Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk
Anopheles. Secara global, penyebarannya sangat luas yaitu di wilayah antara garis bujur 60° di utara
dan 40° di selatan, meliputi lebih dari 100 negara beriklim tropis dan sub tropis. Penduduk yang
berisiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41% dari penduduk dunia.
Laporan WHO tahun 2005 menyebutkan, di seluruh dunia jumlah kasus baru malaria berkisar 300-
500 juta orang dengan kematian 2,7 juta orang/tahun, sebagian besar anak-anak di bawah lima
tahun yang merupakan kelompok paling Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles.
Di Indonesia yang merupakan negara tropis, malaria tetap menjadi salah satu penyakit menular
utama khususnya di beberapa wilayah yang dinyatakan masih endemis terutama di luar Pulau Jawa
LANJUTAN.......
Penyakit malaria masih ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia. Berdasarkan API, dilakukan stratifikasi wilayah
dimana Indonesia bagian Timur masuk dalam stratifikasi malaria tinggi, stratifikasi sedang di beberapa wilayah di
Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera sedangkan di Jawa-Bali masuk dalam stratifikasi rendah, meskipun masih
terdapat desa/fokus malaria tinggi. Peta Endemisitas Malaria di Indonesia pada tahun 2009 sebagai berikut :
VISI :
Visi pembangunan kesehatan MISI :
Puskesmas Abepura adalah Misi Pembangunan Kesehatan sebagai
“Abepura Sehat Untuk Semua”. Dan berikut :
misi Puskesmas Abepura sebagai • Menyelenggarakan Pelayanan
“Abepura Sehat Untuk Semua” Kesehatan Perorangan dan
Profesional
• Menyelenggarakan Pembinaan
Kesehatan Masyarakat Menjadi
yang Optimal
• Menyelenggarakan Peningkatan
Sistem Manajemen Puskesmas yang
Bermutu
• Menyelenggarkan Advokasi Lintas
Sektoral Melalui Pembangunan
Berawasan Kesehatan.
PEMBAHASAN
1. Data Perkembangan Frekuensi Jumlah Penderita Penyakit Diare 3 Tahun Terakhir (2016-2018)
Gambaran perkembangan jumlah kasus penyakit Malaria di Puskesmas Abepura dari Tahun 2016-2018.
1,400
1320 1301
Berdasarkan Grafik 1 di samping,
menunjukkan bahwa jumlah Frekuensi
1,200
Jumlah Penderita Malaria selama 3 tahun
terakhir yaitu dari tahun 2016 sampai 2018
1,000
mengalami penurunan. Pada tahun 2016
800
sebanyak 1.320 orang, tahun 2017
637
sebanyak 637 orang dan meningkat
600 kembali pada tahun 2018 sebanyak
1.301orang.
400
200
0
2016 2017 2018
Frekuensi Jumlah Penderita Selama 3 Tahun Terakhir yaitu dari Tahun 2016 sampai 2018
900
816
800
Berdasarkan Grafik 2 di samping,
menunjukkan Laporan Data Penyakit
700
Mlaria di Puskesmas Abepuran Menurut
600
504
Jenis Kelamin Tahun 2016. Dimana Jenis
500
Kelamin Laki-laki Memiliki Jumlah Tertinggi
dengan 816 Penderita, Sedangkan
400
Perempuan sebanyak 504 Penderita
300 dengan total keseluruhan 1.320 Penderita
200
di tahun 2016.
100
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Laporan Penyakit Malria Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Pada Tahun 2016
40
Puskesmas Abepuran Tahun 2017.
39
40 35
33
36 Menunjukkan Jumlah Penderita Tertinggi
32
Terjadi pada bulan April sebanyak 61
30
orang, sedangkan terendah ada di bulan
20 September sebanyak 32 orang. Selama
tahun 2017 jumlah Penderita Malaria
10
Dengan Pemeriksaan Lab adalah sebanyak
0 532 orang.
RI RI T L EI NI LI
A A E RI M JU US BE
R
BE
R
BE
R
BE
R
AR AP JU T
ANU B RU M US EM KTO E M EM
J FE AG PT O OV DE
S
SE N
200 187
180 168
160
a. Jenis Kelamin
LAKI-LAKI
38%
PEREMPUAN
62%
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data menjadi bagian integratif dari pelayanan klinik.. Pencatatan dilakukan setiap hari pada saat
pelayanan kepada klien yang berkunjung ke PKM Abepura. Data yang dikumpulkan sesuai dengan jenis layanan yang
dberikan, data dasar yaitu karakteristik klien menjadi mutlak untuk dikumpulkan, selain itu data perilaku berisiko klien
juga wajib dikumpulkan sebagai dasar untuk inervensi program yang efektif.
Pelaksana pengumpulan data di PKM Abepura adalah seorang SKM dimana petugas ini melakukan pencatatan dan
pelaporan di semua unit layanan. Pengumpulan data dilakuan secara pasif dan aktif. Pengumpulan data secara pasif
yaitu menunggu klien mengunjungi layanan, sedangkan pengupulan data secara aktif dilakukan melalui kegiatan
Kunjungan ke rumah-rumah. Adapun tujuan dari pengumpulan data ini meliputi :
Menentukkan kelompok atau golongan populasi yang mempunyai resiko terbesar terkena penyakit malaria
seperti jenis kelamin, umur, pekerjaan dan lain-lain.
Menentukkan jenis agent atau penyebab penyakit malaria dan karakteristiknya.
Menentukka reservoir infeksi malaria.
Mencatat kejadian penyakit malaria, terutama pada kejadian luar biasa.
Pelaksanaan Sistem Surveilans Malaria di Puskesmas Abepura
2. Pencatatan data
Pencatatan data dilakukan secara manual dan komputerisasi. Pencatatan manual dilakukan pada buku register dan
lembar status klien. Setiap klien yang tercatan di rekam medik PKM Abepura memiliki catatan status klien. Setiap
tindakan yang diberikan kepada klien tercatat dengan baik sebagai riwayat pengobatan klien. Data yang dicatat
bervariasi sesuai dengan layanan yang diberikan, diantaranya sebagaiberikut :
Jenis kunjungan : apakah kujungan baru atau lama?
Nama pasien : menggunakan nama sesuai KTP
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat : sesuai dengan wilayah kerja puskesmas atau tidak
Pendidkan :
Pekerjaan :
Status perkawinan :
Status pasangan : apakah masih hidup ataukah sudah meninggal
Pencatatan secara komputerisasi dilakukan secara online dengan menggunakan Sistem Informasi. Sistem pencatatan
ini dilakukan setiap akhir bulan. Laporan harus sudah diterima Dinas Kesehatan Provinsi sebelum tanggal 5 bulan
berikut, utuk diteruskan kepada Kementerian Kesehatan RI dan dilaporkan kepada Presiden setiap tanggal 10
Pelaksanaan Sistem Surveilans Malaria di Puskesmas Abepura
3. Pengolahan data
Pengolahan data juga dilakukan oleh petugas pengumpul dan pencatat.Data diolah berdasarkan indikator Program.
Data diolah secara komputerisasi dimana data diolah menggunakan Program Excel. Data yag diolah disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik. Namun data tidak diolah menjadi informasi epidemiologi, tidak tersedia data yang diolah
menurut karakteristik orang, waktu dan tempat secara lengkap.
5. Diseminasi data/pelaporan
Diseminasi data/pelaporan dilakukan scara rutin yaitu melalui pengiriman laporan bulanan kepada Dinas Kesehatan
Kota
Jayapura yaitu sebelum tanggal 5 bulan berikutnya. Diseminasi data dilakukan oleh kepala puskesmas selaku
pimpinan PKM.
6. Evaluasi
Evaluasi umum surveilens Malaria dilakukan setiap bulan, diintegrasikan dengan pertemuan bulanan bersama
para mitra. Evaluasi surveilens secara khusus dilakukan di tingkat provinsi setiap semester. Evaluasi dilakukan dalam
bentuk validasi data.
Atribut Sistem Surveilans HIV dan AIDS di Puskesmas Abepura
1.Kesederhanaan (Simplicity)
Gambaran kesederhanaan di Puskesmas Abepura, mencakup: jenis laporan untuk menegakkan diagnosis melalui
register rawat jalan dan rawat inap. Laporan surveilans dan laporan masing-masing programer. Penyajian data
dilakukan pada laporan masing-masing Program. Pengolahan data Malaria dilakukan secara manual dan
menggunakan komputer. Analisa data dilakukan oleh penanggung jawab program yang dilanjutkan dengan
pelaporan ke Dinkes Provinsi Papua melalui proyek GF-ATM (Global Fund for HIV/AIDS, Tuberculosis and
Malaria).Waktu pengumpulan data dilakukan setiap saat, analisis setiap bulan dan pelaporannya di laksanakan
setiap minggu pertama bulan berjalan.
