Anda di halaman 1dari 34

KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS

DAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS)


DI FASYANKES

RACHMAN,SKM,M.SI
KEPALA DINAS KESEHATAN KAB.LEBONG
PERMASALAHAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
FASYANKES
Kasus Pembuangan Limbah Medis Kasus Pembuangan Limbah Medis
Permasalahan Pengelolaan Limbah di Fasyankes

Fasilitas Pengolah limbah Pihak swasta penyedian Munculnya kasus hukum


Fasyankes yang
milik Fasyankes berizin jasa pengolahan Limbah terkait dengan
mengelola Limbah sesuai
 sangat sedikit (89 medis  sedikit (12 pengelolaan limbah
aturan  Masih Sedikit
rumah sakit) perusahaan) fasyankes

Kemampuan SDM Ketidakseimbangan


Dukungan pengelolaan
Kepedulian pimpinan/ Kesehatan yang masih antara Timbulan Limbah
Limbah terhadap
pengelola fasyankes  kurang dan Regulasi dengan Kapasitas
akreditasi  Belum
belum maksimal pengelolaan Limbah Pengolahan 
Maksimal
belum implementatif DARURAT LIMBAH
ISU PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
DISTRIBUSI Lokasi Ada SELISIH antara
Pengolah Swasta TIDAK FASYANKES TIMBULAN LIMBAH dengan
MERATA  Optikal KAPASITAS PENGOLAHAN
 Rumah sakit (2823)
 Puskesmas (9909)  Fasilitas Pelayanan
 Klinik (7641) Kedokteran untuk
 Laboratorium Kesehatan kepentingan hukum
 Apotek (26.418)  Fasyankes tradisional
 Unit Transfusi Darah  Tempat Praktek Mandiri
Pengolahan oleh Perusahaan
Pengolah Limbah B3 untuk TIMBULAN LIMBAH Pengolahan oleh Incinerator
Limbah Medis (12 Perusahaan  Fasyankes Berizin (89 RS)
8 di P. Jawa, 2 di P. Kalimantan,
294,66 ton/hari Data Juli 2019
1 di Sumatera, 1 di Sulawesi)
Data Juli 2019
SELISIH:
70,432 ton/hari
KAPASITAS: KAPASITAS:
171,108 ton/hari 53,12 ton/hari
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
KESMAS Target RENSTRA 2020-2024
Program/Kegiatan/
Indikator
Output 2020 2021 2022 2023 2024
Persentase Desa/kelurahan Stop Buang air besar
Sembarangan (SBS) 40% 50% 60% 70% 100%
Jumlah Kabupaten/kota sehat (KKS) 110 220 280 380 420
Persentase sarana air minum yang
diawasi/diperiksa kualitas air minumnya sesuai 60% 64% 68% 72% 76%
Kesehatan standar
Lingkungan Jumlah Fasyankes (RS dan Pkm) yang
melaksanakan pengelolaan limbah 51% 66% 81% 95% 100
medis sesuai standar

Jumlah Kabupaten/kota yang melaksanakan 2500 3000 3500 4000 4500


pengawasan Pasar sesuai standar

Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP) 38% 44% 50% 56% 62%
yang memenuhi syarat sesuai standar

Persentase tempat dan fasilitas umum (TFU) 60% 62% 64% 68% 70%
yang dilakukan pengawasan sesuai standar
UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2009
TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 WAJIB


melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya.
Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri
pengelolaan limbah B3, pengelolaannya diserahkan kepada
pihak lain.
Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
KETENTUAN PIDANA DALAM PENGELOLAAN LIMBAH B3
(UU No. 32/2009)
Pelanggaran Dalam Pengelolaan Pidana Penjara Denda
Limbah B3
Min Maks Min Maks

Pengelolaan Limbah B3 tanpa izin 1 thn 3 thn 1 Milyar 3 Milyar


(Pasal 102)
Tidak melakukan pengelolaan limbah 1 thn 3 thn 1 Milyar 3 Milyar
B3 (Pasal 103)

Pejabat berwenang tdk melakukan - 1 thn - 500 jt


pengawasan (Pasal 112)

Impor Limbah (Pasal 105) 4 thn 12 thn 4 Milyar 12 Milyar


Impor Limbah B3 (Pasal 106) 5 thn 15 thn 5 Milyar 15 Milyar
REGULASI TERKAIT ……
Undang-Undang No 32/2009 tentang Undang-Undang No 44/2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Undang-Undang No 36/2009 tentang
Kesehatan Rumah Sakit
Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah No. 101/2014 tentang Peraturan Pemerintah No. 66/2014 tentang
Pengelolaan Liimbah Bahan Berbahaya dan Kesehatan Lingkungan
Beracun

Peraturan Menteri Lingkungan


Hidup dan Kehutanan No. P- Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan
56/2015 tentang Tata Cara Lingkungan Hidup dan
No. 24/2016 tentang No. 7/2019 tentang
dan Persyaratan Teknis Kehutanan No. P-68/2015
Persyaratan Teknis bangunan Kesehatan Lingkungan rumah
Pengelolaan Limbah bahan tentang Baku Mutu Limbah
dan Prasarana Rumah Sakit Sakit
Berbahaya dan Beracun dari Cair Domestik
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
PENGELOLAAN LIMBAH
Dalam Standar Nasional Akreditasi RS
PENGELOLAAN LIMBAH
DALAM AKREDITASI FASYANKES
(khusus PUSKESMAS)

Pengolahan limbah cair (IPAL)

Pengelolaan limbah medis

PENGELOLAAN Keamanan lingkungan fisik


LIMBAH
Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun


Kepemilikan Dokumen Lingkungan
(UKL-UPL, SPPL)
Setiap Fasyankes WAJIB:
• Memiliki Tempat Penyimpanan
Sementara (TPS) Limbah B3
• Mengurus Izin TPS Limbah B3 di
Kabupaten/Kota masing-masing
• Mentaati persyaratan teknis TPS
Limbah B3
• Tidak melakukan pembelian dan
menghentikan pemakaian alkes
mengandung merkuri
• Melakukan pengumpulan alkes
mengandung merkuri di TPS
Limbah B3
PENGELOLAAN LIMBAH B3 FASYANKES
MEKANISME PENGATURAN
Berdasarkan Permenlhk No. P-56/2015 Berdasarkan Permenlhk No. P-56/2015

LANGKAH 1 • Pengurangan dan Pemilahan Kewajiban Penghasil

LANGKAH 2 • Pewadahan & Penyimpanan Izin Penyimpanan diterbitkan


oleh Kab/kota

LANGKAH 3 • Pengangkutan Persetujuan oleh Dinas LH


kab/kota

LANGKAH 4 • Pengolahan Izin Pengolahan diterbitkan


oleh KLHK

LANGKAH 5 • Penguburan Persetujuan oleh Dinas LH


kab/kota
LANGKAH 6 • Penimbunan Persetujuan oleh Dinas LH kab/kota
Tajam

Patologis
Infeksius
Kimia
KATEGORI LIMBAH
FASYANKES Farmasi

(PERMENLHK P-56/2015) Sitotoksik


Logam Berat
Kontainer Bertekanan
Radioaktif
PEMILAHAN LIMBAH PADAT
DARI UNIT PELAYANAN RSUP DR. SARDJITO
medis Infeksius non-
Benda tajam/Botol non-medis Botol infus ,
tajam
Jerigen HD

INFEKSIUS SITOTOKSIS

CONTOH
JERIGEN HD
TAJAM Botol Infus
NON MEDIS

TPS B3

PIHAK
ke 3 INCENERATOR 3R
/METODE KOMPOS TPA BANK SAMPAH
LAIN
PENGANGKUTAN
INTERNAL
• Pengumpulan limbah minimum setiap hari atau sesuai EKSTERNAL
kebutuhan.
• Setelah limbah diambil dari sumbernya. Harus segera • Pengangkutan dilakukan oleh jasa transporter yang
dilakukan pengantian kantong/wadah. berizin.
• Limbah diangkut sebelum penuh (3/4 dari volume limbah) • Pengangkutan yang dilakukan oleh penghasil limbah
• Tidak dianjurkan pelakukan pemadatan/ penekanan pada bisa menggunakan kendaraan roda 3, sesuai
saat pengumpulan limbah untuk menghindari risiko ketentuan yang berlaku.
tertusuk Untuk pengangkutan:
• Kantong limbah tidak boleh diikat model “telinga kelinci” 1. Dari penghasil ke Depo
atau menggunakan selotipe/sejenisnya. 2. Dari penghasil ke pengolah
Di dalam Provinsi, Kabupaten/Kota

PT. EDELWEIS
TRANSPORTASI
HALWA
YANG TERMASUK FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
dalam PerMENLHK No P.56/Menlhk-Setjen/2015

PUSKESMAS

FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN

KLINIK PELAYANAN RUMAH


KESEHATAN ATAU
SEJENISNYA SAKIT
Penanggung Jawab dalam Pengelolaan
Limbah Medis
Pimpinan Fasyankes Petugas Kesehatan

Petugas Pengelola Pengolah Limbah dan


Limbah Teknisi

Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah


Tugas Pimpinan

Pengelola limbah
Administrasi Perencanaan
medis yang Pengorganisasian
yang baik yang matang
berdedikasi

Menerapkan Pendanaan yang Partisipasi staf


pedoman cukup terlatih
Kewajiban Petugas Kesehatan
Melakukan pembatasan limbah
• Melakukan prosedur dengan benar sehingga tidak perlu diulang yang mengakibatkan
penambahan jumlah limbah.
• Mengganti alat atau bahan yang menghasilkan limbah dengan yang tidak menghasilkan
limbah/dapat didaur ulang.
• Memelihara barang sesuai prosedur sehingga tidak mudah rusak dan menjadi limbah.
• Menerapkan sistem kelola barang tersedia (FIFO dan FEFO).

Melakukan pemilahan limbah


• Memilah limbah medis dan domestik.
• Memilah limbah medis sesuai dengan jenis/karakteristik sehingga mempermudah tahap
pengolahan selanjutnya.

Meneruskan praktik pengelolaan limbah medis yang benar pada petugas yang baru
Tugas Tenaga Kesehatan

Memisahkan jarum Menerapkan sistem Memilah limbah


dari spuit dengan alat kelola barang tersedia medis dan domestik
yang sesuai (FIFO dan FEFO)
Tugas Kepala Pengelola Limbah

Membentuk tim
Menentukan tugas Mengalokasikan dana
petugas pengelola
pengolah limbah dan daya
limbah

Memastikan adanya Memastikan petugas


pengawasan dan mendapatkan
pembinaan pelatihan
Tugas Pengolah Limbah

Memastikan Mengkoordinasikan
Mengendalikan
penyimpanan yang operasi pembuangan
pengumpulan limbah
benar setelah limbah diolah

Mengawasi produksi
Mengawasi limbah, pembuangan,
pengangkutan limbah biaya, dan aspek
kesehatan masyarakat
Alur Pengelolaan Limbah medis
Pengurangan

Pemilahan

Pewadahan

Penyimpanan

Pengangkutan/Pengumpulan

Pengolahan/Penimbunan/Pemanfaatan
Pengurangan atau Pembatasan Limbah medis

Pengurangan Penggunaan produk Kebijakan dalam


sumber daur ulang pembelian

Tata kelola barang


Pemilahan limbah
tersedia
1. PENGURANGAN & PEMILAHAN
 Menghindari penggunaan material yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun apabila terdapat pilihan
yang lain;
 Melakukan tata kelola yang baik (good house keeping)
setiap bahan atau material yang berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan dan/atau
pencemaran terhadap lingkungan;
 Melakukan pemisahan aliran limbah (waste stream)
menurut jenis, kelompok, dan/atau karakteristik limbah;
 Melakukan tata kelola yang baik pengadaan bahan kimia
dan bahan farmasi untuk menghindari terjadinya
penumpukan dan kedaluwarsa; dan
 Melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap
peralatan sesuai jadwal.
25
Pemilahan Limbah
Sangat penting Perlu dilakukan
Meningkatkan
Kunci dari untuk berdasarkan
perlindungan
pengurangan pengelolaan teknologi
kesehatan
jumlah limbah limbah yang pengolahan
masyarakat
efektif limbah

Harus dilakukan Harus Pemilahan yang Kode warna


oleh penghasil disesuaikan di sama dari untuk wadah
limbah pada seluruh RS pada sumber hingga pemilahan
sumbernya suatu area pembuangan limbah
Pemilahan Limbah

Sangat penting Pemilahan yang Kode warna


untuk sama dari untuk wadah
pengelolaan sumber hingga pemilahan
limbah yang pembuangan limbah
efektif
Pewadahan Limbah medis
Wadah harus Wadah limbah harus
tersedia sesuai Wadah harus mudah dilapisi plastik sesuai
dengan jenis dibersihkan. jenis limbah dan
limbahnya. dapat disegel.

Wadah yang hampir Wadah dengan kode


Semua wadah harus
penuh harus segera warna
diberi tanggal, kode,
diganti dengan yang memudahkan
label, dan simbol.
kosong. pemilahan.
Pewadahan Limbah medis

Wadah harus Wadah yang Wadah dengan


tersedia sesuai hampir penuh kode warna
dengan jenis harus segera memudahkan
limbahnya. diganti dengan pemilahan.
yang kosong.
Tempat Penyimpanan Sementara Limbah
medis
Permukaan
Lantai kedap Saluran air Persediaan air
mudah
air yang baik cukup
dibersihkan

Mudah Pencahayaan Anti hewan


Aman dan
diakses dan ventilasi pengganggu
dapat dikunci
petugas yang baik dan serangga
2. PENYIMPANAN LIMBAH B3
Dilakukan dengan cara antara lain: Tempat
Penyimpanan
a. menyimpan Limbah B3 di fasilitas Penyimpanan Limbah
B3; limbah
b. menggunakan wadah Limbah B3 sesuai kelompok Infeksius
Limbah B3;
c. penggunaan warna pada setiap kemasan dan/atau
wadah Limbah sesuai karakteristik Limbah B3; dan
d. pemberian simbol dan label Limbah B3 pada setiap
kemasan dan/atau wadah Limbah B3 sesuai karakteristik
Limbah B3.

Sumber: [Pasal 7 ayat (1), PERMEN LHK P.56/Menlhk-


Tempat
Sekjen/2015] Penyimpanan
limbah selain 31
Infeksius
2.B PERSYARATAN KHUSUS
Penyimpanan dalam Bangunan Batas Waktu Penyimpanan
penyimpanan Limbah B3 dapat • Limbah infeksius, benda tajam,
dilakukan pada fasilitas atau ruangan dan/atau patologis tidak boleh
khusus yang berada di dalam disimpan lebih dari 2 (dua) hari;
bangunan:
• Apabila disimpan lebih dari 2
1. kondisi tidak memungkinkan;
(dua) hari, harus dilakukan
2. akumulasi volume limbah yang desinfeksi kimiawi atau disimpan
dihasilkan relatif kecil; dan pada suhu rendah minimal 0O
3. limbah dilakukan pengolahan lebih celcius;
lanjut dalam waktu kurang dari 48
sejak Limbah dihasilkan.
32
Tempat Penyimpanan Sementara Limbah
medis

Pencahayaan Aman dan Mudah Anti hewan


dan ventilasi dapat dikunci diakses pengganggu
yang baik petugas dan serangga
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai