Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU KEPERAWATAN DASAR

Tentang
Parasit

Disusun Oleh:

RAHMAN
NIM. 200101029

DOSEN PEMBIMBING
Drs.DJUSNAINI, Apt,M.Kes

PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN


STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puja dan puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kita dapat menyusun makalah
yang berjudul “Parasit”
Shalawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benderang semilir keimanan. Meskipun demikian kami mengakui
bahwa apa yang kita sajikan ke dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kritik dan saran dari para pembaca dan
audien yang budiman sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya, jikalau di
dalam makalah ini terdapat kebenaran dan kegunaan, semua itu berasal dari Allah
SWT sebaliknya, kalau di dalamnya terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan
semua itu karna kekurangan dan keterbatasan kami sendiri.
Akhirnya, kami ucapkan kepada Bapak Drs.DJUSNAINI, Apt,M.Kes
yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mengkaji materi ini, semoga
kesediaan tersebut mendapat berkah dan balasan yang berlipat ganda dari Allah
SWT, amin.

Pariaman, Juni 2021

Penulis

2i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i


DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................... 1
BAB 2 LANDASAN TEORITIS
A. Morfologi Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)................. 2
B. Siklus Hidup Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides.............. 3
C. Epidemiologi Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides............. 4
D. Gejala yang dialami fatologi................................................... 5
E. Penyakit yang disebabkan Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)5
F. Pencegahan............................................................................. 6
G. Pengobatan.............................................................................. 7
H. Klasifikasi............................................................................... 7

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 10
B. Saran..................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

i3
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Istilah cacing gelang (ringworm) merujuk pada infeksi-infeksi jamur yang
berada dipermukaan kulit. Kepercayaan dahulu adalah bahwa infeksi disebabkan
oleh suatu cacing, yang adalah bukan. Itu adalah akibat dari infeksi jamur.
Meskipun demikian, nama cacing gelang (ringworm) telah melekat. Beberapa dari
jamur-jamur ini menghasilkan noda-noda yang bulat, namun kebanyakan tidak.
Pada sisi lain, banyak noda-noda bulat adalah bukan dari jamur. Suatu
pemeriksaan fisik dari kulit yang terpengaruh, evaluasi dari kikisan-kikisan kulit
dibawah mikroskop, dan tes-tes kultur dapat membantu dokter-dokter membuat
perbedaan-perbedaan yang memadai/tepat. Suatu diagnosis yang memadai adalah
penting untuk perawatan yang sukses.

B.     Tujuan.
1. Dapat mengetahui tentang Morfologi Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)
2. Dapat mengetahui Siklus Hidup Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides
3. Dapat mengetahui Epidemiologi Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides
4. Dapat mengetahui Gejala yang dialami fatologi
5. Dapat mengetahui Penyakit yang disebabkan Cacing Gelang (Ascaris
lumbricoides)
6. Dapat mengetahui Pencegahan
7. Dapat mengetahui Pengobatan
8. Dapat mengetahui Klasifikasi

1
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Morfologi Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)


Cacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-
35 cm. Pada cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian
rambut di ujung ekornya (posterior). Pada cacing betina, pada sepertiga depan
terdapat bagian yang disebut cincin atau gelang kopulasi. Cacing dewasa hidup
pada usus manusia, Warna : Merah muda atau putih. Seekor cacing betina
dapat bertelur hingga sekitar 200.000 telur per harinya. Telur yang telah
dibuahi berukuran 60 x 45 mikron. Sedangkan telur yang tak dibuahi,
bentuknya lebih besar sekitar 90 x 40 mikron. Telur yang telah dibuahi inilah
yang dapat menginfeksi manusia. telur yang dikeluarkan oleh cacing betina ada
empat macam yaitu

1.Telur yang sudah dibuahi


2.Telur yang tidak dibuahi
3.Telur yang didekortifikasi
4.Cacing berembrio : menjadi infektif setelah mencapai tiga minggu di tanah,
dan bila tertelan akan menjadi cacing dewasa setelah 2 bulan
Pembiakan biasanya seksual, biasanya dengan yang jantan lebih kecil
sedikit berbanding cacing betina dan mempunyai ciri ekor bengkok. Dalam
pertumbuhan spesies hidup bebas, ia biasanya secara langsung, dengan empat
peringkat molts of the cuticle semasa pertumbuhan. Bentuk parasit seringkali
mempunyai kitaran hayat yang rumit, berpindah melalui beberapa perumah
berlainan atau lokasi dalam badan perumah. Jangkitan berlaku melalui pelbagai
cara seperti memakan daging berlarva yang tidak dimasak dengan sempurna,
melalui luka terbuka, melalui pemindahan melalui serangga penghisap darah,
dan sebagainya.

2
Cacing betina Embrio cacing gelang

Cacing gelang yang tidak dikenalpasti dari tanah basah.

B. Siklus Hidup Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides


Cacing gelang menular melalui makanan dan minuman serta Pada
tinjapenderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya dapat
mengandung telur askariasis yang telah dubuahi. Telur ini akan matang dalam
waktu 21 hari. bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah
tercemar telur Ascaris dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja
makan dan menelan telur Ascaris. Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan
telur akan menjadi larva pada usus. Larva akan menembus usus dan masuk ke
pembuluh darah. Ia akan beredar mengikuti sistem peredaran, yakni hati,
jantung dan kemudian di paru-paru.

3
Ketika sekelompok telur cacing tertelan dan memasuki usus, mereka
menetas menjadi larva. Larva kemudian beredar melewati dinding usus,
menuju paru-paru melalui aliran darah. Selama tahap ini, gejala seperti batuk
(bahkan batuk cacing) dapat terjadi. Dari paru-paru Pada paru-paru, cacing
akan merusak alveolus, masuk ke bronkiolus, bronkus, trakea, kemudian di
laring. Ia akan tertelan kembali masuk ke saluran cerna. Setibanya di usus,
larva akan menjadi cacing dewasa. Cacing akan menetap di usus dan kemudian
berkopulasi dan bertelur. Telur ini pada akhirnya akan keluar kembali bersama
tinja. Siklus pun akan terulang kembali bila penderita baru ini membuang
tinjanya tidak pada tempatnya., larva memanjat melalui saluran bronkial ke
tenggorokan, di mana mereka kemudian tertelan melalui ludah. Larva lalu
kembali ke usus kecil hingga tumbuh menjadi dewasa, kawin, dan bertelur
dalam 2 bulan setelah telur menetas.Seekor cacing betina dapat memproduksi
hingga 240.000 telur dalam sehari, yang kemudian dibuang ke dalam tinja dan
menetas di dalam tanah.
Anak-anak sangat rentan terhadap infeksi cacing gelang karena mereka
cenderung meletakkan segala sesuatu di mulut mereka, termasuk tanah, dan
sering kurang bisa menjaga kebersihan dibandingkan orang dewasa .Cacingan
ringan biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala baru muncul pada cacingan
yang parah. Anak-anak lebih mungkin dibanding orang dewasa untuk
mengalami gangguan gastrointestinal dan gejala kurang gizi. Perut buncit dan
lesu/kurang semangat bisa menjadi pertanda anak terkena infeksi cacing gelang
yang parah.

C. Epidemiologi Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)


Adapun epidemologinya yaitu:
1. anak-anak lebih banyak terserang
2. banyak terdapat pada tanah liat dengan suhu 23-35 C
3.tidak ada jamban
4.tidak pakai sendal

4
5.cara penularan sering terjadi melalui media tanah (soil transmitted
helminthes),
Di Indonesia, prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak-anak ceue.
Penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan
yang baik. Pemakaian jamban keluarga dapat memutus rantai siklus hidup
Ascaris lumbricoides ini.

D. Gejala yang dialami/patologi


Cacingan merupakan masalah kesehatan yang perlu penanganan serius
terutama di daerah tropis karena cukup banyak penduduk menderita
kecacingan. Penyakit ini dapat mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh
terhadap penyakit dan terhambatnya tumbuh kembang anak, karena cacing
mengambil sari makanan yang penting bagi tubuh, misalnya protein,
karbohidrat dan zat besi yang dapat menyebabkan anemia.
Gejala klinis akan ditunjukkan pada stadium larva maupun dewasa.
Pada stadium larva, Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati dan di
paru-paru akan menyebabkan sindrom Loeffler. Sindrom Loeffler merupakan
kumpulan tanda seperti demam, sesak nafas, eosinofilia, dan pada fot
Roentgen thoraks terlihat infiltrat yang akan hilang selama 3 minggu. Pada
stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran cerna
seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare, konstipasi, dan mual. Bila
cacing masuk ke saluran empedu makan dapat menyebabkan kolik atau ikterus.
Bila cacing dewasa kemudian masuk menembus peritoneum badan atau
abdomen maka dapat menyebabkan akut abdomen.
Adapun gejala umumnya yaitu Rasa tidak enak pada perut (gangguan
lambung), Kejang perut, diselingi dengan diare, Kehilangan berat badan.
Demam .

E. Penyakit yang disebabkan Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)


Askariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing gelang
Ascaris lumbricoides. Askariasis adalah penyakit kedua terbesar yang
disebabkan oleh makhluk parasit.inang dari Askariasis adalah manusia. Di

5
manusia, larva Ascaris akan berkembang menjadi dewasa dan menagdakan
kopulasi serta akhirnya bertelur. Penyakit ini sifatnya kosmopolit, terdapat
hampir di seluruh dunia. Prevalensi askariasis sekitar 70-80%.

F. Pencegahan
Bila seseorang menderita cacingan, disarankan untuk melakukan pemeriksaan
di laboratorium, setelah sebelumnya memeriksakan diri ke dokter umum atau
puskesmas. Tinja pasien akan diperiksa, untuk mengetahui jenis cacing
apayang menyerang orang tersebut," ujarnya lagi. Bila jenis cacing yang
mengeram dalam perut sudah diketahui, dokter akan memberikan obat cacing
yang tepat. Dosisnya pun akan disesuaikan dengan berat badan pasien. Dan
yang lebih penting lagi, tubuh pasien akan kebalterhadapserangan jenis cacing
tersebut. Adi menyarankan pemeriksaan laboratorium ini dilakukan enam
bulan sekali. "Tapi pengobatan secara laboratoris itu harus pula diimbangi
menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Kalau tidak, cacing itu akan kembali
menyerang
Adapun cara yang praktis yaitu:
1. Berikan penyuluhan kepada masyarakat, terutama kepada pemilik binatang
peliharaan tentang bahaya dari kebiasaan pica (menggigit, menjilat benda-
benda) yang terpajan daerah yang tercemar oleh kotoran hewan peliharaan.
Juga dijelaskan tentang bahaya mengkonsumsi hati mentah hewan yang
terpajan dengan anjing dan kucing. Orang tua dan anak-anak diberitahu
tentang risiko kontak dengan binatang peliharaan seperti anjing dan kucing
dan bagaimana cara mengurangi risiko tersebut.
2. Hindari terjadinya kontaminasi tanah dan pekarangan tempat anak-anak
bermain dari kotoran anjing dan kucing, terutama didaerah perkotaan
dikompleks perumahan. Ingatkan para pemilik anjing dan kucing agar
bertanggung jawab menjaga kesehatan binatang peliharaannya termasuk
membersihkan kotorannya dan membuang pada tempatnya dari tempat-
tempat umum. Lakukan pengawasan dan pemberantasan anjing dan kucing
liar.

6
3. Bersihkan tempat-tempat bermain anak-anak dari kotoran anjing dan
kucing. Sandboxes (kotak berisi pasir) tempat bermain anak-anak
merupakan tempat yang baik bagi kucing untuk membuang kotoran;
tutuplah jika tidak digunakan.
4. Berikan obat cacing kepada anjing dan kucing mulai dari usia tiga minggu,
diulangi sebanyak tiga kali berturut-turut dengan interval 2 minggu dan
diulang setiap 6 bulan sekali. Begitu juga binatang piaraan yang sedang
menyusui anaknya diberikan obat cacing. Kotoran hewan baik yang
diobati maupun yang tidak hendaknya dibuang dengan cara yang saniter.
5. Biasakan mencuci tangan dengan sabun setelah memegang tanah atau
sebelum makan.
6. Ajarkan kepada anak-anak untuk tidak memasukan barang-barang kotor
kedalam mulut mereka.
7. Pengobatan.
8. Gunakan WC jika buang air besar.
9. Jangan makan daging atau ikan mentah atau setengahmasak.
10. Gunakan air yang sudah dimasak untuk minum dan menyikat gigi.
11. Hindari kebiasaan memasukkan tangan dalam mulut.

G. Pengobatan
adapun cara pengobatannya yaitu:
1. Memberikan obat yang mengandung piperasin, tiabendazol,
heksilvearsinol, dan hedrasan (efek samping mual)
2. hebedazol, albendazol,levamisol, dan pirantelpamoat

H. Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Ascaridida
Famili : Ascarididae
Genus : Ascaris

7
Spesies : Ascaris lumbricoides

Ada banyak spesies cacing gelang yang dapat menyerang kucing. Yang
paling sering adalah Toxascaris leonina dan Toxocara cati. Cacing gelang
berbentuk seperti tambang, dengan bagian ekor dan kepala yang lebih kecil
dari bagian perut.
Cacing ini jarang menyebabkan penyakit yang parah pada kucing
dewasa. Pada anak kucing sering menyebabkan kurus tetapi perut buncit,
kurang nutrisi dan mencret (kadang disertai bercak darah). Pada beberapa
kasus terjadi penumpukan sejumlah besar cacing dan menyebabkan usus
tersumbat.
Toxocara cati paling sering menyerang kucing bila dibandingkan cacing
gelang lainnya. Pada kondisi tertentu telur cacing ini dapat bertahan selama 1
tahun di lingkungan kering. Larva cacing bisa masuk ke hati, bergerak ke paru-
paru terus menuju ke trachea di tenggorokan dan masuk kembali ke perut
melalui saluran makanan (esofagus). Pada saat perpindahan di tenggorokan ini,
kucing sering menunjukkan gejala batu-batuk dan muntah. Pada muntahannya
kadang-kadang terdapat cacing.
Sebagian besar hidup cacing gelang berada di dalam tubuh kucing. Telur
yang dihasilkan cacing dewasa dikeluarkan melalui kotoran. Telur cacing
sangat resisten dan dapat bertahan dilingkungan kering. Telur cacing ini dapat
rusak bila terkena larutan Hypoclorit (Pemutih) selama 10 menit. Selain
melalui telur cacing yang dikeluarkan lewat kotoran, induk kucing juga dapat
menulari anaknya lewat air susu. Tikus juga dapat berperan dalam
menyebarkan dan menularkan cacing.
Untuk mengetahui apakah kucing terserang cacing atau tidak, biasanya
dengan memeriksa contoh kotoran kucing di bawah mikroskop. Pemeriksaan
ini biasa dilakukan oleh dokter hewan. Pada kotoran kucing tersebut akan
terlihat adanya telur cacing. Terlepas ditemukan atau tidaknya telur cacing
pada kotoran kucing, pemberian obat cacing sebaiknya dilakukan secara rutin
dan berkala.

8
Adapun siklus hidup cacing gelang pada kucing yaitu:
Sebagian besar cacing gelang mempunyai siklus hidup yang mirip.
Kebanyakan telur cacing menetas dalam waktu dua minggu. Obat cacing
membasmi cacing dengan cara merusak sistem syaraf cacing. Obat cacing tidak
bisa membasmi telur cacing karena telur tidak mempunyai sistem syaraf. Oleh
karena itu pemberian obat cacing harus diulang 2 minggu kemudian agar
cacing yang berasal dari telur yang baru menetas dapat segera dibasmi dengan
tuntas. Kebanyakan cacing gelang dapat dibasmi oleh obat cacing yang
mengandung bahan aktif pyrantel, febendazole, mebendazole atau piperazine.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ukuran cacing gelang adalah yang paling besar dibandingkan nematoda
yang lain, bentuk tubuh bulat. cacing betina +- 20-35 cm; cacing jantan 15-31
cm telur yang dikeluarkan oleh cacing betina ada empat macam
a. telur yang sudah dibuahi
b. telur yang tidak dibuah
c. telur yang didekortifikas
d. cacing berembrio : menjadi infektif setelah mencapai tiga minggu di tanah,
dan bila tertelan akan menjadi cacing dewasa setelah 2 bulan
Gejala yang ditimbulkan ialah
a. alergi gatal-gatal
b. demam
c. kekurangan gizi
d. obstruksi usus
e. kerusakan epitel bronchus apabila mencapai paru
f. pneumonitis
g. Perut buncit
h. Gatal-gatal sekitar anus
i. Muntah ada cacing
j. Cacing dalam kotoran
k. Anemia atau kurang darah
l. Penyumbatan usus
Selain itu Pada stadium larva, Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati
dan di paru-paru akan menyebabkan sindrom Loeffler. Sindrom Loeffler
merupakan kumpulan tanda seperti demam, sesak napas, eosinofilia, dan pada
foto Roentgen thoraks terlihat infiltrat yang akan hilang selama 3 minggu.
Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran
cerna seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare, konstipasi, dan mual.

10
Bila cacing masuk ke saluran empedu makan dapat menyebabkan kolik atau
ikterus. Bila cacing dewasa kemudian masuk menembus peritoneum badan
atau abdomen maka dapat menyebabkan akut abdomen
penyakit yang disebabkan karena cacing gelang
Askariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing gelang Ascaris
lumbricoides. Askariasis adalah penyakit kedua terbesar yang disebabkan oleh
makhluk parasit.inang dari Askariasis adalah manusia. Di manusia, larva
Ascaris akan berkembang menjadi dewasa dan menagdakan kopulasi serta
akhirnya bertelur. Penyakit ini sifatnya kosmopolit, terdapat hampir di seluruh
dunia. Prevalensi askariasis sekitar 70-80%.
Pencegahan
a. Cuci tangan dengan sabun sebelum masak, sebelum makan dan sesudah
buang air besar.
b. Gunakan WC jika buang air besar.
c. Gunakan sandal atau sepatu, hindarkan kakitelanjang.
d. Jangan makan daging atau ikan mentah atau setengahmasak.
e. Gunakan air yang sudah dimasak untuk minum danmenyikat gigi.
f. Hindari kebiasaan memasukkan tangan dalam mulut.
6. Pengobatan
a. memberikan obat yang mengandung piperasin, tiabendazol,
heksilvearsinol, dan hedrasan (efek samping mual)
b. hebedazol, albendazol,levamisol, dan pirantelpamoat.

B. Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas maka, penulis mengajukan
beberapa saran yang ditujukan kepada diri saya sendiri dan mengajak kepada
teman-teman maupun pembaca lain untuk menjadi bahan pertimbangan dan
masukan demi meningkatkan mutu dan kualitas kita sebagai seorang perawat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dubinsky P et al. 1995. Role of small mammals in the epidemiology of


toxocariasis.
Parasitology

Gandahusada, Srisasi, Prof. dr. 2006. Parasitologi Kedokteran. Jakarta:Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia
http://kucingkita.com/category/penyakit-kucing/cacing-pada-kucing
http://www.geocities.com/datahaiwan/FaktaHaiwanCacingGelang.htm
http://antiserra.wen.su/Kuman/ascaris.jpg
http://tragismengerikan.blogspot.com/2011/04/penyakit-parasit-oleh-cacing-
gelang.html

http://www.mail-archive.com/balita-anda@balita-anda.com/msg231458.html
http://www.totalkesehatananda.com/ringworm1.html
http://majalahkesehatan.com/5-jenis-cacing-penyebab-cacingan/

12

Anda mungkin juga menyukai