Anda di halaman 1dari 8

60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL bokong, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar pusat di antara kedua

la agar pusat di antara kedua klem.Bila bayi tidak bernafas spontan


1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir. lihat penanganan khusus bayi baru lahir
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk (minta ibu untuk tidak meneran dengan nafas pendek-pendek) 29.Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih,
mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah alat Bila didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah membungkus bayi hingga kepala
suntik sekali pakai 3 cc ke dalam wadah partus set. kepala lahir lakukan penghisapan pada mulut dan hidung janin 30.Memberikan bayi pada ibu untuk disusui bila ibu
3. Memakai celemek plastic menggunakan penghisap lendir De Lee menghendaki.
4. Memastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, 19.Menggunakan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka 31.Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
mencuci tangan dengan sabun di air mengalir janin dari lendir dan darah 32.Memberi tahu ibu akan disuntik
5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang di 20.Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin 33.Menyutikan Oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada
gunakan untuk periksa dalam 21.Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran bagian luar paha kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi
6. Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi paksi luar secara spontan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak
dengan oksitosin dan letakkan kembali kedalam wadah partus 22.Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak mengenai pembuluh darah
set.Bila ketuban belum pecah, pinggirkan ½ kocher pada tangan biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah 34.Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm
partus set bawah sampai bahu anterior / depan lahir, kemudian tarik dari vulva
7. Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT secara hati-hati ke atas sampai bahu posterior/belakang lahir. 35.Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah
(basah) dengan gerakan dari vulva ke perineum (bila daerah Bila terdapat lipatan tali pusat yang terlalu erat hingga uterus, sementara tangan kanan memegang tali pusat
perineum dan sekitarnya kotor karena kotoran ibu yang keluar, menghambat putaran paksi luar atau lahirnya bahu, minta ibu menggunakan klem atau kain kasa dengan jarak antara 5-10
bersihkan daerah tersebut dari kotoran), berhenti meneran, dengan perlindungan tangan kiri, pasang cm dari vulva
8. Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah klem di dua tempat pada tali pusat dan potong tali pusat di 36.Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan
lengkap dan selaput ketuban sudah pecah antara dua klem tersebut. sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan kedalam 23.Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan dorso kranial.Bila uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu
larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan bahu janin bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher atau keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu
terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% (bagian bawah kepala) dan ke empat jari pada bahu dan dada / 37.Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat
10.Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus punggung janin, sementara tangan kiri memegang lengan dan bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta ,
selesai pastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit) bahu janin bagian anterior saat badan dan lengan lahir minta ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan
11.Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan 24.Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri menarik tali pusat ke arah bawah kemudian ke atas sesuai
janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia pinggang ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk dengan kurva jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva.
sudah merasa ingin meneran memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di 38.Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta
12.Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk antara kedua lutut janin) dengan hati-hati.Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang
meneran, (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setelah 25.Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah
duduk dan pastikan ia merasa nyaman) lengan kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya
13.Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan arah penolong.nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut selaput ketuban.
yang kuat untuk meneran ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan (bila tali 39.Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus
14.Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm, pusat terlalu pendek, letakkan bayi di tempat yang uteri dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan
memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut memungkinkan) bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik
ibu 26.Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan (fundus teraba keras) selama 15x.
