Ada tanda-tanda HIS adekuat, bloody show, dilatasi dari servix, effacement
HIS adekuat : Fundal dominance, sinkron dan harmonis, intesitas maksimal, makin sering dan
Pembukaan lengkap dan pada KALA I ibu dilarang mengejan karena bisa kehabisan tenaga
1. Ibu ingin mengeran, rasa ingin BAB, perineum menonjol, vulva vagina dan sfinger anal
membuka
2. Siapkan alat dan bahan: oksitosin 10 unit dan 3 cc spuit pada partus set
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan kapas
yang telah disinfeksi tingak tinggi. Kemudian meletakkan sarung tangan steril di larutan
dekontaminasi klorin 0,9% kemudian dilepas --> cuci tangan--> pakai sarung tangan steril
baru
8. Memeriksa pembukaan lengkap dan apabila ketuban belum pecah --> amniotomi
9. Lepas sarung tangan dan rendam sarung tangan steril pada larutan dekontaminasi klorin
MENERAN
12. Memberitahukan keluarga saat fase istirahat pasien diberikan minum air bisa manis bisa
tidak
13. Memberitahukan ibu kalau saat perut terasa mules-mules atau kontraksi, ibu mengejan
dengan tidak mengeluarkan suara. Apabila ibu sudah tidak ada kontraksi, ibu boleh minum
17. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih di
18. Meletakkan kain bersih dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
Lahirnya kepala
20. Jika kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan tidak
menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan
ibu untuk menran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.
21. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain bersih
22. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan sesuai hal itu terjadi: kalau lilitan
longgar di leher, lepaskan. Kalau lilitan erat, mengklemnya di dua tempat dan
memotongnya
23. Menunggu hinga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Lahir bahu
24. Setelah putar paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi,
menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya
ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu
posterior.
25. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di
bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan
tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
26. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusur tangan dari punggung ke arah kaki bayi untuk
menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-
27. Cek lubang hidung, mulut, telinga, dan anus bayi. Lakukan hisap cairan yang ada di mulut,
28. Bungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan kontak kulit ibu-bayi
29. Lakukan penyuntikan Oksitosis 10 Unit secara I.M di 1/3 atas paha kanan ibu bagian luar
30. Jepit tali pusat menggunakna klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Kemudian diurut tali
pusat ke arah ibu dan pasang klem kedua kira-kira 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu)
31. Mengeringkan bayi, kemudian menyelimuti bayi dengan selimut yang bersih dan kering
34. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di atas perut ibu, tepat di atas tulang pubis
dan menggunakan tangan untuk melakukan pijat uterus. Memegang tali pusat dan klem
35. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada
tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus
dengan cara menekan uterus dengan cara menekan ke arah atas dan belakang (dorso
kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio plasenta. Bila
tidak ada kontraksi uterus, keluarga dan ibu lakukan rangsang puting susu
Mengeluarkan plasenta
36. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari
vulva. Jika plasenta tidak terlepas: mengulangi pemberian oksitosin 10 unit I.M, menilai
kandung kemih kalau bisa pasang kateter. Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
37. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakna kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati
memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Kemudian lakukan massase uterus dan
39. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit yang
40. Observasi kontraksi uterus, tinggi fundus uteri, keadaan umum si ibu, dan bayi.
41. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit ibu paling sedikit 1 jam.
42. Berikan salep mata, vitamin K1 1 mg IM di paha kiri anterolateral pada bayi. Berikan
43. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% unutk dekontaminasi.
1. Masuknya kepala melintasi PAP dapat kedaan sinklitismus dimana arah sumbu kepala janin
2. Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil yakni
suboksipitobregmatokus (32 cm) sampai di dasar panggul kepala janin berada di dalam
keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang
berjalan dari belakang atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis
dan tekanan intrauterin disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi
3. Rotasi ubun-ubun kecil akan berputar ke darah depan, sehingga di dasar panggul ubun-
ubun kecil di bawah simfisis, dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala
mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his vulva lebih membuka
dan kepala janin makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka
dinding rektum. Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengejan, berturut-
berturut tampak bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu yang disebut defleksi
4. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi yang disebut putar paksi luar
5. Putaran paksi luar adalah gerakan kembali ke posisi sebelum putaran paksi dalam terjadi,
7. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang
dilaluinya, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada
dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dahulu, baru
kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu, baru
9. Jepit tali pusat di antara 2 cunam pada jarak 5 dan cm, kemudian digunting di antara kedua
10. Bila bayi telah lahir, uterus mengecil. Partus berada KALA III (Kala Uri).