Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEBIDANAN KOMPLEMENTER

“EFEKTIVITAS RELAKSASI BIRTHING BALL DALAM MENURUNKAN NYERI


PERSALINANKALA I FASE AKTIF”

DOSEN PENGAMPU : DIAN SAMTYANINGSIH, SST, M.Kes

OLEH:
SANTIKA PUTRI RIWAYATI (2114315401015)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan


membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan
dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan
kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus
meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk
pengeluaran janin dari. Persalinan kerap kali menimbulkan nyeri pada sebagian
orang, sehingga orang tersebut trauma dengan kehamilannya sendiri (Rohani et al.,
2013). Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah rahim.
Sedangkan intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang
terjadi, nyeri bertambah ketika mulut rahim dalam dilatasi penuh akibat tekanan
bayi terhadap struktur panggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir. Nyeri
persalinan mulai timbul pada kala I fase laten dan fase aktif, pada fase laten terjadi
pembukaan serviks sampai 3cm bisa berlangsung selama 8 jam. Nyeri disebabkan
oleh kontraksi uterus dan dilatasi serviks. Dengan seiring bertambahanya intensitas
dan frekuensi kontraksi uterus nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat, puncak
nyeri terjadi pada fase aktif dimana pembukaan 4 sampai 10 cm dan berlangsung
sekitar 4-6 jam untuk primipara dan 2-4 jam untuk multipara (Hidayat Astri, 2010).
Rasa nyeri pada persalinan kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi otot-otot
uterus, hipoksia dari otot-otot yang mengalami kontraksi, peregangan serviks pada
waktu membuka, iskemia korpus uteri, dan peregangan segmen bawah rahim.

Selama kala I, kontraksi uterus yang menimbulkan dilatasi serviks dan iskemia
uteri. Impuls nyeri selama kala I ditransmisikan oleh segmen saraf spinal dan asesoris
thorasic bawah simpatis lumbaris. Nervus ini berasal dari uterus dan serviks.
Ketidaknyamanan dari perubahan serviks dan iskemia uterus adalah nyeri visceral
yang berlokasi di bawah abdomen menyebar ke daerah lumbal belakang dan paha
bagian dalam (Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen, 2004). Rasa nyeri pada
persalinan kala I terjadi karena aktivitas besar di dalam tubuh guna mengeluarkan
bayi. Persalinan diartikan sebagai peregangan pelebaran mulut rahim. Kejadian itu
terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar. Otot-otot
rahim menegang selama kontraksi. Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung
kemih, rektum, tulang belakang, dan tulang pubis menerima tekanan kuat dari
rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak ke bawah saluran lahir juga
menyebabkan tekanan (Danuatmaja, Bonny dan Melliasari, 2004). Rasa nyeri muncul
akibat reflek fisik dan respon psikis ibu. Ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai
rasa takut dapat memperberat persepsi nyeri selama persalinan. Nyeri yang dialami
ibu ketika menghadapi persalinan dapat merangsang ketakutan sehingga timbul
kecemasan yang berakhir dengan kepanikan.

Menurut Dolea C permasalahan psikologis yang dialami ibu bersalin dalam


menghadapi persalinan yaitu cemas (52%) dan ragu akan kemampuannya mengatasi
rasa nyeri (43%). Kecemasan dan ketakutan yang dialami oleh ibu bersalin dapat
memperpanjang durasi persalinan dan meningkatkan kejadian persalinan dengan
tindakan. Ketidaknyamanan, rasa takut dan rasa nyeri merupakan masalah bagi ibu
bersalin. Hal tersebut merupakan rintangan terbesar dalam persalinan dan jika tidak
diatasi

