Disusun oleh:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
A. TIPE KANDANG AYAM LAYER
Jenis kandang ayam petelur dilihat dari konstruksinya terdapat dua jenis, yaitu kandang
1. Kandang Postal
Kandang postal adalah jenis kandang dimana sistem pemeliharaan dari ayam yang
disatukan dalam bentuk kelompok dalam suatu luas kandang tertentu. Setiap ekor ayam
memiliki ruang gerak seluas kurang lebih 250 cm2. Kandang postal dibagi menjadi dua yaitu
Kandang postal litter mempunyai lebar 6 – 8 meter dan tinggi kandang sekitar 2 – 3
meter pada bagian samping dan tinggi tengah sekitar 5 – 6 meter. Tinggi kandang
mempunyai pengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam kandang. Jika sirkulasi udara di
dalam kandang lancar maka suhu kandang akan sejuk dan ayam tidak mengalami kepanasan.
Kepanasan akan menyebabkan ayam menjadi lemah, mudah terserang penyakit dan bisa
menyebabkan mortalitas (kematian). Sedangkan untuk tepi atap mempunyai lebar 1,25 – 1,40
Pemilihan kandang bisa disesuaikan dengan lokasi peternak. Salah satu kandang yang
sering digunakan adalah kandang tipe postal dengan alas dari campuran sekam dan pasir.
Untuk lantai kandang postal tersebut terbuat dari tanah atau dari semen yang diplester. Pada
bagian dinding menggunakan papan atau bambu yang pada bagian atas dipasang kawat ram
Lantai Kandang Litter merupakan kandang yang lantainya terbuat dari bahan padat
seperti semen yang dicampur dengan pasir. Sebelum dilakukan penyemenan peternak dapat
terlebih dahulu melapisinya menggunakan batu yang disusun secara rapi. Setelah itu lantai
kandang disemen. Lalu ketika proses penyemenen selesai peternak dapat menutup lantai
semen tersebut menggunakan sekam padi atau sisa serutan gergaji dan kapur sebagai litter.
Manfaat dari penggunaan sekam padi atau sisa serut kayu adalah dapat menyerap air,
menyerap kelembaban dan mengeringkan, mengurangi kontak antar kotoran dengan unggas
secara langsung selain itu dapat memberikan insulasi pada anak ayam atas pengaruh dinding
dari lantai. Pada umumnya kandang litter ditutup dengan plastik di bagian luar dinding
Mengelola Kandang Litter dengan baik yaitu sebelum bibit ayam yang sudah berusia 4
minggu dipindah ke dalam kandang yang sudah diberi litter sekam padi. Sebaiknya litter
tersebut diberikan disinfektan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar membasmi bibit
Kandang Postal panggung atau disebut juga dengan istilah kandang slat mempunyai
lantai yang berlubang dan pada bagian bawah kandang. Serta terdapat tempat untuk
menampung kotoran ayam sehingga ayam tidak bersentuhan langsung dengan kotoran ayam.
Bentuk kandang slat ini umumnya berbentuk memanjang. Lantai panggung terbuat dari kawat
ram atau bambu. Ukuran kandang postal panggung rata-rata memiliki panjang 50 – 100 m
dengan lebar 7 – 10 m.
Kandang panggung bisa digunakan untuk beternak ayam joper dan kondisi lahannya
tidak rata dan berada di daerah dataran tinggi. Dari segi ekonomis lebih menguntungkan
menggunakan kandang litter karena hemat biaya. Peternak juga lebih mudah membersihkan
kandang, jadi tinggal di buang litter nya saja menggunakan sekop. Keuntungan lain
menggunakan kandang postal yaitu ayam akan mempunyai bobot yang lebih tinggi dan
karkas yang dihasilkan lebih padat. Pada umumnya kandang postal litter digunakan untuk
memelihara Ayam Kampung Super pedaging. Sedangkan kandang postal panggung lebih
sesuai digunakan untuk kandang ayam kampung petelur karena telur yang dihasilkannya
lebih bersih.
kandang postal litter. Untuk kandang postal panggung ada tempat untuk membuang kotoran
ayam sehingga ayam lebih bersih. Kotoran tersebut di tampung dibagian bawah kandang
Sedangkan untuk kandang postal panggung mempunyai ukuran yang kurang lebih sama.
Perbedaannya terletak pada tiang kandang. Kandang panggung mempunyai tiang pada bagian
sisinya dan bagian tengah kandang. Pada umumnya kandang postal panggung digunakan
untuk pembesaran Ayam Kampung Super petelur dan ayam petelur agar hasil telur lebih
bersih. Kandang Postal panggung juga biasa digunakan untuk pembesaran ayam potong/
broiler. Untuk pemeliharaan ayam petelur biasaya peternak lebih banyak menggunakan
model kandang kandang battery/ kandang baterai. Karena dengan menggunkaan kandang
baterai, peternak akan lebih mudah untuk melakukan pemantauan terhadap ayam – ayamnya.
kandang battery adalah bentuk kadang yang memiliki modifikasi dari sistem sangkar atau
kurungan yang disusun secara berderet memanjang, Tetapi tidak menutup kemungkinan juga
2. Kandang Baterai
Kandang Baterai merupakan kandang yang memiliki bentuk kotak atau sangkar (cage).
Dalam pembuatannya dapat berbahan dasar bilah – bilah bambu, reng dan kayu (kaso).
Sistem pemeliharaan dengan ini dilakukan dengan menempatkan ayam yang diletakan sendiri
– sendiri dalam satu kandang. Kandang battery sangat baik untuk diterapkan pada
pemeliharaan ternak ayam petelur. Karena kandang ini memiliki sistem ventilasi yang sangat
baik, udara dengan leluasa masuk kedalam sangkar. Untuk lantai kandang ayam petelur
sistem baterai dibuat miring ke depan sekitar 9 derajat atau sekitar 6 – 7 cm. Miringnya lantai
kandang bertujuan untuk mempermudah peternak mengambil telur hasil panen karena setelah
telur dikeluarkan oleh ayam, telur tersebut akan menggelinding ke depan. Kandang baterai
ada dua jenis berdasarkan bentuk dan ukurannya, yaitu sebagai berikut.
Kandang sistem baterai individu (individu cage) merupakan kandang berbentuk sangkar
yang disusun berderet. Setiap ruangan kandang hanya dapat menampung seekor ayam.
-Produksi telur dalam keadaan bersih dan tidak terkena kotoran ataupun sisa pakan
-Ventilasi yang yamg masih alami sehingga udara dapat keluar masuk dengan lancar dan
-Jika peternak terlambat dalam membersihkan kandang akan mengundang banyak lalat
-Mudahnya terjadi kelumpuhan, jika ayam yang dimasukan ke dalam kandang baterai
tersebut belum waktunya atau masih muda. Hal ini dikarenakan kakinya masih lemah
-Kerabang telur sering pecah akibat terbentur batang bambu penampung telur.
Kelemahan dapat diatasi dengan cara menyusun cage secara bertingkat serta memilih
bahan pembuatan cage yang sederhana dan murah (bilah bambu atau anyaman kawat).
Satu cage mempunyai ukuran panjang 45 cm, lebar 20-35 cm, dan tinggi 45 cm. Cage
Kelemahan cage yang terbuat dari bambu adalah kerabang telur sering pecah akibat
terbentur batang bambu penampung telur. Hal tersebut bisa diatasi dengan melapisi batang
bambu penampung telur dengan lapisan karet dibuat seragam dan diatur berderet atau
bertumpuk. Model susunan cage dan jumlah tingkat yang akan digunakan harus
- Susunan cage maksimal terdiri atas tiga tingkat dan tidak melebihi jangkauan tangan
orang dewasa. Dengan demikian susunan ini memudahkan para pekerja dalam memberi
- Susunan cage harus mempertimbankan tinggi, luas kandang dan modal yang tersedia.