15.Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya bayi kecuali bagian tali pusat 40.Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri,
dibawah bokong ibu 27.Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan
16.Membuka tutup partus set umbilicus bayi.Melakukan urutan tali pusat ke arah ibu dan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotelidon dan
17.Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan memasang klem diantara kedua 2 cm dari klem pertama. selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan memasukkan ke
18.Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan 28.Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan dalam kantong plastik yang tersedia
melindungi perineum dengan dialas lipatan kain di bawah kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali
41.Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN  Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
perenium yang menimbulkan perdarahan aktif.Bila ada INERSIA iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi
robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan BAB II utero plasenter. Rahim akan berkontraksi untuk
penjahitan TINJAUAN PUSTAKA mengeluarkan isi rahim
42.Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan 2.1  KONSEP DASAR PERSALINAN
pervaginam, pastikan kontraksi uterus baik 2.1.1  Pengertian 2.1.3        Kala Persalinan
43.Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi Kala I ( Kala Pembukaan)
larutan klorin 0,5 %, kemudian bilas tangan yang masih yang viable dari dalam rahim kedunia luar baik melalui Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
mengenakan sarung tangan dengan air yang sudah di jalan lahir maupun jalan lain (Prawiroharjo, 2005). pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
desinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya Persalinan Normal menurut WHO adalah persalinan yang Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu :
44.Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal a. Fase Laten
sampul mati persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan.  Dimulai sejak awal kontraksi, menyebabkan
45.Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap
kalinya kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu  Pembukaan serviks < 4 cm
46.Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam lengkap, setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam  Berlangsung < 8 jam
wadah berisi larutan klorin 0, 5% kondisi baik. b. Fase Aktif
47.Membungkus kembali bayi 2.1.2  Sebab- Sebab Terjadinya Persalinan  Frekwensi dan lama kontraksi meningkat
48.Berikan bayi pada ibu untuk disusui 1.      Teori Penurunan Hormon  Pembukaan dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan
49.Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda  1-2 minggu sebelum partus terjadi penurunan kadar kecepatan 1 cm per jam
perdarahan pervaginam dan tanda vital ibu. hormone estrogen dan progesterone. Progesteron bekerja  Berlangsung < 6 jam
50. Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan Kala II (Kala Pengeluaran)
memiliki kontraksi baik dan mengajarkan masase uterus menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
apabila kontraksi uterus tidak baik. timbul his bila kadar progesterone turun. dan berakhir dengan lahirnya bayi. Pada primigravida kala II
51.Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi 2.      Teori Oksitosin berlangsung rata-rata 1,5-2 jam dan multipara rata-rata ½-1 jam.
52. Memeriksa nadi ibu  Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars Tanda dan Gejala Kala II :
53.Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin posterior. Penurunan hormone progesterone akibat tuanya  Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
0,5 % kehamilan akan meningkatkan oksitosin, sehingga kontraksi
54.Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat persalinan dapat dimulai.  Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada
sampah yang di sediakan 3.      Teori Prostaglandin rectum
55.Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan  Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur  Perineum menonjol
menggantikan pakaiannya dengan pakaian bersih/kering kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua.  Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
56.Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan  Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
untuk membantu apabila ibu ingin minum kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. Diagnosis Kala II
57.Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5% Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu  Pembukaan serviks telah lengkap
58.Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% terjadinya persalinan.  Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan 4.      Teori Plasenta Menjadi Tua Kala III ( Kala Pengeluaran Uri)
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%  Plasenta menjadi tua dengan tuanya kehamilan, villi Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
59. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir koriales mengalami perubahan-perubahan, sehingga kadar lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
60. Melengkapi partograf dan memeriksa tekanan darah. estrogen dan progesterone menurun dan menyebabkan Tanda-tanda lepasnya plasenta :
kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan  Perubahan bentuk dan tinggi fundus
