• https://www.youtube.com/watch?v=nJJmjKQeSs4
JENIS LASERASI DAN EPISIOTOMI
• Definisi Laserasi :
• Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan
trauma. Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi, robekan spontan
perineum, trauma forseps atau vakum ekstraksi, atau karena versi
ekstrasi. Robekan yang terjadi bisa ringan (lecet, laserasi), luka
episiotomi,robekan perineum spontan derajat ringan sampai ruptur
perineum totalis (sfingter ani terputus), robekan pada dinding vagina,
forniks uteri, serviks, daerah sekitar klitoris dan uretra dan bahkan yang
terberat ruptur uteri. Perdarahan yang terjadi saat kontraksi uterus baik,
biasanya karena ada laserasi ataupun sisa plasenta. (Prawirohadjo,
Sarwono. 2014.)
• Robekan jalan lahir adalah trauma yang diakibatkan oleh
kelahiran bayi yang terjadi pada serviks, vagina, atau
perineum. (Maryunani, Anik, Puspita, Eka. 2014. Asuhan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Trans Info Media.
Jakarta)
Faktor Resiko Laserasi Jalan Lahir
Faktor Maternal Faktor Janin
• https://youtu.be/VEsYyCXqdx0
Persiapan saat akan melakukan episiotomi
• Jelaskan pada ibu ataupun suaminya mengapa di perlukan tindakan episiotomi dan
diskusikan prosedurnya dengan ibu. Berikan alasan rasional pada ibu ataupun suaminya.
• Pertimbangkan indikasi episiotomi dan pastikan bahwa episiotomi penting untuk kesehatan
dan kenyamanan ibu dan atau bayi
• Pastikan bahwa semua perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia dan
dalam keadaan disinfeksi tingkat tinggi atau steril.
• Peralatan : baik steril berisi kasa, gunting episiotomy, betadin, spuit 10 ml dengan jarum
ukuran minimal 22 dan panjang 4 cm, lidokain 1% tanpa epineprin. Bila bila lidokain 1%
tidak ada dan tersedia likokain 2% maka buatlah likokain tadi menjadi 1% dengan cara
melarutkan 1 bagian lidokain 2% ditambah 1 bagian cairan garam fisiologis atau air destilasi
steril. Contoh : Larutkan 5 ml lidokain 2% ke dalam 5 ml cairan garam fisiologis atau air
destilasi steril.
• Gunakan teknik aseptik setiap saat. Cuci tangan dan pakai sarung tangan disinfeksi tingkat
tinggi atau steril.
Cara melakukan episiotomi
1. Episiotomi sebaiknya dilakukan ketika kepala bayi meregang perineum pada janin
matur, sebelum kepala sampai pada otot-otot perineum pada janin matur . Bila
episiotomi dilakukan terlalu cepat, maka perdarahan yang timbul dari luka episiotomi
bisa terlalu banyak, sedangkan bila episiotomi dilakukan terlalu lambat maka laserasi
tidak dapat dicegah. sehingga salah satu tujuan episiotomi itu sendiri tidak akan
tercapai.
2. Episiotomi biasanya dilakukan pada saat perineum menipis dan puncak serta kepala
janin sudah terlihat dengan diameter 3 - 4 cm pada saat kontraksi . Jika dilakukan
bersama dengan penggunaan ekstraksi forsep, sebagian besar dokter melakukan
episiotomi setelah pemasangan sendok atau bilah forsep
3. Pertama pegang gunting tajam disinfeksi tingkat tinggi atau steril dengan
satu tangan, kemudian letakkan jari telunjuk dan jari tengah di antara
kepala bayi dan perineum searah dengan rencana sayatan. Hal ini akan
melindungi kepala bayi dari gunting dan meratakan perineum sehingga
membuatnya lebih mudah di episiotomi.
4. Setelah itu, tunggu fase acme (puncak his). Kemudian selipkan gunting
dalam keadaan terbuka di antara jari telunjuk dan tengah. Gunting
perineum mengarah ke sudut yang diinginkan untuk melakukan
episiotomi, misalnya episiotomi mediolateral dimulai dari fourchet
(komissura posterior) 45 derajat ke lateral kiri atau kanan. Pastikan untuk
melakukan palpasi/ mengidentifikasi sfingter ani eksternal dan
mengarahkan gunting cukup jauh kearah samping untuk rnenghindari
sfingter.
5. Gunting perineum sekitar 3-4 cm dengan arah mediolateral menggunakan satu atau dua
guntingan yang mantap. Hindari “menggunting” jaringan sedikit demi sedikit karena akan
menimbulkan tepi yang tidak rata sehingga akan menyulitkan penjahitan dan waktu
penyembuhannya lebih lama.
6. Jika kepala bayi belum juga lahir, lakukan tekanan pada luka episiotomi dengan di lapisi
kain atau kasa disinfeksi tingkat tinggi atau steril di antara kontraksi untuk membantu
mengurangi perdarahan. Karena dengan melakukan tekanan pada luka episiotomi akan
menurunkan perdarahan.
7. Kendalikan kelahiran kepala, bahu dan badan bayi untuk mencegah perluasan episiotomi.
8. Setelah bayi dan plasenta lahir, periksa dengan hati-hati apakah episiotomi, perineum dan
vagina mengalami perluasan atau laserasi, lakukan penjahitan jika terjadi perluasan
episiotomi atau laserasi tambahan
Penjahitan luka episiotomi
• Tujuan menjahit laserasi atau episiotomi adalah untuk menyatukan
kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan
darah yang tidak perlu (memastikan hemostasis). Ingat bahwa setiap
kali jarum masuk ke dalam jaringan tubuh, jaringan akan terluka dan
menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi. Oleh sebab
itu pada saat menjahit laserasi atau episiotomi gunakan benang yang
cukup panjang dan gunakan sesedikit mungkin jahitan untuk
mencapai tujuan pendekatan dan hemostasis.
Simple Interupted Suture
Continuous
Subcuticuler Continuous Suture
Klil link berikut untuk melihat teknik
penjahitan perineum
• https://www.youtube.com/watch?v=teukCoeaDqo
DETAIL TEKNIK PENJAHITAN
TUNGGAL
• https://www.youtube.com/watch?v=mHLgaB6NQSQ
DETAIL TEKNIK PENJAHITAN JELUJUR
• https://www.youtube.com/watch?v=avlftDSOzhU
TEKNIK PENJAHITAN SUBCUTIKULER
• https://www.youtube.com/watch?v=-rvJZ3jR7AU