Anda di halaman 1dari 7

a.

Langkah-Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)

Menurut (JNPK-KR, 2012; h. 18) menyatakan Standar Asuhan

Persalinan Normal (APN) 60 langkah, yaitu :

1) Mengamati dan melihat adanya tanda dan gejala persalinan kala II

2) Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial untuk

menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi

baru lahir.

3) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci

kedua tangan dengan sabun dan air yang bersih yang mengalir dan

mengeringkan tangan dengan handuk bersih dan kering.

5) Memakai sarung tangan dengan DTT atau steril semua pemeriksaan

dalam.

6) Memasukkan oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik dan letakkan

didalam partus set/wadah DTT.

7) Membersihkan vulva dan perenium, menyekanya dengan hati-hati

dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang

sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi (DTT).

8) Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan

sudah lengkap.

9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan

yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta

merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

Mencuci kedua tangan (seperti di atas).


10) Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir

untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160

kali/menti)

11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.

Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai

keinginannya.

12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran.

13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang

kuat untuk meneran

14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi

yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit,

15) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

16) Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.

17) Membuka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan

dan bahan.

18) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

19) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6cm, membuka

vulva lindungi perenium dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih

dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan

posisi defleksi maksimal dan membantu lahirnya kepala.

Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat

saat kepala lahir.


20) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat, segera lanjutkan

proses kelahiran bayi.

21) Setelah kepala bayi lahir, menunggu putaran paksi luar secara

spontan.

22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala bayi

secara beparental. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi

berikutnya. Dengan lembut menariknya kearah bawah kearah keluar

hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian

dengan lembut menarik kearah atas dan kearah luar untuk melahirkan

bahu posterior.

23) Setelah kedua bahu lahir, menggeser tangan bawah kearah perenium

ibu untuk menyangga kepala, lengan, dan siku sebelah bawah.

Menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang peranan

dan siku atas.

24) Setelah tubuh lengan lahir, tangan atas menelusuri ke punggung,

bokong, tungkai dan kaki kemudian pegang kedua mata kaki dengan

ibu jari dan jari tengah.

25) Melakukan penilaian sepintas

a) Apakah bayi menangis kuat ?

b) Bagaimana warna kulit bayi ?

c) Bagaimana tonus otot bayi bergerak aktif atau tidak ?

26) Mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali

muka bayi.

27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan apakah kehamilan

tunggal.
28) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus

berkontraksi dengan baik.

29) Dalam waktu 1 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan

oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah

mengaspirasinya terlebih dahulu.

30) Setelah 2 menit sejak bayi baru lahir, memegang tali pusat dengan

satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusat bayi, kemudian jari telunjuk

dan tengah tangan lain menjepit tali pusat dan geser 3 cm proksimal

dari pusat bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut, kemudian tahan

klem ini pada posisinya. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan

lain untuk mendorong isi tali pusat kearah ibu dan klem tali pusat

pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama.

31) Memotong dan mengikat tali pusat.

32) Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit

antara ibu dan bayi dan melakukan inisiasi menyusu dini

(IMD).

33) Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm

didepan vulva.

34) Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu

untuk mendeteksi kontraksi.

35) Setelah uterus berkontraksi, meregangkan tali pusat kearah

bawah dan tangan lain mendorong uterus kearah dorsokranial

dengan hati-hati.

36) Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial, hingga

plasenta terlepas, minta ibu untuk meneran sambil penolong


menarik tali pusat sejajar lantai, kemudian kearah atas

mengikuti poros jalan lahir.

37) Saat plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan.

38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan

massase uterus hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi

keras).

39) Memeriksa kedua sisi plasenta dan selaput ketuban untuk memastikan

bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di

dalam kantong plastik atau tempat khusus.

40) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan segera menjahit

laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

41) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

42) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang masih bersarung

tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan

menegringkannya dengan kain yang bersih dan kering.

43) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik serta kandung

kemih dalam keadaan kosong.

44) Massase uterus dan menilai kontraksi

45) Mengevaluasi dan estimsi jumlah kehilangan darah.

46) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.

47) Memantau keadaan bayi dan pastikan bayi bernafas dengan

baik (4-6 kali/menit).


48) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan

klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (10 menit), kemudian cuci

tangan dan bilas dengan air mengalir kemudian keringkan

dengan handuk bersih.

49) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam

tempat sampah yang sesuai.

50) Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh ibu

dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan

tempat bersalin, membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan

kering.

51) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan

ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman

dan makanan yang diinginkan.

52) Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin

0,5%.

53) Mencelupkan tangan dan melepas sarung tangan dalam keadaan

terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10

menit.

54) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

55) Memakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan

pemeriksaan fisik bayi.

56) Dalam 1 jam berikan salep mata, vitamin K di paha kiri

bawah lateral.

57) Setelah 1 jam pemberian Vitamin K, memberikan suntikan

Hepatitis B di paha kanan bawah lateral.


58) Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

merendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan membilasnya

dengan air mengalir kemudian keringkan dengan handuk

bersih.

60) Melengkapi partograf, periksa tanda-tanda vital dan asuhan

kala IV.

Anda mungkin juga menyukai