Anda di halaman 1dari 6

A.

Manfaat Birth Ball


Manfaat yang didapatkan dengan menggunakan birth ball selama persalinan
adalah mengurangi rasa nyeri, dan kecemasan, meminimalkan penggunaan petidin,
membantu proses penurunan kepala, mengurangi durasi persalinan kala I,
meningkatkan kepuasan dan serta kesejahteraan ibu-ibu. Latihan birth ball dapat
meningkatkan mobilitas panggul ibu hamil. Latihan ini dilakukan dalam posisi tegak
dan duduk, yang diyakini untuk mendorong persalinan dan mendukung perineum
untuk relaksasi dan meredakan nyeri persalinan. Rasa nyeri saat kontraksi akan
membuat ibu merasa tidak nyaman, dengan mengaplikasikan pelvic rocking dengan
birth ball intensitas nyeri ibu dapat berkurang (Niluh Nita. Silfia, Anna Veronica
Pont, 2020).
Pada saat persalinan kala I, latihan birth ball dengan cara duduk di atas bola
kemudian secara perlahan mengayunkan dan menggoyangkan pinggul ke depan dan
ke belakang, sisi kanan dan kiri, serta melingkar. Gerakan latihan ini bermanfaat
untuk membantu kontraksi rahim lebih efektif dan mempercepat turunnya bayi
melalui panggul. Tekanan kepala bayi pada leher rahim tetap konstan ketika ibu
bersalin pada posisi tegak sehingga dilatasi serviks menjadi lebih cepat. Ligamentum
otot panggul menjadi rileks, dan bidang luas panggul menjadi lebih lebar sehingga
memudahkan bayi turun ke dasar panggul (Muthoharoh et al., 2019).
B. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus ke dunia luar. Persalinan mencakup proses fisiologis yang
memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan
janinnya melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung 18 jam, tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin (Nurul Jannah, 2017).
Persalinan merupakan proses fisiologis pengeluaran janin, plasenta, dan ketuban
melalui jalan lahir. Persalinan secara alami adalah persalinan yang dilakukan pada
proses persalinan dan kelahiran tanpa intervensi medis serta obat- obatan penghilang
rasa sakit, namun juga membutuhkan dukungan. Melahirkan secara alami merupakan
harapan bagi setiap ibu hamil, dalam beberapa kasus intervensi medis minimal
diperlukan (Indrayani, 2016).
Proses persalinan dimulai dengan kontraksi uterus secara teratur dan
menyebabkan adanya proses membuka dan menutupnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir, kemudian berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap
(Kumalasari, 2015).
C. Pengertian Kontraksi Persalinan
His adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja
dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus
dominial, terkordinasi dan relaksasi. Kontraksi ini bersifat involunter karena berada
dibawah saraf intrinsic (Ai Nursiah, dkk, 2014).
His merupakan kontraksi otot rahim ketika persalinan yang terdiri dari kontraksi
otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis, atau biasa disebut kekuatan mengejan
dan kontraksi ligamentum rotundum.Adanya his ketika melahirkan dipengaruhi oleh
peran hormon yang meningkat guna menjalankan proses yang dialami setiap wanita.
Menjelang persalinan terjadi penurunan hormon progesteron. Hormon ini berfungsi
menyiapkan kondisi rahim supaya dapat di tempati calon janin. Pada awal kehamilan,
progesteron sangat dibutuhkan agar tidak terjadi keguguran. Akan tetapi, menjelang
persalinan fungsi tersebut sudah tidak diperlukan lagi sehingga produksinya menurun.
Namun, disisi lain produksi hormon estrogen, oksitosin, dan prostaglandin meningkat
pesat sehingga memperbaiki kekuatan his menjadi lebih adekuat. Peningkatan tersebut
juga dipengaruhi hormon lain dari hipofise seperti somatomamotropin, luteinizing
hormone, relaksin, dan lainnya (Februanti, 2016).
D. Ciri Kontraksi Persalinan yang Adekuat
Ciri-ciri his yang adekuat menurut Sulfianti dkk (2020), antara lain :
 Kontraksi teratur, makin lama makin sering, menyebabkan nyeri pada perut
bagian bawah
 Minimal 3 kali dalam 10 menit, lama lebih dari 20 detik
 Kontraksi menyebabkan dilatasi serviks
E. Ciri Kemajuan Persalinan
Dimulai pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini
berlangsung antara 18-24 jam terbagi dalam 2 fase.
 Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm.