Kandang sistem koloni (multiple laying cage) mirip sistem baterai individu, tetapi dalam
satu ruanagn kandang dapat diisi beberapa ekor ayam. Cage ini mempunyai kelebihan yaitu
tempat yang dibutuhkan tidak terlalu luas dan biaya yang dibutuhkan lebih murah jika
Kelemahan model ini adalah mudah terjadi penularan penyakit dan sulit melakukan
pengontrolan. Jika terjadi penyakit pada seekor aam maka penlaran kepada ayam lain lebih
mudah dibanding dengan kandang individual cage. Sulit melakukan pengontrolan produksi,
Beberapa model susunan dan jumlah tingkat kandang baterai sebagai berikut
Tipe V (4 lajur)
Kelebihan: intesitas cahaya matahari yang masuk lebih optimal, sirkulasi udara baik,
Kekurangan: populasi ayam kurang maksimal dibandingkan dengan tipe V yang berisi
6 lajur.
Tipe V (6 lajur)
Kelebihan: intensitas cahaya matahari yang masuk baik, sirkulasi udaranya cukup
baik, dan populasi ayam lebih optimal dibandingkan dengan tipe V yang berisi 4 lajur.
Kekurangan: kandang mudah rusak dan pekerja kandang sulit menjangkau lajur
paling atas.
Kelebihan: populasi ayam sangat maksimal dan intesitas cahaya matahari yang masuk
cukup baik.
Kekurangan: memerlukan lahan yang lebih lebar dibandingkan dengan tipe kandang
V.
Tipe W (8 lajur)
Untuk atap kandang harus dibuat sedemikian rupa agar sirkulasi udara dapat berjalan
dengan lancar dan cahaya matahari juga bisa masuk. Dengan demikian performa ayam
petelur akan lebih maksimal. Maka atap kandang yang baik ialah tipe monitor dimana
terdapat dua sisi dan di bagian puncaknya terdapat lubang ventilasi. Untuk atap kandang bisa
Ayam petelur merupakan jenis ayam yang mampu memproduksi telur dalam jumlah
banyak selama fase produksinya. Ayam petelur yang berkembang saat ini mempunyai 2 tipe
yaitu ayam petelur tipe medium dan tipe ringan. Ayam petelur tipe medium umumnya
mempunyai kerabang telur yang berwarna cokelat sedangkan tipe ringan mempunyai
Ayam petelur tipe ringan : Tipe ayam ini sering disebut dengan ayam petelur putih yang
mempunyai ciri-ciri badan ramping atau kecil mungil, bulunya putih bersih dan berjengger
merah. Ayam tipe ini umumnya berasal dari galur murni White leghorn yang mampu bertelur
lebih dari 260 butir/tahun. Ayam tipe petelur ringan ini sensitif terhadap cuaca panas dan
keributan. Strain yang termasuk tipe ringan antara lain Babcock, Hisex White, Ross White
Ayam petelur tipe medium memiliki ciri-ciri: ukuran badan lebih besar dan lebih kokoh
dari pada ayam petelur tipe ringan, mempunyai perilaku tenang, memiliki bulu cokelat
kemerahan, otot-otot kaki dan dada lebih tebal dan produksi telur cukup tinggi dengan kulit
telur tebal dan berwarna cokelat. Ayam petelur tipe medium disebut juga ayam tipe dwiguna,
ayam dwiguna selain dimanfaatkan sebagai ayam petelur juga dimanfaatkan sebagai ayam
pedaging bila sudah memasuki masa afkir. Strain ayam petelur yang termasuk dalam tipe
medium antara lain Lohman Brown, Hisex Brown, Ross Brown, Dekalb Brown, Hy-Line
Ayam petelur strain Lohman Brown cepat dalam mencapai dewasa kelamin yaitu pada
umur 18 minggu, sehingga 50% produksi dapat dicapai pada umur 140-150 hari, selain itu
juga, berat tubuh strain Lohman pada umur 20 minggu sekitar 1,6-- 1,7 kg dan akhir produksi
1,9--2,1 kg. Puncak produksi strain Lohman mencapai 92--93 %, dengan FCR sebesar 2,3--
2,4 serta tingkat kematiannya sampai dengan 2--6 %. Kelebihan ayam petelur strain Isa
Brown adalah produktivitas tinggi (selain produksi telur juga produksi daging), konversi
ransum rendah, kekebalan dan daya hidup tinggi, dan pertumbuhan yang baik. Ayam petelur
strain Lohman Brown dan Isa Brown menjadi primadona masyarakat Indonesia untuk
Persiapan kandang DOC untuk ayam layer tidak berbeda dengan DOC untuk ayam
broiler, begitu pula perlengkapan kandangnya, sampai mencapai pertumbuhan bulu yang
sempurna. Penempatan tempat makan dan minum juga sama. Sebelum tiba, kandang harus
sudah dibersihkan dengan air bersih yang telah dicampur dengan pembunuh
kuman/desinfektan. Kandang kemudian dibiarkan selama beberapa saat dan tidak bisa
Penggunaan fumigan harus sesuai dengan etika dan aturan pakainya dan harus diperhatikan
dengan benar karena setiap merek dagang memiliki aturan pakai yang berbeda-beda. Sebelum
Waktu istirahat kandang dalam keadaan bersih minimal 2 minggu agar siklus penyakit
mengarungkan pupuk; merapikan tempat pakan dan tempat minum; mematikan aliran listrik;
mematikan saluran air minum; merapikan peralatan kandang lainnya seperti sekat dan
brooder guard; mencuci kandang dengan air kemudian desinfektan; mengapur kandang;
mencuci tirai dan alas litter; menaburkan litter dan memasang peralatan; memasang tirai;
kandang.
Perlengkapan dan peralatan yang harus disediakan untuk fase DOC antara lain adalah
piring untuk pakan anak ayam,galon minuman untuk DOC, dan pemanas untuk DOC. Setelah
ayam memasuki umur dewasa peralatan makan dan minum diganti dengan tempat pakan dan
minum yang khusus dewasa. Kandang juga harus dilengkapi dengan peralatan, seperti tempat
pakan, tempat minum, alat pemanas,alat penerangan, alat sanitasi atau kebersihan.
1. Program penyinaran
Alat pemanas yang dibutuhkan sudah harus masuk ke dalam kandang dua atau tiga hari
sebelum anak unggas tiba dan sudah suci hama dengan disemprotatau difumigasi. Masa
brooding kurang lebih berlangsung 14 hari atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan
ayam itu sendiri. Pemanas sebaiknya dinyalakan sekitar 4-5 jam, idealnya satu hari, sebelum
DOC datang. Tujuannya agar temperatur di sekitar lingkungan sudah hangat secara merata.
Untuk umur 1 – 2 hari 24 jam ; 3 – 7 hari 22 jam ; 2 minggu 18 jam; dan 3 minggu 16
jam. Kelembaban kandang ideal 60 – 70% dengan suhu brooding : usia 0 – 3 hari 32 – 35
cm dari tepi chick brooding/ chick guard dan 8cm di atas litter. Diameter 4 M untuk 500 –
600 ekor dengan tinggi chick guard 50 cm, setiap M2 untuk 40 – 50 DOC.
Adapun program penerangan untuk minggu pertama yaitu secara total selama 24 jam,
dengan intensitas cahaya lampu pijar 40 watt/20m2 dan untuk minggu-minggu berikutnya
2. Pemberian Minum
Pada hari pertama diberikan air minum hangat +- 16 – 20 Celsius, menambahkan gula 20
gram/ 4 liter air minum. Penambahan vitamin C juga baik dengan komposisi 2gr/10 liter air
minum. Pemberian air gula bertujuan agar DOC bisa memperoleh energi dengan cepat.
Kebutuhan air minum tergantung pada temperatur kandang dan aktivitas ayam.