Nyeri persalinan dapat menimbulkan stress yang menyebabkan pelepasan


hormon stres yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat
menyebabkan ketegangan otot polos dan vasokontriksi pembuluh darah sehingga
terjadi penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi uteroplasenta, pengurangan
aliran darah dan oksigen ke uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak.
Ibu bersalin yang sulit beradaptasi dengan rasa nyeri persalinan dapat menyebabkan
tidak terkoodinasinya kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan perpanjangan kala
I persalinan dan kesejahteraan janin terganggu. Tidak ada kemajuan persalinan atau
kemajuan persalinan yang lambat merupakan salah satu komplikasi persalinan yang
mengkhawatirkan, rumit, dan tidak terduga (Wiknjosastro., 2010). Menurut Mander
nyeri persalinan terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi sebagai upaya membuka
serviks dan mendorong kepala bayi kearah panggul. Saat terjadi kontraksi pada
sebuah persalinan, maka terjadi nyeri di daerah punggung bagian bawah (Mander,
2003). Sehingga nyeri persalinan dan manajemen pengelolaan nyeri tetap menjadi
perhatian utama bagi wanita, keluarga, dan penyedia layanan kesehatan. Hal ini
penting bagi pemberi layanan kesehatan untuk selalu menggunakan tindakan non-
farmakologi untuk menghilangkan rasa nyeri persalinan.

Dalam menanggulangi nyeri ada 2 cara untuk meringankan atau


meminimalkan rasa nyeri yaitu dengan cara farmakologis dan non farmakologis. Cara
farmakologis yaitu dengan memberikan therapy pada subjek yang sedang merasakan
tingkat nyeri. Sedangkan non farmakologis yaitu penurunan tingkat nyeri
menggunakan teknik-teknik alamiah yang dapat dilaksanakan oleh objek itu sendiri.
Salah satu teknik relaksasi dan tindakan nonfarmakologis dalam penanganan nyeri
saat persalinan dengan menggunakan birthing ball (Kurniawati et al., 2017).

Birthing Ball adalah menggoyang panggul dengan menggunakan Bola


persalinan. Pada saat proses persalinan memasuki kala I, duduk diatas bola dan
dengan perlahan mengayunkan dan menggoyangkan pinggul ke depan dan belakang,
sisi kanan, kiri, dan melingkar akan panggul sehingga akan menjadi lebih relaks,
membuat rasa nyaman dan membantu kemajuan persalinan dengan menggunakan
gravitasi sambil meningkatkan pelepasan endorfinkarena elastisitas dan lengkungan
bola merangsang reseptor di panggul yang bertanggung jawab untuk mensekresi
endorfi (Kurniawati et al., 2017). Endorphine berasal dari kata Endogenous dan
Morphine yang merupakan Molekul protein yang diproduksi sel-sel dari sistem syaraf
dan beberapa bagian tubuh yang berguna untuk bekerja bersama reseptor sedativa
untuk mengurangi rasa sakit. Reseptor analgesik ini diproduksi di spinal cord dan
ujung syaraf Endorfin merupakan polipeptida-polipeptida yang terdiri dari 30 unit
asam amino yang dihasilkan tubuh untuk mengurangi stress dan menghilangkan rasa
nyeri (Kuswandi, 2011). Selama terapi ibu bersalin duduk senyaman mungkin dan
bentuk bola yang dapat menyesuaikan dengan bentuk tubuh ibu membuat ibu lebih
mudah relaksasi, selain itu ligamen dan otot terutama yang ada di daerah panggul
menjadi kendor dan mengurangi tekanan pada sendi sacro illiac, pembuluh darah
sekitar uterus dan mengurangi tekanan pada kandung kemih, punggung, pinggang,
tulang ekor serta dapat mengurangi tekanan pada perineum (Manuaba, 2009).
Berdasarkan latar belakang diatas melihat dari dampak yang ditimbulkan dari nyeri
persalinan yang tidak ditangani dapat menyebabkan kesejahteraan janin dan ibu
terganggu. Oleh karena itu berdasarkan masalah tersebut maka peneliti tertarik
untuk mengetahui efektivitas relaksasi birthing ball yang merupakan salah satu
metode nonfarmakologi dalam menurunkan nyeri persalinan.

B. Rumusan Masalah
Apakah Gym Ball efektif untuk mengurangi rasa nyeri?

C. Tujuan
Untuk mengetahui efektifitas Gym Ball untuk mengurangi rasa nyeri.

D. Manfaat
Dengan penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
pembaca khususnya bidan dan mahasiswa kebidanan mengenai efektifitas Gym Ball
untuk mengurangi nyeri.

