Anda di halaman 1dari 28

+

ASUHAN
PERSALINAN
NORMAL
+
NORMAL

 Usia kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu)

 Persalinan terjadi spontan

 Presentasi belakang kepala

 Berlangsung tidak lebih dari 18 jam

 Tidak ada komplikasi pada ibu maupun janin


+
KALA I
 Beri dukungan & dengarkan keluhan ibu

 Kalau ibu tampak gelisah:


 Berganti posisis sesuai keinginan (disarankan miring ke kiri)
 Berjalan atau aktivitas ringan
 Suami: memijat punggung/basuh muka ibu
 Ajari teknik bernafas

 Jaga privasi ibu (pakai tirai penutup)

 Izinkan ibu untuk mandi/membasuh kemaluanny setelah BAB & BAK

 Kondisi ruangan sejuk

 Beri minum cukup untuk hindari dehidrasi

 Sarankan berkemih sesering mungkin

 Pantau menggunakan partograf


+
PARTOGRAF
+
 Pasang infus IV untuk pasien dengan:
 Kehamilan >5
 Hb <9g/dL atau Ht <27%
 Riw. Gangguan perdarahan
 Sungsang
 Kehamilan ganda
 Hipertensi
 Persalinan lama

 Partograf diletakkan samping pasien

 Lakukan pemeriksaan kardiotokografi jika memungkinkan

 Persiapkan rujukkan jika terjadi komplikasi


+
HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN
+
KALA II, III DAN IV
58 LANGKAH APN

1. Mengenali tanda & gejala kala dua


 Memeriksa tanda berikut:
 Ibu memiliki keinginan meneran
 Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum &
vagina
 Perineum menonjol & menipis
 Vulva-vagina & sphincter ani membuka
+ 2. Menyiapkan pertolongan persalinan
 Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat esensial
 Klem, gunting, benang tali pusat, penghisap lendir/DTT siap dalam
wadah
 Pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayo dalam kondisi bersih
& hangat
 Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi dan termometer dalam
kondisi baik & bersih
 Patahkan ampul oksitosin 10 unit & tempatkan spuit steril sekali
pakai dalam partus set
 Resusitasi: tempat data, rata, bersih, kering & hangat, 3 handuk
/kain bersih & kering, alat penghisap lendir, lampu sorot
 Persiapan kegawatdaruratan pada ibu: cairan kristaloid & set infus

3. Pakai baju penutup atau celemek plastik yang bersih, sepatu tutup
kedap air, tutup kepala, masker dan kacamata

4. Lepas semua perhiasan & cuci tangan dengan bersih


+ 5. Pakai sarung tangan steril untuk pemeriksaan dalam

6. Ambil spuit, isi dengan oksitosin 10 unit, letakkan kembaik ke


partus set

 Memastikan pembukaan lengkap & keadaan janin baik

7. Bersihkan vulva & perineum dari depan ke belakang dengan kapas


atau kasa yang dibasahi

8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk emmastikan pembukaan


serviks telah lengkap. Lakukan amniotomi bila selaput ketuban
belum pecah dengan syarat: kepala sudah masuk ke dalam panggul
& tali pusat tidak teraba

9. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan ke dalam


larutan klorin 0.5% dan kemudian lepaskan sarung tangan dalam
keadaan terbalik & rendam dalam larutan klorin 0.5% selama 10
menit. Cuci tangan setelahnya
+ 10. Periksa DJJ segera setelah kontraksi berakhir untuk memastikan
DJJ dalam batas normal (120 – 160x/menit)

 Menyiapkan ibu & keluarga untuk membantu proses bimbingan


meneran

11. Beritahu ibu kalau pembukaan sudah lengkap & keadaan janin baik

12. Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk


meneran
 Bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan merasa nyaman
 Anjurkan ibu untuk cukup minum

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat


 Perbaiki cara meneran apabila caranya salah
 Nilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
+

12. Posisi setengah duduk


+ 14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum ada dorongan untuk meneeran dalam
60 menit

 Mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi

15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 -6 cm,
letakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi

16. Letakkan kain bersih yang dilupat 1/3 bagian dibawah bokong ibu

17. Buka tutup partus set & perhatikan kelengkapan alat dan bahan

18. Pakai sarung tangan steril

19. Setelah tampak kepala bayi, lindungi perineum dengan satu tangan
yang dilapisi kain bersih & kering sementara tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk posisi defleksi & membantu lahirnya
kepala
+ 20. Periksa lilitan tali pusat
 Jika lilitan masih longgar, selipkan tali pusat lewat kepala bayi
 Jika lilitan ketat, klem tali pusat di dua titik lalu gunting diantaranya
 Jangan lupa lindungi leher bayi

21. Tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan

 Membantu lahirnya bahu

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara


biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
 Gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul
dibawah arkus pubis
 Gerakkan kearah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
+

20. Memeriksa lilitan tali pusat

Menggunting tali pusat


+

22. Melahirkan bahu depan


+

Melahirkan bahu belakang


+  Membantu lahirnya badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada dibawah ke
arah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku
sebelah bawah
 Gunakan tangan yang berada diatas untuk menelusuri dan memegang
lengan dan siku sebelah atas

24. Setelah tubuh & lengan lahir, lanjutkan penelusuran tangan yang
berada diatas ke punggung, bokong, tungkai dan kaki bayi
 Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dengan ibu
jari dan jari – jari lainnya)

 Penanganan bayi baru lahir

25. Lakukan penilaian selintas & jawab 3 pertanyaan untuk menilai


apakah ada asfiksia bayi
 Apakah kehamilan cukup bulan?
 Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap – megap?
 Apakah tonus otot bayi/bayi bergerak aktif?
+ 26. Kalau tidak ada asfiksia, lanjutkan manajemen bayi baru lahir
normal. Keringkan & posisikan bayi diatas perut ibu
 Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks
 Ganti handuk basah dengan handuk yang kering
 Pastikan kondisi bayi mantap di atas dada atau perut ibu

27. Pastikan kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain
dalam uterus (hamil tunggal)
+
MANAJEMEN AKTIF KALA III
28. Beritahu kepada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin untuk
membantu uterus berkontraksi baik

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3
paha atas bagian distal lateral

30. Dengan menggunakan klem, 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat pada
sekitar 3 cm dari pusat umbilikus bayi. dari sisi luar klem penjepit, dorong isi
tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal
dari klem pertama

31. Potong dan ikat tali pusat


 Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian gunting diantara 2
klem tersebut
 Ikat tali pusat dengan benang steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali
benang ke sisi berlawanan & lakukan ikatan kedua menggunakan simpul kunci
 Lepaskan klem & masukkan ke dalam klorin 0,5%
+ 32. Tempatkan bayi untuk kontak kulit ibu ke kulit bayi

33. Selimuti ibu & bayi dengan kain hangat dan kering & pasang topi
pada kepala bayi

34. Pindahkan klem pada tali pusat ihingga jarak 5 – 10 cm dari vulva

35. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu & tegangkan tali
pusat dan klem dengan tangan yang lain

36. Setelah uterus berkontraksi: tegangkan tali pusat ke arah bawah


sambil tangan lain dorong ke arah dorso-cranial untuk mencegah
terjadinya inversio uteri
 Jika uterus tidak kontraksi = stmulasi putting susu
+

36. Melakukan peregangan tali pusat terkendali


+ 37. Lakukan penegangan dorso-kranial hingga plasenta terlepas,
menyuruh ibu meneran, sambil menarik tali pusat sesuai dengan
poros jalan lahir
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga jarak 5 – 10
cm dari vulva dan lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas >15 menit, menegangkan tali pusat

38. Saat plasenta terlihat pada introitus vagina, lanjutkan kelahiran


plasenta dengan menggunakan dua tangan

39. Plasent & selaput ketuban lahir  masase uterus

 Menilai perdarahan

40. Periksa kedua sisi plasenta  pastikan selaputnya lengkap & utuh

41. Evaluasi adanya laserasi pada vagina & perineum dan lakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan aktif
+
DERAJAT ROBEKAN / LASERASI
PERINEUM
+
MANAJEMEN AKTIF KALA IV
 Asuhan pasca persalinan

42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik & tidak terjadi


perdarahan pervaginam

43. Mulai IMD dengan memberi waktu kontak kulit ibu-bayi (di dada
ibu minimal 1 jam)

44. Setelah kontak kulit ibu-bayi & IMD selesai: timbang & ukur bayi,
beri bayi salep/tetes mata antibiotik profilaksis, suntik vit K1 1mg,
beri gelang pengenal, pemeriksaan untuk melihat cacat bawaan
lahir

45. 1 jam setelah pemberian K1: suntikkan imunisasi Hepatitis B


+ 46. Lanjutkan pemantauan kontraksi & pencegahan perdarahan
pervaginam:
 Setiap 2 – 3 kali dalam 15 mnt pertama pasca persalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
 Setiap 20 – 30 menit pada jam kedua pasca persalinan
 Lakukan asuhan untuk tatalaksana atonia uteri jika uterus tidak
berkontraksi dengan baik

47. Ajarkan ibu & keluarga untuk masase uterus & menilai kontraksi

48. Evaluasi & estimasi jumlah kehilangan darah

49. Periksa tekanan darah, nadi & keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pasca persalinan dan setiap 30 menit selama
jam kedua pasca persalinan

50. Periksa kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas


dengan baik dan suhu normal
+ 51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai pada larutan klorin 0.5%
untuk dekontaminasi selama 10 menit

52. Buang bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai

53. Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT, bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah

54. Pastikan ibu berasa nyaman

55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0.5%

56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0.5 % (bolak
balik) selama 10 menit

57. Cuci kedua tangan dengan sabun & air bersih mengalir lalu
keringkan

58. Lengkapi partograf


+
VIDEO

 https://www.youtube.com/watch?v=4ae9tsRHfQw

 https://www.youtube.com/watch?v=Nm9Qb2LEJUE
+
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai