Teknologi Reproduksi 1
● Inseminasi Buatan → Sexing semen
○ Hambatan apa yang terjadi?
■ Lubang Vagina → meatus vesical, diverticulum suburethral,
portio vaginal cervicis.
● Transfer Embrio → Sexing embrio
○ Donor
○ Resipien
● Fertilisasi in Vitro → Kloning
○ Ovum pick up → Ovarium banyak dikumpulkan folikel dengan
diameter tertentu kemudian dicoblos dan diambil ovumnya lalu
dieramkan atau dimaturasi dan ditemukan dengan spermatozoa untuk
fertilisasi.
Mempengaruhi infertilitas.
● Spermatogenesis
○ Spermatositogenesis
○ Spermiogenesis
○ Pada manusia 70 hari, pada mencit tidak sampai 35 hari.
○ Muncul ketika sudah pubertas → kemampuan hewan jantan untuk
ejakulasi dan kopulasi.
INGAT!
1. Pada saat IB, sapi dalam keadaan puncak birahi.
2. Jangan pegang ovarium saat waktu IB
3. Inseminator wewenangnya cuma serviks, tidak boleh sampai uterus ataupun ovarium
4. Boleh pakai USG
● Parthenogenesis bisa terjadi pada mamalia tapi amat sangat jarang, yang sering adalah
pada reptil (biawak, komodo, ular) walaupun dilakukan di laboratorium bisa.
● Abang, aboh, anget → Secara teori menunjukkan tanda birahi. Tapi
terkadang ada yg kurang menunjukkan dan bukan kondisi silent heat.
Pertanyaan Terapan
● Disimpan dimana?
● Kenapa?
● Aplikasinya gimana?
● Pada kasus apa?
Hormon Progesteron
1. Penyimpanan di suhu ruang.
➔ Karena progesteron susunan kimianya adalah hormon steroid yang relatif lebih
tahan panas.
➔ Steroid stabil oleh temperatur (thermo stabil) sehingga tidak rusak oleh
temperator.
2. Aplikasi hormon progesteron
○ CIDR → melalui vagina agar progesteron dapat diserap di mukosa vagina. karena
hormon progesteron memiliki ukuran molekul yang lebih kecil. Steroid ukuran
molekulnya kecil dan akan masuk dalam darah melalui vena →
pembuluh darah besar → jantung → hati → ke organ target. Kecuali
PGF2alpha yang langsung ke organ target.
○ Intramuskular
Model untuk merancang setiap tahun sapi itu bisa melahirkan sekali.
● Calving interval. Mulai melahirkan sampai melahirkan kembali = 1 tahun.
○ Normalnya jarak antar melahirkan (calving interval) adalah 400 hari atau 13 bulan
10 hari.
○ Kalau bisa 12 bulan → bagus, 11 bulan → lebih bagus, tetapi
jarang di lapangan. Yang sering adalah 400 hari bahkan satu
tahun atau dua tahun. Kenapa?
● Day open. Sapi potong diperlukan max 100 hari sudah sembuh setelah melahirkan dan
birahi. Sapi perah diperlukan max 60 hari karena sapi perah diperlukan tepat waktu
bunting agar diperoleh puncak produksi dalam 1 tahun.
○ Pada sapi potong tidak ada puncak produksi karena laktasinya tidak banyak dan
cukup untuk anaknya.
○ Terdapat proses involusio uteri yang harus dilewati saat day open. Involusio uteri
adalah kembalinya ukuran dan fungsi uterus agar dapat bunting kembali.
○ Pada manusia disebut nifas.
○ Lamanya involusio uteri adalah 40 hari atau 7 minggu.
○ Manusia dan sapi sama lamanya day open tapi di lapangan banyak yang tidak
sembuh (ada gangguan). Penyebabnya macam-macam.
○ Diharapkan 100 hari sembuh pada kondisi lapangan sehingga dapat birahi.
● Musim kawin. Dikasih 3x siklus harus sudah bunting = 63 hari (21 x 3).
○ Kalau 3x tidak bunting → repeat breeder.
● Laktasi. Setelah melahirkan, sapi potong mampu menghasilkan susu selama 205 hari atau
7 bulan.