BAB II

PENDAHULUAN

A. Pengertian Gym Ball

Gym ball atau kerap disebut birthing ball (bola persalinan) pada dasarnya sama


dengan bola yang ada di tempat latihan gym. Keduanya terbuat dari bahan karet
yang lentur dan kuat. Namun, gym ball yang digunakan pada ibu hamil cenderung
lebih besar dan memiliki lapisan antiselip. Fitur antiselip ini untuk menjaga agar
bumil tidak mudah terpeleset saat menggunakannya.
Dilansir dari Babycenter, ukuran bola persalinan dapat disesuaikan dengan tinggi
badan ibu. Misalnya, jika memiliki tinggi kurang dari 1,73 meter, pilih bola dengan
tinggi sekitar 65 cm. Namun, jika tinggi badan lebih dari 1,73 meter, ukuran diameter
bola 75 cm bisa dipilih.

B. Cara pakai gym ball selama persalinan


Selama terapi ibu bersalin duduk senyaman mungkin dan bentuk bola yang
dapat rnenyesuaikan dengan bentuk tubuh ibu membuat ibu lebih mudah relaksasi,
selain itu ligamen dan otot terutama yang ada di daerah panggul menjadi kendor
dan mengurangi tekanan pada sendi sacroiliac, pembuluh darah sekitar uterus dan
tekanan pada kandung kemih, punggung, pinggang, tulang ekor serta dapat
mengurangi tekanan pada perineum. Ketidak nyamanan, rasa takut dan rasa nyeri
merupakan masalah bagi ibu bersalin. Hal tersebut merupakan rintangan terbesar
dalam persalinan dan jika tidak diatasi akan berdampak pada terhambatnya
kemajuan persalinan. Ibu bersalin yang sulit beradaptasi dengan rasa nyeri
persalinan dapat menyebabkan tidak terkoodinasinya kontraksi uterus yang dapat
mengakibatkan perpanjangan kala I persalinan dan kesejahteraan janin terganggu.
Tidak ada kemajuan persalinan atau kemajuan persalinan yang lambat merupakan
salah satu komplikasi persalinan yang mengkhawatirkan, rumit, dan tidak terduga.

C. Metode Penilitian
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada studi literatur ini adalah
dengan mencari referensi yang relevan dengan permasalahan atau kasus yang
ditemukan. Dari ke 5 studi literatur yang digunakan ini di dapatkan melalui google
scholar dan elsevier dengan cara mencari judul literatur yang sesuai dengan topik
yang akan di bahas dalam studi literatur. Sumber data yang yang digunakan adalah
data sekunder dari jurnal, laporan, textbook, dan lain-lain. Literatur dipilih sesuai
dengan tahun terbaru penerbitan literatur tersebut. Jurnal yang digunakan dalam
studi literatur ini terdapat 5 jurnal yang terdiri dari 3 jurnal nasional dan 2 jurnal
internasional. Metode analisis yang digunakan pada seminar kesehatan ini yaitu
metode literatur review matriks yang menggabungkan beberapa jurnal hasil
penelitian dan beberapa literatur baik nasional maupun internasional dalam bentuk
matriks untuk menggambarkan topik pembahasan secara singkat dari masing-masing
literatur.

D. HASIL PEMBAHASAN

Nyeri persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang menyebabkan


ketidaknyamanan dalam persalinan. Nyeri persalinan perlu diatasi karena semakin
lama nyeri bisa menyebabkan stress dan ketakutan sehingga akan meningkatkan
sekresi adrenalin yang berperan dalam konstriksi pembuluh darah.Akibatnya aliran
darah ke uterus berkurang, uterus iskemik dan semakin nyeri. Nyeri semakin
bertambah tanpa diikuti pembukaan serviks sehingga dapat memperpanjang
persalinan (Sutriningsih et al., 2019). Salah satu teknik relaksasi dan tindakan non-
farmakologis dalam penanganan nyeri saat persalinan dengan menggunakan birthing
ball. Selama terapi ibu bersalin duduk senyaman mungkin dan bentuk bola yang
dapat menyesuaikan dengan bentuk tubuh ibu membuat ibu lebih mudah relaksasi,
selain itu ligamen dan otot terutama yang ada di daerah panggul menjadi kendor
dan mengurangi tekanan pada sendi sacro illiac, pembuluh darah sekitar uterus dan
mengurangi tekanan pada kandung kemih, punggung, pinggang, tulang ekor serta
dapat mengurangi tekanan pada perineum (Manuaba, 2009). Silva et
al,mengungkapkan bahwa penggunaan birthing ball dikaitkan dengan relaksasi
(19,7%), kemajuan persalinan (17,1%), latihan perineum (14,5%), dan pereda nyeri
(11,8%). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ade Kurniawati dkk, Triyana dkk, Umi
Hani dan Taavoni dkk, mengungkapkan bahwa penggunaan birthing ball selama
proses persalinan mampu menurunkan nyeri pada persalinan.(Indrayani,
2019)Namun, penelitian yang dilakukan oleh Rannia F dkk di Iran hasil penelitian
penggunaan birthing ball lebih efektif dalam mempercepat dilatasi serviks
dibandingkan pada tingkat nyeri (Farrag, 2018).

