KELOMPOK 4A
Oleh:
Hanun Roviqoh Rahmi
NIM. 061923143112
Colibacillosis adalah penyakit infeksius pada unggas yang disebabkan oleh bakteri
gram negatif berbentuk batang pendek, Escherichia coli atau E. coli. Meskipun
bakteri ini secara alami tidak patogen, beberapa strain E. coli memiliki faktor
virulensi yang sangat meningkatkan patogenisitasnya. Mayoritas kasus
colibacillosis disebabkan oleh E.coli yang memiliki sejumlah gen virulensi yang
ditularkan melalui plasmid (PAI). Plasmid yang mengandung PAI ini dikatakan
sebagai ciri khas dari patotipe APEC (Nolan, 2019). APEC merupakan strain
zoonosis yang disebarkan melalui daging dan produk daging olahan dari hewan dan
unggas. Tiga serotipe utama E.coli yang sering ditemukan pada ayam yaitu : O1,
O2, dan O78 (Prihtiyantoro dkk, 2019).
Infeksi E. coli atau dapat terjadi pada ayam pedaging dan petelur dari semua
kelompok umur (Tarmudji, 2003). Pada ayam pedaging umur 4−8 minggu dan
ayam petelur umur ±20 minggu dapat terjadi septikemia akut dan menimbulkan
kematian, yang didahului dengan hilangnya nafsu makan, malas bergerak/inaktif
(Tarmudji, 2003). Organ reproduksi ayam terutama infundibulum yang menderita
colibacilosis akan mengalami kerusakan berupa keradangan yang disebabkan oleh
stres oksidatif karena tidak adanya keseimbangan antara produksi oksidan dan
pertahanan antioksidan (Sabdoningrum dkk,2019).
II. Etiologi
Pada umumnya, E.coli pathogen bersifat beta hemolitik dan sebagian lainnya
bersifat non hemolitik. Berdasarkan karakteristik antigen dari protein strukturalnya,
dikenal beberapa jenis E.coli dengan antigen somatic (O), antigen kapsula (K), dan
antigen flagella (H). Tiga serotipe utama E.coli yang sering ditemukan pada ayam
yaitu : O1, O2, dan O78 (Prihtiyantoro dkk, 2019).
Berdasarkan jenis penyakit yang ditimbulkan bakteri E. coli dikelompokkan
menjadi 4 strain yaitu Enteropathogenic E.coli (EPEC), Enterotoxigenic E.coli
(ETEC), Enterohaemorrhagic E.coli (EHEC), dan Enteroinvasive E.coli (EIEC)
(Byomi, 2017).
Bakteri E.coli masuk ke jaringan tubuh inang dengan cara membentuk koloni
mukosa saluran pencernaan, berkembangbiak, mengivansi sel-sel atau jaringan,
memproduksi toksin yang dapat menyebabkan kerusakan/peradangan organ. Pada
kasus diare yang disebabkan oleh E.coli pathogenesisnya terjadi karena bakteri
tersebut memproduksi toksin LT (heat-labil) dan ST (heat-stabile) yang
menyebabkan akumulasi CAMP dan CGMP sehingga absorbs NaCl menurun dan
sekresi ion klorida meningkat. Hal ini akan menimbulkan peningkatan tekanan
osmotic dan gerak peristaltik lumen usus (Nolan et al., 2019).
Infeksi neonatal pada anak ayam dapat terjadi secara horizontal, dari lingkungan,
atau vertikal, dari induk ayam. Penularan secara vertical terjadi apabila induk ayam
terinfeksi E.coli sehingga menyebabkan ooforitis atau salphingitis. Kemudian
bakteri tersebut menginfeksi telur bagian dalam sebelum proses pembentukan
cangkang. Kontaminasi feses pada kulit telur selama perjalanan telur melalui kloaka
dan setelah bertelur juga diperkirakan menjadi penyebab tercemarnya DOC oleh
E.coli.
Sebelum menetas, APEC menyebabkan infeksi kantung kuning telur dan kematian
embrio. Anak ayam juga bisa terinfeksi selama atau segera setelah menetas. Dalam
kasus ini, kuning telur yang terinfeksi tertinggal, omphalitis, septikemia dan
kematian anak ayam hingga usia tiga minggu terlihat (Kabir, 2010)
Penularan secara horizontal dapat terjadi apabila terjadi kontak langsung dengan
ayam sakit, atau secara tidak langsung melalui kontak dengan bahan/peralatan
kandang yang tercemar. Penularan dapat terjadi secara oral melalui ransum atau air
minum yang terkontaminasi feses ayam yang mengandung E.coli atau melalui debu
yang tercemar E.coli (Retno, 2015).
Gejala klinis colibacillosis pada unggas memiliki gejala yang beragam tergantung
strain bakteri E.coli yang menginfeksi. Strain bakteri E.coli yang sangat virulen bisa
menyebabkan inang sakit dan mati hanya dalam waktu beberapa jam, sedangkan
flok yang terinfeksi strain E.coli yang ringan membutuhkan waktu berhari-hari
hingga menunjukkan morbiditas. Infeksi yang bersifat lokal umumnya hanya
menunjukkan gejala klinis yang lebih sedikit dan ringan dibandingkan dengan
infeksi sistemik (Nolan et al., 2019).
Gambar 4.1 Colibacillosis bentuk diare menyebabkan enteritis pada usus ayam
(A). Cellulitis sebagai bentuk infeksi lokal E.coli di jaringan
subkutan (B). Omphalitis pada DOC (C) (Caza et al., 2011)
A B C
A B C
Daftar Pustaka