3. Pemasangan Litter
Untuk litter, dapat menggunakan bahan organik yang bersifat menyerap air. Contohnya,
serbuk gergaji, sekam padi, potongan jerami kering, potongan rumput kering atau tongkol
jagung yang dihaluskan. Ketebalan litter pada pemeliharaan anak ayam awalnya hanya
sekitar 5–8 cm. Secara bertahap, litter ditambah sampai mencapai maksimal 10–13 cm.
Untuk ayam dewasa, ketebalan awal 10–13 cm dan secara bertahap ditambah sampai
ketebalan maksimal 20–23 cm. Apabila litter tidak berfungsi sebagaimana fungsinya
sehingga kandang becek dan lembab. Dampaknya, timbul polusi ammonia, berupa bau
kandang yang menyengat. Hal tersebut karena litter terlalu tipis atau populasi terlalu padat.
Alas lantai atau litter harus secara teratur diaduk-aduk dan ditambah ketebalannya, agar
Rekording atau catatan harian adalah catatan tentang segala sesuatu yangterjadi selama
periode pemeliharaan. Biasanya rekording berisi tanggal masukDOC, nama peternak, strain,
kode boks DOC, kondisi DOC, periode pemeliharaan, umur (hari), jumlah pakan, bobot
Mengenal Sistem Berbagai Jenis Brooder Indukan atau brooder berbentuk bundar atau
persegi empat dengan areal jangkauan sekitar 1–3m dengan alat pemanas di bagian tengah.
Alat ini disebut juga “induk buatan” karena fungsinya menyerupai induk ayam, yakni
menghangatkan anak ayam ketika baru menetas. Brooder adalah alat pemanas yang
merupakan salah satu komponen brooding (induk buatan). Beberapa jenis Brooder, yaitu :
bahan bakar gas; 3.Tungku batu bara menggunakan batu bara; 4.Tungku kayu bakar atau
serbuk gergaji. Alat pemanas sudah banyak dijual di toko-toko unggas. Ada yang memakai
sumber energi gas, listrik atau air panas. Pemanas DOC diperlukan selama anak ayam belum
mampu beradaptasi dengan suhu lingkungan. Pemanas yang dapat digunakan adalah bohlam
memanfaatkan kayu bakar atau serbuk gergaji. Karena DOC ditetaskan dengan mesin tetas
dan tidak ada induk ayam yang menghangatkan tubuhnya. Selain itu, perlu dibuat guard chick
atau brooderguard yang berupa seng supaya anak ayam mengumpul untuk menghemat
pemakaian pemanas. Alat pemanas baru yang sekarang umum digunakan yaitu Heater yang
panasnya bisa dikontrol melalui Temtron.Temtron adalah merek produk untuk mengatur suhu
dalam kandang, dengan menentukan mana kipas yang nyala serta kapan pompa cooling pad
Setelah kandang dan peralatan siap, selanjutnya menunggu DOC datang. Hal yang perlu
dilakukan di antaranya:
Peternak harus berkomunikasi dengan bagian pengiriman DOC untuk mengetahui jam
berapa DOC mulai dikirim dan estimasi jam kedatangan DOC di lokasi farm.
Semua anak kandang harus sudah siap di lokasi farm saat hari kedatangan.
Siapkan form recording dan alat yang diperlukan (alat tulis dan timbangan).
Nyalakan pemanas minimal 1-2 jam sebelum DOC tiba (pre-heating) dan atur
panasnya dengan baik agar litter sudah terasa hangat dan suhu area brooding sudah
cukup stabil ketika DOC masuk. Dalam kondisi normal, saat suhu brooding sudah
stabil dan sesuai dengan kebutuhan DOC yaitu sekitar 31-33°C, DOC nantinya akan
Siapkan ransum dan air minum dalam kandang brooder sebelum DOC tiba. Air
minum yang disarankan adalah air dengan suhu hangat kuku efek dari pemanas yang
dinyalakan sehingga akan membuat air minum cocok dengan suhu usus dan tubuh
DOC atau anak ayam yang baru tiba di kandang memerlukan energi pengganti setelah
kehilangan energi akibat proses perjalanan dari hatchery ke kandang. Pemberian suplemen
tambahan sangat dianjurkan agar DOC dapat memperoleh energi atau pengganti cairan tubuh
dengan cepat.
Pemberian air hangat dan air gula sebagai energi penganti saat DOC berada dalam
penambahan zat-zat yang diperlukan ke dalam tubuh baik melalui ransum maupun air
minum. Merupakan suplemen berbentuk cair yang mengandung ekstrak herbal untuk
memulihkan energi pada ayam dan aman digunakan tanpa menimbulkan efek samping dan
• Manajemen pakan diberikan secara disebar di kandang brooding atau di feeding stray,
• Saat pemberian pakan dilakukan pula pembersihan kandang dan mengecekan air
minum
• Mulai umur 7 hari tempat minum harus digantung dan setiap hari tingginya
• Anak ayam harus memperoleh pencahayaan selama 22-23 jam per hari selama 0-7
hari pertama untuk membantu anak ayam menemukan pakan dan air. Jangan gunakan
24 jam terang. Adanya 1-2 jam gelap berfungsi agar DOC punya waktu untuk
beristirahat dan nafsu makannya kembali meningkat ketika lampu dinyalakan (jam
dan sebagai antisipasi jika suatu saat terjadi lampu padam tiba-tiba, sehingga ayam
tidak mati menumpuk. Setelah minggu pertama, mulai kurangi jam terang secara
Fase grower adalah fase pertumbuhan pada jenis ayam petelur yaitu antara umur 6
sampai 14 minggu dan antara umur 14 sampai 20 minggu. Pada umur 14 sampai 20 minggu
pertumbuhan ayam petelur sudah mulai menurun sehingga sering disebut dengan fase
developer (fase perkembangan). Anak ayam yang telah mencapai fase grower berarti telah
melewati masa starter yang kritis. Tata laksana untuk ayam pada fase ini pada prinsipnya
masih sama dengan fase starter, tetapi karena umurnya telah meningkat maka ayam pada fase
Pada fase grower ayam tetap dipelihara dengan sistem postal dan ayam mulai
dipindahkan dari kandang starter ke kandang grower. Pemindahan kandang pada fase ini
dilakukan pada saat ayam berumur 6 sampai 8 minggu. Pemeliharaan dengan pergantian
kandang menjelang fase grower disebut dengan grow lay system. Sistem ini berfungsi untuk
menghemat pemanasan dan mengurangi stres pada ayam karena ayam dipindah sejak awal.
Ada beberapa sistem lain yang bisa dilakukan dengan tidak memindahkan ayam ke kandang
lain, yaitu dengan cara sejak dari fase starter hingga fase grower dipelihara dalam bangunan
kandang yang sama, tetapi kepadatannya dikurangi. Sehingga pemindahan kandang hanya
dilakukan pada saat ayam menjelang berproduksi, yaitu umur 18 sampai 21 minggu.