Keefektifan dari birthing ball dalam menurunkan nyeri persalinan kala I fase
aktif. Menurut analisis penulis penggunaan birthing ball yang paling efektif di
gunakan sebagai pengobatan nonfarmakologi bagi ibu bersalin untuk mengurangi
nyeri persalinan kala I fase aktif dilihat dari 4 aspek yaitu :
a. Ukuran bola
Ukuran bola yang digunakan untuk birthing ball disesuaikan dengan tinggi badan
ibu bersalin. Karena ketika kita duduk di atas ball, panggul kita harus di posisi lebih
tinggi dari pada lutut sehingga lebih efektifitas dan ibu lebih nyaman. Ibu bersalin
dengan tinggi badan 160 cm dengan diameter 75 cm (Sutriningsih et al., 2019).

b. Pelaksanaan Birthing Ball

Pelaksanan Birthing ball yang digunakan untuk terapi non farmakologi nyeri
persalinan dimulai pada saat persalinan kala 1 fase aktif (pembukaan 4-10 cm). Hasil
dari ke lima jurnal yang telah dianalisis bahwa penggunaan birthing ball lebih efektif
dan efesien digunakan pada pembukaan 8 cm. Pada pembukaan 8 cm nyeri bersifat
somatik karena mendekati kala II persalinan pada kala ini intensitas nyerinya terasa
lebih nyeri. Nyeri pada masa transisi ini diakibatkan oleh tekanan kepala janin pada
pelvis, nyeri yang dirasakan bagian bawah punggung, paha dan tungkai kaki, pada
areal vagina dan perineum sensasinya seperti tarikan, tekanan, dan kram. Sensasi
nyeri ini dibawa dari perineum ke sakrum oleh saraf pundendal.

c. Waktu yang digunakan

Dari kelima jurnal yang telah di analisis lamanya pengguanaan birthing ball
yang paling efektif digunakan untuk tindakan non farmakologi dalam menurunkan
nyeri persalinan yaitu dilakukan 30 menit persesi dan lebih baik dilakukan lebih dari
2 sesi (lebih dari 60 menit karena semakin lama pengguanaan birthing ball, semakin
efektif dalam menurunkan nyeri persalinan.)

d. Posisi Birthing Ball

Ada beberapa posisi untuk dilakukan birthing ball seperti, duduk di atas bola,
duduk diatas bola bersandar ke depan, berdiri bersandar di atas bola, berlutut dan
bersandar di atas bola, serta jongkong bersandar pada bola. Semua posisi birthing
ball efektif dalam membantu untuk menurunkan nyeri persalinan kala I fase aktif
tetapi disesuaikan dengan keinginan ibu untuk memilih posisi yang nyaman pada
saat menggunakan birthing ball. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dari ke lima
jurnal posisi birthing ball yang paling efektif dan efisien serta mudah dilakukan oleh
ibu bersalin untuk menurunkan rasa nyeri. dengan duduk diatas bola maka gaya
gravitasi bumi akan membantu janin atau bagian terendah janin untuk segera turun
ke panggul serta mengurangi tekanan pada perineum, otot panggul dan mengurangi
tekanan pada sendi sacroilliac, dengan demikian dapat merangsang dilatasi serviks
dan memperlebar pintu bawah panggul.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian literature yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan


bahwa efektifitas Birthing Ball untuk mengurangi nyeri masih terdapat pro dan
kontra,beberapa peneliti mengatakan bahwa birthing ball efektif untuk mengurangi
rasa nyeri namun Sebagian besar peneliatian lenih terbukti untuk mempercepat
dilatasi serviks atau mempercepat durasi persalinan.

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di
atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari
para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai