Oleh :
2
Etiologi
3
Patogenesis
4
Diagnosa Penyakit
5
Patologi Anatomi
Limpa dan/atau hati dapat mengalami pembesaran dan pada paru-paru dapat
ditemukan pneumonia dan pleuritis fibrous. Kejadian aborsi fetus pada betina
terinfeksi umumnya disertai dengan plasentitis, dimana kotiledon dapat tampak
merah, kuning, normal, atau nekrotik. Daerah interkotiledon dapat tampak basah
dengan penebalan fokal. Dapat juga ditemukan eksudat pada permukaannya.
Lesio purulen hingga granulomatosa dapat ditemukan pada saluran
reproduksi jantan maupun betina, kelenjar mamae, limfonodus supramamari,
jaringan limfoid lainnya, tulang, sendi, serta jaringan dan organ lain. Endometritis
ringan hingga berat dapat ditemukan setelah kejadian aborsi dan pada hewan
jantan dapat ditemukan epididimitis dan/atau orchitis unilateral atau
bilateral. Higroma juga dapat ditemukan pada sendi karpalis, lutut, tarsalis, serta
antara ligamentum nuchae dan os vertebrae thoracic pertama.
(dikutip : http://civas.net/2014/02/23/brucellosis/5/)
6
Pengendalian Penyakit
Pencegahan dan pemberantasan Brucellosis di Indonesia sudah dilakukan
sejak lama namun masih terdapat beberapa wilayah yang belum terbebas dari
Brucellosis. Selain itu Brucellosis sering diabaikan karena gejala klinisnya sering
kali tidak nampak (Pawar et al., 2012).
Pengobatan brucellosis tidak dianjurkan karena tidak ekonomis dan
membutuhkan jangka waktu yang lama. Cara yang paling efektif untuk hewan
dari penyakit brucellosis yaitu dengan vaksinasi (Adjid, 2004). Vaksinasi
merupakan tindakan ekonomi yang paling sering dilakukan untuk mengendalikan
brucellosis di daerah endemik. Vaksin Brucella abortus strain RB51 yang biasa
digunakan untuk vaksin Brucella abortus pada sapi.
7
Daftar Pustaka
Adjid, R.M.A. 2004. Strategi Alternatif Pengendalian Penyakit Reproduksi
Menular untuk Meningkatkan Etisiensi Reproduksi Sapi Potong. 11
urnr_ou. 14(3): 125-132)
Alton, G.G., L.M. Jones, R.D. Angus and J.M. Verger. 1998. Techniques for the
Brucellosis Laboratory. Institut National de la Recherche Agronomiqu
Paris. France.
Anonim. 2014. http://civas.net/2014/02/23/brucellosis/5/ [diakses pada tanggal 25
November2020].
Bret K.P., David L.H, Arthur MF. 2007. Brucellosis. Medical Aspects of
Biological Warfare, Chapter9 : 185-197.
Chaerul Basri, B. S. (2017). Taksiran Kerugian EkonomiPenyakit Kluron Menular
(Brucellosis)pada Populasi Ternak di Indonesia. Jurnal Veteriner, 547-556.
8
Kaufmann AF, Meltzer MI, Schmid GP. 1997. The economic impact of a
bioterrorist attack: are prevention and postattack intervention Programs
justifiable? Emerg Inf. Dis. 3: 83-94.
Pawar, S.K., M.V. Chorpade and R.D Totad. 2012. Brucellosis, an Unusual
Etiology in PUO. Int. Journal of Health Science and Reserch. 2(5):51- 55