kontraksi rahim  Tali pusat memanjang
5.      Teori Distensi Rahim  Semburan darah tiba-tiba.
 Kala IV d. Psikis Ibu  Menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluannya seusai
 Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir Kondisi psikologis ibu akan sangat membantu dalam proses buang air kecil/besar
dua jam setelah kelahiran itu. Setelah lahirnya plasenta, persalinan j. Menggunakan partograf untuk memantau persalinan yang terdiri
periksa : e. Penolong ;
 Kelengkapan plasenta dan selaput ketuban Kemampuan dan ketrampilan penolong dalam memimpin  Pembukaan servik dan penurunan kepala janin setiap 4
 Perkiraan kehilangan darah persalinan jam
 Periksa perineum dari perdarahan aktif 2.1.6  Rencana Asuhan  Kontraksi uterus setiap 30
 Evaluasi kondisi ibu Kala I menit
2.1.4 Tanda-Tanda Inpartu a.       Menyiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi  Tekanan darah dan suhu badan setiap 4
 His teratur, frekwensi minimal 2x dalam 10 menit  Ruangan hangat dan bersih, sirkulasi baik terlindung dari jam
 Penipisan dan pembukaan serviks tiupan angin  Nadi setiap 30
 Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur  Penerangan yang cukup menit
darah  Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu  Produksi urin, aseton dan protein setiap 2
2.1.5 Faktor-faktor yang berpengaruh dalam persalinan dan penolong sampai 4 jam
a.    Power b. Menyiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obat yang  Denyut Jantung Janin setiap 30
Yaitu kekuatan pendorong yang terdiri dari kekuatan his dan daya dibutuhkan menit
mengejan c.  Menjaga privasi ibu antara lain menggunakan penutup atau
Kekuatan His tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan k.  Menyiapkan rujukan apabila didapati salah satu atau lebih
His adekuat pada fase laten bila : seizin ibu penyulit :
 Frekwensi minimal 2 kali dalam 10 menit d. Memberikan dukungan emosional -Riwayat bedah sesar -Persalinan kurang bulan
 Intensitas kuat  Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu -Perdarahan -  Ketuban pecah dengan meconium
 Lama >20 detik seperti suami, keluarga atau teman dekat pervagina -Ketuban pecah lama
His adekuat pada fase aktif bila :  Mendengarkan keluhan ibu -Ikterus -Ketuban pecah pada persalinan
 His teratur, frekwensi minimal 2 kali dalam 10 menit  Memberikan penjelasan tentang kemajuan persalinan, -Anemia berat kurang bulan
 Intensitas kuat, uterus mengeras pada waktu kontraksi, perubahan yang terjadi dan prosedur yang akan -Gawat janin
sehingga tidak didapatkan cekungan bila dilakukan dilaksanakan -Tanda/gejala infeksi -Kehamilan gemelli
penekanan dengan jari e. Membantu pengaturan aktivitas dan posisi ibu -Preeklamsi/
 Lama >40 detik  Posisi sesuai dengan keinginan ibu, jika ingin ditempat hipertensi dalam -Presentasi majemuk
 Daya mengejan tidur anjurkan untuk miring kekiri kehamilan -Tali usat menumbung
Kekuatan mengejan ditentukan oleh :  Sarankan untuk berjalan jika kepala telah engaged -TFU 40 cm/ lebih
 Ada tidaknya reflek mengejan  Ibu diperbolehkan melakukan aktivitas sesuai dengan -Syok
 Otot abdomen dan diafragma kesanggupannya
 Sisten cardiorespirasi f. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his : ibu diminta Kala II
b.      Passage (Jalan lahir) untuk menarik nafas panjang, tahan sebentar, kemudian a.       Mengamati tanda dan gejala kala II
 Tulang dan sendi dilepaskan dengan cara meniup sewaktu ada his b.      Persiapan penolong persalinan : cuci tangan , mengenakan
 Jalan lahir lunak terdiri dari ligament, otot dan jaringan g. Memberikan cukup cairan dan nutrisi untuk memenuhi sarung tangan dan perlengkapan pelindung pribadi
 Keadaan sekitar jalan lahir kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi c.       Memastikan kelengkapan peralatan dan bahan
c.       Passanger h. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong d.      Menganjurkan keluarga untuk mendampingi dan terlibat
 Janin meliputi ukuran kepala, sikap, letak, presentasi, i.  Melakukan perawatan fisik ibu : menjaga kebersihan dan dalam asuhan ibu
posisi kenyamanan e.       Menjelaskan proses kelahiran dan kemajuan persalinan pada
 Kedudukan janin  Membolehkan ibu untuk mandi ibu dan keluarga
 Ketuban dan plasenta
f. Menjaga kebersihan ibu j.        Melakukan rangsang taktil uterus untuk memastikan 1) Bila inersia disertai disproporsi sefalopelvik sebaiknya
 Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi kontraksi uterus baik. dilakukan Sectio Caesarea
 Bila ada darah, lendir atau cairan ketuban segera k. Mengajarkan ibu atau anggota keluarga tentang : 2)  Apabila tidak ada disproporsi sefalopelvik atau disproporsi
bersihkan  Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan sefalopelvik ringan dapat diambil sikap :
g. Membantu ibu memilih posisi yang nyaman saat meneran kontraksi -  Perbaiki keadaan umum penderita, kandung kemih
h. Menganjurkan ibu untuk istirahat diantara his  Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi dikosongkan.
