PERSALINAN NORMAL
60 Langkah Asuhan Persalinan
Kala dua tiga empat
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan
oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yang telah dibasahi oleh
air matang (DTT), dengan gerakan vulva ke perineum.
8. Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput
ketuban sudah pecah.
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan DJJ
dalam batas normal (120 160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta
ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada
saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa
nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala
bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 6 cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 6 cm, memasang
handuk bersih pada perut ibu untuk mengeringkan bayi jika telah lahir dan kain
kering dan bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu. Setelah itu kita
melakukan perasat stenan (perasat untuk melindungi perineum dngan satu tangan,
dibawah kain bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi perineum dan 4 jari
tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan
belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara
bertahap melewati introitus dan perineum).
20. Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa steril
kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.
Menganjurkan
kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah
bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian
gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong
dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk
tangan kiri diantara kedua lutut janin)
25. Melakukan penilaian selintas :
a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm
dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali
pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi),
dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada
sisi lainnya.
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala
bayi.
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva
35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan,
sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika
plasenta tidak lahir setelah 30 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas,
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai
dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan
dorso-kranial).
38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hatihati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan
lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah
robeknya selaput ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan
menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan
kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk
memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan
masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit
1 jam.
44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di
paha kanan anterolateral.
46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.
54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu
apabila ibu ingin minum.
55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung
tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
58. Melengkapi partograf.
Sumber :
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR).
Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR, Maternal & Neonatal Care,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002
1. Sistem reproduksi
a. Uterus
Merupakan organ yang telah dirancang sedemikian rupa, baik struktur, posisi, fungsi dan lain
sebagainya., sehingga betul betul sesuai dengan kepentingan prosese fisiologis pembentukan
manusia.
Bentuk uterus, yang seperti buah apulkat kecil (pada saat sebelum hamil) akan berubah bentuk
menjadi globuler pada awal kehamilan dan ovoid (membulat) apabila kehamilan memasuki
trimester kedua. Setelah 3 bulan kehamilan, volume uterus menjadi cepat bertambah sebagai
akibat adanya pertumbuhan yang cepat pula dari konsepsi dan produk ikutannya. Seiring dengan
semakin membesarnya uterus, korpus uteri dan fundus semakin keluar dari rongga pelvik
sehingga lebih sesuai disebut sebagai organ abdomen.
Pertumbuhan uterus ke arah kavum abdomen disertai dengan sedikit rotasi kea rah kanan sumbu
badan ibu atau dikenal dengan istilah dekstrorotasi. Kodisi ini disebabkan oleh adanya kolon
rektosigmoid yang mengisi sebaggian besar ruang abdominopelvikum kiri. Kecepatan
pembesaran uterus pada primigravida dan multi gravida dapat sedikit berbeda (kisaran 1-2
minggu) dan ini menimbulkan variasi dalam estimasi besar uterus pada permulaan pemeriksaan
kehamilan awal atau trausia kehamilan edngan menggunakan titik anatomi tertentu (misalnya
fundus uteri setinggi umbilicus).
b. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (perbatasan atau menembus dinding dalam
vagina) dan pars supravaginalis terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jaringan-jaringan ikat
(kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam organ vagina yaitu portio cervicis
uteri (dinding), dengan lubang okstium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel
skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan lubang externum berupa bulatan kecil, setelah pernah atau riwayat
melahirkan bentuknya berupa garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior,
seringgi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang
mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptide dan air.
Ketebalan mukosa dan viskovitas lender serviks dipengaruhi oleh siklus haid.
c.
Corpus uteri
Terdiri dari: paling luar, lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di
intra abdomen, tengah lapisan muscular/myometrium berupa otot polos 3 lapis (dari luar ke
dalam, arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium
yang melapisi dinding cavum uteri menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh
hormone ovarium. Posisi corpus intra abdomen mendatar dengan flesi ke anterior fundus uteri
berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dans erviks uterus
bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan perempuan.
d. Ligamenta penyangga uterus
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinal, ligamentum ovarii,
ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina,
ligamentum rektouterina.
Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterine cabang arteri hipolastica dari iliaca interna, serta arteri ovarica
cabang aorta abdominalis.
Salping/tuba falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari duktus muleri. Sepasan tuba kiri kanan panjang 8-14
cm berfungsi sebagai jalan transportassi ovum dari ovarium sampai kavum uteri. Diding tuba
terdiri atas 3 lapisan: serosa, muscular (longitudinal dan sirkular), serta mukosa dengan epitel
bersilia. Bagian ini terdiri dari pars interstitialis, pars isthimica, pars ampularis, serta pars
infundibulum dengan fimbria, dengankarakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda pada
setiap bagian.
Pars istmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendli transfer gamet.
Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil
ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbrie serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan
permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi untuk menangkap ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba
Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
Ovarium
Organ endrokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan.
Ovarium dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf, terdiri
dari korteks dan medulla. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel
menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial dilapisan terluar epitel ovarium pada korteks),
ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormone-hormone steroid (estrogen oleh teka
interna folikel, progesterone oleh korpus luteum pasca ovulasi). Ovarium berhubungan dengan
pars infundibulum tuba falopi melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae menangkap ovum yang
dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis
inferior terhadap arteri renalis.
Uterus tumbuh membesar primer, maupun sekunder, akibat pertumbuhan isi konsepsi
intrauterine. Estrogen menyebabkan adanya hiperplasi jaringan., sedangkan progesterone
berperan untuk elastisitas / kelenturan uterus. Taksiran kasar perbesaraan uterus pada perabaan
tinggi fudus adalah:
Tidak hamil/ normal: sebesar telur ayam ( 30 g)
Kehamilan 8 minggu : telur bebek
persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan kebahagiaan dalam menanti seperti apa rupa bayi
nantinya.
ASUHANKEPERAWATANIntraNatalCare
Intra Natal Care
A. PENGERTIAN
Intranatal / Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina keduni luar.
Persalinan normal adalah suatu proses dimana janin cukup bulan,dengan presentasi belakang kepala,
masuk melalui jalan lahir sesuai dengan kurva partopgraf normal dan lahir secara spontan.
Bentuk persalinan :
Persalinan spontan
jalan lahir
Persalinan buatan
: persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi
dengan forcep atau tindakan operasi
Persalinan anjuran
: persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup diluar,
tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan dengan
pemberian proyein atau prostatglandin (sulaiman sastrawinata, 1993)
B.
Pada akhir kehamilan, uterus secara progresif lebih peka sapaio akhirnya mulai berkontraksi
kuat secara ritmik dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga bayi dilahirkan.
Penyebab peningkatan aktivitas uterus yang sebenarnya tidak diketahui, tetapi sedikitnya ada 2
kategori pengaruh utama yang menyebabkan timbulnya puncak kontraksi yang berperan dalam
persalinan :
1.
a.
b.
c.
2.
a.
Regangan atau iritasi saraf pada serviks mengawali timbulnya refleks pada korpus
uteri, tetapi efek ini juga secara sederhana dapat terjadi akibat transmisi iogenik
sinyal-sinyal dari serviks ke korpus uterus.
C.
D.
rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, dan teratur
keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil pada
serviks
kadang-kadang ketuban peceh sendirinya
pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada
E.
F.
1.
Uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak didapatkan cekungan
lagi bila dilakukan penekanan diujung jari
Serviks membuka.
a)
b)
Fase dilaktasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan brlangsung sangat
cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c)
Fase diselarasi : pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap ( 10 cm )
Fase fase tersebut dijumpai pada primigavida. Pada multigrafida pun terjadi
demikian, akan tetapi fase laten, aktif, dan diselerasi terjadi lebih pendek.
Pemeriksaan dalam
1.
perabaan serviks
ketuban
leopold 3 dan 4
kepala : keras, bulat teraba sutura
letak kepala : penurunan kadar bidang hodge, ada caput succadeneum atau
tidak, berapa besarnya
bokong dikenal : lunak, deminatornya tulang sacrum
4.
5.
keadaan patologis : tumor, kekakuan serviks, halangan penurunan bagian
terendah
H III
H IV
2.
Kala II
Persalinan kala II dimilai ketika pembukaan lengkap dan berakhir dengan lahirnya
seluruh janin
Tanda dan gejala :
Ibu ingin meneran
Perineum menonjol
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali,
kepala janin biasanya sudah masuk diruang panggul, maka pada his dirasakan
tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa
meneran. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 45 60 menit, dan
multipara 15-30 menit.
3.
a.
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
b.
c.
Pelepasan plasenta
a.
b.
Menurut Schutze
c.
