Anda di halaman 1dari 2

Meningkatkan

Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak terjadi diantara kanker
lainnya. Kanker Payudara merupakan penyakit yang dapat mempengaruhi setiap aspek
kehidupan manusia, Menurut (Nuracmah, 1999). Setiap jenis pengobatan terhadap penyakit
ini dapat menimbulkan masalah-masalah fisiologis, psikologis dan social pada klien.
Perubahan body image akibat perubahan fisik yang menyertai pengobatan telah ditemukan
menjadi respon psikologis yang amat menekan bagi pengidap Kanker Payudara
Salah satu pedoman praktis klinis kanker payudara adalah dengan proses pembedahan
mastectomy. Wanita penderita kanker payudara mengalami dampak positif dan negative dari
mastectomy. Procedure pembedahan mastectomy mungkin telah menyelamatkan nyawa,
namun tidak dapat dipungkiri bahwa tubuh Wanita mengalami perubahan bentuk tubuh.
Kehilangan payudara secara utuh baik bagian kanan atau kiri akan mengubah body image
perempuan. Mastektomi tak hanya meninggalkan bekas luka secara fisik, tetapi juga luka
secara psikologis, yakni menurunnya perasaan bangga terhadap tubuhnya. Perubahan bentuk
tubuh yang terjadi dapat berdampak pada citra tubuh dan seksualitas pasien post mastectomy
yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Gambaran citra tubuh pada pasien dengan
mastectomy, meliputi keyakinan, pikiran, perasaan dan perilaku. Respon ini dipengaruhi oleh
keyakinan akan pentingnya payudara, optimisme dalam mencapai ideal diri, pikiran tentang
perubahan tubuh, penerimaan dari diri sendiri dan orang sekitar, sikap semangat mencari
kesembuhan dan kenyamanan, serta peran sosial. Perubahan citra tubuh pada Wanita yang
mengalami mastectomy umumnya negative. Citra tubuh yang negative memiliki
kecenderungan tinggi untuk mengalami depresi, cemas bahkan bunuh diri. Cara berpikir yang
positif atau negatif merupakan hal terpenting dalam meningkatkan atau menurunkan body
image seseorang. Individu yang berpikir positif terhadap tubuhnya akan memiliki body image
yang positif yang kemudian mengarahkannya pada rasa puas terhadap tubuhnya, sedangkan
individu yang berpikir negatif terhadap tubuhnya akan memiliki body image negatif yang
mengarahkannya pada ketidakpuasan tubuh, menurut (Melliana, 2006).
Sebanyak 50 wanita dengan mastectomy yang diteliti, hampir semuanya mengalami
depresi dari ringan sampai berat (Nowick, Szwed, dan Laskwoski dalam Polish Journal
Surgery, 2008). Depresi meskipun hanya ringan tapi apabila dibiarkan terus-menerus bisa
memicu keinginan bunuh diri. Pasien kanker yang mengalami depresi cenderung memiliki
pikiran bunuh diri meskipun sangat sedikit yang terealisasikan.
Depresi yang dialami oleh penderita kanker payudara dengan mastectomi bisa
diakibatkan karena lemahnya ilmu agama serta kebutuhan deficiency needs (kebutuhan fisik,
kasih sayang dan rasa aman) belum terpenuhi. Sehingga membuat mereka belum dapat
mencapai aktualisasi diri. Akibatnya penderita kanker payudara sering mengurung diri
cenderung tertutup (individual), menjadi pemalu, kurang dapat bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar, dan selalu menyalahkan dirinya. Dan sebaliknya pada saat penderita
kanker payudara memiliki pemikiran yang positif terhadap tubuhnya (body image Positif)
bisa terdorong dari adanya ilmu agama yang memang kuat.
Dalam kaitannya dengan depresi banyak penelitian yang telah dilakukan
berkesimpulan bahwa komitmen agama bermanfaat bagi upaya pencegahan depresi dan dapat
bertindak sebagai kekuatan pelindung dan penyangga seseorang dari resiko menderita
depresi, menurut Larson, D.B. et. al., (2000). Dalam kaitannya pendekatan keagamaan sangat
besar manfaatnya antara lain, mereka dapat bergabung dalam masyarakat yang religius
dengan mengenal tuhannya lebih dekat dan mengamalkan doa serta berdzikir untuk
mengatasi rasa keputusasaan (Griffith, J.L., Griffith, M.E. 2002).
Dalam jurnal Carlson (2004), yang berjudul Does Spirituality Correlate with Body
Dissatisfaction? menyatakan bahwa spiritualitas menurunkan rasa ketidakpuasan pada tubuh.
Jika ketidakpuasan pada bentuk tubuh dihubungkan dengan Body image maka spiritualitas
yang tinggi dapat menurunkan risiko gangguan Body image. Agama dapat menjadi salah satu
jalan untuk mencapai spiritualitas, walaupun ada cara lain di luar agama juga dapat
digunakan untuk mencari spiritualitas.

Anda mungkin juga menyukai