○ Di luar jawa, sapinya dilepas dan disusui 7 bulan bahkan 6 bulan.
○ Di jawa, 3-4 bulan sudah disapih karena pemeliharaannya diikat.
○ Proses laktasi inilah yang berpengaruh pada endokrin. Sehingga sapi yang
menyusui lama akan mengalami gangguan reproduksi dan tidak muncul birahi
(anestrus). Anestrus dapat terjadi karena:
1. Kista luteal (Cyst luteal) → sel-sel dalam folikel mengalami
luteinisasi sehingga menebal seperti corpus luteum tapi
bulat. Berbeda dengan corpus luteum.
- Kista luteal dapat terjadi lebih dari satu folikel. Kenapa tidak bisa 1
folikel? Karena pengaruh hormon sehingga semua folikel
terpengaruh.
- Kapan ada satu folikel dan kapan ada lebih dari satu folikel?
Endokrin Birahi
Pertumbuhan folikel hanya 1 selama 1 siklus dan tidak bisa menjawab gelombang folikel apabila
menggunakan model diatas, namun model tsb adalah dasar.
● Hubungan poros hipotalamus, hipofisa dan gonad.
○ Hipotalamus akan mensekresi GnRH.
○ GnRH berfungsi untuk merangsang hipofisis anterior untuk mensekresikan FSH.
○ Kemudian FSH akan merangsang perkembangan folikel di ovarium sehingga
berkembang dan menghasilkan estrogen/estradiol yang akan memberikan
feedback positif ke hipotalamus dan merangsang sekresi GnRH.
○ GnRH kemudian merangsang hipofisis anterior untuk sekresi LH.
○ LH menyebabkan ovulasi sehingga folikel akan menjadi korpus luteum.
○ Korpus luteum yang lisis kemudian akan menghasilkan hormon progesteron yang
akan memberikan feedback negatif ke hipotalamus dan hipofisis anterior.
○ Inhibin berperan untuk menghambat feedback negatif apabila folikel sudah masak
FSH tidak dihasilkan lagi.
● Hipotalamus mengeluarkan GnRH sekresinya dipengaruhi oleh?
- Pada manusia → visual → melihat → mata yang merupakan panca
indera.
- Pada hewan → mata tetapi karena dipengaruhi pencahayaan/sinar.
Sinar yang dibutuhkan per hari adalah 16-17 jam baik ayam petelur maupun
hewan untuk breeding.
Open house 12 jam matahari + 5 jam sinar lampu. Closed house 17
jam sinar lampu. Kalau berlebihan akan menyebabkan superovulasi.
Superovulasi pada ayam → kuning telurnya ada 2 dalam 1 telur
sehingga jumbo. Tidak baik karena akan merusak anus ayam
sehingga harus tepat manajemen sinarnya pada ayam layer.
Pada saat pubertas, GnRH keluar dan folikel sekunder mulai berkembang. Di sel
theca interna folikel sekunder ada reseptor LH, di sel granulosa ada reseptor FSH.
Sehingga FSH dan LH punya masing-masing reseptor.
Folikulogenesis.
FSH dan LH yang bekerja di folikel:
a. Di sel theca internal oleh pengaruh LH maka akan terjadi perubahan
kolesterol menjadi testosteron yang disebut androgenesis. Pada wanita
juga terdapat hormon testosteron. Kalau kelebihan testosteron maka di
wanita akan muncul sifat sekunder laki-laki. Testosteron karena
molekulnya kecil maka dapat berdifusi ke sel granulosa. Di sel granulosa
ada sel reseptor hormon FSH maka akan diubah menjadi estrogen dengan
proses aromatisasi (aromatisasi menghasilkan estradiol estrogen).