Kombinasi keduanya
Cara Menguji
a.
Perasat Kustner
Tangan kanan : tali pusat, tangan kiri fundus uteri taki pusat masuk kembali
belum lepas, tetap/tidak masuk lepas
b.
Perasat Klein
Ibu dimnta mengedan tali pusat turun kebawah, berhenti mengedan tali pusat
tetap lepas tali pusat mesuk kembali belum lepas
c.
Peerasat Strassinan
Tangan kanan menarik sedikit tali pusat tangan kiri mengetok-ngetok fundus
uteri terasa getaran : belum lepas
Semburan darah yamg tiba tiba yang diikuti dengan memanjangnya tali pusat
keluar vagina menandakan kelepasan plasenta dari dinding uterus.
c.
Perdarahan
b.
Kelengkapan plasenta
c.
d.
e.
f.
g.
Observasi ruptur perineium atau luka episiotomi yang ada >> hecting
b.
Bahaya infeksi
c.
Polip plasenta
d.
4.
Kala IV
Kala IV adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya
proses pemulihan secara fisisk setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan
yang baru selama satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan
pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena
atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan
normal adalah 100 300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka dianggap patologi.
Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum boleh dipindahkan ke
kamarnya.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Pengertian Nyeri
Pada saat yang tepat hasil konsepsi akan dikeluarkan dari uterus, hal ini akan
menimbulkan adanya kontraksi uterus yang menimbulkan rasa sakit. Adapun yang
menimbulkan sakit pada persalinan yaitu :
Emosi seperti takut dan utero servikal
Tarikan peritonium dan utero cervikal
Tekanan pada organ servikal
Hipoksia miometrium dan sekitarnya
Ekspresi wajah
Respon terhadap lingkungan menurun
Kebutuhan akan kontak fisik
3.
Ada beberapa cara yang dilakukan dalam membantu mengurangi rasa sakit saat
melahirkan yaitu :
Kenyamanan
Kenyamanan meliputi posisi dan pengelolaan selama sakit, posisi yang dianjurkan
miring kekiri untuk mengurangi untuk mengurangi penekanan pada vena cava,
kepala ditinggikan 45 derajat agar kerja jantung dan paru ringan. sedangkan
pengelolaan selama rasa sakit adalah pengosongan kandung kemih, kebersihan,
alat tenun bersih dan rapi.
Relaksasi
Distraksi / pengalihan perhatian
Mengurangi kecemasan dan ketakutan
Memanfaatkan orang terdekat
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DAN BAYI PADA MASA INTRA NATAL
PROSES PERSALINAN
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam
rahim melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada sistem reproduksi wanita
dalam hitungan hari dan minggu sebelum persalinan dimulai.
ADAPTASI TERHADAP PERSALINAN
Ibu dan janin harus beradaptasi secara anatomis dan fisiologis selama proses
persalinan. Pengkajian ibu dan janin yang akurat membutuhkan pengetahuan tentang
adaptasi yang diharapkan terjadi
ADAPTASI JANIN :
Denyut jantung janin
Pemantauan djj memberi informasi yang dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk
memprediksi keadaan janin yang berkaitan dengan oksigenasi,djj rata-rata pada aterm
adalah 140 denyut / menit,batas normalnya adalah 110 sampai 160 denyut / menit.Pada
kehamilan yang lebih muda djj lebih tinggi dengan nilai rata-rata 160 denyut / menit
Sirkulasi darah janin
Sirkulasi darah janin dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,diantaranya adalah posisi
ibu,kontraksi uterus,tekanan darah dan aliran darah tali pusat,kebanyakan apabila janin
yang sehat mampu mengompensasi stres ini,biasanya aliran darah tali pusat tidak
terganggu oleh kontraksi uterus atau posisi janin
Pernafasan dan gerakan janin
Pada waktu persalinan pervaginam 7 sampai 42 ml air ketuban diperas keluar dari paruparu, tekanan oksigen janin menurun, tekanan karbondioksida arteri meningkat,gerakan
janin masih sama seperti masa kehamilan tetapi akan menurun setelah ketuban pecah
ADAPTASI IBU :
Perubahan kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler wanita selama proses persalinan,pada setiap
kontraksi 400 ml darah akan dikeluarkan dari uterus dan masuk ke sistem vaskuler
ibu,hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10% sampai 15% pada tahap
pertama persalinan dan sekitar 30% sampai 50% pada tahap kedua persalinan,untuk
mengantisipasi perubahan tekanan darah,ada beberpa faktor yang mengubah tekanan
darah ibu.Aliran darah yang menurun pada arteri uterus akibat kontraksi dialirkan
kembali ke pembuluh darah perifer,timbul tahana perifer,tekanan darah meningkat dan
frekwensi denyut nadi menurun.Pada persalinan tahap pertama,kontraksi uterus
meningkatkan tekanan sistolik 10 mmHg sedangkan pada tahap kedua sekitar 30
mmHg dan tekanan diastolik sampai 25 mmHg.
Perubahan pernafasan
Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian oksigen terlihat dari peningkatan
frekuensi pernafasan,pada tahap kedua persalinan jika ibu tidak diberi obat-obatan
maka ia akan memakai oksigen hampir dua kali lipat
Perubahan pada ginjal
Pada trimester kedua kandung kemih menjadi organ abdomen,apabila terisi,kandung
kemih akan teraba diatas simpisis pubis.Selama persalinan wanita dapat mengalami
kesulitan berkemih secara spontan akibat berbagai alasan : edema jaringan akibat
tekanan bagian presentasi,perasaan tidak nyaman dan rasa malu
Perubahan integumen
Adaptasi sistem integumen jelas terlihat khususnya pada daerah introitus
vagina,meskipun daerah itu dapat meregang namun dapat terjadi robekan-robekan kecil
pada kulit sekitar introitus vagina sekalipun tidak dilakukan episiotomi atau tidak terjadi
laserasi
Perubahan muskuloskeletal
Sistem ini mengalami stres selama persalinan,nyeri punggung dan nyeri sendi terjadi
sebagai akibat semakin renggangnya sendi pada masa aterm,proses persalinan itu
sendiri dan gerakan meluruskan jari-jari kaki dapat menimbulkan kram tungkai
Perubahan neurologi
Sistem neurologi menunjukkan bahwa timbul stres dan rasa tidak nyaman selama
persalinan,perubahan sensoris terjadi saat memasuki tahap persalinan pertama dan
masuk ke tahap berikutnya
Perubahan pencernaan
Persalinan mempengaruhi sistem saluran cerna ,bibir dan mulut menjadi kering akibat
bernafas lewat mulut ,dehidrasi dan sebagai respons emosi terhadap persalinan.selama
persalinan motilitas dan absorpsi saluran cerna menurun dan pada waktu pengosongan
lambung menjadi lambat,seringkali ada rasa mual dan memuntahkan makanan yang
belum dicerna,mual dan sendawa juga terjadi sebagai respons refleks terhadap dilatasi
serviks lengkap.
Perubahan endokrin
Sistem endokrin aktif selama persalinan,awal persalinan dapat diakibatkan penurunan
kadar progesteron dan peningkatan kadar estrogen,prostaglandin dan
oksitosin,metabolisme meningkat dan kadar glukosa darah dapat menurun akibat
proses persalinan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAJUAN PERSALINAN DAN
KELAHIRAN
Usia Ibu
Berat badan ibu
Jarak kelahiran
Berat bayi dan usia gestasi
Posisi fetus
Kondisi selaput ketuban
Tempat menempelnya plasenta
Faktor psikologi
KEKUATAN PERSALINAN
Passage
Passenger
Power
Psikologi
PASSAGE : PANGGUL
*Tulang panggul terdiri dari sepasang tulang innominata ( ilium,iskium,pubis ),sakrum
dan koksigis
* Bidang panggul : pap,bidang tengah panggul dan pintu bawah panggul
PASSENGER : FETUS
Berat janin,tapsiran berat janin TFU(cm)-12 x 155
Letak,presentasi,posisi
Letak yaitu hubungan sumbu panjang ibu dengan sumbu panjang janin,dimana janinnya
bisa melintang atau memanjang
Presentasi yaitu bagian terendah janin yang berada di pap; kepala,bokong.bahu,muka
Posisi yaitu hubungan presentasi dengan kanan kiri ibu
Station yaitu turunnya bagian terendah janin di pap
Sinclitismus dan asynclitismus
Moulage
POWER : KONTRAKSI UTERUS
Teori mulainya persalinan
Kontraksi uterus,karakteristik,durasi,intensitas,frekuensi
Perubahan uterus selama persalinan,perkembangan semen,pembukaan dan penipisan
serviks
PSIKOLOGIS
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
Persalinan sebagai ancaman pada self-image
Medikasi persalinan
Nyeri persalinan dan kelahiran
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL
Beberapa definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar
Partus immaturus adalah partus kurang 28 minggu lebih 20 minggu dengan berat janin
antara 500-1000 gram
Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi
belum a term ( cukup bulan ) dengan berat antara 1000-2500 gram atau tua kehamilan
antara 28-36 minggu
Partus postmaturus atau serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari
waktu partus yang ditentukan
Partus biasa atau partus fisiologis adalah partus bayi lahir dengan presentasi belakang
kepala tanpa memakai alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi
dan umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
Partus pathologis atau partus abnormal adalah bayi dilahirkan pervaginam dengan
cunam atau ekstraksi vacum,dekapitasi,embriotomi.
Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi wanita dan
keluarganya. Pada kebanyakan wanita, persalinan dimulai saat terjadinya kontraksi
uterus pertama dan dilanjutkan dengan kerja keras selama jam-jam dilatasi dan
melahirkan,perawatan ditujukan untuk mendukung wanita dan keluarganya dalam
melalui proses persalinan
Berlangsungnya persalinan normal
Persalinan dibagi menjadi 4 kala :
KALA I disebut juga kala pembukaan,dimulai dari mulai adanya his yang
progresif,teratur yang meningkat kekuatan ,frekwensi dan durasi,ibu mengeluarkan
dicapai hasil yang optimal bagi semua yang terlibat.
Persalinan dibagi dalam 4 kala lendir bercampur darah.Kala I ini dibagi 2 fase :
Fase laten berlangsung selama 8 jam,pembukaan sangat lambat sampai pembukaan
servix 3 cm
Fase aktif;fase ini dibagi 3 fase lagi:
Fase akselerasi,dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm jadi 4 cm
Fase dilatasi maksimal,dalam waktu 2 jam pembukaan 4 cm menjadi 9 cm
Fase deselarasi,dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida,pada multigravida fase laten,fase aktif
fase deselerasi lebih pendek
KALA II disebut juga kala pengeluaran, dimana pada tahap ini janin dikeluarkan, tahapI
ini dimulai dari dilatasi serviks lengkap(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi
Tanda obyektif yang pasti tahap kedua persalinan dimulai adalah melalui pemeriksaan
dalam.Ada tanda-tanda lain yang menunjukkan tahap kedua dimulai adalah sebagai
berikut :
1.Muncul keringat tiba-tiba diatas bibir
2.Adanya muntah
3.Aliran darah ( show ) meningkat
4.Ekstremitas bergetar
5.Semakin gelisah
6.Usaha ingin mengedan
Tanda-tanda ini seringkali muncul pada saat serviks berdilatasi lengkap
Pemantauan yang kontinyu pada tahap kedua dan mekanisme persalinan,respons
fisiologis dan respons emosi ibu serta respons janin terhadap stres.
UPAYA MENGEDAN
Saat kepala janin mencapai dasar panggul,secara otomatis akan ada rasa ingin
mengedan,usaha mengedan adalah respons refleks involunter terhadap tekanan bagian
presentasi pada reseptor regangan otot panggul
MEKANISME PERSALINAN
Posisi untuk melahirkan dapat berupa posisi SIMS,posisi DORSAL,atau posisi
LITOTOMI
Pada saat akan mulai persalinan,vulva dicuci kemudian memberi semangat untuk
mengedan apabila ada his,DJJ dipantau setiap 15 menit ,pada saat serviks telah
berdilatasi lengkap terjadilah penurunan kepala,kepala akan maju setiap ada his dan
sedikit naik ke atas pada saat tidak ada his,penurunan berlangsung konstan dan pada
akhir tahap kedua kepala akan mencapai dasar panggul,penonjolan perinium terjadi
pada saat tahap penurunan yaitu pada saat bagian presentasi janin menekan
perineum,kepala makin lama makin turun setiap kali mengedan,tetapi crowning baru
terjadi jika bagian terlebar kepala ( diameter biparietal )meregang vulva sesaat sebelum
melahirkan.Sesaat sebelum melahirkan perineum sangat teregang,apabila perlu
dilakukan episiotomi inilah saatnya untuk melakukan supaya kerusakan jaringan lunak
minimal,kepala dilahirkan melalui ekstensi dan setelah lahir akan kembali ke posisi
semula,bahu berotasi di dalam sehingga berada pada diameter antero posterior
pangguk,terlihat rotasi eksternal kepala.
