OLEH :
P07120219082
1) Passenger (Penumpang)
Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan
posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka plasenta
dianggap juga sebagai bagian dari Passenger yang menyertai janin. Namun
plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kehamilan normal. (Sumarah
et al,2009)
2) Passageway (Jalan Lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul,
vagina dan introitus (lubang luar vagina). Lapisan lapisan otot dasar panggul ikut
menunjang keluarnya bayi meskipun itu jaringan lunak, tetapi panggul ibu jauh
lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya
terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul
perlu diperhatikan sebelum persalinan dimulai (Sumarah et al,2009)
3) Power (Kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-
otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. Kekuatan primer yang
diperlukan dalam persalinan adalah his yaitu kontraksi otot-otot rahim, sedangkan
sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga meneran ibu (Rohani et al, 2011)
4) Position (Posisi Ibu)
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Menurut
Melzack, dkk tahun 1991 dalam Bobak(2012) mengubah posisi membuat rasa letih
hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi yang baik dalam
persalinan yaitu posisi tegak yang meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk dan
jongkok. Posisi tegak dapat memberikan sejumlah keuntungan, hal itu dikarenakan
posisi tegak memungkinkan gaya gravitasi membantu penurunan janin, dapat
mengurangi tekanan pada pembuluh darah ibu dan dapat mencegah kompresi
pembuluh darah serta posisi tegak dapat membuat kerja otot-otot abdomen lebih
sinkron (saling menguatkan) dengan rahim saat ibu meneran (Bobak,2012)
5) Psychologic Respons (Psikologis)
Psikologis adalah kondisi Psikis klien dimana tersedianya dorongan positif,
persiapan persalinan, pengalaman lalu, dan strategi adaptasi/coping
(Sukarni&Wahyu,2013). Psikologis adalah bagian yang krusial saat persalinan,
ditandai dengan cemas atau menurunnya kemampuan ibu karena ketakutan untuk
mengatasi nyeri persalinan. Respon fisik terhadap kecemasan atau ketakutan ibu
yaitu dikeluarkannya hormon katekoalamin. Hormon tersebut menghambat
kontraksi uterus dan aliran darah plasenta (Manurung,2011).
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
mengikat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). kala
satu persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
a. Fase laten pada kala satu persalinan:
Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap.
Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
Pada umumnya, fase laten bcrlangsung hampir atau hingga 8 jam
b. Fase aktif pada kala satu persalinan:
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkatkan secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih
Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm,
akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau
primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).
Terjadi penurunan bagian terbawah janin
A. Pengertian
Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam (informasi obyektif) yang
hasilnya adalah:
Kondisi ibu, bayi dan kemajuan persalinan harus selalu dipantau secara
berkala dan ketat selama berlangsungnya kala dua persalinan.
Pantau, Periksa dan Catat :
a. Nadi ibu setiap 30 menit
b. Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
c. DJJ setiap selesai meneran atau setiap 5-10 menit
d. Penurunan kepala bayi setiap 30 menit melalui pemeriksaan abdomen (periksa
luar) dan periksa dalam setiap 60 menit atau jika ada indikasi, hal ini
dilakukan lebih cepat.
e. Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah (jernih atau bercampur
mekonium atau darah)
f. Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat disamping atau terkemuka
g. Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir
h. Kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelum bayi pertama lahir
Catatkan semua pemeriksaan dan intervensi yang dilakukan pada catatan persalinan
4. Konsep Dasar Persalinan Kala III
A. Pengertian
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban.
A. Pengertian
Kala IV di mulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah proses
tersebut. ( Reni Saswita, 2011 )
B. Fisiologi Kala IV
1) Evaluasi Uterus
Setelah kelahiran plasenta, periksa kelengkapan dari plasenta dan selaput
ketuban. Jika masih ada sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal
dalam uterus akan mengganggu kontraksi uterus sehingga menyebabkan perdarahan.
Jika dalam waktu 15 menit uterus tidak berkontraksi dengan baik, maka akan
terjadi atonia uteri. Oleh karena itu, diperlukan tindakan rangsangan taktil (massase)
fundus uteri dan bila perlu dilakukan Kompresi Bimanual.
