Nama Kelompok :
Devira Siswoyo (2134005)
Indrayati (2134006)
Intan Rizki Andini (2134007)
Septa Viana (2134010)
A. Definisi
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari
dalam uterus (rahim) melalui jalan lahir. Saat persalinan terjadi proses
membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir.
Persalinan yang normal terjadi pada umur kehamilan cukup bulan (37-42
minggu) (Bobak, 2012; Sukarni & Wahyu, 2013). Menurut Rohani et al
(2011) persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta,
dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari
pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan
frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur.
D. Tahap-Tahap Persalinan
Tahap-tahap persalinan dibagi menjadi empat yaitu:
1. Kala I
Kala satu persalinan dimulai sejak awal kontraksi uterus yang teratur
dan meningkat (frekueni, intensitas dan durasi) hingga servik menipis
dan membuka lengkap (10 cm). Kala I terdiri dari atas dua fase, yaitu
fase inisial (laten) dan fase aktif. Fase laten berlangsung hingga
serviks membuka kurang dari 4 cm dan fase aktif dari pembukaan 4
cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm. face aktif dibagi
dalam tiga fase lagi, yakni: fase akselerasi yaitu pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm dalam waktu 2 jam; fase dilatasi maksimal yaitu
pembukaan 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam; dan fase
deselerasi yaitu pembukaan lambat kembali, dari pembukaan 9 cm
sampai pembukaan lengkap (10 cm) dalam waktu 2 jam. Fasefase
tersebut dijumpai pada primigravida, sedangkan dalam multigravida
juga terjadi fase tersebut, akan tetapi fase laten, fase aktif dan fase
deselerasi lebih pendek (Sukarni & Wahyu, 2013; Wiknjosastro,
2011).
2. Kala II Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga
disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi (Wiknjosastro,
2011).
3. Kala III Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Tahap ini
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Karakteristik pelepasan
plasenta ditandai dengan uterus bulat dan keras, tiba-tiba darah keluar
dan tali pusat memanjang (Manurung, 2011 & Wiknjosastro, 2011).
4. Kala IV Persalinan kala empat dimulai setelah lahirnya plasenta dan
berakhir dua jam pertama post-partum. Tahap ini disebut juga dengan
tahap pemulihan (Bobak, 2012). Hal yang perlu dievaluasi dalam kala
IV yaitu tanda-tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan pervaginam
dan kondisi vesika urinaria (Manurung, 2011 & Wiknjosastro, 2011).
E. Mekanisme Persalinan
Engagement dan penurunan merupakan dua mekanisme persalinan.
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk
menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Ada tiga ukuran diameter kepala janin
yang digunakan sebagai patokan dalam mekanisme persalinan normal, antara
lain:
1. Jarak biparenatl, merupakan diameter melintang terbatas dari kepala
janin, dipakai di dalam definisi penguncian (engagement).
2. Jarak suboksipito bregmatika, jarak antara batas leher dan oksiput ke
anterior fontanel, ini adalah diameter yang bersangkutan dengan
presentasi kepala.
3. Jarak oksipitomental, merupakan diameter terbesar dari kepala janin,
ini adalah diameter yang bersangkutan dengan hal presentasi dahi.
2) Pemberian cairan
Anjurkan ibu untuk minum cairan yang mengandung nutrisi atau air
bias. Cairan akan memberi tenaga dan mencegah ibu dari dehidrasi
yang akan dapat mempengaruhi His. Dehidrasi akan membuat ibu
lelah, menurunkan kekuatan his.
3) Kebersihan
Infeksi yang dapat terjadi selama proses persalinan akan dapat
menyebabkan kematian atau penyakit pada janin. Penolong persalinan
harus mencari sesering mungkin, menggunakan alat yang steril untuk
mencegah infeksi. Ibu dalam proses persalinan dianjurkan berkemih
setiap 2 jam agar tidak menghambat penurunan kepala janin dan
kenyamanan ibu. Tidak dianjurkan melakukan kateterisasi
(mengeluarkan urin dengan alat).
