Anda di halaman 1dari 7

PERSALINAN NORMAL

Ada tanda-tanda HIS adekuat, bloody show, dilatasi dari servix, effacement

HIS adekuat : Fundal dominance, sinkron dan harmonis, intesitas maksimal, makin sering dan

makin kuat, ada fase relaksasi maksimal, lamanya 45-60 detik

Ibu disarankan buang air kecil terlebih dahulu, letakkan underpad

Pembukaan lengkap dan pada KALA I ibu dilarang mengejan karena bisa kehabisan tenaga

MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA II

1. Ibu ingin mengeran, rasa ingin BAB, perineum menonjol, vulva vagina dan sfinger anal

membuka

MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN

2. Siapkan alat dan bahan: oksitosin 10 unit dan 3 cc spuit pada partus set

3. Pakai celemek bersih

4. Cuci tangan dan lepas semua perhiasan di tangan

5. Pakai 1 sarung tangan steril

6. Ambil oksitosin 10 unit dalam spuit 3 cc yg steril

MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DENGAN JANIN BAIK

7. Membersihkan vulva dan perineum dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan kapas

yang telah disinfeksi tingak tinggi. Kemudian meletakkan sarung tangan steril di larutan

dekontaminasi klorin 0,9% kemudian dilepas --> cuci tangan--> pakai sarung tangan steril

baru

8. Memeriksa pembukaan lengkap dan apabila ketuban belum pecah --> amniotomi
9. Lepas sarung tangan dan rendam sarung tangan steril pada larutan dekontaminasi klorin

0,9% kemudian cuci tangan

10. Cek DJJ bayi dan dokumentasikan pada partograf

MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES PIMPINAN

MENERAN

11. Memberitahukan posisi ibu setengah duduk dan nyaman

12. Memberitahukan keluarga saat fase istirahat pasien diberikan minum air bisa manis bisa

tidak

13. Memberitahukan ibu kalau saat perut terasa mules-mules atau kontraksi, ibu mengejan

dengan tidak mengeluarkan suara. Apabila ibu sudah tidak ada kontraksi, ibu boleh minum

air yang sudah disediakan keluarga ibu

14. Menilai DJJ setiap lima menit

PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI

15. Membuka partus set

16. Jika telah kelihatan kepala bayi, lakukan episiotomi

17. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih di

atas perut untuk mengeringkan bayi

18. Meletakkan kain bersih dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu

19. Pakai sarung tangan steril

MENOLONG KELAHIRAN BAYI

Lahirnya kepala

20. Jika kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu

tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan tidak
menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan

ibu untuk menran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.

21. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain bersih

22. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan sesuai hal itu terjadi: kalau lilitan

longgar di leher, lepaskan. Kalau lilitan erat, mengklemnya di dua tempat dan

memotongnya

23. Menunggu hinga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

Lahir bahu

24. Setelah putar paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi,

menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya

ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan

kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu

posterior.

25. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di

bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan

tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan

lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.

26. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusur tangan dari punggung ke arah kaki bayi untuk

menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-

hati membantu kelahiran kaki

Penangan bayi baru lahir

27. Cek lubang hidung, mulut, telinga, dan anus bayi. Lakukan hisap cairan yang ada di mulut,

tenggorokan, dan hidung bayi. Menilai APGAR SCORE

28. Bungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan kontak kulit ibu-bayi
29. Lakukan penyuntikan Oksitosis 10 Unit secara I.M di 1/3 atas paha kanan ibu bagian luar

atau gluetus, sebelumnya lakukan aspirasi terlebih dahulu

30. Jepit tali pusat menggunakna klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Kemudian diurut tali

pusat ke arah ibu dan pasang klem kedua kira-kira 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu)

31. Mengeringkan bayi, kemudian menyelimuti bayi dengan selimut yang bersih dan kering

32. Lakukan AMD bayi ke ibu

Penegangan tali pusat terkendali

33. Memindahkan klem pada tali pusat

34. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di atas perut ibu, tepat di atas tulang pubis

dan menggunakan tangan untuk melakukan pijat uterus. Memegang tali pusat dan klem

dengan tangan yang lain

35. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada

tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus

dengan cara menekan uterus dengan cara menekan ke arah atas dan belakang (dorso

kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio plasenta. Bila

tidak ada kontraksi uterus, keluarga dan ibu lakukan rangsang puting susu

Mengeluarkan plasenta

36. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari

vulva. Jika plasenta tidak terlepas: mengulangi pemberian oksitosin 10 unit I.M, menilai

kandung kemih kalau bisa pasang kateter. Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.

37. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan

menggunakna kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati
memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Kemudian lakukan massase uterus dan

cek kotiledon pada plasenta apakah ada jaringan yang tertinggal

38. Kemudian jahit perineum yang telah diepisiotomi.

KALA IV PASCA PERSALINAN

39. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit yang

mengalami perdarahan aktif

40. Observasi kontraksi uterus, tinggi fundus uteri, keadaan umum si ibu, dan bayi.

41. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit ibu paling sedikit 1 jam.

42. Berikan salep mata, vitamin K1 1 mg IM di paha kiri anterolateral pada bayi. Berikan

imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral.

KEBERSIHAN DAN KEAMANAN

43. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% unutk dekontaminasi.

Cuci dan bilas peralatan

44. Buang bahan-bahan terkontaminasi ke tempat sampah medis

45. Celupkan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%

46. Cuci kedua tangan

47. Lengkapi partograf dan periksa TTV


MEKANISME PERSALINAN NORMAL

1. Masuknya kepala melintasi PAP dapat kedaan sinklitismus dimana arah sumbu kepala janin

tegak lurus dengan bidang PAP

2. Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil yakni

diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan sirkumferensia

suboksipitobregmatokus (32 cm) sampai di dasar panggul kepala janin berada di dalam

keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang

berjalan dari belakang atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis

dan tekanan intrauterin disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi

yang disebut putar paksi dalam.

3. Rotasi ubun-ubun kecil akan berputar ke darah depan, sehingga di dasar panggul ubun-

ubun kecil di bawah simfisis, dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala

mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his vulva lebih membuka

dan kepala janin makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka

dinding rektum. Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengejan, berturut-

berturut tampak bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu yang disebut defleksi

4. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi yang disebut putar paksi luar

5. Putaran paksi luar adalah gerakan kembali ke posisi sebelum putaran paksi dalam terjadi,

untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.

6. Bahu melintasi PAP dalam keadaan miring.

7. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang

dilaluinya, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada

dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dahulu, baru

kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu, baru

kemudian trokanter belakang.


8. Kemudian bayi lahir seluruhnya

9. Jepit tali pusat di antara 2 cunam pada jarak 5 dan cm, kemudian digunting di antara kedua

cunam tersebut, lalu diikat.

10. Bila bayi telah lahir, uterus mengecil. Partus berada KALA III (Kala Uri).

Anda mungkin juga menyukai