2) Pemeriksaan Servik, Vagina dan Perineum
Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka periksa
daerah perineum, vagina dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami
peregangan, oleh kemungkinan edema dan lecet. Introitus vagina juga akan tampak
terkulai dan terbuka. Sedangkan vulva bisa berwarna merah, bengkak dan
mengalami lecet-lecet.
Untuk mengetahui ada tidaknya trauma atau hemoroid yang keluar, maka periksa
anus dengan rectal toucher.
C. Pemantauan Kala IV
Saat yang paling kritis pada ibu pasca melahirkan adalah pada masa post
partum. Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah adanya kematian ibu akibat
perdarahan. Kematian ibu pasca persalinan biasanya tejadi dalam 6 jam post partum.
Hal ini disebabkan oleh infeksi, perdarahan dan eklampsia post partum. Selama kala
IV, pemantauan dilakukan 15 menit pertama setelah plasenta lahir dan 30 menit
kedua setelah persalinan.
Setelah plasenta lahir, berikan asuhan yang berupa :
a. Rangsangan taktil (massase) uterus untuk merangsang kontraksi uterus.
b. Evaluasi tinggi fundus uteri – Caranya : letakkan jari tangan Anda secara
melintang antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan
pusat atau dibawah pusat.
c. Perkirakan darah yang hilang secara keseluruhan.
d. Pemeriksaan perineum dari perdarahan aktif (apakah dari laserasi atau luka
episiotomi).
e. Evaluasi kondisi umum ibu dan bayi.
f. Pendokumentasian.
Hal yang harus diperhatikan dalam pemantauan lanjut selama kala IV adalah :
a. Vital sign – Tekanan darah normal < 140/90 mmHg; Bila TD < 90/ 60 mmHg,
N > 100 x/ menit (terjadi masalah); Masalah yang timbul kemungkinan adalah
demam atau perdarahan.
b. Suhu – S > 380 C (identifikasi masalah); Kemungkinan terjadi dehidrasi
ataupun infeksi.
c. Nadi
d. Pernafasan
e. Tonus uterus dan tinggi fundus uteri – Kontraksi tidak baik maka uterus teraba
lembek; TFU normal, sejajar dengan pusat atau dibawah pusat; Uterus lembek
(lakukan massase uterus, bila perlu berikan injeksi oksitosin atau methergin).
f. Perdarahan – Perdarahan normal selama 6 jam pertama yaitu satu pembalut atau
seperti darah haid yang banyak. Jika lebih dari normal identifikasi penyebab
(dari jalan lahir, kontraksi atau kandung kencing).
g. Kandung kencing – Bila kandung kencing penuh, uterus berkontraksi tidak baik.
Selama kala IV, perawat harus memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda
bahaya:
a. Demam.
b. Perdarahan aktif.
c. Bekuan darah banyak.
d. Bau busuk dari vagina.
e. Pusing.
f. Lemas luar biasa.
g. Kesulitan dalam menyusui.
h. Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa.
Kala I
Kehamilan Preterm
Tanda-tanda inpartu
Persalinan Spontan
Kontraksi Uterus
Pengeluaran plasenta Episiotomi
Nyeri Akut
Efek Prosedur
Uterus tidak
berkontraksi dengan Invasive
baik
Risiko Infeksi
Komplikasi pasca
partum
Risiko Perdarahan
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN IBU BERSALIN
1. Pengkajian
2) Anamnesa
a) Nama, umur, dan alamat
b) Gravida dan para
c) Hari pertama haid terakhir (HPHT)
d) Riwayat alergi obat
e) Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami selama kehamilan
seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi, apakah gerakan bayi masih terasa,
apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, cairan warnanya apa? Kental/
encer? Kapan pecahnya? Apakah keluar darah pervagina? Bercak atau darah
segar? Kapan ibu terakhir makan dan minum? Apakah ibu kesulitan berkemih?
f) Riwayat kehamilan sebelumnya
g) Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan
h) Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau nyeri
epigastrium)
i) Pemeriksaan fisik
j) Tunjukkan sikap ramah
k) Minta mengosongkan kandung kemih
l) Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna
konjungtiva, kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh
m) Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi
lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi.