i.  Memberikan ibu cukup minum untuk mencegah dehidrasi 2.2  INERSIA UTERI -   Bila kepala aatau bokong janin sudah masuk kedalam panggul
j.  Mempertahankan agar kandung kemih tetap kosong 2.2.1 Pengertian penderita disuruh berjalan-jalan.
k. Memimpin persalinan His yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat, dan lebih jarang -  Atau berikan oksitosin 5-10 IU dalam 500 cc dekstrosa 5%
l.  Persiapan kelahiran, melahirkan kepala, bahu, badan dibandingkan his yang normal ( Mochtar, 1998). diberikan secara inus intravena dengan kecepatan kira-kira 12
m. Mengeringkan bayi dan menghangatkan dari kepala sampai 2.2.2 Klasifikasi tetes permenit, dinaikkan setiap 10-15 menit sampai 40-50 tetes
seluruh tubuh Inersia dibagi atas : permenit
n.      Melakukan pemantauan : 1)     Inersia uteri primer -  Pemberian oksitosin sebaiknya diberikan beberapa jam saja,
 Nadi tiap 30 menit Kelemahan his timbul sejak dari permulaan persalinan. Kontraksi kalau ternyata tidak ada kemajuan pemberian dihentikan, supaya
 Frekwensi dan lama kontraksi tiap 30 menit uterus lebih aman, singkat dan jarang daripada biasa. Keadaan penderita beristirahat, kemudian dicoba lagi untuk beberapa jam;
 DJJ tiap selesai meneran umum penderita baik dan rasa nyeri tidak seberapa. Hal ini harus kalau masih tidak ada kemajuan lebih baik dilakukan sectio
 Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah dibedakan dengan his pendahuluan yang juga lemah dan kadang- caesarea.
 Apakah ada presentasi majemuk kadang menjadi hilang (false labour) 3) Bila semula his kuat tetapi kemudian terjadi inersia uteri
 Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir 2)    Inersia uteri Sekunder sekunder, ibu lemah dan partus telah berlangsung lebih 24 jam
 Adanya kehamilan kembar yang tidak diketahui Kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat teratur pada primi dan 18 jam pada multi, sebaiknya partus segera
sebelumnya dan dalam waktu yang lama. Dapat ditegakkan dengan melakukan diselesaikan sesuai dengan hasil pemeriksaan dan indikasi
Kala III evaluasi pada pembukaan, pada bagian terendah terdapat kaput obsbstetrik lainnya (ekstraksi vakum atau forsep atau SC).
a. Memberikan oksitosin 10 IU IM pada paha kanan bagian luar dan mungkin ketuban telah pecah. BAB III
sepertiga bagian atas . 2.2.3 Etiologi TINJAUAN KASUS
b.      Melakukan penegangan tali pusat terkendali Kelainan his ditemukan pada :
c.       Massase fundus uteri - Multigravida. 3.1 PENGKAJIAN
Kala IV -  Bagian bawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen MKB : 13 Agustus 2007 Jam : 07.30
a.       Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban bawah uterus misalnya kelainan letak janin, atau disproporsi Reg : 12-51-66
b.      Memperkirakan kehilangan darah sefalopelvik. Ruangan : RB Sakinah
c.       Memeriksa perineum dari perdarahan aktif -  Peregangan rahim yang berlebihan ; pada kehamilan ganda dan Tanggal : 13 Agustus 2007 Jam 08.00WIB
d.      Melakukan penjahitan pada robekan hidramnion 3.1.1 DATA SUBYEKTIF
e.       Menganjurkan ibu untuk minum untuk mencegah dehidrasi -  Gangguan pembentukan uterus pada masa embrional misalnya 1.Identitas
dan menawarkan ibu makanan yang disukai uterus bikornis Nama Istri Ny. S Nama Suami Tn. M