Pada fase ini juga dilakukan peralihan pakan ayam petelur dari fase starter ke fase
grower. Pertumbuhan ayam fase grower semakin menurun bila dibandingkan dengan fase
starter, sehingga ransum yang diberikan sedikit demi sedikit diganti dengan ransum grower
yang kadar proteinnya lebih rendah daripada fase starter. Pelaksanaan pergantian ransum ini
diselesaikan dalam 2-3 minggu. Jumlah pakan yang diberikan pada setiap ayam grower
sehingga pada bulan ke empat kurang lebih 105 gram. Sebagai persiapan bertelur,
penambahan unsur Ca dalam bentuk grid harus telah diberikan pada saat ayam berumur 20
minggu. Grid ditabur di litter atau pakan sebanyak 3 gram/ekor/minggu untuk meningkatkan
Selama periode grower, lampu dimatikan pada malam hari, sedangkan pada siang hari
cahaya yang masuk ke kandang dikurangi dengan pemakaian paranet (terutama untuk bulan
tertentu ketika panjang penyinaran lebih dari 12 jam dalam sehari dengan intensitas cahaya
yang terlalu tinggi). Pengurangan cahaya akan melambatkan terjadinya dewasa kelamin pada
ayam. Ayam yang terlalu cepat dewasa kelamin akan menghasilkan telur yang lebih kecil
sehingga berat telur yang dihasilkan per ekor ayam lebih rendah. Berat telur rata-rata akan
Tujuan dari fase grower sendiri adalah menyiapkan ayam menjelang dara (pullet) yang
siap bertelur, dengan harapan memperoleh sekelompok ayam yang seragam dan mencapai
berat badan yang sesuai umurnya. Sehingga perlu dilakukan kontrol pertumbuhan dengan
cara penimbangan setiap minggu, mulai umur 5 sampai 35 minggu. Penimbangan sampel
dilakukan minimal 10% dari total populasi untuk mengetahui rata-rata berat badan ayam
apakah sudah sesuai dengan standar dari pabrik dan untuk mengetahui keseragaman. Setelah
diketahui rata-rata ayam, dapat dimasukkan dalam rumus berikut: X ± 10%, rumus ini adalah
yang biasa digunakan di lapangan. Populasi dianggap seragam apabila hasil tes ≥ 80%.
G. MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM PETELUR FASE LAYER
1. Kandang
Fase layer atau fase produksi pada ayam dimulai sekitar umur 18-21 minggu. Jarak
pindah kandang dari fase grower menuju fase layer tidak boleh terlalu dekat dengan umur
produksi karena akan mengakibatkan stress, akibatnya feed intake dan bobot badan sulit
mecapai standar, serta perkembangan saluran reproduksinya akan terganggu. Waktu bertelur
dan puncak produksi akan mundur. Sebelum pindah kandang dipastikan sarana yang
digunakan seperti keranjang ayam maupun peralatan lainnya sudah dibersihkan dan
didesinfeksi. Kandang fase layer juga harus sudah dibersihkan dan didesinfeksi dan
Pemeliharaan ayam petelur fase layer dapat dilakukan dalam kandang sistem litter atau
kandang sistem baterai. Pada kandang sistem litter, luas kandang yang diperlukan untuk tiap
jenis ayam petelur berbeda, tergantung pada besar badan ayam dan temperatur lingkungan.
Temperatur ideal ayam fase layer 22-26oC. Luas kandang yang dibutuhkan ayam petelur tipe
ringan 5-6 ekor/m2, untuk tipe medium 3-4 ekor/m2 dan untuk tipe berat 2-3 ekor/m2.
Pemeliharaan ayam petelur dalam kandang sistem litter tidak boleh terlalu padat karena dapat
menurunkan produksi, kanibalisme, dan angka kematian yang tinggi. Pada kandang sistem
baterai memiliki keuntungan yaitu pemeliharaan lebih mudah, kontrol penyakit lebih mudah,
telur lebih bersih, sifat mengeram dapat dikurangi dan ayam yang dipelihara dapat lebih
banyak. Dalam satu cage bisa ditempati 1 ekor ayam, 2 ekor ayam atau lebih.
Selama fase produksi sebaiknya dalam kandang pemeliharaan diberikan cahaya rata-rata
16 jam/hari dan cahaya tambahan bisa menggunakan cahaya lampu yang tujuannya untuk
20 Minggu 15 9
23 Minggu 16 8
2. Pemberian Pakan
Nutrisi Layer
Sumber: Medion
Ayam petelur fase layer rata-rata mengonsumsi 114-120 gram pakan perhari, sehingga
pemberian pakan tiap hari sekitar 120 gram per ekor ayam. Pakan bisa diberikan sore hari
pukul 16.00-18.00. Air minum merupakan komponen nutrient yang penting karena apabila
menurun. Air minum hanya dibatasi saat-saat tertentu, misalnya sebelum vaksinasi melalui
air minum. Pemberian pakan fase layer diberikan secara ad libitum agar produksi dapat
optimal. Pakan didalam tempat pakan diusahakan selalu kering dan diganti dengan yang baru
setiap hari untuk mencegah timbulnya jamur. Air minum juga diberika secara ad libitum.
Bentuk fisik ransum yang baisanya diberikan pada fase layer yaitu campuran bentuk
tepung dan biji-bijian, ransum seperti ini biasanya jagung giling pecah dengan bungkil kelapa
dan bungkil kedelai yang digiling halus serta dedak halus. Pakan bentuk pellet memiliki
palatabilitas yang paling baik. Penggantian ransum fase grower ke ransum fase layer
diberikan setelah ayam mencapai produksi 5% untuk menghindari stress karena pergantian
pakan.
Vaksin adalah cairan dari bibit penyakit yang telah dilemahkan kemudian diberikan ke
ayam melalui air minum, tetes mata, tetes hidung, tetes mulut, maupun injeksi. Fungsi vaksin
adalah untuk membentukan kekebalan dalam tubuh ayam terhadap suatu penyakit. Vaksinasi
merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menular dengan cara kekebalan
tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Untuk
mencegah reaksi yang tidak diinginkan akibat dari vaksin, pada saat divaksinasi ayam harus
(hari)
memacu
pertumbuhan
Mencegah penyakit
pullorum,
dan memacu
pertumbuhan
vaksinasi
dan memacu
pertumbuhan
10 AI Injeksi
vaksinasi
dan memacu
pertumbuhan
vaksinasi
dan memacu
pertumbuhan
colibacillosis,pullorum
vaksinasi
dan memacu
pertumbuhan
vaksinasi
dan memacu
pertumbuhan
cacingan
Vermixon sirup Air minum
vaksinasi
dan memacu
pertumbuhan
vaksinasi
dan memacu
pertumbuhan
Grower 42 Coryza Injeksi
vaksinasi
dan memacu
pertumbuhan
56 ND - IB + AI ND – IB Air minum
AI Injeksi
vaksinasi
dan memacu
pertumbuhan
vaksinasi
dan memacu
pertumbuhan
vaksinasi
dan memacu
pertumbuhan
vaksinasi
dan memacu
pertumbuhan
colibacillosis,pullorum
vaksinasi
dan memacu
pertumbuhan
vaksinasi
dan memacu
pertumbuhan
pertumbuhan
pertumbuhan
119 AI Injeksi IM
pertumbuhan
pertumbuhan
s.d 7 telur,
(diberikan
bulan
berturut-tut dan mempercepat tercapainya
atau
diselang 4 hari puncak produksi,
puncak
tanpa obat) mencegah kemerosotan
produksi
produksi telur akibat
serangan penyakit
maupun stres
danmeningkatkan
efisiensi penggunaan
ransum
Keterangan :
Pada masa produksi perlu dilakukan vaksinasi ulang AI, ND, maupun IB. Agar
penentuan waktu vaksinasi lebih tepat, sebaiknya dilakukan monitoring titer antibody
setiap bulan.