2. Asuhan Selama Persalinan Kala II
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan serviks sudah lengkap atau kepala janin sudah
tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. Penanganan yang sebaiknya
deiberikan pada ibu antara lain (Syaiffudin, 2008).
1) Anjurkan pendamping memberikan dorongan/ dukungan selama
proses persalinan dan kelahiran.dengan alasan memisahkan ibu
orang yang memberikan dukungan akan berkaitan dengan hasil
persalinan yang baik.
2) Berikan dorongan dan besarkan hati ibu. Jelaskan kemajuan
persalinan pada ibu dan keluarga, serta ibu dalam meneran.
3) Biarkan ibu memilih posisi yang sesuai meneran.
4) Penolong harus memberikan rasa aman dan nyaman, menghilangkan
rasa takut pada ibu, memberikan dukungan moral serta membesarkan
hati ibu.dukungan ini membantu ibui agar santai. Memberikan pujian
saat ibu mengejan.
5) Menjaga kebersihan diri, agar terhindar dari infeksi. Jika ada darah
lendir atau cairan ketuban keluar dari vagina segera dibersihkan.
6) Mengipas dan memijat untuk menambah kenyamanan bagi ibu.
7) Memberi dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu dengan cara: menjaga privasi ibu, penjelasan tentang
proses dan kemajuan persalinan.
8) Mengatur posisi ibu dalam membimbing mengedan dapat dipilih
berbagai macam posisi berikut: jongkok, tidur miring, setengah
duduk. Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri,
mudah mengedan, kurangya mentrauma vagina dan perineum dan
infeksi.
9) Menjaga kandung kemih tetap kosong, oleh karena itu itu ibu
dianjurkan berkemih sesering mungkin. Memberikan cukup minum,
disamping untuk memberi tenaga dan mencegah dehidrasi.
10) Pada saat mengedan, bantu ibu memperoleh posisi yang paling
nyaman. Setiap posisi memiliki keuntungannya masing - masing,
misalnya posisi setengah duduk dapat membantu turunya kepala
janin jika persalinan berjalan lambat.
11) Ibu dibimbing mengejan, selama his, anjurkan kepada ibu untuk
mengambil nafas. Mengejan tanpa diselingi bernafas, kemungkinan
dapat menurunkan PH pada arteri umbilcius yang dapat
menyebabkan denyut jantung tidak normal. Minta ibu bernafas selagi
kontrraksi ketika kepala janin akan lahir. Hal ini menjaga agar
perineum meregang pelandan mengontrol lainnya kepala serta
mencegah robekan. Setelah bayi lahir nilai warna kulit, tonus otot,
kemampuan bernafas dan aktifitas.
12) Periksa denyut jantung janin (DJJ) pada saat kontraksi dan setelah
setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak mengalami bradikardi
(<120x /menit).
2) Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
b. Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi
informasi.
c. Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina
berulang dan kontaminasi fekal.
d. Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan
peningkatan kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
e. Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d
ketidakadekuatan system pendukung.
3) Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d krisis situasiSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama Orientasikan klien pada lingkungan, staf
kebutuhan tidak terpenuhi. ……..diharapkan ansietas pasien berkurang dan prosedur
dengan criteria hasil: Berikan informasi tentang perubahan
TTV dbn psikologis dan fisiologis pada persalinan
Pasien dapat mengungkapkan perasaan Kaji tingkat dan penyebab ansietas
cemasnya Pantau tekanan darah dan nadi sesuai
Lingkungan sekitar pasien tenang dan kondusif indikasi
Anjurkan klien mengungkapkan
perasaannya
Berikan lingkungan yang tenang dan
nyaman untuk pasien
2. Kurang pengetahuan tentangSetelah dilakukan asuhan keperawatan Kaji persiapan,tingkat pengetahuan dan
kemajuan persalinan b/dselama….,pengetahuan pasien tentang harapan klien
kurang mengingat informasipersalinan meningkat dengan criteria hasil: Beri informasi dan kemajuan persalinan
yang diberikan, kesalahan Pasien dapat mendemonstrasikan teknik normal
interpretasi informasi. pernafasan dan posisi yang tepat untuk fase Demonstrasikan teknik pernapasan atau