f.       Membersihkan perineum ibu dan mengenakan ibu pakaian -  Pada sebagian kasus penyebab inersia uteri tidak diketahui Umur 29 tahun Umur 28 tahun
yang bersih 2.2.4  Diagnosis Status kawin Kawin Perkawinan Ke 1
g.      Meningkatkan hubungan ibu dan bayi Diagnosis inersia membutuhkan pengalaman dan pengawasan Suku/Bangsa Batak Suku/Bangsa Jawa
h.      Memantau keadaan umum ibu ; tekanan darah, nadi, tinggi yang teliti terhadap persalinan. Pada fase laten diagnosis akan /Indonesia /Indonesia
fundus uteri, kontraksi, kandung kemih, dan perdarahan lebih sulit tetapi bila sebelumnya telah ada kontraksi yang kuat Agama Islam Agama Islam
setiap 15 menit dalam 1 jam dan tiap 30 menit dalam 1 jam dan lama maka diagnosis inersia uteri sekunder akan lebih mudah. Pendidikan D3 Pendidikan SLTA
kedua 2.2.5 Penanganan Tamat
i.        Memantau temperature ibu satu kali tiap jam selama dua Periksa keadaan serviks, presentasi serta posisi janin, turunnya Pekerjaan Perawat Pekerjaan Swasta
jam pertama pasca persalinan kepala janin dalam panggul dan keadaan panggul. Alamat Desa Gempol Pading Rt 01/02 Pucuk
Lamongan kebidan,kemudian dirujuk tanggal 13-8-2007 jam 07.00 WIB Selama hamil ibu BAK 6-7 x/hari berwarna jernih, lancar dan
karena pembukaan tidak bertambah BAB 1x/ hari konsistensi lembek
5.Riwayat Kehamilan , Persalinan dan Nifas Yang Lalu Selama di RS BAK 1 x warna kuning jernih
2.Keluhan Utama Hamil ini Pola Istirahat
Ibu mengeluh kenceng-kenceng 6.Riwayat Ginekologi Selama hamil Ibu tidur siang ±1-2 jam dan malam ± 6-7 jam
3. Riwayat Menstruasi Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seksual, sering terbangun karena BAK
Menarche 13 tahun tidak pernah menderita tumor pada alat kemaluannya, serta tidak Selama di RS Ibu tidak bias istirahat karena perut kenceng-
pernah menderita penyakit menderita infeksi pada alat kemaluan kenceng hilang timbul
Siklus 28 hari 7.Riwayat Kesehatan Yang Lalu Pola Aktifitas
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti seperti TBC, Selama hamil Ibu melakukan pekerjaannya sebagai perawat di
Lama 6-7 hari Hepatitis, penyakit menular seksual serta tidak pernah menderita puskesmas sampai umur kehamilan 9 bulan
penyakit menurun seperti DM, Asma, Hipertensi Selama di RS Ibu bedrest di tempat tidur miring kanan/miring
Dismenorhoe Hari pertama menst 8.Riwayat Kesehatan Keluarga kiri
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada keturunan kembar, Pola Personal Higiene
Sifat darah Cair, tidak bergumpal tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti DM, Asma, Selama hamil Ibu mandi 2-3x sehari, gosok gigi 2x/hari, ganti
Hipertensi, dan tidak ada yang menderita penyakit menular seperti baju dan celana dalam tiap selesai mandi
Warna Merah kecoklatan TBC, Hepatitis Selama di RS Ibu ganti baju menggunakan baju khusus ruang
9.Kebiasaan Selama Hamil bersalin
Jumlah Hari 1-2, 2-3 kotek penuh/hari, hari -          Ibu mengatakan tidak merokok, minum-minuman keras 3.1.1        DATA OBYEKTIF
berikutnya 2 kotek tidak penuh serta jamu-jamuan 1.            Pemeriksaan Umum
Fluor Albus 1-2 hari sebelum menstruasi, -          Ibu tidak pernah tarak makanan, dan pada bulan terakhir Keadaan Baik Tanda-tanda vital
jumlah sedikit warna putih jernih tidak kehamilan ( 9 bulan) ibu senang mengkonsumsi air kelapa muda umum
berbau 10.Hubungan Psikososial Kesadaran Composmentis Tekanan 124/82
HPHT 25 Oktober 2006 o Hubungan dengan suami dan antar anggota keluarga tidak Darah mmHg
ada masalah GCS 4-5-6 Nadi 93 x/menit
HPL 1 Agustus 2007 Ibu sering bertanya kapan bayi lahir dan apakah proses persalinan Tinggi 150 cm RR 24x/menit
dapat berjalan lancar Badan
o Ibu berencana akan menyusui bayinya selama masa cuti Suhu 37oC
4.Riwayat Kehamilan 11.Latar Belakang Budaya
- Ibu mengatakan hamil yang pertama, usia kehamilan 10 bulan, o Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan dalam keluarga yang 2.            Pemeriksaan Fisik
gerak janin dirasakan pada usia kehamilan 5 bulan dapat menghambat kehamilan dan proses persalinan Kulit Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, tidak
- A.N.C : 8 kali di bidan Y o Ibu mengatakan mengadakan acara 7 bulanan pada umur kepala rontok, rambut warna hitam kemerahan ,
Trimester I ibu periksa 2x, pada usia kehamilan 2 minggu dan kehmailan 7 bulan distribusi merata
2 bulan. Ibu mendapatkan vitamin, diminum sampai habis dan Pola Kesehatan Fungsional Sehari-hari Muka Tidak ada odem, tidak ada cloasma
mendapatkan penyuluhan tentang makanan sehat Pola Nutrisi gravidarum
Trimester II Ibu periksa 2 x pda umur kehamilan 5 bulan Selama hamil ibu makan habis 1 piring sedang dengan Mata Tidak ada odem, sclera berwarna putih
mendapatkan TT1 dan 6 bulan mendapatkan TT2 komposisi nasi, sayuran hijau dan lauk pauk bervariasi. Ibu terdapat gambaran tipis pembuluh darah,
Trimester III Ibu periksa 4 x pada umur krhamilan 7 bulan, 8 minum air putih 8-9 gelas / hari , 1 bulan terakhir ibu senang Conjungtiva merah muda
bulan dan 9 bulan tiap 2 minggu sekali. Ibu mendapatkan tablet minum air kelap muda 1 gls/hari Mulut Bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi
besi dan vitamin diminum sampai habis. Sejak tanggal 12-8-2007 Selama di RS ibu makan ½ porsi piring sedang, minum 1 gelas bersih, lidah tidak berslag
pukul 16.30 WIB ibu merasakan kenceng-kenceng dan pergi air putih Hidung Penafasan spontan, tidak ada polip, hidung
Pola Eliminasi bersih
Mulut Bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi Data subyektif : - Ibu mengatakan hamil ke-1, umur 5.    Lakukan observasi CHPB (cortonen dan his tiap 30 menit,
bersih, lidah tidak berslag, tidak ada karang kehamilan 10 bulan penurunan dan bandle tiap 4 jam)
gigi dan tidak ada caries - Ibu mengeluh kenceng-kenceng R/ Cortonen, DJJ <120 dan >160 merupakan tanda gawat
Leher Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe Data obyektif : janin
dan tidak ada ada pembesaran kelenjar tiroid. Leopold I TFU 35 cm, teraba bulat, lunak dan tidak melenting His yang tidak adekuat merupakan tanda inersia uteri
Tidak terdapat bendungan vena jugularis Leopold II bagian kanan teraba bagian datar memanjang Kepala belum masuk PAP indikasi persalinan SC
Dada Bentuk bulat datar, simetris, payudara bagian kiri teraba bagian kecil Lengkaran bandle indikasi terjadinya rupture uteri
asimetris, puting susu menonjol keluar, Leopold III teraba keras, bulat dan tidak bias digoyangkan 6.  Observasi pembukaan dan penurunan bagian terendah janin
hiperpigmentasi areola mammae, bersih Leopold IV bagian bawah sudah masuk PAP 4/5 ( ) tiap 4 jam
tidak ada kotoran, tidak teraba benjolan DJJ 152 x/menit, kontraksi 1x dalam 10 menit R/ Memantau kemajuan dan perkembanagn persalinan
abnormal, konsistensi kenyal, kolostrum lama 20 detik 7.    Persiapan perlengkapan persalinan
belum keluar VT Oleh bidan T : Ø 4 cm, eff. 50%, H I , ketuban (+) , R/ Mempermudah proses pertolongan persalinan bila sewaktu-
Abdomen Bentuk bulat dan pembesaran kearah depan presentasi belakang kepala, UUK Kanan depan waktu terjadi persalinan
sesuai umur kehamilan, terdapat linea nigra 3.3 IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL 8.    Berikan makan/minum bila tidak ada his
dan alba, terdapat striae lividae, kontraksi 1x - Tidak ada R/ Proses persalinan membutuhkan energi sebagai sumber
dalam 10 menit lama 20 detik 3.4 KEBUTUHAN SEGERA tenaga dan mencegah terjadinya dehidrasi
Leopold I TFU 35 cm, teraba bulat, lunak - Kolaborasi dengan dokter obgyn 9.    Lakukan pengosongan kandung kemih
dan tidak melenting 3.5  INTERVENSI R/ Kandung kemih yang penuh dapat mencegah penurunan
Leopold II bagian kanan teraba bagian datar Diagnosa : G1P0000 42 minggu/ T/H/Intrauteri/Pres.Blk kepala
memanjang Kep/Inpartu Kala FaseAktif dengan Inersia Uteri 10.Kolaborasi dengan dokter obgyn dalam pemberian tindakan :
bagian kiri teraba bagian kecil Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 6 jam infus RL drip synto 10 IU 10 tts/menit
Leopold III teraba keras, bulat dan tidak bias diharapkan sudah masuk kala II R/ Fungsi interdependent
digoyangkan KH : Pembukaan 10 cm
Leopold IV bagian bawah sudah masuk PAP Kontraksi uterus 3 x dalam 10 menit lama 3.6    IMPLEMENTASI
4/5 ( ) > 40 detik Jam IMPLEMENTASI
Genetalia Vulva tidak ada odem/ varises, tidak ada Penurunan bagian terendah bertambah 13-8-
luka parut pada perineum 07 Menjelaskan pada ibu/keluarga bahwa keadaan
Anus Tidak ada hemorroid 1.    Jelaskan pada klien dan keluarga tentang keadaan klien dan 08.05 ibu dan bayi baik ; Ø 4 cm, DJJ 152 x/m tapi his
Ekstremitas kemajuan persalinan (kenceng-kenceng) ibu kurang adekuat, ibu
Atas Tidak odem kanan/kiri R/ Dengan pengetahuan yang adekuat, ibu dan keluarga diharapkan tidak cemas.
Bawah Tidak ada odem, tidak ada varises kooperatif dalam pemberian asuhan kebidanan 08.10 Melakukan kolaborasi dengan dokter pemberian
Auskultasi DJJ + frekwensi 152 x/menit dengan 2.    Anjurkan klien tentang posisi miring kekiri uterotonika
menggunakan dopler R/ Dengan posisi miring dapat memperlancar sirkulas darah, - Memasang infus RL ditangan kiri, drip synto 10 IU
Perkusi reflek patella ; tidak terkaji menghindari penekanana aorta yang dapat mengurangi mulai 10 tts/menit
pasokan O2 08.15 - Memberikan O2 pada ibu
3. Pemeriksaan Dalam 3.    Anjurkan dan anjurkan teknik relaksasi saat his timbul Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
Oleh bidan T : Ø 4 cm, eff. 50%, H I , ketuban (+) , presentasi R/ Teknik relaksasi memperlancar sirkulasi darah 08.20     Ibu makan ½ piring sedang, minum ½ gelas air
belakang kepala, UUK Kanan depan menurunkan ketegangan otot (100 cc)
3.2 INTERPRETASI DATA DASAR 4.    Lakukan observasi TTV (tekanan darah dan suhu tiap 4 jam 09.00 Mengajarkan dan menganjurkan teknik relaksasi
Diagnosa : G1P0000 42 minggu/ dan nadi tiap 30 menit) dengan menarik nafas panjang dan
T/H/Intrauteri/Pres.Blk Kep/Inpartu Kala FaseAktif dengan R/ Suhu dan nadi meningkat merupakan tanda dari dehidrasi menghembuskan pelan-pelan
Inersia Uteri 09.30 Melakukan observasi TTV dan CHPB
          Nadi 88 x/menit, Cort 140 x/menit, His 2x/10 - Berikan minum saat his tidak ada Ibu dipimpin meneran sejak jam 11.00-12.00, tidak
10.00 menit lam 20 detik, VT Ø 4 cm, eff 50%, H I, - Berikan dukungan pada ibu ada kemajuan persalinan
ketuban + - Pimpin persalinan kala II secara bersih dan aman Advise dokter : persalinan SC
Melakukan observasi cortonen-his - Periksa kondisi ibu, janin serta kemajuan A : G1P0000 42 minggu/ T/H/Intrauteri/Pres.Blk
          His 3x/10 menit lama 35 detik, DJJ 135 persalinan
Kep/Inpartu Kala II Lama Pre Operasi
10.30 x/menit - Perawatan dan penanganan bayi baru lahir
Amniotomi oleh bidan T ketuban jernih, jumlah ± I :
300 cc P : - Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang risiko,
          VT Ø 6 cm, eff 75%, H II, UUK kanan depan, manfaat dan prosedur operasi
Keluar cairan dan lendir darah - Berikan inform consent
          His 3x/10 menit lama 40 detik DJJ 140 x/m, - Anjurkan ibu puasa
Nadi 88 x/m Tangg - Advise dokter : persiapan operasi
Melakukan observasi Cortonen, his dan keadaan al/Jam - Cukur rambut pubis
umum IMPLEMENTASI - Pasang Dower kateter
          Nadi 84 x/menit, keluar lendir darah, DJJ 140 - berikan amoxan 1 gr IV
x/menit, His 3x/10 menit lam 42 detik - Kolaborasi dengan dokter dan petugas kamar
13-8-
          Ibu mengatakan perut kenceng-kenceng operasi
2007 Menjelaskan kemajuan persalinan pada ibu dan
semakin sering dan ibu ingin mengejan - Antarkan ibu ke kamar operasi
11.05 keluarga
Melakukan observasi - Sertakan status ibu dan inform consent
Menghadirkan suami ibu
          VT Ø 10 cm, eff 100%, H II+, UUK depan, ket - 11.05 Mengecek kembali peralatan pertolongan
, Perineum menonjol, vulva dan anus membuka persalinan
          His 4x/10 menit lama 44 detik DJJ 136 11.10 Mengatur posisi ibu kedua tangan merangkul
x/menit, paha
3.7              EVALUASI 11.30 Memimpin ibu untuk meneran saat ada his
12.00 Memberikan minum 100 cc
Tanggal 13-8- 2007, Jam 11.05 WIB Memeriksa DJJ 136 x/menit, his 4x/10 menit
lama 45 detik
S : Ibu mengatakan perut kenceng-kenceng semakin Memimpin ibu meneran saat ada his
sering 12.00           Ibu dipimpin meneran sejak jam 11.00-12.00,
Ibu mengatakan ingin mengejan tidak ada kemajuan persalinan
O : VT Ø 10 cm, eff 100%, H II+, UUK depan, ket -,           VT Ø 10 cm, eff 100%, H II+, UUK depan
His 4x/10 menit lama 44 detik DJJ 136 Advise dokter : persalinan SC
x/menit,, Perineum menonjol, vulva dan anus - Ibu pasrah dan ingin segera dilakukan operasi
membuka
A : G1P0000 42 minggu/ T/H/Intrauteri/Pres.Blk
Kep/Inpartu Kala II EVALUASI
P :
- Persiapan penolong dan lingkungan Tanggal 13-8- 2007, Jam 12.05 WIB
- Jelaskan tentang kemajuan persalinan : Ibu mengatakan pasrah dan segera dilakukan operasi
- Cek kembali peralatan pertolongan persalinan O : Ibu menyeriangai menahan sakit
- Atur posisi ibu dan anjurkan ibu mengejan bila VT Ø 10 cm, eff 100%, H II+, UUK depan, ket -,
ada his

Anda mungkin juga menyukai