Investigasi Wabah
Oleh :
Kelompok III
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini penyakit lepra lebih disebut sebagai penyakit Hansen, bukan
hanya untuk menghargai jerih payah penemunya, melainkan juga karena
kata leprosy dan leper mempunyai konotasi yang begitu negatif, sehingga
penamaan yang netral lebih diterapkan untuk mengurangi stigma sosial
yang tak seharusnya diderita oleh pasien kusta. Penyakit ini adalah tipe
penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran
pernapasan atas; dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari
luar. Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat progresif, menyebabkan
kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak, dan mata. Tidak seperti
mitos yang beredar di masyarakat, kusta tidak menyebabkan pelepasan
anggota tubuh yang begitu mudah, seperti pada penyakit tzaraath.
Pada tahun 2002 dilaporkan 620.000 penderita kusta di dunia dimana 90%
terdapat di Brasil, India, Nepal dan beberapa negara di Afrika, dengan
angka prevalensi 5 – 15 per 10.000 penduduk. Di Jawa Tengah pada tahun
1998 prevalensi penyakit kusta sebesar 0,72 per 10.000 penduduk. Dari
beberapa daerah di Indonesia prevalensi dari penyakit kusta yang tertinggi
di Papua sebesar (6, 5), Maluku (5, 43) dan NAD (2, 77). Dan terendah di
DIY (0,19), Bengkulu (0,27) dan Sumut (0,33).
B. Tujuan Penyidikan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
B. Kondisi Demografis
Tabel 1
Jumlah dan jenis sarana kesehatan wilayah kerja
Puskesmas Mowila
NO JENIS SARANA KESEHATAN JUMLAH
1 Sarana Kesehatan Pemerintah:
Puskesmas non perawatan 1
Puskesmas Pembantu 3
Polindes 3
2 Sarana kesehatan bersumber daya
masyarakat :
Posyandu 20
D. Telaah Pustaka
1. Patofisiologi Penyakit
b. Faktor Resiko
1) Kontak serumah
2) Daya tahan tubuh
3) Lingkungan padat dan kumuh
E. Hipotesis
1. Bahan
Menggunakan buku register untuk menemukan kasus Kusta.
2. Cara
a. Pengumpulan Data
Data diperoleh dari penelusuran data sekunder yakni buku
catatan/register penderita di Puskesmas Mowila serta keterangan dari
petugas puskesmas.
b. Pengolahan dan penyajian data
Data yang dikumpulkan diolah secara manual dan dianalisa serta
dinterprestasi dan ditampilkan dalam bentuk narasi.
IV. HASIL PENYIDIKAN
A. Pemastian Diagnosa
B. Penetapan KLB
KLB meliputi hal yang sangat luas, maka untuk mempermudah penetapan
diagnosis KLB, pemerintah Indonesia melalui Keputusan Dirjen
PPM&PLP No. 451-I/PD.03.04/1999 tentang Pedoman Penyelidikan
Epidemiologi dan Penanggulangan KLB telah menetapkan kriteria kerja
KLB yaitu :
C. Deskripsi KLB
Pasien tersebut sudah lama menetap di Mowila namun diperkirakan oleh pihak
Puskesmas Mowila bahwa pasien tersebut tertular penyakit Kusta ini saat
pasien bekerja di luar daerah salah satunya pernah bekerja di Malaysia, dan
menurut pihak Puskesmas Mowila yang melakukan wawancara pada pasien
bahwa pasien tersebut saat bekerja di luar kota pernah tinggal dengan
penderita Kusta namun pasien tersebut tidak mengetahui bahwa orang tersebut
penderita Kusta hingga akhirnya dia juga tertular penyakit Kusta.
Mycobacterium leprae merupakan kuman batang tahan asam dan dapat hidup
pada suhu dingin juga tidak dapat dikultur dalam media buatan. Penyakit kusta
diklasifikan menjadi dua yakni penyakit kusta tipe Paucibasiler dan tipe
Multibasiler. Adapun ciri khusus yang dapat membedakan keduanya adalah
pada tipe Multibasiler yaitu Punched out lesion (Lesi berbentuk seperti kue
donat). Pada tipe Paucibasiler ciri khususnya yaitu adanya Central Healing.
Tipe Kusta yang diderita oleh pasien ini adalah multi basiler.
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Puskesmas
Diharapkan puskesmas lebih aktif dalam memberikan himbauan
kepada masyarakat tentang pentingnya keteraturan perawatan dan
pengobatan pada penderita kusta baik melalui media massa maupun
dengan penyuluhan kesehatan.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan dukungan penghargaan
dan dukungan emosional kepada anggota keluarga yang menderita
penyakit kusta, yaitu dengan memberikan motivasi dan penghargaan
kepada penderita kusta untuk melakukan aktivitas fisik serta dengan
memberikan suasana rumah yang nyaman bagi penderita kusta.
3. Penelitian
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut terhadap penderita Kusta di
Wilayah Kerja Puskesmas Mowila.