Kelahiran Kepala
Pertama-tama muncul verteks,diikuti dahi,muka,dagu dan leher,kecepatan kelahiran
kepala harus dikendalikan karena kelahiran kepala yang mendadak dapat
mengakibatkan robekan yang hebat sampai ke sfingter ani atau sampai ke rectum ibu,
ada 3 usaha untuk mengendalikan kelahiran kepala :
1.Memberi tekanan ke arah rektum,menarik ke bawah untuk membantu fleksi kepala
sewaktu kepala bagian belakang berada di bawah simfisis pubis
2.Memberi tekanan ke arah atas dari daerah koksigeus untuk meluruskan kepala
sewaktu kelahiran sebenarnya berlangsung sehingga otot perineum terlindung
3.Membantu ibu untuk mengendalikan usaha mengedan dengan memimpinnya
bernafas pendek dan cepat.
Tali pusat sering melilit leher,tetapi jarang sampai ketat sehingga menimbulkan
hipoksia,tali pusat harus diregangkan,lendir dan darah pada saluran hidung dan mulut
dapat menghambat bayi untuk bernafas,untuk itu bisa dipakai kasa untuk mengusap
hidung dan mulut,kemudian pompa dimasukan ke dalam mulut dan orofaring
Kelahiran Bahu
Sebelum dapat dilahirkan bahu harus masuk ke dalam pintu atas panggul,rotasi internal
bahu harus lebih dahulu disertai restitusi dan rotasi eksternal kepala,sehingga bahu
sekarang ada dalam diameter anteroposterior pintu atas panggul,kepala ditarik ke
bawah untuk melahirkan bahu anterior,kemudian bahu ditarik ke atas untuk melahirkan
bahu posterior
Kelahiran Tubuh dan Ekstremitas
Ekspulsi dikendalikan sehingga dapat berlangsung perlahan-lahan,sewaktu fleksi lateral
9.Vulva dan vagina ( varices, edema, keluaran, bila keluaran darah segar jangan
dilakukan periksa dalam )
Untuk PD sebelumnya lakukan Vulva hygiene ;
* Masukan jari telunjuk dan jari tengah ke vagina,rotasi tangan sehingga ibu jari berada
di atas,tangan yang lain berada di fundus
* Nilai jalan lahir apakah ada kelainan atau tidak,jari dapat meraba serviks,kemudian
menilai : Portio dan serviks apakah ada dilatasi atau belum,nilai selaput
ketuban,presentasi,posisi,station,maulage,kondisi panggul
* Keluarkan jari dan jelaskan hasilnya kepada klien,keringkan perineum.
10. Moulage : Jika 0 = sutura tidak mendekat dapat lahir spontan
- 1 = sutura mendekat dapat lahir spontan
- 2 = sutura bertumpuk lahir tidak normal,dengan vacum
11. Pembukaan serviks : pembesaran osteum eksternum lengkap 10 cm, bibir portio
pendek dan rata, SBR,serviks dan vagina satu saluran
PENGELOLAAN KALA I,II,III DAN IV
KALA I
Tahap pertama persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri
dengan dilatasi serviks:
Awitan kontraksi uterus yang progresif,teratur yang meningkat kekuatan ,frekwensi dan
durasinya
Rabas vagina yang mengandung darah
Rabas cairan pada vagina
Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada waktu pertama kali kontak,formulir penerimaan dapat
memberi arahan untuk memperoleh informasi penting dari klien yang akan melahirkan:
1.Catatan prenatal untuk mengidentifikasi kebutuhan dan resiko individu,misalnya ibu
yang berusia 14 dan 40 tahun memiliki kebutuhan yang spesifik yang berbeda dan usia
mereka memberi risiko masalah yang berbeda pula,hubungan tinggi dan berat badan
juga penting diketahui untuk mengidentifikasi risiko CPD,faktor lain adalah kesehatan
umum,kondisi medis,status pernafasan dan riwayat pembedahan,riwayat obstetri dan
Persiapan untuk menerima seorang anak baru akan membantu proses ikatan
bathin,persiapan menghadapi persalinan ibu dan partisipasi anak di dalamnya dapat
membantu anak yang lebih besar untuk menerima perubahan ini,usia dan tingkat
perkembangan anak mempengaruhi respons mereka oleh karena itu persiapan harus
memenuhi kebutuhan setiap anak
KALA II
Kala dua persalinan adalah dimana tahap janin dilahirkan,tahap ini dimulai dari dilatasi
serviks lengkap dan berakhir dengan lahirnya bayi,tahap ini terdiri dari 2 atau 3
fase,fase-fase ini ditandai dengan perilaku verbal dan nonverbal,kondisi aktivitas
uterus,keinginan untuk mengedan dan penurunan janin.