persalinan relaksasi dengan tepat untuk setiap fase
persalinan
3. Risiko tinggi terhadap infeksiSetelah dilakukan asuhan keperawatan Kaji latar belakang budaya klien.
maternal b/d pemeriksaanselama….diharapkan infeksi maternal dapat Kaji sekresi vagina, pantau tanda-tanda
vagina berulang danterkontrol dengan criteria hasil: vital.
kontaminasi fekal. TTV dbn Tekankan pentingnya mencuci tangan yang
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi baik.
Gunakan teknik aseptic saat pemeriksaan
vagina.
Lakukan perawatan perineal setelah
eliminasi.
4. Risiko tinggi terhadapSetelah dilakukan asuhan keperawatan Pantau masukan dan haluaran.
kekurangan cairan b/dselama…,diharapkan cairan seimbang dengan Pantau suhu setiap 4 jam atau lebih sering
masukan dan peningkatankriterian hasil: bila suhu tinggi, pantau tanda-tanda vital.
kehilangan cairan melalui
TTV dbn DJJ sesuai indikasi.
pernafasan mulut. Input dan output cairan seimbang Kaji produksi mucus dan turgor kulit.
Turgor kulit baik Kolaborasi pemberian cairan parenteral.
Pantau kadar hematokrit.
5. Risiko tinggi terhadap kopingSetelah dilakukan asuhan keperawatan Tentukan pemahaman dan harapan
individu tidak efektif b/dselama…..,diharapkan koping pasien efektif terhadap proses persalinan
ketidakadekuatan systemdengan criteria hasil: Anjurkan mengungkapkan perasaan
pendukung. Pasien dapat mengungkapkan perasaannya Beri anjuran kuat thd mekanisme koping
positif dan
Bantu relaksasi
2. KALA I (fase aktif)
1) Pengkajian
a. Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
b. Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan
tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
c. Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
d. Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi
vertexs.
e. Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/
jam pada primipara)
2) Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian
presentasi.
b. Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi
mekanik kandung kemih.
c. Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situasi.
d. Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan
pertambahan mobilitas gastrik.
e. Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay
oksigen dan aliran darah
3) Intervensi
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
1. Nyeri akut berhubunganSetelah dilakukan asuhan Kaji derajat ketidaknyamanan secara verbal dan
dengan tekanan mekanik darikeperawatan nonverbal
bagian presentasi. selama…..,diharapkan nyeri Pantau dilatasi servik
terkontrol dengan criteria hasil: Pantau tanda vital dan DJJ
TTV dbn Bantu penggunaan teknik pernapasan dan relaksasi
Pasien dapat mendemonstrasikan Bantu tindakan kenyamanan spt.