Pemberian obat cacing diulang setiap 1-2 bulan jika ayam dipelihara pada kandang
postal tanpa slat (langsung berlantai litter) dan diulang setiap 3-4 bulan jika dipelihara
= Vaksinasi
= Pengobatan / kesehatan
= Obat cacing
4. Evaluasi Produksi
Untuk menghitung produksi telur dikenal dengan istilah hen housed production dan hen
day production. Hen housed production merupakan ukuran produksi telur yang didasarkan
pada jumlah ayam mula-mula yang dimasukkan ke dalam kandang (Kartasudjana dan
Suprijatna, 2006). Hen day production dihitung dari jumlah produksi telur hari itu dibagi
dengan jumlah ayam produktif hari itu dikalikan 100%. Puncak produksi hen day berkisar 94-
96%, setelah mencapai puncak produksi, produksi telur akan menurun secara periodik
Kualitas eksterior telur antara lain ditentukan oleh cangkangnya, yaitu meliputi
kebersihan, bentuk, tekstur, dan keutuhan. Egg mass adalah perkalian antara presentase
produksi telur dengan rata-rata bobot telur (Pritchard, 2005). Berat telur sering dipakai
sebagai kriteria seleksi untuk ayam petelur (Kabir dan Haque, 2010). Penggolongan telur
berdasarkan bobotnya ada enam, yaitu jumbo (68,5-70,8 g), ekstra large (63,8-68,4 g), large
(56,7-63,7 g), medium (49,6-56,6 g), small (42,5-49,8 g), dan peewee (35,4-42,4 g) (USDA,
2000). Bobot telur dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu genetik, umur, pakan, sistem
Feed Convertion Ratio (FCR) atau konversi pakan merupakan perbandingan antara
ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. FCR sering disebut
dengan ransum per kilogram telur. Ayam petelur yang baik akan makan sejumlah ransum dan
menghasilkan telur yang lebih banyak daripada jumlah ransum yang dimakannya (Bappenas,
2010). FCR ayam layer pada umur 21-72 minggu adalah 2,1-2,4. Ayam layer tidak layak
dipelihara lagi bila biaya produksi sudah lebih tinggi daripada penerimaan penjualan telur,
sehingga ayam dijual sebagai ayam afkir. Ayam afkir merupakan ayam yang sudah tua
berumur lebih darin 75 minggu atau ayam yang terserang penyakit kronis sehingga
1.1 Etiologi
Penyakit ini dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan tetelo. ND merupakan
penyakit infksius yang disebabkan oleh virus RNA golongan Paramyxovirus. Virus ND peka
terhadap panas, cepat mati pada suhu 50 ͦ C, virus ini dapat tumbuh pada pada telur ayam
berembrio (TAB) umur 9-12 hari pada cairan allantois. Selain itu virus ND juga bisa tumbuh
pada kultur sel fibroblast dan sel ginjal embrio ayam. Virus ND menyerang ungas dan
burung, ayam dengan umur muda lebih rentan dari pada ayam dewasa dan memiliki
Virus ini memiliki beberapa strain yang berbeda (strain Asia, Amerika, Mesogenik,
Lentogenik) dan gejala yang ditimbulkan memiliki sedikit perbedaan. Namun, secara umum
gejala penyakit ini ditandai dengan hilangnya napsu makan, diare yang kadang disertai
dengan darah, lesu, sesak napas, ngorok, bersin, batuk. Gejala syaraf seperti paralisis dan
tortikolis kadang terjadi pada ayam oenderita. Warna tulang dan pial cyanosis. Produksi telur
1.3 Patologi
Perubahan yang disebabkan oleh infeksi virus ini berupa munculnya ptechiae (bitnik-
bintik perdarahan) pada proventrikulus dan nekrosis pada usus. Selain itu juga ditemukan
ptechiae pada preikard, subpleural dan tembolok. Pada saluran pernapasan seperti rhinitis,
1.4 Penularan
Penularan dapat terjadi melalui alat transportasi, pekerja kendang, burung, dan hewan
lain, debu, angin, dan makanan. Penularan ND langsung dari satu hewan ke hewan lain
melalui kontak langsung dengan hewan sakit, sekresi, ekskresi (carian pada saluran
pencernaan dan pernapasan). Virus yang tercampur dalam lendir tahan sampai 2 bulan, dalam
melakukan vaksinasi ND. Vaksinasi dilakukan setiap bulan dimulai dari fase starter/DOC
umur 1-4 hari. Vaksin ND diaplikasikan dalam bentuk tetes mata, sedangkan ND-IB kill
diaplikasikan dengan injeksi pada paha/dada. Pengobatan pada penyakit ini belum ditemukan.
Usaha yang dapat dilakukan untuk menangani adalah dengan membuat keadaan ayam ini
2.1 Etiologi
Avian Influenza merupakan virus RNA tergolong dalam family Orthomyxoviridae. Virus
influenza memiliki dibedakan atas 3 tipe antigen berbeda. Tipe A ditemukan pada unggas,
babi, kuda, manusia. Tipe B pada manusia, dan tipe C pada babi. Virus ini mudah mati oleh
panas, sinar matahari dan desinfektan (deterjen, ammonium kuartener, formalin 2-5%). Strain
virus yang ganas dan menyebabkan flu burung adalah subtype H5N1. Virus ini alami terdapat
pada unggas air (carrier) dan dapat menular pada unggas lainnya termasuk ayam. Virus AI
dibedakan menjadi Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) dan Low Pathogenic Avian
Influenza (LPAI). Ciri HPAI adalah adanya tingkat kematian yang tinggi mencapai 100%.
Gejala yang sering terlihat pada ayam penderita HPAI antara lain adalah jenggerl,pial,
kelopak mata, telapak kaki dan perut yang tidak ditumbuhi bulu terlihat berwanra biru
keunguan. Adanya perdarahan pada kaki berupa bitnik-bintik merah (ptechiae). Keluar cairan
dari mata dan hidung, pembengkakan pada muka dan kepala, batuk, bersin, dan ngorok.
Napsu maka menurun, penurunan produksi telur. Pada LPAI gejala klinis tidak terlihat jelas.
2.3 Patologis
Pada nekropsi yang terlihat adalah perdarahan umum, edema, hiperemi atau ptechiae
pada hamper seluruh bagian tubuh, kondisi ini terkadang sangat sulit dibeakan dengan ND
ganas. Beberapa ciri lesi tipikal dapat berupa edema subkutan pada daerah kepala dan leher,
kongesti dan ptechiae konjungtiva, traea, proventrikulus, tembolok, usus dan lemak
abdominal maupun peritoneum. Bentuk tingan terjadi perandangan pada perbatasan antara
2.4 Penularan
Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dari unggas terinfeksi melalui saluran
pernapasan, konjungtiva, lendir, dan feses. Secara tidak langsung melalui debu, air minum,
pakan, maupun peralatan kendang. Unggas air, seperti entok dan bebek dapat bertindak
sebagai carrier tanpai menunjukan gejala klinis. Penularan secara vertical belum diketahui,
Pencegahan yang dapat dilakukan dalah dengan menjaga kontak dengan hewan penderita
atau membatasi lalu lintas keluar masuk unggas. Selain itu desinfeksi kandnag dan vaksinasi
juga perlu dilakukan pada unggas. Pengobatan untuk penyakit AI belum ditemukan, hanya
1. Colibacillosis
Colibacillosis disebabkan oleh Escherichia coli (APEC) patogen dari keluarga bakteri
Enterobacteriaceae. Penyakit ini sering menyerang ayam petelur usia 4-8 minggu biasanya
ayam-ayam ini mati secara akut setelah timbul gejala klinis seperti colisepticemia, septicemia
selulitis, peritonitis, salpingitis, osteomielitis, infeksi kantung kuning telur dan enteritis.
Kolonisasi terjadi di trakea, caecum dan saluran telur membutuhkan waktu sekitar 21
minggu setelah infeksi. Peradangan di oviduk dapat mengurangi produksi telur dan mortalitas
sporadis.
vertikal terjadi melalui saluran reproduksi induk ayam, yaitu melalui ovarium atau oviduk
yang terinfeksi. Telur yang menetas kemudian akan menghasilkan DOC yang tercemar
bahan/peralatan kandang yang tercemar. Penularan biasanya terjadi secara oral melalui
ransum/air minum yang terkontaminasi feses yang mengandung E. coli atau melalui debu
yang tercemar E. coli. Apabila terhirup oleh ayam, maka bakteri akan menginfeksi saluran
pernapasan ayam.
Pada unggas colibacillosis dapat dikelirukan dengan penyakit sepsis akut yang lain
1.3 Pencegahan
DOC saat sebelum masuk kandang terutama terhadap DOC dengan pusar basah yang
membatasi hilir mudik manusia, mencegah hewan liar dan hewan peliharaan lain
kandang. Debu dalam kandang bisa mengandung 105– 106 E. Coli / gram. Usahakan
Akan lebih baik lagi jika air minum ayam juga disanitasi menggunakan bahan yang
mengandung chloramin T atau klorin. Setelah disanitasi, air minum harus diendapkan
terlebih dahulu selama 6-8 jam. Program penggunaan desinfektan bisa dilakukan
dengan menggunakan variasi bahan desinfektan dengan sistem 3-2-3, yaitu 3 hari
pemberian desinfektan, 2 hari air minum biasa, dan 3 hari pemberian desinfektan lagi.
Hal ini untuk menghindari resistensi terhadap mikroorganisme dan dapat mengganggu
predisposisi colibacillosis (infeksi pernapasan).
1.4 Pengobatan
Culling atau afkir anak ayam yang telah menunjukan gejala sakit parah karena tingkat
Untuk ayam dengan serangan ringan dapat diobati dengan antibiotik untuk bakteri
gram negatif secara peroral. Contoh antibiotic yang dapat digunakan adalah antibiotik
kelompok quinolon. Selain obat via air minum, ada pula pilihan obat yang diberikan
secara injeksi/suntikan dapat dipilih jika ayam telah menunjukkan gejala yang parah
2. Fowl Cholera
Kolera unggas disebabkan oleh bakteri gram negatif Pasteurella multocida. Penyakit ini
biasanya menyerang ayam petelur berusia lebih dari 6 minggu. Penularan penyakit Fowl
Cholera dapat melalui kontak langsung maupun kontak tidak langsung. Kontak langsung
melalui leleran hidung, mulut, dan mata unggas terinfeksi. Sedangkan kontak tidak langsung
melalui pakan, air, dan peralatan terkontaminasi serta melaui vektor P. multocida seperti
tikus Rattus norvegicus.
Perakut
Umumnya gejala awal tidak teramati dan terjadi kematian mendadak pada unggas.
Akut
Gejala klinis dapat diamati beberapa jam sebelum unggas mati. Gejala yang muncul
berupa diare kehijauan dan berbau busuk, unggas lesu, bulu berdiri, anoreksia,
folikel telur membubur dan memenuhi rongga perut, hyperemi pada organ dalam
Gejala klinis diare kehijauan (A), ayam mati dengan jengger kebiruan dan
Pada kasus kronis ditemukan artritis seropurulen pada persendian tarsometatarsus, bursa
sternalis, telapak kaki, rongga peritonium, dan oviduk. Adanya edema pial, pneumonia
fibrinus.
Infeksi kolera unggas seringkali didiagnosa sebagai infeksi Coryza yang disebabkan
2.3 Pencegahan
Meningkatkan daya tahan tubuh ternak melalui ransum berkualitas dan lingkungan
yang nyaman bagi unggas yaitu kadar amonia rendah, tidak berdebu, cukup oksigen,
suhu dan kelembaban sesuai, kepadatan tidak berlebih, ventilasi cukup, serta
pemberian multivitamin untuk meningkatkan daya tahan, mengatasi stres, mencegah
2.4 Pengobatan
Pemberian tetrasiklin kedalam pakan dengan dosis 200-400 gram/ton, kombinasi golongan
sulfa dan trimethoprim seperti Cosumix Plus yang berspektrum luas dan memiliki mode of
action yaitu blockade ganda sintesa asam tetrahidrofolat yang esensial bagi bakteri.
Selain melalui pakan, Cosumix Plus juga dapat diberikan melalui air minum dengan dosis
predileksi utamanya di sinus infraorbitalis. Penyakit ini menyerang ayam petelur usia 6
minggu ke atas. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan produksi sebesar 10-40 % pada
ayam petelur.
Gejala klinis yang ditimbulkan adalah keluarnya eksudat dari hidung seperti pilek. Pada
mulanya eksudat berwarna kuning dan encer (serous), kemudian berubah menjadi kental
disertai nanah dengan bau yang khas (mucopurulent) Gejala klinis lain yang ditimbulkan
penyakit coryza adalah kotornya paruh akibat sisa pakan yang menempel pada eksudat, juga
pembengkakan sinus infraorbitalis yang dapat diamati dari membengkaknya daerah di sekitar
mata ayam. Kadang suara ngorok terdengar dari ayam karena sulit bernapas, akibatnya nafsu
Beberapa penyakit yang memiliki diagnose banding yang mirip dengan coryza antara
lain CRD, fowl cholera, infectious bursal disease, dan penyakit pernafasan lain.
3.3 Pencegahan
misalnya dengan memperbaiki konstruksi kandang, melakukan sistem all in all out, dan
memperhatikan kepadatan kandang sesuai dengan iklim sekitar. Vaksin dapat dilakukan pada
umur 8-10 minggu dan dapat dilakukan booster pada umur 16-18 minggu. Namun, hingga
3.4 Pengobatan
Berbagai macam sulfonamide bekerja secara efektif, namun yang paling aman menggunakan
sulfadimetoxine. Sedangkan antibiotic yang aman dan efektif digunakan adalah eritromisin,
4. CRD
merupakan organisme mirip bakteri (bacteria-like organism). Ayam yang telah sembuh akan
bertindak sebagai pembawa bibit penyakit (carrier) dan sebagai sumber penularan ke ayam
lain yang sehat. CRD dapat menyerang ayam pada semua umur, dengan angka morbiditas
tinggi namum mortalitasnya rendah. Kerugian yang ditanggung peternak yaitu penurunan
produksi telur dan konversi ransum yang meningkat hingga 10-20%. Adanya gangguan pada
sistem pernapasan akibat infeksi CRD kompleks, akan menyebabkan asupan oksigen
berkurang dan proses metabolisme tubuh akan terganggu sehingga pertumbuhan ayam pun
terhambat serta efisiensi ransum menjadi jelek. CRD kompleks juga dapat menyebabkan
merupakan pintu gerbang pertahanan primer tubuh karena di dalamnya terdapat jaringan
mukosa bersilia yang berfungsi menangkap partikel asing yang masuk melalui saluran
pemicu utama masuknya agen penyakit lain seperti virus penyebab IB dan ND. Virus yang
Gejala klinis yang muncul dapat bervariasi, dari subklinis sampai kesulitan bernapas, tergantung
derajat keparahan penyakit. Masa inkubasi berkisar 6 – 21 hari. Gejala klinis yang terlihat antara lain
adalah keluar lendir dari hidung dan ngorok. Gejala lain yang muncul adalah radang pada
konjungtiva mata sehingga bengkak dan berair. Penurunan konsumsi ransum juga terjadi diikuti
dengan perkembangan bobot badan yang berada di bawah standar. Ayam penderita mengalami
gangguan pertumbuhan ataupun penurunan produksi telur. Namun jika sudah berkomplikasi dengan
colibacillosis, maka gejala klinis yang muncul pada ayam umur muda di antaranya ayam terlihat
menggigil, kehilangan nafsu makan, penurunan bobot badan, dan peningkatan rasio konversi
ransum. Anak ayam lebih sering terlihat bergerombol di dekat pemanas. Perubahan patologi
anatomi yang terlihat antara lain rongga dan sinus hidung berlendir. Jika perubahan ini terjadi dalam
waktu yang lama, lendir akan berwarna kuning dengan konsistensi seperti keju. Kantung udara
menjadi keruh atau mengandung lendir. Pada stadium selanjutnya, lendir menjadi berwarna kuning
dan berkonsistensi seperti keju. Eksudat seperti ini juga dapat ditemukan di jantung dan
pericardium.
A B C
Tracheitis (A), leleran hidung (B), pericarditis (C) sebagai gejala klinis CRD
4.2 Diagnosa Banding
CRD dapat dikelirukan dengan snot, kolera unggas, infectious bronchitis, newcastle
disease.
4.3 Pencegahan
Untuk memutus mata rantai bibit penyakit yang masuk ke dalam peternakan maka
program biosekuriti harus diterapkan secara konsisten. Program ini meliputi pengawasan
ketat terhadap lalu lintas ternak, produk ternak, pekerja, peralatan dan kendaraan yang masuk
pekerja, kendaraan serta orang yang masuk ke dalam wilayah peternakan harus diterapkan
dengan ketat. Fumigasi terhadap kandang-kandang yang habis dipakai harus dilakukan dan
terhadap bangkai ayam, telur, kotoran ternak serta pakan yang terkontaminasi agen infeksi
harus dilakukan.
Vaksinasi merupakan program yang tepat untuk pencegahan. Generasi awal program
vaksinasi dimulai dengan pengembangan vaksin bakterin atau killed vaccine. Vaksin ini
4.4 Pengobatan
Pengobatan biasanya dilakukan dengan menggunakan antibiotika makrolid seperti
tiamulin, tylosin, lincomycin, oxytetracyclin dan enrofloxacin yang memiliki daya kerja
menghambat sintesis protein. Pengobatan yang terus menerus dengan obat yang sama tidak
disarankan, karena dapat menyebabkan resistensi serta meninggalkan residu yang berbahaya
J. ENDOPARASIT
Parasit yang dapat menyerang ayam khususnya layer dibedakan menjadi endoparasit dan
ektoparasit. Parasit yang hidup di dalam tubuh hospes dikenal dengan istilah endoparasit,
Koksidiosis atau yang sering disebut sebagai berak darah adalah penyakit parasit
protozoa yang menyerang saluran pencernaan ayam bagian usus halus, usus besar, dan
sekum. Jumlah kasusnya adalah yang paling tinggi. Penyakit koksidiosis disebabkan oleh
parasit protozoa yang berasal dari genus Eimeria. Gejala dari infeksi Eimeria adalah diare
berdarah, kurang napsu makan, sayap terkulai dan kekurusan. Mortalitas biasanya tinggi
dengan mengatur sistem ventilasi udara yang baik, pengaturan kepadatan kandang yang
sesuai dengan kapasitasnya, penyediaan tempat pakan dan minum yang cukup. Khusus untuk
pengaturan tempat air minum, sebaiknya diusahakan menggunakan model nipple drinker,
sehingga tidak banyak air yang tumpah ke litter. Hal ini akan mengurangi resiko kelembaban
yang tinggi dalam litter. Pemberian koksidiostat juga dapat menjadi salah satu pencegahan.
Pengobatan menggunakan obat sulfa seperti sulphonamide, sulphamezathine,
Malaria like Disease atau yang lebih tepat disebut leucocytozoonosis, adalah penyakit
yang disebabkan oleh protozoa leucocytozoon sp. yang hidup di jaringan maupun sel-sel
darah. Gejala klinis leucocytozoonosis antara lain munculnya bintik-bintik merah di bawah
kulit dan otot, serta feses berwarna kehijauan. Ayam terlihat lesu, menggigil kedinginan dan
pengendalian vektor yaitu simulium dan cullicoides sp. Pengobatan untuk penyakit
leucocytozoonosis adalah bisa digunakan obat seperti Maladex, Antikoksi, Duoko atau Coxy
Plasmodiosis merupakan penyakit pada unggas yang disebabkan oleh protozoa darah
plasmodium sp. Ayam yang terinfeksi akan mengalami gangguan sirkulasi oksigen berupa
anemia dan perdarahan pada sel endotel, selain itu plasmodiosis juga dapat menyebabkan
gangguan syaraf pusat dan menurunkan produktivitas ternak. Gejala klinis yang ditimbulkan
pada ayam yang terinfeksi yaitu kelemahan, lesu, dyspnae, abdominal distension hingga
kematian. Pencegahan plasmodiosis adalah dengan pengendalian vektor yaitu nyamuk serta
menjaga kebersihan dan sanitasi kandang. Pengobatan dari penyakit ini dapat dilakukan
dengan pemberian chloroquine dan primaquine. Selain itu juga dapat diberikan kombinasi
jenis ini menyerang berbagai unggas, antara lain ayam, kalkun, merpati, burung- burung liar
Pengobatan, mencabuti cacing dari dalam mata dengan menggunakan pinset, tetapi
sebelumnya cacing harus dibunuh terlebih dahulu menggunakan obat bius mata. Lysol 0,05%
dengan cara diteteskan. Tetramisole dengan konsentrasi 10% diberikan satu - tiga tetes pada
mata dapat membunuh cacing dewasa, juga bisa diberikan Tetramisole secara oral dengan
dosis 40 mg / kg.
Syngamus trakhea
Cacing hidup di darah dan menyebabkan trakheitis diffuse atau fokal di tempat
menempelnya. Cacing menyerang berbagai unggas lain seperti kalkun, dengan gejala-gejala,
seperti pernafasan cepat, dyspnoe, head shaking. Pengobatan, Thiabendazole, 0,3 – 1,5 g/kg
0,1% dalam ransum selama 10 – 14 hari, Tetramisole 3,6 mg/kg diberikan selama 3 hari
Tetrameres americana
antara lain : diare, kelemahan dan anemia yang diserta dengan ulserasi mukosa, hemorrhagi,
nekrosis, pembengkakan mukosa. Cacing ini menyerang berbagai unggas lain seperti kalkun,
merpati, puyuh dan itik. Pengobatan, Piperazine adipat dan karbon tetrachoride diberikan
Capillaria annulata
menyebabkan radang mukosa crop dan esophagus. Gejala yng ditimbulkan berupa anemia
Cheilospirura hamulosa
Kebanyakan hidup di sebelah dalam gizzrd dan menyebabkan ulserasi dan nekrosis,
muskulus gizzard.
Ascaridia galli
Ascaridia galli adalah nematoda paling penting yang biasa menyerang ayam.
menyebabkan kematian mendadak akibat perusakan duodenum dan atau jejenum. Ayam
menderita hemoragi enteritis dan ditemukan larva cacing pada kelenjar membran saluran
pencernaan.
Anak ayam lebih peka terhadap cacing Ascaridia galli daripada ayam dewasa. White
Leghorn lebih peka daripada ayam ras yang lain. Lewat umur tiga bulan ayam akan lebih
tahan, hal ini berkaitan dengan meningkatnya sel-sel goblet dalam usus. Cacing muda lebih
banyak menimbulkan kerusakan pada mukosa usus, karena larva cacing cenderung
membenamkan diri pada mukosa sehingga sering menyebabkan perdarahan dan enteritis.
Gejala klinis yang terjadi pada infeksi cacing Ascaridia galli tergantung pada tingkat
infeksi. Pada infeksi berat akan terjadi mencret berlendir, selaput lendir pucat, pertumbuhan
B.
Heterakis gallinarum
Bertanggung jawab terhadap kejadian blackhead pada ayam, karena ovum cacing bisa
Cacing bisa didapatkan dalam jumlah sangat banyak di sekum, sehingga menyebabkan
Echinostoma revolutum
Infeksi yang berat dari E. revolutum menyebabkan kekurusan, kelemahan dan diare pada
ayam. Pada anak ayam menyebabkan perdarahan bercak-bercak pada tempat perlekatan
kandang, menghindarkan kandang dari vektor (induk semang antara) dan ternak liar dan
kandang yang berlebihan, mengusahakan ventilasi kandang yang cukup dan menerapkan
sistim all in all out. Pemberian obat cacing secara rutin juga dapat mencegah kasus terjadinya
helminthiasis, pada ayam yang dipelihara dalam kandang postal maka pemberian obat cacing
bisa dilakukan mulai umur satu bulan dan diulang setiap bulan sekali. Sedangkan pada ayam
yang dipelihara di kandang baterai pemberian obat cacing setiap tiga bulan sekali. Pemberian
obat cacing akan lebih efektif jika diberikan dua hari berturut-turut. Ayam dipuasakan
terlebih dahulu kira-kira selama satu jam sebelum pemberian obat. Obat-obatan yang bisa
Railletina sp.