n) Menentukan tinggi fundus
o) Kontraksi uterus
3) Secara Khusus
4) Aktivitas Istirahat
a) Kelelahan
b) Ketidaknyamanan melakukan dorongan sendiri/tehnik relaksasi
c) Letargi
d) Lingkaran hitam di bawah mata
5) Sirkulasi : Tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi
6) Integritas ego : dapat merasa kehilangan kontrol
7) Eliminasi
a) Keinginan untuk defikasi atau mendorong involunter pada kontraksi disertai
dengan tekanan intra abdomen dan tekanan uterus
b) Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan
c) Distensi kandung kemih mungkin ada, urine harus dikeluarkan selama upaya
mendorong
8) Nyeri/ketidaknyamanan
a) Merintih/meringis selama kontraksi
b) Amnesia dan diantara kontraksi mungkin terlihat
c) Rasa terbakar/meregang di perineum
d) Kaki gemetar selama upaya mendrong
e) Pernapasan : frekuensi napas meningkat
9) Sirkulasi
a). Nadi biasanya lambat (50 – 70x / menit) karena hipersensitivitas vagal
b). TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia
/anastesia, atau meningkat pada respon terhadap pemeriksaan oksitosin
atau hipertensi karena kehamilan
c). Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas bawah),
atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau mungkin umum
(tanda hipertensi pada kehamilan)
d). Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400 – 500 ml
untuk kelahiran per vagina atau 600-800 ml untuk kelahiran sesar
11) Eliminasi
12) Seksualitas
2. Diagnosa Keperawatan
2. Kala II: Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (kontraksi uterus)
dibuktikan dengan Pasien mengatakan nyeri
3. Rencana Keperawatan
8. Hitung DJJ
9. Untuk mengetahui
dilatasi serviks
b) Rencana Keperawatan Kala II
6. Kontrol lingkungan
yang memperberat 6. Untuk mengontrol
Edukasi :
7. Ajarkan Teknik
7. Untuk membantu
nonfarmakologis
mengurangi rasa
untuk mengurangi
nyeri
rasa nyeri
1.Perdarahan vagina
menurun 2. . Untuk mengetahui
nilai
2. tekanan darah 2. Monitor nilai
hematokrit/hemoglob
membaik hematokrit/hemoglob
in
in sebelum dan
3.Frekuensi nadi
setelah kehilangan
membaik
darah
4. Plasenta lahir
semua
Terapeutik
3. Untuk mencegah
3. Pertahankan bedrest perdarahan dan
selama perdarahan kelelahan
4. Untuk mengurangi
perdarahan
4. Batasi tindakan
5. Untuk mencegah
invasive, jika perlu
dekubitus
5. Gunakan kasur
pencegah dekubitus 6. Agar pasien
Edukasi mengetahui tanda
dan gejala
6. Jelaskan tanda dan
perdarahan
gejala perdarahan
7. Untuk membantu
proses pembekuan
darah
7. Anjurkan
meningkatkan asupan
8. Untuk mengontrol
makanan dari vitamin
perdarahan pasien
K
Kolaborasi
8. Kolaborasi
pemberian obat
pengontrol
perdarahan, jika perlu
9. Berikan suntikkan
oksitosin 10 unit IM
10. Untuk menghindari
kesalahan dalam penanganan
10. Lakukan penganan tali tali pusat
pusat terkendali
5. Evaluasi Keperawatan
Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan tersebut efektif dalam
pelaksanaannya. Untuk pencatatan asuhan dapat diterapkan dalam bentuk SOAP.
(Salmah, 2002 : 157 – 164)
a. S : Data Subyektif
Data ini diperoleh melalui anamnesa.
b. O : Data Obyektif
Hasil pemeriksaan klien dan pemeriksaan pendukung lainnya.
c. A : Analisis
Interpretasi berdasarkan data yang terkumpul dibuat kesimpulan.
d. P : Penatalaksanaan
Merupakan tindakan dari diagnosa yang telah dibuat
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1
Cetakan II. Jakarta Selatan : DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1
Cetakan II. Jakarta Selatan : DPP PPNI
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing/CI Mahasiswa
Nama Pembimbing/CT