kontrol nyeri Gosok punggung, kaki
Anjurkan pasien berkemih 1-2 jam
Berikan informasi tentang ketersediaan analgesic
Dukung keputusan klien menggunakan obat-obatan/tidak
Berikan lingkungan yang tenang
2. Perubahan eliminasi urin b/dSetelah dilakukan asuhan Palpasi di atas simpisis pubis
perubahan masukan dankeperawatan Monitor masukan dan haluaran
kompresi mekanik kandungselama….,diharapkan eliminasi Anjurkan upaya berkemih sedikitnya 1-2 jam
kemih. urine pasien normal dengan Posisikan klien tegak dan cucurkan air hangat di atas
criteria hasil: perineum
Cairan seimbang Ukur suhu dan nadi, kaji adanya peningkatan
Berkemih teratur Kaji kekeringan kulit dan membrane mukosa
3. Risiko tinggi terhadap kopingSetelah dilakukan asuhan Tentukan pemahaman dan harapan terhadap proses
individu tidak efektif b/d krisiskeperawatan persalinan
situasi. selama….,diharapkan koping Anjurkan mengungkapkan perasaan
pasien efektif dengan criteria hasil: Beri anjuran kuat terhadap mekanisme koping positif dan
Pasien dapat mengungkapkan bantu relaksasi
peraannya
4. Risiko tinggi terhadap cederaSetelah dilakukan asuhan Pantau aktivitas uterus secara manual
maternal b/d efek obat-obatankeperawatan Lakukan tirah baring saat persalinan menjadi intensif
pertambahan mobilitas selama….,diharapkan cidera Hindari meninggikan klien tanpa perhatian
gastrik. terkontrol dengan criteria hasil: Tempatkan klien pada posisi tegak, miring ke kiri
TTV dbn Berikan perawatan perineal selama 4 jam
Aktivitas uterus baik Pantau suhu dan nadi
Posisi pasien nyaman Kolaborasi pemberian antibiotik (IV)
5. Risiko tinggi terhadapSetelah asuhan keperawatan Kaji adanya kondisi yang menurunkan situasi uteri
kerusakan gas janin b/dselama….,diharapkan janin dalam plasenta
perubahan suplay oksigen dankondisi baik dengan criteria hasil: Pantau DJJ dengan segera bila pecah ketuban
aliran darah DJJ dbn Instuksikan untuk tirah baring bila presentasi tidak
Presentasi kepala (+) masuk pelvis
Kontraksi uterus teratur Pantau turunnya janin pada jalan lahir
Kaji perubahan DJJ selama kontraksi
3. KALA II
1) Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
a) Melaporkan kelelahan
b) Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri /
teknik relaksasi
c) Lingkaran hitam di bawah mata
b. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
c. Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
d. Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung
kemih
e. Nyeri / ketidaknyamanan
a) Dapat merintih / menangis selama kontraksi
b) Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
c) Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
d) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
f. Pernafasan
Peningkatan frekuensi pernafasan
g. Seksualitas
a) Servik dilatasi penuh (10 cm)
b) Peningkatan perdarahan pervagina
c) Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
d) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
2) Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
b. Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
c. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi
hipertonik
3) Intervensi
2. Perubahan curah jantung b/dSetelah dilakukan asuhan keperawatan Pantau tekanan darah dan nadi tiap 5 – 15 menit
fluktasi aliran balik vena selama…..,diharapkan kondisi Anjurkan pasien untuk inhalasi dan ekhalasi
cardiovaskuler pasien membaik dengan selama upaya mengedan
criteria hasil: Anjurkan klien / pasangan memilih posisi
TD dan nadi dbn persalinan yang mengoptimalkan sirkulasi
Suplay O2 tersedia
3. Risiko tinggi terhadapSetelah asuhan keperawatan Bantu klien dan pasangan pada posisi tepat
kerusakan integritas kulit b/dselama….,diharapkan integritas kulit Bantu klien sesuai kebutuhan
pada interaksi hipertonik terkontrol dengan criteria hasil: Kolaborasi epiostomi garis tengah atau medic
Luka perineum tertutup (epiostomi) lateral
Kolaborasi terhadap pemantauan kandung kemih
dan kateterisasi
4. KALA III
1) Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
b. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal dengan cepat
Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
Nadi melambat
c. Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
d. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
e. Seksualitas
Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
Tali pusat memanjang pada muara vagina
2) Diagnosa Keperawatan
a. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan
oral, muntah.
b. Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
c. Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan
3) Intervensi
2. Nyeri akut b/d trauma jaringanSetelah dilakukan asuhan keperawatan Bantu penggunaan teknik pernapasan
setelah melahirkan selama….,diharapkan nyeri terkontrol Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan
dengan criteria hasil: Ganti pakaian dan liner basah
Pasien dapat control nyeri Berikan selimut penghangat
Kolaborasi perbaikan episiotomy
3. Risiko tinggi terhadap cederaSetelah dilakukan asuhan keperawatan Palpasi fundus uteri dan massase dengan perlahan
maternal b/d posisi selamaselama….,diharapkan cidera terkontrol Kaji irama pernafasan
persalinan dengan criteria hasil: Bersihkan vulva dan perineum dengan air dan larutan
Plasenta keluar utuh antiseptic
TTV dbn Kaji perilaku klien dan perubahan system saraf pusat
Dapatkan sampel darah tali pusat, kirim ke
laboratorium untuk menentukan golongan darah bayi
Kolaborasi pemberian cairan parenteral
5. KALA IV
1) Pengkajian
a. Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
b. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi,
mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia,
atau meningkat pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema,
kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran
pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
c. Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
d. Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
e. Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
f. Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya
anastesi spinal
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau
perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau
otot tremor
h. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
i. Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi
umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae
mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
2) Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan
fisik dan psikologis, ansietas
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan
miometri
c. Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota
leluarga
3) Intervensi
2. Resiko tinggi kekuranganSetelah dilakukan asuhan keperawatan Tempatkan klien pada posisi rekumben
volume cairan b/dselama….,diharapkan cairan simbang Kaji hal yang memperberat kejadian intrapartal
kelelahan/ketegangan dengan criteria hasil: Kaji masukan dan haluaran
miometri TD dbn Perhatikan jenis persalinan dan anastesi,
Jumlah dan warna lokhea dbn kehilangan daripada persalinan
Kaji tekanan darah dan nadi setiap 15 menit
Dengan perlahan massase fundus bila lunak
Kaji jumlah, warna dan sifat aliran lokhea
Kolaborasi pemberian cairan parentral
3. Perubahan ikatan prosesSetelah dilakukan asuhan keperawatan Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh
keluarga b/dselama…..,diharapkan proses keluarga bayi
transisi/peningkatan anggotabaik dengan criteria hasil: Observasi dan catat interaksi bayi
keluarga Ada kedekatan ibu dengan bayi Anjurkan dan bantu pemberian ASI, tergantung
pada pilihan klien
6. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan kompenen keempat dari proses
keperawatan setelah merumuskan rencana asuhan keperawatan.
Implementasi keperawatan merupakan bagian dari proses keperawatan
dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dalam asuahan keperawatan dilakukan dan diseselsaikan
(Potter & Perry, 2010).
Intervensi keperawatan yang sudah direncanakan berdasarkan Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dilaksanakan pada tahap
implementasi keperawatan.
7. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan
untuk mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan
kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan (Potter & perry, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Asri, D.H dan Cristine C.P. 2013. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Bobak, Lowdermilk, Jense. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC.
Hidayat, A. A. 2014. Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.
Jakarta: Salemba Medika.
Manurung, S. 2011. Buku ajar keperawatan maternitas asuham keperawatan
intranatal. Jakarta: Trans Info Media.
NANDA Intl. 2012. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2002-2014.
Jakarta: EGC.
Norma Nita, Dwi Mustika. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Nurarif, A.H., Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction Publishing.
Potter, Perry. 2010. Fundamental of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi
7. Vol. 3. Jakarta: EGC.
Rohani, dkk. 2011. Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta: Salemba
Medik.
Saifudin Abdul Bari. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatus. Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.
Sukarni, I dan Wahyu, P. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Yogyakarta:
Nuha Medika.
Sulistyawati A & Nugraheny E. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Jakarta: Salemba Medika.
Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta: Fitramaya.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta. DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta. DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1, Cetakan II. Jakarta. DPP
PPNI.
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, Hanifa. 2011. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.