DI SUSUN OLEH :
PEMBAHASA
1. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses
ini di mulai dengan adanya kontrasi persalinan sejati, yang ditandai dengan
perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.
Kelahiran bayi merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan
keluarganya. Sangat pentng untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang
normal dan merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya
komplikasi yang mengancam nyawa selalu ada sehingga bidan harus mengamati
dengan ketat pasien dan bayi sepanjang proses melahirkan. Dukungan yang terus
menerus an penatalaksanaan yang trampil ari bidan dapat menyumbangkan suatu
pengalaman melahirkan yang menyenagkan dengan hasil persalinan yang sehat
dan memuaskan.(APN Revisi tahun 2010)
3. Mekanisme persalinan
Kepemimpinan, ada aturan main, ada hukumnya, ada tatakramanya dan ada waktu
untuk memimpin, semua ini disebut kepemimpinan persalinan”Keseluruhan 58
standar dan langkah asuhan persalinan normal yang mempunyai arti, maksud dan
tujuan, dan harus dikuasai seorang bidan tersebut adalah
Beberapa hari sebelum partus terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron. Sehingga otot rahim sensitif terhadap oksitosin. Penurunan kadar
progestron pda tingkat tertentu menyebabkan otot rahim molai kontraksi.
2. Teori Kerengangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Apabila batas
tersebut telah terlewati, maka akan terjadi kontraksi, sehingga persalinan dapat
dimulai.
6. Teori Prostaglanndin
Persalinan normal adalah proses lahirnya janin dengan tenaga ibu sendiri, tanpa
bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang pada umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam.
Persalinan normal menurut Farer (2001) adalah persalinan yang memiliki
karakteristik berikut ini.
1). Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul..pada primigravida terjadi menjelang minggu ke-36. Lightenig
disebabkan oleh:
2). Saat kepala masuk pintu atas panggul, ibu akan merasakan rasa sesat pada
perut bagian atas berkurang dan pada bagian bawah terasa sesak.
Proses penurunan fungsi plasenta terjadi mulai usia kehamilan 28 minggu, dimana
terjadinya penimbunan jaringan ikat sehingga pembuluh darah mengalami
penyempitan dan buntu. Produksi progesteron menurun sehingga otot rahim
menjadi sensitif terhadap oksitosin.
Teori Oxytocin
Pengaruh Janin
Teori Prostaglandin
Tulang panggul dibentuk oleh gabungan illium, iskium, pubis, dan tulang- tulang
sacrum. Terdapat empat sendi panggul, yaitu simfisis pubis, sendi sakroiliaka kiri
dan kanan dan sakrokoksiges.
Tulang panggul dipisahkan oleh pintu atas panggul menjadi dua bagian: panggul
palsu dan panggul sejati. Panggul palsu adalah bagian diatas pintu atas panggul
dan tidak berkaitan dengan persalinan. Panggul sejati di bagi menjadi tiga bidang:
pintu atas atau permukaan atas, panggul tengah atau rongga panggul, dan pintu
bawah panggul.
Bagian anterior pintu atas panggul yakni batas atas panggul dibentuk oleh tepi
atas tulang pubis; bagian lateralnya dibentuk oleh dibentuk oleh linea
illiopektinea, yakni sepanjang jalan inominata dan bagian posteriornya dibentuk
oleh bagian anterior tepi atas sakrum dan promontorium sakrum.
Rongga panggul tengah merupakan saluran lengkung yang memiliki dinding
anterior pendek dan dinding posterior yang jauh lebih cembung dan panjang.
Rongga panggul melekat pada bagian posterior simfisis pubis, iscium sebagian
illium sakrum, dan koksigum.
Pintu bawah panggul adalah batas bawah panggul sejati, dilihat dari bawah
berbentuk lonjong, dibagian anterior dibatasi lengkung pubis, dibagian lateral oleh
tuberositas iskium,dan dibagian posterior oleh ujung koksigum, pada kehamilan
tahap akhir, koksigem dapat bergerak (kecuali jika struktur itu patah, misalnya
akibat jatuh dan telah menyatu dengan sakrum ketika sedang penyembuhan
.
Pada ketinggian yang berbeda, bentuk dan saluran ukuran panggul juga
berbeda, diameter bidang pintu atas, panggul tengah, pintu bawah dan sumbu
jalan lahir menentukan mungkin tidaknya persalinan pervaginam berlangsung dan
bagai mana janin dapat menuruni jalan lahir (pergerakan kardinal mekanisme
persalinan).
Empat jenis panggul dasar dikelompokan sebagai berikut::
1. ginekoid (tiple wanita klasik)
Panggul ginekoid adalah bentuk yang paling yang paling sering ditemui, bentuk
panggul ginekoid dimiliki oleh 50 % wanita.
