil, lemah, benjolan lunak berisi cairan di
tonsil/adenoid (amandel), limpa dan thymus. Bubonic plague jarang menular pada
orang lain.
2)   Septicemic plague: Gejalanya demam, menggigil, pusing, lemah, sakit pada perut,
shock, pendarahan di bawah kulit atau organ2 tubuh lainnya, pembekuan darah pada
saluran darah, tekanan darah rendah, mual, muntah, organ tubuh tidak bekerja dg baik.
Tidak terdapat benjolan pada penderita. Septicemic plague jarang menular pada orang
lain. Septicemic plague dapat juga disebabkan Bubonic plague dan Pneumonic plague
yang tidak diobati dengan benar.
3)   Pneumonic plague: Masa inkubasi 1-3 hari. Gejalanya pneumonia (radang paru2),
napas pendek, sesak napas, batuk, sakit pada dada. Ini adalah penyakit plague yang
paling berbahaya dibandingkan jenis lainnya. Pneumonic plague menular lewat udara,
bisa juga merupakan infeksi sekunder akibat Bubonic plague dan Septicemic plague
yang tidak diobati dengan benar.
Cara Penularan penyakit Pes

1. Meskipun bakteri Yersinia pestis terdapat pada hewan, penyakit pes


dapat menular ke manusia. Salah satu cara penularannya adalah
melalui gigitan kutu tikus atau kontak langsung dengan jaringan atau
cairan tubuh hewan yang terkena pes.
2. Tikus, anjing, tupai, marmut, kucing, rusa, kelinci, unta, dan domba
adalah hewan-hewan yang berperan sebagai perantara. Sementara,
perantara wabah yang paling sering adalah kutu yang biasanya ada
pada tikus. Bakteri penyebab pes akan tumbuh dan berkembang di
kerongkongan kutu.
3. Ketika kutu tersebut menggigit kulit hewan atau manusia dan
mengisap darah dari tubuh inang, maka pada saat itulah bakteri
keluar dari kerongkongan kutu dan masuk ke kulit. Selanjutnya,
bakteri akan menyerang kelenjar getah bening hingga menyebabkan
bagian ini mengalami peradangan. Dari sini, penyakit pes dapat
menyebar ke organ tubuh yang lain. Bahkan, bisa sampai ke selaput
otak, meskipun hal ini jarang terjadi
Pencegahan Penyakit Pes

1. Mencuci tangan secara teratur. Cucilah tangan secara teratur


dengan menggunakan air dan sabun sebagai upaya menjaga
kesehatan. Lakukan terutama ketika sebelum dan sesudah
memasak atau menyajikan makanan, setelah ke toilet, dan setelah
bersentuhan dengan hewan.

2. Menjaga jarak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.


Ketika ada orang atau hewan yang terinfeksi penyakit, terutama
radang paru-paru, usahakan untuk menjaga jarak, setidaknya
sampai orang atau hewan tersebut ditangani oleh dokter. Jarak
yang aman adalah satu meter dari orang atau hewan yang terkena
penyakit
3. Hati-hati dengan hewan yang sakit atau mati. Disarankan untuk
menghindari hewan yang sakit atau mati. Jika terpaksa harus
menanganinya, pastikan menggunakan masker, sarung tangan, dan
kacamata, agar tidak tertular penyakit pes yang mungkin terdapat
pada hewan tersebut.

4. Jauhkan tikus dari rumah. Bersihkan rumah dari tikus dan pastikan
lantai atau barang-barang di rumah tidak terkontaminasi oleh tikus.
Tikus adalah hewan perantara wabah penyakit pes ke dalam rumah.

5. Gunakan sarung tangan saat sedang berhadapan dengan hewan yang


kemungkinan telah terinfeksi, agar kulit terhindar dari kontak
bakteri.

6. Gunakan pembasmi serangga untuk membasmi pinjal.


Komplikasi Penyakit Pes

1. Meningitis
Adanya pembengkakan selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang
belakang, namun Meningitis jarang terjadi.

2. Ganggren

Bekuan darah pada pembuluh darah jari tangan dan kaki. Adanya pembekuan
tersebut bisa mengganggu aliran darah dan menyebabkan jaringan itu mati. Bagian
jari tangan dan kaki Anda yang jaringannya telah mati tersebut harus diamputasi.

3. Kematian

Menurut WHO, tingkat kematian pes bubonic mencapai 30 sampai 60 persen, dan
selalu mematikan untuk jenis pneumonia plague jika tidak diobati. Kebanyakan
orang yang mendapatkan pengobatan antibiotik segera selamat dari penyakit pes,
tapi yang tidak diobati memiliki tingkat kematian yang tinggi.
Kesimpulan

Yersinia pestis awalnya menginfeksi dan menyebar


ke hewan pengerat rumah (misalnya tikus) dan hewan
lain (misalnya kucing), dan manusia dapat terinfeksi
karena gigitan pinjal atau dengan kontak. Vektor pes
yang paling lazim adalah pinjal tikus (Xenopsylla
cheopis), tetapi pinjal lain dapat juga menularkan

infeksi.
PENYAKIT
PENYAKIT
ANTRAKS
ANTRAKS
Definisi Antraks

Antraks adalah penyakit yang


disebabkan Bacillus anthracis .
Penyakit ini dapat menyerang hewan
domestik maupun liar, terutama hewan
herbivora, seperti sapi, domba,
kambing, beberapa spesies unggas dan
dapat menyerang manusia (zoonosis).
Antraks merupakan penyakit zoonosis
penting dan strategis sehingga perlu
ditangani dengan baik
Gejala anthraks yang dibedakan
berdasarkan cara penularannya

Gejala anthraks berbeda-beda, tergantung pada jalur masuknya


bakteri ke dalam tubuh seseorang
1. Anthraks kulit
Anthraks ini menyebabkan munculnya banyak benjolan kulit yang
dapat terasa gatal.Benjolan ini paling sering muncul di daerah wajah,
leher, dan lengan.Selanjutnya benjolan itu dapat berubah menjadi
borok berwarna hitam yang tidak menyebabkan nyeri.
2. Anthraks pencernaan
Gejala anthraks pencernaan atau anthraks gastrointestinal adalah mual
dan muntah, tenggorokan sakit dan kesulitan menelan, sakit perut,
nafsu makan menurun, sakit kepala, demam, serta muncul benjolan
pada leher.Ketika kondisinya makin parah, penderita
dapat mengalami diare dan BAB berdarah.
3. Anthraks pernapasan

Gejala awal anthraks jenis ini menyerupai gejala penyakit


flu, seperti demam, nyeri menelan, nyeri otot, dan
kelelahan.Gejala lanjutannya berupa sesak napas hingga
syok.Anthraks pernapasan dapat menyebabkan
peradangan selaput otak dan saraf tulang belakang
(meningitis).
Penularan Penyakit Anthrax pada Manusia

Seseorang dapat terkena penyakit


anthrax dalam waktu sekitar 1 hingga 5
hari setelah terpapar bakteri
anthrax.Ketika sudah berada di dalam
tubuh, bakteri anthrax akan berkembang
biak lalu menghasilkan racun yang dapat
menyebabkan penyakit anthrax.
Pencegahan dan penanggulangan antraks

 Penanggulangan

Penyakit anthrax bisa disembuhkan dengan pemberian antibiotik dan


zat anti racun untuk menetralkan racun dari bakteri anthrax.Namun,
meski sudah dilakukan pengobatan, komplikasi yang fatal akibat
infeksi anthrax kadang masih juga terjadi.
 Pencegahan

1. Melakukan vaksinasi anthrax pada manusia dan hewan ternak.

2. Menghindari kontak langsung dengan hewan ternak atau hewan liar


yang belum divaksin.

3. Memasak daging hingga benar-benar matang.


Kesimpulan

Antraks adalah penyakit yang disebabkan Bacillus


anthracis .Penyakit ini dapat menyerang hewan
domestik maupun liar, terutama hewan herbivora,
seperti sapi, domba, kambing, beberapa spesies unggas
dan dapat menyerang manusia.

Anda mungkin juga menyukai