 Fase aktif, dibagi dalam 3 fase yaitu : fase akselerasi, dalam waktu 3 jam
pembukaan 3 cm tersebut menjadi 4 cm; fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2
jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm; fase deselerasi,
pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm
menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi
demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida,
pada yang pertama ostium uteri internum akan membuka terlebih dahulu, sehingga
serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian osteum uteri internum sudah
sedikit terbuka. Osteum uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendatran
serviks terjadi dalam saat yang sama.
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir atau sudah
lengkap. Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada
primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-
kira 7 jam.
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit
sekali. Karena biasanya dalam hal ini janin sudah masuk ruang panggul, maka pada
his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbukan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rectum dan hendak
buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus
membuka, labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kapala janin tampak dalam
vulva pada waktu his.
Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi kepala tidak masuk lagi di luar his,
dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan
suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah
istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada
primi gravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5
jam.
Persalinan dipengaruhi oleh empat unsur utama yaitu power, passageway,
passanger.
 Power
adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi
uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau
kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot
rahim.
 Passageway
adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar
panggul, serviks dan vagina. Agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir
tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.
 Passanger
Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanger utama, dan
bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin mempunyai
ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala (Rahayu,
2016).
F. Cara Kerja Birth Ball untuk Memperkuat Kontraksi Persalinan
Dalam proses persalinan, bola (birth ball) bisa menjadi alat yang penting dan
dapat digunakan dalam berbagai posisi. Latihan gerakan dengan menggunakan birth
ball dengan cara mengayunkan dan mengayunkan panggul ke depan, belakang, kanan,
dan kiri secara perlahan dapat meredakan tekanan dan meningkatkan bidang luas
panggul, mendorong turunnya kepala bayi, membantu kontraksi rahim lebih efektif,
mempercepat dilatasi servik, dan membantu relaksasi ligamentum pada panggul.
Birth ball juga dapat memberikan efek positif lain seperti mengurangi rasa
sakit saat kontraksi. Pada posisi duduk, memungkinkan suami atau sebagai
pendamping persalinan untuk memberikan pijatan lembut pada punggung sehingga
memberikan relaksasi pada ibu. Birth ball juga dapat dilakukan dengan ibu pada
posisi berdiri dan bersandar di atas bola, mendorong dan mengayunkan panggul untuk
melatih mobilisasi panggul. Bola juga dapat diletakkan di lantai atau tempat tidur,
kemudian ibu melakukan posisi berlutut dan membungkuk sehingga berat badan ibu
bertumpu pada bola. Gerakan ibu pada saat mendorong panggul dapat membantu
merubah posisi bayi ke posisi yang lebih tepat (belakang kepala) sehingga dapat
mempercepat kemajuan persalinan.
Berbagai keuntungan yang bisa didapatkan pada posisi duduk tegak di atas
bola adalah meningkatkan aliran darah ke rahim, plasenta, dan bayi; mengurangi
tekanan dan meningkatkan bidang luas panggul; memberikan rasa nyaman pada
pergelangan kaki; mendorong turunnya kepala bayi; merelakskan panggul; dan
memberikan kenyamanan pada ibu. Menggunakan birth ball dengan posisi jongkok
menjadikan perineum meregang secara optimal, sehingga aliran darah ke bayi
menjadi lancar. Selain itu, panggul akan menjadi lebih luas sehingga mempercepat
turunnya bayi (Mutoharoh, dkk, 2020).