Fase pertama dimulai ketika ibu menyatakan ingin mengedan biasanya pada puncak
kontraksi,ibu mengeluhkan peningkatan nyeri,tetapi diantara kontraksi akan tengan dan
akan memejamkan mata
Fase kedua ibu semakin ingin mengedan dan sering kali mengubah posisinya untuk
mencari posisi mengedan yang lebih nyaman,usaha mengedan akan lebih ritmik dan
seringkali memberi tahu awal kontraksi dan semakin bersuara sewaktu mengedan
Fase ketiga bagian presentasi sudah berada di perineum dan usaha mengedan menjadi
paling efektif untuk melahirkan
Pengkajian
Tanda obyektif yang pasti bahwa tahap kedua persalinan telah dimulai adalah melalui
pemeriksaan dalam,tanda-tanda lain yang menunjukkan tahap kedua telah dimulai
adalah :
Muncul keringat yang tiba-tiba di atas bibir
Adanya muntah
Aliran darah meningkat
Ekstremitas bergetar
Semakin gelisah dan ada pernyataan saya tidak kuat
Usaha mengedan yang semakin kuat
Tanda-tanda ini muncul saat serviks berdilatasi lengkap
kemudian wajah dan akhirnya dagu,setelah kepala lahir,bayi berputar,putaran paksi luar
terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip dengan gerakan
kepala,kepala dipegang secara biparietal ditarik ke anterior untuk melahirkan bahu
posterior dan ditarik kearah posterior untuk melahirkan bahu bahu anterior sampai
bebas keluar dari introitus vagina,setelah bahu keluar,kepala dan bahu diangkat ke atas
tulang pubis ibu dan bayi badan bayi dikeluarkan,kemudian lakukan penilaian APGAR
SCORE dan penghisapan lendir,maka berakhirlah persalinan tahap kedua
Pengkajian pada bayi
Saat kepala bayi lahir cek adanya lilitan tali pusat atau komplikasi lainnya,perhatikan
adanya distosia bahu
Masalah keperawatan pada bayi
1.Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/d aspirasi cairan
2.Resiko tinggi cedera pada bayi b/d lahir terlalu cepat
Rencana keperawatan
1.Bebaskan jalan nafas,lakukan bonding attachment
2.Bantu persalinan kepala,lahirkan bahu dan tubuh bayi
KALA III
Tahap ketiga persalinan dimulai sejak bayi lahir sampai plasenta lahir,tujuan
penanganan tahap ketiga persalinan adalah pelepasan dan ekspulsi plasenta segera
yang dicapai dengan cara yang paling mudah dan paling aman,setelah bayi lahir
dengan adanya kontraksi uterus yang kuat,sisi plasenta akan jauh lebih kecil sehingga
tonjolan vili akan pecah dan plasenta akan lepas dari perlekatannya,dalam keadaan
normal lima sampai tujuh menit setelah kelahiran bayi plasenta akan lahir,pelepasan
plasenta diindikasikan dengan tanda-tanda sebagai berikut :
1.Fundus yang berkontraksi kuat
2.Perubahan bentuk uterus dari bentuk cakram menjadi bulat oval,sewaktu plasenta
bergeser ke bawah segmen rahim
3.Darah yang berwarna gelap tiba-tiba keluar dari introitus
4.Tali pusat bertambah panjang dengan mendekati introitus
Distensi kandung kemih bisa terjadi pada atonia uteri,kandung kemih yang penuh akan
menekan uterus ke atas dan kesebelah garis kanan bawah ,posisi ini akan
menyebabkan uterus relaksasi akibatnya terjadi perdarahan,dorong ibu untuk berkemih
spontan
Menjaga keamanan
Ibu dibiarkan beristirahat dengan nyaman ditempat tidur,perlu banyak istirahat agar
sistem tubuhnya dapat beradaptasi kembali terhadap perubahan volume cairan,pada
waktu akan melakukan ambulasi dapat dilakukan dalam 2 jam pertama atau tergantung
pada tekanan darah,jumlah kehilangan darah jenis dan jumlah obat anestesi dan
analgesia yang diberikan selama persalinan kelahiran, tingkat nyeri yang jelas terlihat
waktu ibu bergerak.