Steroidogenesis → kolesterol menjadi estrogen
(androgenesis + aromatisasi).
b. Semua yang tumbuh oleh pengaruh protein. Sehingga pada saat pra puber
ada penurunan GnRH diikuti proses steroidogenesis yang akan
menyebabkan proses gametogenesis menghasilkan ovum (betina) atau
sperma (jantan).
c. Protein yang diperoleh dari estrogen dan FSH maka di sel granulosa akan
dibentuk protein. Oleh kerja estrogen dan LH di sel theca maka akan
terbentuk protein juga yang menyebabkan pertumbuhan.
d. Inhibin → FSH terhambat sehingga tidak akan ada pematangan
folikel. Kenapa ada inhibin? Setiap pertumbuhan folikel awal butuh 8-
40 folikel sekunder yang nantinya akan menjadi 1 folikel de graaf. Untuk
mematikan yang lain, maka FSH harus dibatasi oleh Inhibin. Bukan 1 saja
yang tumbuh, apabila hanya 1 maka tidak akan ada ovulasi karena FSH
dihambat oleh inhibin.
e. Setelah folikel matang → estrogen tinggi → akan
menyebabkan feedback positif pada hipotalamus → GnRH
banyak disekresikan → LH banyak dan FSH banyak.
➔ LH banyak menyebabkan folikel ovulasi.
➔ FSH banyak bersamaan dengan LH sisa ovulasi menyebabkan
tumbuhnya folikel baru setelah birahi atau ovulasi. Sehingga
pertumbuhannya membentuk gelombang.
➔ Umur CL berapa hari, umur folikel berapa hari?
➔ Gelombang folikel 0-21 hari hanya 1 pertumbuhan
folikel, sehingga setelah ovulasi tidak ada folikel
tumbuh. Karena kalau sudah ada CL → progesteron →
feedback negatif → GnRH tidak keluar → tidak birahi.
Tetapi di lapangan 5-10% masih menunjukkan gejala
birahi. Kenapa? Sehingga kalau tidak tahu bunting
kemudian di IB akan menyebabkan abortus. Sehingga
sebelum IB perlu dipalpasi dulu. Sapi bunting dapat
menunjukkan gejala birahi karena ada estrogen dari
folikel.
➔ Pertumbuhan folikel ada 3 tahap.
➔ Gelombang 1 : 0-10 hari.
◆ Saat pra puber ada GnRH → muncul 8-40 folikel
yang aktif disebut tahap Recruitment. Saat palpasi
terasa merintis kecil-kecil.
◆ Sehari setelah recruitment menjadi tahap
seleksi → sebagian mati karena folikel yang
tumbuh menghasilkan inhibin. Jadi kalau 40,
lebih dari setengah nya yang mati.
◆ Seleksi menjadi dominan pada hari ke-5. Butuh 3 hari dari
seleksi ke dominan tumbuh menjadi 1. Folikel yang tumbuh
menghasilkan inhibin sehingga hanya 1 folikel.
◆ Pada hari ke-5, kalau masih dara belum ada CL melanjut
sampai ke 21, melanjut ke 17 baru birahi. Sehingga sapi
dara birahi pertama - ketiga gelombangnya masih 1 karena
belum ada CL.
Karena 1, umur dari ovumnya > normal dan apabila di IB
banyak terjadi kegagalan pada sapi dara. Karena
gelombangnya belum sempurna. Gelombangnya masih 1,
yang normal ada 3 gelombang.
Kalau pernah bersiklus, maka hari ke-5 CL sudah produksi
progesteron. Ukuran CL masih kecil (1-2 mm). Pada hari ke-
5, CL sudah 5-7 mm yang sudah memproduksi progesteron.
GnRH bisa kalau tiap hari disuntik → mahal dan tidak efisien waktu.
● Ovum yang fertil umurnya 16-21 hari, 5 hari digelombang 3 dihasilkan ovum. Maka
gelombang 3 disebut juga sebagai ovulation wave.
Obat sistik luteal : PGF2alpha. Sehingga folikel pecah dan tidak menghasilkan
ovum karena belum dominan.
Saat di lapangan nunggu waktu lama untuk birahi pada kasus sistik luteal dengan
folikel >1. Pengobatan sembuh apabila folikel pecah dan kemudian dilanjutkan
pertumbuhan baru.
3. Fase Dominan
● Pada fase dominan, estrogen tinggi dan inhibin tinggi sehingga
perlu LH tinggi dari GnRH surge yang dipengaruhi oleh estrogen
tinggi → feedback positif hipotalamus → GnRH surge disekresi
untuk ovulasi.
● Apabila periode melahirkan atau laktasi pada fase dominan →
sistik lutealnya hanya 1.
● Obat sistik luteal : PGF2alpha. Sehingga folikel pecah dan menghasilkan ovum
karena sudah dominan.
Folikulogenesis
Perkembangan folikel sekunder menjadi de graaf. Sel theca ada reseptor LH dan sel granulosa
ada reseptor FSH. Perubahan testosteron menjadi testosteron diperlukan IGF 1. Begitu juga
perubahan testosteron menjadi estrogen diperlukan IGF 1. Merupakan protein yang dibentuk di
hati dari makanan. Sehingga pada sapi yang kurus kurang IGF, FSH, LH maka akan terjadi
hipofungsi ovarium.
● LH dan FSH mempunyai fungsi endokrin. Endokrin adalah zat aktif yang dihasilkan
kelenjar atau sel ditranspor melalui darah menuju ke organ target untuk merangsang atau
menghambat fungsi organ target.
Autokrin : Zat aktif yang dihasilkan sel untuk mempengaruhi sel itu sendiri.
Parakrin : Zat aktif yang dihasilkan sel untuk mempengaruhi sel tetangganya dalam 1
organ.
Estrus → 0
CL besar dan hanya 1. Hari ke-14. Folikelnya umur 5 hari sehingga 9+5
itu
umur CL.
hari ke-9.
Exlab Fispro
Dr. Abdul Samik, drh., M.Si. - Senin, 28 Juni 2021
Beberapa penyakit reproduksi dapat bersifat non-infeksius maupun infeksius. Penyakit yang
bersifat infeksius ada yang spesifik dan nonspesifik. Infeksi spesifik dapat disebabkan oleh
bakteri, virus, protozoa, dan jamur.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan reproduksi adalah lingkungan, hormon, genetik,
dan infeksi. Faktor tersebut dapat berdiri sendiri maupun gabungan sehingga dapat
menyebabkan gangguan reproduksi berupa anestrus, infertilitas, kematian embrio, abortus,
mumifikasi, stillbirth, dan kematian pedet.
Waktu terjadinya infeksi yang mempengaruhi performans reproduksi (saat terjadinya IB dan
Kebuntingan).
27
Penyakit reproduksi dapat disebabkan karena proses IB yang tidak lege artis. Mulai saat gun
masuk ke lingkungan uterus, gun yang tidak bersih akan menyebabkan gangguan reproduksi
sampai kalau ada kebuntingan banyak terjadi penyakit infeksius.
Anestrus
1. Hipofungsi ovarium (HP)
● Kedua ovarium bisa ukurannya normal tetapi tidak ada pertumbuhan folikel.
28
○ Pada sapi yang hipofungsi, awalnya pernah bersiklus tetapi karena suatu
hal maka fungsinya menurun.
● CL normal → ada crown atau mahkota seperti jamur dan tengahnya cekung.
Terdapat perkembangan folikel di salah satu ovariumnya.
● CLP → crown pecah, mengecil, dan bulat. Tidak ada pertumbuhan folikel.
● CL atresi/regresi → crown pecah, mengecil dan bulat. Ada pertumbuhan
folikel.
3. Sistik Luteal
35
● Folikel yang tumbuh dibawah prolaktin tinggi sehingga sel-sel folikel mengalami
luteinisasi/menebal dan dindingnya seperti korpus luteum, bentukan bulat tapi tebal dan
tidak ada mahkota/cekungan. Folikel belum ovulasi.
● Kalau proses luteinisasi pada tahap seleksi maka folikel yang tebal >1. Folikel yang tebal
tidak bersamaan maka harus disamakan tebalnya (yang tipis ditebalkan) agar
tebal semua dengan suntik GnRH/LH. Setelah tebal, baru disuntik
dengan PGF2 alpha → pecah semua → diikuti pertumbuhan folikel baru.
● Kalau proses luteinisasi pada tahap dominan maka folikel yang tebal hanya 1. Kalau suntik
PGF2 alpha akan pecah dan diikuti birahi berikutnya. Kapan birahinya? Karena hipofungsi
maka tunggu pertumbuhan butuh waktu 5 hari, hari ke-6 birahi.
● Karena tebal → menghasilkan progesteron → tidak ada folikel tumbuh →
anestrus.