G. Pengaruh Birth Ball terhadap Kontraksi Persalinan


Penggunaan birth ball selama kehamilan akan memicu refleksi postural dan
menjaga otot-otot yang mendukung tulang belakang. Posisi duduk di atas bola mirip
dengan berjongkok sehingga membantu membantu melahirkan. Jika bola diletakkan
di atas tempat tidur, kemudian dilakukan latihan dengan posisi ayak atau dengan berat
badan tertumpu di atas bola, bergerak mendorong panggul maka bayi akan berubah ke
posisi yang benar. Kegiatan ini akan bermanfaat dalam mempersingkat waktu
bersalin (Muthoharoh dkk, 2019).
Menurut hasil penelitian dari Anuhgera, dkk (2021) menunjukkan bahwa
teknik birth ball dapat mempercepat durasi persalinan. Dengan teknik ini dapat
membantu para ibu untuk mempercepat proses kelahiran bayi dan memperpendek
proses kala I fase aktif. Para ibu mengatakan bahwa mereka lebih nyaman dan santai
dalam menghadapi persalinana dengan bantuan birth ball walalupun kontraksi
adekuat.
Penelitian dari juga menyebutkan bahwa pada responden yang diberi birthing
ball (kelompok perlakuan), sebanyak 70% responden mengalami lama kala I fase
aktif cepat. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh birthing ball
terhadap lama kala I fase aktif. Pemanfaatkan posisi tegak yang memungkinkan
gravitasi membantu penurunan kepala janin disertai dengan gerakan yang dapat
membantu kontraksi uterus semakin adekuat, menjadikan penggunaan birthing ball
dapat berpengaruh terhadap lama kala I fase aktif.

Referensi :

Anuhgera, dkk. (2021). Penerapan Birth Ball Dengan Teknik Pelvic Rocking Terhadap Lama
Persalinan Pada Kala I Fase Aktif. Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi. 4(1).
Februanti, S. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Praktek Klinik Keperawatan
Maternitas. Jakarta: KEMENKES RI: BPPSDMK.
Kumalasari, I. (2015). Perawatan Antenatal, Intranatal, Postnatal Bayi Baru Lahir dan
Konsepsi. Jakarta: Salemba Medika.
Kurniawati, A., Dasuki, D., & Kartini, F. (2017). Efektivitas Latihan Birth Ball Terhadap
Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primigravida. Jurnal Ners Dan
Kebidanan Indonesia, 5(1).
Muthoharoh, S., Kusumastuti, & Indrayani, E. (2019). Efektivitas Birth Ball Selama
Kehamilan Terhadap Lama Persalinan. Leutika Prio.
Mutoharoh, dkk. (2020). Pengaruh Latihan Birthball terhadap Proses Persalinan. Jurnal
Ilmiah Kesehatan. 8(1).
Niluh Nita. Silfia, Anna Veronica Pont, S. (2020). Pengaruh Pelaksanaan Pelvic Rocking
Dengan Birthing Ball Terhadap Pengurangan Nyeri Pinggang Persalinan Kala I
Diwilayah Puskesmas Mamboro Kota Palu. Jurnal Kesehatan Kebidnanan
Keperawatan, 13.
Nursiah, Ai, Dkk. (2014). Asuhan Persalinan Normal bagi Bidan. Bandung : PT. Refika
Aditama.
Widyaswara P. (2012). Pengaruh Terapi Birth Ball Terhadap Nyeri Persalinan Kala I.
Rahayu, A. P. (2016). Panduan Praktikum Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Deepublish.
Rosleana, dkk. (2019). Pengaruh Birthing Ball terhadap Lama Kala I Fase Aktif pada
Primigravida di PMB Yulis Indriana, Malang. Jurnal Pendidikan Kesehatan. 164-175,
8(2).
Sulfianti, dkk. (2020). Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Anda mungkin juga menyukai