Mempertahankan kenyamanan
Kontraksi uterus dapat menimbulkan tingkat kenyamanan dan rasa tidak enak yang
dikenal sebagai nyeri pasca melahirkan (afterpain)
Selama 2 jam pertama setelah melahirkan kontraksi uterus menjadi teratur dan
kuat,untuk membantu memberi rasa tidak nyaman, melakukan hal-hal berikut :
1.Menjelaskan fisiologi normal nyeri setelah melahirkan
2.Menolong ibu mempertahankan kandung kemih kosong
3.Menempatkan selimut hangat di atas perut ibu
4.Memberi analgesik
5.Anjurkan latihan relaksasi dan pernafasan
Menjaga kebersihan
Perawatan perineum akan menambah kenyamanan dan keamanan ibu ( pencegahan
infeksi ),dianjurkan untuk mengganti pembalut setiap kali ke kamar mandi
Mempertahankan keseimbangan cairan dan nutrisi
Pembatasan asupan cairan dan nutrisi serta kehilangan cairan ( darah,keringat dan
muntah ) selama proses persalinan dapat membuat tiba-tiba ingin segera makan dan
minum setelah melahirkan,jenis makanan dan cairan yang diberikan tergantung pada
beberapa faktor ,seperti jenis anestesi yang diberikan,jumlah perdarahan yang hilang
waktu melahirkan.
A.
Tingkat utama fokus dari fisiologi adalah pada tingkat organ dan
sistem.
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa
embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat
terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus kembar,
atautriplet).
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu
menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan).
Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan
manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan
kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil
untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1.
Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida
0.
Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan
manusia dibagi menjadi tiga
yaitu:
Trimester I,II dan III,pada masa-masa ini
terjadi perubahan-perubahan seperti perubahan pisik(anatomi
dan fisiologi) maupun perubahan psikis.
Pada ibu hamil, perubahan anatomi sistem-sistem pada tubuh
berkembang sesuai tahap usia kehamilannya. Mulai dari trimester
I, sampai trimester III kehamilan. Sistem-sistem tersebut
meliputi :
Sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem
muskuluskeletalsistem respirasi, ,sistem sirkulasi atau
kardiopaskular,sistem metabolisme.
1. SISTEM PENCERNAAN
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan tidak enak
[ nausae ], akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus
otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga morbilitas seluruh
taktus digestivusi juga kurang. Makanan lebih lama berada
dilambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada
dalam usus-usus. Gejalah muntah biasanya terjadi pada pagi hari
yang biasa dikenal dengan morning sickness hal ini di sebapkan
karna hormon Estrogen dan HCG meningkat. Pada beberapa
wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin
2.
SISTEM PERKEMIHAN
Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami
tekanan, dan pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan
berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin
buang air kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar
Pada minggu-minggu pertengahan kehamilan, frekuensi berkemih
meningkat. Hal ini umumnya timbul antara minggu ke- 16 sampai
minggu ke- 24 kehamilan.
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kandung
kemih tertekan kembali sehinggal timbul sering kencing.
4.
Sitem respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma
juga terdorong ke kranial -> terjadi hiperventilasi dangkal (2024x/menit) akibat kompliansi dada (chest compliance) menurun.
Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual
capacity) menurun. Kapasitas vital menurun.
5.
Sistem sirkulasi atau kardiovaskular
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama
adalah perubahan HEMODINAMIK maternal, meliputi:
Anemia relatif
Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan
progesteron, warna merah kebiruan (tanda Chadwick).
Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta,
terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama
kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi
pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi,
tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan
jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta
(diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan
pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan
produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak,
kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi
hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery,
terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor.
Puting susu membesar dan menonjol. PENINGKATAN BERAT
BADAN SELAMA HAMIL
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari
pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ / cairan
intrauterin.
Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion
+ 1.0 kg, berat uterus + 1.0 kg, penambahan volume sirkulasi
maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg, penumpukan
cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.