Bidang-Bidang Hodge :
1. Ukuran Panggul
Dari ukuran- ukuran p a p conjungata vera adalah ukuran yang terpenting dan
satu- satunya ukuran yang dapat di ukur dengan mengurangi conjungata
diagonalis dengan 1,5 – 2 cm, tergantung dari lebar dan inklinasinya symphysis
1.2. Bidang Tengah Panggul
ukuran- ukuran bidang tengah panggul tak dapat diukur secara klinis dan
memerlukan rontgenologis
1. Janin
Janin bergerak disepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor:
yakni : ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.
Ukuran Diameter
Bahu
Bokong
Lebar bokong (diameter intertrokanterika) ± 12 cm
Lingkaran Bokong ± 27 cm
c. Presentasi Janin
Presentasi adalah bagian janin yang pertama kali memasuki pintu atas panggul
dan terus melalui jalan lahir saat persalinan mencapai aterm.
Tiga presentasi janin yang utama ialah : kepala (96 %); Sungsang (3%); Bahu
(1%).
Bagian Presentasi ialah bagian tubuh janin yang pertama kali teraba oleh jari
pemeriksa saat melakukan pemeriksaan dalam. Faktor- faktor yang mempengaruhi
bagian presentasi ialah letak janin, sikap janin, dan ekstensi atau fleksi kepala
janin
d. Letak Janin
Letak adalah hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin terhadap sumbu
panjang (punggung) ibu.
e. Sikap Janin
Sikap adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian yang lain. Hal
ini akibat penyesuaian janin terhadap bentuk rongga rahim. Pada kondisi normal
punggung janin sangat fleksi ke arah dada, dan paha fleksi kearah sendi lutut
disebut fleksi umum. Tangan disilang di depan toraks dan tali pusat terletak
diantara lengan dan tungkai. Penyimpangan sikap normal dapat menimbulkan
kesulitan saat kelahiran
Diameter biparietal ialah diameter lintang terbesar kepala janin. Kepala dalam
sikap pleksi sempurna memungkinkan diameter sukoksipitobregmatika (diameter
terkecil) memasuki panggul sejati dengan mudah
f. Posisi Janin
Stasiun adalah hubungan antara bagian presentasi janin dengan garis imajiner
(bayangan) yang ditarik dari spina iskiadika ibu, statiun dinyatakan dalam
centimeter, yakni diatas atau dibawah spina.
2. Plasenta
Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai
penumpang yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses
persalinan pada persalinan normal.
3. Air Ketuban
Waktu persalinan air ketuban membuka servik dengan mendorong selaput janin
kedalam ostium uteri, bagian selaput anak yang diatas ostium uteri yang menonjol
waktu his disebut ketuban. Ketuban inilah yang membuka serviks
2. Power (Kekuatan)
Segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul, sifat kontraksi berubah,
yakni bersifat mendorong keluar. Ibu ingin mengedan , Usaha mendorong
kebawah (kekuatan sekunder) dibantu dengan usaha volunter yang sama dengan
yang dilakukan saat buang air besar (mengedan). Digunakan otot- otot diafragma
dan abdomen ibu berkontraksi dan mendorong keluar isi jalan lahir. Hal ini
menghasilkan menigkatkan tekanan intraabdomen. Tekanan ini menekan uterus
pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk mendorong keluar.
b. Fase aktif: berlangsung selanma enam jam yang dibagi atas tiga subvase,
antara lain.
Menurut mochtar (1994), pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat,
interval 2-3 menit dengan durasi 50 sampai 100 detik. Pada akhir kala I ketuban
akan pecah disertai pengeluaran cairan mendada, kepala janin turun masuk ruang
panggul, sehingga terjadi tekanan pada otot dasar panggul yang akan
menimbulkan keinginan untuk mengejan. Oleh karena tertekannya fleksus
Franken Hauser, ibu merasa seperti ingin buang air besar karena adanya tekanan
pada rektum. Tanda-tanda kala II (Farrer, 2001) antara lain:
c. His atau kontraksi uterus yang berlangsung panjang kuat, dan tidak begitu
sering bukan 2-3 menit lagi, melainkan sekitar 3-5 menit sekali.
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Lepasnya
plasenta secara Schultze yang biasanya tidak ada perarahan sebelum plasenta lahir
dan banyak mengeluarkan darah setelah plasenta lahir. Sedangkan pengeluaran
plasenta cara Duncan yaitu plasenta lepas dari pinggir, biasanya darah mengalir
keluar antara selaput ketuan (Mochtar 1994). Lepasnya plasenta sudah dapat
diperkirakan dengan memerhatikan tanda-tanda:
e. terjadi perdarah
4. Kala IV (Observasi)
a. Tingkat kesadaran;
c. Kontrasi uterus;