Anda di halaman 1dari 29

KONSEP DASAR PERSALINAN

Oleh :
KHOIRIYAH (221560112011)
RISMA YUNITA (221560112013)
WANDI PRIYANTO (221560112019)
Persalinan
Pengertian
Proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu.
Persalinan Normal
• Terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (> 37
mgg)
• Tidak ada penyulit kehamilan
Persalinan ‘in Partu’
• Uterus berkontraksi
• Perubahan pada serviks (membuka, menipis)
• Diakhiri dgn lahirnya plasenta lengkap
Faktor Penyebab dimulainya
Persalinan
• Penurunan kadar progesteron
• Peningkatan kadar estrogen
• Pelepasan oksitosin dari neurohipofisis
• Peningkatan kadar prostaglanding dan kortisol
janin
• Peningkatan besarnya uterus diikuti oleh
pengeluaran kalsium dari sarcoplasma retikulum
• Tekanan bag terendah janin pada serviks dan
segmen bawah rahim
• Penuaan plasenta
• Faktor eksternal
Tanda & Gejala ‘in partu’
Persalinan Palsu Persalinan
Perubahan serviks Tidak ada Penipisan dan pembukaan
Amnion Utuh Utuh/pecah
Kontraksi • Hanya di bag bawah • Dari punggung bawah
spt kram pd menstruasi menyebar ke abdomen depan

• Ireguler • Reguler , makin lama makin


kuat
(frek min 2 x dlm 10 mnt)
• kontraksi dpt berhenti dgn • Tidak berhenti dgn
perubahan aktivitas perubahan aktivitas
(mandi, miring, hidrasi)
Pengeluaran Tidak ada Cairan lendir bercampur darah
pervagina
Faktor penting persalinan
• Passage (jalan lahir)
 rongga panggul, serviks, vagina

Jenis rongga panggul ibu


• ‘Passenger’ (janin dan plasenta)
- Presentasi, letak, dan posisi janin
- Letak dan posisi plasenta
- Perkiraan berat janin, jumlah janin
• ‘Power’ (kontraksi)
- frekuensi, durasi, intensitas
• Psikologis (status emosional)
pengalaman sebelumnya, support sistem, lingkungan
• Posisi
posisi ibu saat persalinan
• ‘progress’ persalinan
Syair Partus Normal
“ dengan presentasi oksiput atau verteks terjadi
perubahan posisi kepala janin selama melalui
ruang panggul ibu/jalan lahir:
1)engagement,
2) descent,
3)flexion,
4)internal rotation,
5)extension,
6)external rotation,
7)expultion., dalam 5-10 setelah bayi lahir,terjadi
pelepasan plasenta secara spontan”
Kala Persalinan
Kala I
• Perdataran dan pembukaan serviks disertai
pengeluaran darah dan lendir
• Dimulai dari kontraksi uterus teratur sampai
pembukaan serviks lengkap
• Lamanya tergantung paritas ibu ( 12 jam
primi, 8 jam multi)
Terdiri dari fase
• Fase laten ( ± 8 jam)
Berlangsung sampai serviks membuka 4 cm
• Fase aktif
- Berlangsung sampai pembukaan serviks 10 cm
- Primi (1 cm/jam), multi (1-2 cm/jam)
- Kontraksi: adekuat (3 x/> dlm 10 mnt, @ 40
dtk)
Kala II
• Pengeluaran janin
• Dimulai dari pembukaan serviks lengkap - lahirnya janin
• Lama ± 50’ (primi), ± 20’ (multi)
Gejala dan tanda
• Ibu ingin meneran bersamaan dgn terjadinya
kontraksi
• Ibu merasakan ada peningkatan tekanan pd
rektum
• Perineum menonjol
• Vulva, vagina dan spingter ani membuka
• Meningkatnya pengeluaran lendir pd vagina
Tanda pasti
• Pembukaan serviks lengkap
• Terlihat bag kepala bayi mll introitus vagina,
vulva membuka
Kala III
• Pelepasan dan pengeluaran palsenta
• Lama: 15’
• Perdarahan ± 500 c
Tanda-tanda lepasnya plasenta
• Perubahan bentuk dan tinggi uterus
• Tali pusat memanjang
• Semburan darah mendadak dan singkat
Managemen aktif
• Pemberian suntikan oksitosin
• Penegangan tali pusat terkendali
• Masase fundus uteri
Kala IV
• Lama: 1-2 jam setelah plasenta lahir
Pantau setiap 15’ dlm 1 jam pertama dan setiap 30’
dlm 1 jam berikutnya.
- Kontraksi uterus
- TTV
- TFU
• Deteksi dini risiko perdarahan PP
Manajemen nyeri persalinan
1. Massage
 Metode Effluerage

Pasien dalam posisi atau setengah duduk, lalu letakkan kedua telapak tangan Pada
perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar kearah pusat kesimpisis atau
dapat juga menggunakan satu telapak tangan dengan gerakkan melingkar atau
satu arah. Cara ini dapat dilakukan langsung oleh pasien
 Metode deep back massage
memperlakukan pasien berbaring miring, kemudian bidan atau keluarga pasien
menekan daerah secrum secara mantap dengan telapak tangan, lepaskan dan
tekan lagi, begitu seterusnya.
 Metode firm counter pressure
memperlakukan pasien dalam kondisi duduk kemudian bidan atau keluarga pasien
menekan secrum secara bergantian dengan tangan yang dikepalkan secara
mantap dan beraturan.
 Metode Abdominal lifting
memperlakukan pasien dengan cara membaringkan pasien pada posisi terlentang
dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan pada pinggang
belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang berlawanan
kearah puncak perut tanpa menekan kearah dalam, kemudian ulangi lagi.
2.Relaksasi
• Ada beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam keadaan istirahat atau selama
proses persalinan :
• a. Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit, kedua tangan rileks di
samping di bawah lutut dan kepala diberi bantal.
• b. Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, di bawah kepala diberi bantal dan di
bawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar perut tidak menggantung.
• c. Kedua lutut ditekuk, berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping
telinga.
• d. Duduk membungkuk, kedua lengan diatas sandaran kursi atau diatas tempat tidur. Kedua kaki
tidak boleh mengantung.
• e. Keempat posisi tersebut dapat dipergunakan selama ada his dan pada saat itu ibu harus dapat
mengonsentrasikan diri pada pernapasan atau pada sesuatu yang menyenangkan (Salmah, 2006).
Dibawah ini tiga alternatif panduan untuk ibu melakukan teknik pernapasan sederhana yaitu
:
•Pikirkan kata ”rileks” yang terdiri dari dua suku kata, yaitu ”ri” dan ”leks”. Selanjutnya,
cobalah latihan ini. Ketika menarik napas, pikirkan kata ”ri”,saat menghembuskan ,
pikirkan kata ”leks”. Jangan alihkan pikiran dari kata ”rileks” tersebut. Ketika
menghembuskan napas, singkirkan segala ketegangan dari tubuh, khususnya otot-otot yang
biasanya mudah tegang setiap kali stres.
•Cobalah menghitung pernapasan. Begitu bernapas, hitung tiga sampai empat, atau lebih
secara perlahan-lahan. Ketika menghembuskan napas, hitung sampai tiga atau empat lagi.
•Cobalah bernapas melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut. Embuskan napas
dari mulut dengan lembut. Banyak ibu merasa lebih enak mengeluarkan suara saat
menghembuskan napas, misalnya ”fuuuuuuuuuh”
Pengkajian Bayi Baru Lahir
• Pemeriksaan Antropometri
a) Diameter kepala ; normalnya 33-35 cm
b) Lingkar dada ; 30-33 cm
c) Lingkar abdomen= lingkar dada
d) Berat Badan
• Berat badan bayi baru lahir dikaji di atas timbangan dengan alat diantara bayi baru lahir dan
ditimbang normal >2500gram.
a) Panjang Badan
• Panjang badan di ukur dalam dua tahap dengan pita ukur yang tidak teratur dari ujung atas
kepala ujung bawah spinal dan dari ujung bawah spinal sampai ke tumit. PB 48 – 53 cm
Penilaian APGAR SCORE
Nilai 7-10 : bayi normal
Nilai 4-6 : bayi dengan asfiksia ringan dan sedang
Nilai 1-3 : bayi dengan asfiksia berat
Jika jumlah skor berkisar 4 – 6 pada menit
pertama, bayi memerlukan tindakan medis segera
seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan
napas dengan suction, atau pemberian oksigen untuk
membantunya bernapas
Jika nilai skor Apgar antara 0 – 3, membutuhkan
resusitasi
Pemeriksaan reflex BBL
 Sucking reflex

Refleks menghisap (sucking reflex) Bayi akan melakukan gerakan menghisap ketika Anda
menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi
 Rooting reflex

Refleks mencari (rooting reflex) Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau di
sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya ke arah
benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap.
 Reflex Moro
• Refleks moro (moro reflex) adalah suatu respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi
akibat suara atau gerakan yang mengejutkan. Ketika dikagetkan, bayi yang baru lahir itu
melengkungkan punggungnya, melemparkan kepalanya kebelakang, dan merentangkan tangan
dan kakinya.
 Tonic neck reflex

Refleks leher (tonic neck reflex) Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus) pada lengan dan tungkai sisi
ketika bayi Anda menoleh ke salah satu sisi
 Grasping /palmar Grasp Reflex

refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram benda-benda yang disentuhkan ke bayi


 Babinski Reflex

Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap
 Swimming reflex

ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam yang berisi air, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti
gerakan berenang
 Stepping/walking reflex

Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri dantelapak kakinya menyentuh permukaan
yang keras, ibu/orang tersebut akan melihat refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti melangkah ke depan
 Crawling reflex

Saat bayi diposisikan tengkurap maka bayi akan membentuk posisi merangkak karena saat di dalam rahim
kakinya tertekuk kearah tubuhnya.
Asuhan Keperawatan Pada
Persalinan

Anda mungkin juga menyukai