NEMATODA USUS
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Parasitologi
Dosen Pengampu
Faisal, S.Si.,M.Kes
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat serta ridho-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak
lupa saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Faisal, S.Si.,M.Kes. selaku dosen
pengampu mata kuliah Parasitologi yang membimbing dalam pekerjaan tugas makalah ini,
dan juga saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang selalu membantu dalam hal
bertukar pikiran dan pengumpulan materi dalam pengerjaan makalah ini.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mungkin dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi
tercapainya makalah yang sempurna.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................4
C. TUJUAN...........................................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................................5
A. PENGERTIAN SOIL TRANSMITTED HELMINTH....................................................5
B. JENIS – JENIS SOIL TRANSMITTED HELMINTH....................................................5
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
1. Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan nematoda usus yang dalam siklus
hidupnya membutuhkan tanah untuk proses pematangan telur sehingga terjadi
perubahan dari stadium non infektif menjadi stadium infektif. Menurut WHO (2016),
diperkirakan lebih dari 1,5 milyar (24%) penduduk di dunia terinfeksi STH. Infeksi
STH tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, dengan jumlah terbesar terjadi di
Afrika sub-Sahara, Amerika, Cina, dan Asia Timur. Spesies utama yang menginfeksi
manusia adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris
trichiura) dan cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale).
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
STH (Soil Transmitted Helminth) adalah cacing golongan nematoda usus yang
memerlukan tanah untuk perkembangan bentuk infektif. Di Indonesia golongan cacing
ini yang amat penting dan menyebabkan masalah kesehatan pada masyarakat adalah
cacing gelang (Ascaris lumbricoides) penyakitnya disebut Ascariasis, cacing cambuk
(Trichuris trichiura) penyakitnya disebut Trichuriasis dan cacing tambang (Ancylostoma
duodenale dan Necator americanus) penyakitnya disebut Ankilostomiasis dan
Nekatoriasis.
1. Ascaris Lumbricoides
a. Taksonomi
Kingdom : Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Sub Kelas : Rhabditia
Ordo : Ascarida
Sub- Ordo : Accaridata
Famili : Ascaridoidae
Genus : Ascaris
Spesies : Ascaris lumbricoides
b. Morfologi
Cacing dewasa hidup di dalam rongga usus halus manusia. Panjang cacing
jantan 15 - 31 cm dan betina 20 - 40 cm. Cacing betina dapat bertelur sampai
200.000 butir dalam sehari, berlangsung selama masa hidupnya kira – kira 1
tahun. Telur cacing tidak menetas dalam tubuh manusia, tapi di keluarkan
bersama tinja hospes.
5
Telur ascaris lumbricoides memiliki 4 bentuk :
1.Fertil (Menghasilkan keturunan)
2.Infertil (Rusak)
3.Decartiacated (Struktur dinding telur rusak)
4.Embryonated (infektif)
c. Diagnosis Laboratorium
Saat fase migrasi larva, larva dapat ditemukan dalam sputum. Sedangkan
pada fase intestinal seorang ATLM dapat menemukan telur ascaris lumbricoides
pada tinja yang diperiksa
d. Distribusi Geografis
Infeksi pada manusia terjadi dikarenakan telur ascaris yang bersifat
infeksius tertelan melalui makanan atau minuman yang tercemar. Kuku yang
kotor karena tanah, itu merupakan jalan pertama bagi telur ascaris masuk ke tubuh
yang kemudian pindah ke makanan atau minuman.
e. Pengobatan
Pengobatan dapat di lakukan secara perorangan dengan mengkonsumsi
obat: piperasin, pirantel pamoat 10 mg/kg berat badan, dosis tunggal mebendazol
500mg atau albendazol 400mg.
2. Trichuris Trichiura
a. Taksonomi
Kingdom : Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Sub Kelas : Aphasmida
Ordo : Enoplida
Sub Ordo : Trichurata
Famili : Trichuridae
Genus : Thricuris
Spesies : Trichuris trichiura
6
b. Morfologi
Cacing dewasa memiliki bentuk seperti cambuk dan ujung anterior
berbentuk runcing. Cacing jantan memiliki panjang sekitar 30 – 45 mm
sedangkan cacing betina memiliki panjang sekitar 35 – 50 mm. Cacing ini
memiliki habitat pada mukosa coecum.
c. Diagnosis Laboratorium
Diagnosis lab ditegakkan dengan meneukan telur dalam tinja
d. Distribusi Geografis
Faktor penting dalam penyebaran penyakit ini adalah kontaminasi tanah
dengan tinja. Telur tumbuh di tanah liat yang lembab dan teduh dengan suhu
optimum 30°C.
e. Pengobatan
Pada pengobatan di anjurkan seluruh keluarga dari penderita di beri
pengobatan. Obat yang di pakai: Piperazin dan Privinium pamoat. Cara
pencegahan dengan cara menjaga kebersihan kuku, membiasakan makan
makanan yang terlindungi dari pencemaran, mencuci sayuran dengan bersih
sebelum di olah dan memasaknya sampai matang
3. Hookworms
a. Taksonomi
Kingdom : Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Sub Kelas : Secementa
Ordo : Strongiloidae
Famili : Ancylostomatidae
Genus : Necator ancylostoma
Spesies : Ancylostoma duodenale, Necator ancylostoma
7
b. Morfologi
Cacing Ancylostoma duodenale betina berukuran 10-13 mm x 0,6 mm dan
cacing jantan memiliki ukuran 8-11 mm x 0,5mm, bentuk menyerupai huruf C,
sedangkan Necator ammericanus berbentuk S, cacing betina memiliki ukuran 9-
11 x 0,4 mm jantan 7-9mm x 0,3mm. Rongga mulut A.duodenale mempunyai dua
pasang gigi, N.americanus mempunyai sepasang benda kitin. Alat kelamin pada
jantan adalah tunggal yang disebut bursa copalatrix. A.duodenal betina dalam
sehari bertelur 10.000 butir sedangkan N.americanus 9.000 butir. Telur dari kedua
sepesies ini tidak dapat dibedakan, ukurannya 40-60 mikron, bentuk lonjong
dengan dinding tipis dan jernih
c. Diagnosis Laboratorium
Diagnosis dapat ditegakkan dengan menemukan telur cacing di dalam
tinja segar. Telur kedua spesies tidak bisa dibedakan, untuk membedakan spesies
telur dibiarkan menjadi larva dengan salah satu cara, yaitu Harada Mori
d. Distribusi Geografis
Cacing Hookworm terdapat hampir diseluruh daerah khatulistiwa,
terutama didaerah pertambangan. Frekuensi cacing ini di Indonesia masih tinggi
kira-kira 60-70%, terutama didaerah pertanian dan pinggir jalan pantai. Kejadian
penyakit ankilostomiasis di Indonesia sering ditemukan pada penduduk yang
bertempat tinggal di perkebunan atau pertambangan. Kebiasaan buang air besar di
tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebun sangat penting dalam penyebaran
infeksi penyakit ini. Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah
gembur (pasir, humus) dengan suhu optimum 32ºC - 38ºC.
e. Pengobatan
Pengobatan dilakukan dengan cara pemberian pirantel 10 mg/kg berat
badan memberikan hasil yang cukup baik, bilamana digunakan beberapa hari
secara berturut-turut
8
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Soil Transmitted Helminth (STH) merupakan masalah yang harus lebih diperhatikan oleh
masyarakat khususnya perihal kebersihan mengenai makanan ataupun kebersihan diri
sendiri sebelum makan. Karena seperti yang diketahui nematoda usus dapat menginfeksi
manusia melalui makanan. Oleh karena itu kebersihan harus lebih diperhatikan lagi
khususnya kebersihan anak kecil. Karena mereka sering bermain dengan tanah dimana tanah
sendiri tempat kehidupan nematoda
B.SARAN
Kebersihan harus lebih diperhatikan lagi khususnya kebersihan anak kecil. Karena mereka
sering bermain dengan tanah dimana tanah sendiri tempat kehidupan nematoda
9
DAFTAR PUSTAKA
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_tambang
2. http://eprints.undip.ac.id/43921/3/IndraKusumaAdi_G2A009052_BAB2KTI.pdf
3. http://repository.unimus.ac.id/3878/3/bab%202.pdf
10