Nimfomani
★ Birahi panjang. Di lapangan, birahi panjang ada 2 yaitu normal dan tidak normal.
★ Birahi panjang tidak normal → nimfomani, ditandai dengan birahi yang
munculnya tidak beraturan (irregular). Sekarang birahi, 3 hari, 7
hari, 10 hari birahi.
○ Nimfomani terjadi karena adanya estrogen tinggi.
○ Estrogen tinggi berasal dari adanya lebih dari 1 folikel yang tumbuh besar. Apabila
dilakukan palpasi maka akan terasa ovarium empuk semuanya karena ada
pertumbuhan folikel yang besar >1.
■ Terjadinya pada tahap seleksi.
■ Kurang LH pada tahap seleksi, seharusnya butuh LH banyak untuk menjadi
dominan.
■ Kurangnya LH sehingga folikel tidak dapat tumbuh menjadi dominan dan
tetap seleksi tetapi membesar karena adanya estrogen.
★ Birahi panjang normal. Sekarang birahi, besok birahi, 3 hari birahi, setiap hari birahi
(reguler).
○ Terjadi pada hasil crossbreed. Contoh: Peranakan Limousin dengan Simental.
★ Selama birahi panjang belum berhenti tidak akan ada ovulasi.
★ Penanganan perlu dilakukan pemecahan folikel.
37
1. Sistik Folikel
● Sistik folikel → nimfomani
● Terapi menggunakan LH.
● Sehingga prosesnya yang tadi ada >1 folikel → akan muncul 1
folikel dominan dan yang lainnya mati.
○ Folikel dominan akan birahi dan ovulasi.
● Pengobatan sistik folikel.
○ Suntik LH/hCG (150 IU/ekor)
○ Tunggu birahi berikutnya
○ IB
● Birahi panjang normal, untuk menghentikan birahi
○ Bersama IB kedua dilakukan suntik LH agar pecah.
2. Repeat Breeder
Silent Heat
★ Silent heat adalah tanda birahi tidak nampak jelas tetapi secara fisiologis
birahi. Siklus normal tetapi folikel de graaf kekurangan estrogen.
★ Dikarenakan kekurangan estrogen.
★ Diagnosa di lapangan → ada folikel 1 matang dominan tetapi
CLnya atresi (tidak ada CL)
○ Diagnosa harus dipalpasi.
○ Harus ada 1 folikel besar dan tidak ada CL karena CL sudah atresi dan
menjadi corpus albicans.
○ Karena tidak ada CL → tidak perlu disuntik PGF2alpha.
○ Karena ada 1 folikel dominan maka perlu diovulasikan dengan
■ Menambahkan estrogen (suntik) dan setelah birahi kemudian
dilakukan IB. atau
■ Suntik LH/hCG bersama dengan IB (tidak nunggu birahi karena
kurang estrogen).
42
Tanya Jawab
1. Sapi di IB, 2-3 hari kemudian keluar darah. Apa nama darahnya?
➔ Metrorrhagia/metestrus bleeding.
2. Kalau ada metrorrhagia apakah berpengaruh pada kebuntingan?
➔ Tidak. Karena metrorrhagia terjadi karena pengaruh estrogen saat estrus tinggi
kemudian masuk metestrus estrogen rendah sehingga setelah vaskularisasi
maksimal kemudian kapiler akan pecah. Saat metestrus yang tinggi progesteron.
Estrogen bersifat vasodilatasi (membesar) sedangkan Progesteron bersifat
vasokontriksi (mengecil dan kontraksi). Pembuluh darah yang pecah di saluran
reproduksi betina yang punya mukosa.
3. Kenapa tidak mengganggu kebuntingan?
➔ Pada saat perdarahan, embrio masih di ampula. Perdarahan akan sembuh sehari
dan implantasi terjadi hari ke-16. Jadi tidak berpengaruh.
4. Sistik korpus luteum tidak patogen.
➔ Sistik korpus luteum terjadi karena CL berkembang akibat
pengaruh LH yang dihasilkan oleh hipofisis anterior. Hipofisis
anterior menghasilkan LH karena pengaruh GnRH yang dihasilkan
oleh hipotalamus. Hipotalamus dan hipofisis anterior tidak
43