2.Fleksibilitas (Flexibility)
Sistem surveilans HIV di PKM Abepura selalu menyesuaikan dengan perubahan baik dalam format pelaporan
maupun dalam penatalaksanaan dengan metode terbaru.Surveilans aktif hanya dilakukan di wilayah kerja masing-
masing PKM, tetapi jika ada permintaan bantuan dari PKM lain baru akan melakukan surveilans diwilayah kerja
PKM lain.
Atribut Sistem Surveilans HIV dan AIDS di Puskesmas Abepura
3. Akseptabilitas (Acceptability)
Setiap komponen yang terlibat dalam surveilans Malaria PKM Malaria terlibat secara proaktif dan penuh tanggung
jawab.Dukungan yang tulus dari petugas kesehatan menyebabnya klien merasa diterima dengan baik.
4. Sensitivitas (Sensitivity)
Sensitivitas dari sistem surveilans dapat dilihat pada tingkat pengumpulan data.Dimana walaupun jumlah kasus
yang banyak, data dapat dilaporkan dengan tepat dan data yang tersedia juga lengkap. Di samping berhasil
menerapkan program TIPK (Tes Inisiatif Petugas Kesehatan), dapat dilihat dari penemuan kasus Malaria dari klien
yang menderita IO (Infeksi Oportunistik) seperti diare, kandidiasis oral, TB dan sebagainya.
6. Kerepresentatifan (Representative)
Pembuatan/rekapan laporan pertahun, laporan bulanan terbagi-bagi perbulan hanya merekap jenis kelamin saja
tidak ada umur yang dicantumkan.Laporan lengkap baik data yang meninggal, ada juga data yang hilang apakah
meninggal atau masih hidup.
1. Puskesmas Abepura merupakan salah satu Puskesmas yang telah menyelenggarakan Layanan Komprehensif dan
Berkesinambungan (LKB). Hal tersebut dapat berjalan baik karena adanya peran serta dari masyarakat, LSM,
kader, KDS yang terintergasi dengan baik.
2. Sistem surveilans Malaria di Puskesmas Abepura meliputi pengumpulan data, pencatatan data, pengolahan data,
analisis dan interpretasi data, diseminasi data/pelaporan dan evaluasi.
3. Manfaat sistem surveilans dipengaruhi oleh beberapa atribut dari sistem tersebut meliputi kesederhanaan
(Simplicity), fleksibilitas (Flexibility), akseptabilitas (Acceptability), sensitivitas (Sensitivity), nilai prediktif positif
(Positive predictive value), kerepresentatifan (Representative), ketepatan waktu (Timelines), kualitas data (Data
Quality) dan stabilitas (Stability).
SARAN
Pelaksanaan sistem surveilans Malaria di Puskesmas Abepura belum berjalan dengan maksimal. Terutama pada
sistem pencatatan dan pelaporan data kasus Malaria, hal tersebut disebabkan oleh karena petugas surveilans
program Malaria di Puskesmas Abepura yang berlatar belakang keilmuwan keperawatan. Untuk menangani
permasalahan tersebut, sebaiknya setiap petugas surveilans memiliki latar belakang keilmuwan Epidemiologi.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA
https://www.depkes.go.id/development/site/jkn/index.php?cid=1883&id=ayo-gebrak-malaria.html
Amiruddin, Ridwan. 2013. Surveilans kesehatan masyarakat. Bogor: PT IPB Press.
CDC.(2015).HIV.Retrieved from http://www.cdc.gov.
He, Na &Duan,Song,etc.(2013).Antiretroviral Therapy Reduces HIV Trnasmission In Discordant Couples In Rural
Yunnan, China.PLOS ONE,Vol.8
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).
(2011). Laporan Pencapaian tujuan pembangunan millennium di Indonesia 2011.
http://www.bappenas.go.id/files/1913/5229/9628/laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indone
sia 2011__20130517105523__3790__0.pdf
tanggal 15 Mei 2016.
WHO. (2013). World Health Stastistics. Italy.Diakses pada
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/81965/1/9789241564588_eng.pdf tanggal 5 November 2013.
https://www.google.com/search?safe=strict&sxsrf
=ACYBGNQN1PNx7t6gsjmfLebd5mOwY3-t9Q%3A1574341769448&ei=iYzWXaWNG8KW4-EPtNmwgAo&q=
pengertian+malaria+menurut+who&oq=pengertian+malaria+&gs_l
=psy-ab.1.2.0l10.19651.23417..25935...1.2..0.138.2097.0j19......0....1..gws-wiz.....10..0i71j35i362i39j35i39j0i67j0i1
31.luMKR4y7VnU
Profil Puskesmas Abepura (2016-2018)