Gejala klinis akibat cacing ini dipengaruhi antara lain oleh status pakan atau keadaan gizi
ternak, jumlah infeksi dan umur ayam. Pada beberapa jenis infeksi, gejala umum pada ayam
muda biasanya ditunjukkan oleh adanya penurunan bobot badan, hilangnya napsu makan,
kekerdilan, diare dan anemia. Penurunan produksi telur dan kesehatan secara umum juga
Railletina cesticillus menyebabkan degenerasi dan inflamasi villi selapit lendir usus di
tempat menempel ujung kait rostellum dan dalam keadaan infeksi berat dapat menyebabkan
kekerdilan. Cacing Cestoda ini paling umum didapati pada ayam dengan kerusakan berupa
enteritis haemorrhagia. Cacing ini menyebabkan degenerasi dan peradangan pada vili-villi
tetragona dapat menyebabkan penurunan bobot badan dan produksi telur pada ras-ras ayam
tertentu.
mencegah infeksi ulangan dan pengobatan ayam yang terinfeksi untuk membasmi cacing
tersebut. Pengobatan terhadap cacing pita pada ayam dapat dilakukan dengan butinorat
(dibutiltin dilaurat). Bahan tersebut dilaporkan efektif untuk mengobati penyakit yang
ditimbulkan. Di sam ping itu, dapat juga diberikan beberapa turunan benzimidazol, misalnya
mebendazol, fenbendazol, dan albendazol bersama pakan atau melalui air minum.
Davainea proglotina
Davainea proglotina merupakan cacing pita yang paling pathogen, karena rostelumnya
dipersenjatai kait dan dapat masuk ke dalam villi duodenum, sehingga menyebabkan nekrosis
dan enteritis hemoragika, sehingga menyebabkan penyerapan sari makanan tidak sempurna.
Albendazole dan Oxfendazole atau Dibutyltin dilaurate dengan dosis 500 mg/kg ransum
Menurut Hasanah (2017) Jenis ektoparasit yang ditemukan pada ayam petelur (Gallus
gallus) adalah kutu Menopon gallinae, Menacanthus stramineus, Lipeurus caponis dan
tungau Dermanyssus gallinae. Beberapa tungau lain seperti Knemidocoptes sp. juga dapat
menyerang ayam peterlur. Ektoparasit lain yaitu diptera juga dapat menyebabkan gangguan
penurunan produksi telur pada ayam layer. Diptera seperti M. domestiaca, C. Megacephala
membawa telur dari genus Ascaris, Toxocaris, Toxocara, Trichuris, dan Capillaria. Beahlan
beberapa virus dan bakteri juga teridentifikasi dapat ditransmisikan oleh Diptera, pada M.
enterobacteria seperti Escherichia coli, Citrobacter sp., Proteus mirabilis, Morganella sp.,
1. Kutu (lice)
Infestasi kecil kutu tidak teralalu mengganggu produktivitas tetapi infestasi dengan skala
besar dapat menurunkan performa dan produksi. Gigitan kuru dapat mengiritasi kemudian
dapat memengaruhi ayam sehingga kurang istriahat, kurang makan, ayam akan menggaruk
secara intesif kemudian timbul luka. Produktivitas dapat turun hingga 45% pada infestasi
berat.
Menopon gallinae memakan debris dari kulit dan bulu tapi juga bisa menghisap darah
dari luka. Menopon gallinae ini lebih suka berada di dada, bahu, dan punggung.
Menacanthus stramineus kutu ini berwarna kuning, menyukai kulit yang tidak berbulu seperti
anus. Lipeurus caponis memiliki warna keabu-abuan. Lipeurus caponis sering ditemukan
dibagian dalam bulu sayap, ekor, dan kepala. Kutu ini hanya memakan bagain dari bulu tetapi
begitu intesif.
2. Tungau
Dermanyssus gallinae & Knemidocoptes sp.
Dermanyssus gallinae atau biasa disebut dengan gurem adalah kelompok tungau yang
menghisap darah, bila belum menghisap darah warnanya putih keabuan setelah menghisap
darah warnanya berubah menjadi jingga atau merah tua karenanya disebut tungau merah
ayam. Gigitan tungau ini gatal dan dapat menyebabkan inflamasi pada kulit, kulit dapat
menebal, berkerak, dan bersisik. Ayam secara intensif menggaruk dan menggigiti bulunya
dan menyebabkan kehilangan bulu. Infestasi yang besar juga dapat mengakibatkan
germinativum yang menyebabkan hipertrofi kemudian timbul luka kecil dan muncul eksudat
3. Caplak (Tick)
Argas persicus
Caplak yang sering ditemui pada ayam adalah berasal dari famili Argasidae. Caplak
lunak ini bersifat penghisap darah, maka ayam dapar mengalami anemia dan penurunan
produksi telur. Selain itu caplak juga sebagai alat transmisi berbagai bakteri yang dapat
4. Diptera
Buksn hsnys kutu, tungsu, caplak dan pinjal, tetapi flies atau lalat juga merupkan
ektoparasit yang dapat mengganggu. Beberapa spesies yang sering ditemukan di kandang
ayam adalah M. Domestiaca dan C. Megacephala. Predileksi dari lalat ini adalah di manure
atau feses ayam, sehingga sanitasi yang baik sangat diperlukan. Lalat ini dapat membawa
bakteri-bakteri yang ada di manure di bawa ketempat makan sehingga pakan ayam bisa
terkontaminasi. Flies atau lalat juga mentransmisikan bakteri bakteri yang dapat
membahayakan.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawati, T. Afnan, R. dan Ulupi, N. 2016. Performa Produksi dan Kualitas Telur Ayam
Petelur pada Sistem Litter dan Cage dengan Suhu Kandang Berbeda. Jurnal Ilmu
Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. 4 (1): 197-203.
Riawan, N. 2015. Panen Telur Setiap Hari dari Kandang 100 m2: Agromedia Pustaka, Jakarta
Ustomo, E. 2016. 99% gagal beternak ayam petelur/ Edy Ustomo-Cet.1- Penebar Swadaya.
Jakarta.
Santoso, H., dan Sudaryani. 2011. Pembesaran Ayam Pedaging Hari per Hari di Kandang
Panggung Terbuka. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rahayu, Imam, Titi Sudaryani, Hari Sentosa. 2011. Paduan Lengkap Ayam. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Suprijatna, E., Umiyati, dan A.R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Fadilah. 2013. Super Lengkap Beternak Ayam. Agromedia Media Pustaka. Jakarta.
Tamalludin, F. 2012. Ayam Broiler, 22 Hari Panen Lebih Untung. Penebar Swadaya. Jakarta.
Yohani . 2013. Memaksimalkan Produksi Ayam Ras Petelur. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Hasanah, N. 2017. Identifikasiektoparasit Pada Ayam Petelur (Gallus gallus) di Desa Karang
Sari Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Universitas Lampung
[Skripsi]
Junquera, P. 2018. Lice on Chickens And Poultry And Other Domestic Birds: Biology,
Prevention and Control. https://parasitipedia.net/index.php?option=com_content
&view=article&id=2402&Itemid=2667 [diakses 23 Juni 2020]
Rezende, L. do Carmo, Oliveira, T.M., Teixeira, C.M., Santos, M.A de Souza, Cunha, L.M.,
Silva, M.X., Silva, N.R. de Silva. 2019. Synanthropic Diptera Affecting Layer Poultry
Farms: A Review. Arq. Inst. Biol. vol.86 São Paulo.