Anda di halaman 1dari 13

BPHTB

MARETHA PRIMADYAN SE, M.S.Ak


Point Subjek, Objek dan Tarif BPHTB

Pembelajaran Pengalihan BPHTB dari pajak pusat menjadi


pajak daerah

Kasus perhitungan BPHTB


.

Dokumen yang dikenakan bea materai dan


pengecualiannya
BPHTB
SUBJEK PAJAK DAN WAJIB PAJAK BPHTB

.
Subjek Pajak BPHTB
adalah orang pribadi atau
badan yang memperoleh
hak atas tanah/ bangunan

Wajib Pajak BPHTB adalah


Your Text Here
You can simply impress your audience and add a
orang pribadi
unique zing and appeal to youratau badan
Presentations.

yang memperoleh hak atas


tanah atau bangunan
OBJEK BPHTB
Yang menjadi objek pajak adalah perolehan Hak atas tanah dan bangunan (perbuatan atau
peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atau bangunan oleh orang pribadi
atau badan), yang meliputi :
1. Pemindahan hak karena : 2. Pemberian Hak baru karena :
a. Jual beli a. Kelanjutan pelepasan hak
b. Tukar menukar b. Diluar pelepasan hak
c. Hibah
d. Hibah Wasiat
e. Waris
Hak atas tanah/bangunan adalah hak atas tanah
f. Pemasukan dalam perseroan atau
termasuk hak pengelolaan, beserta bangunan diatasnya,
badan hukum lainnya
g. Pemisahan hak yang sebagaimana dimaksud dalam undang undang dibidang
mengakibatkan peralihan pertanahan dan bangunan
h. Penunjukan pembeli dalam lelang
i. Pelaksanaan putusan hakim yang
Hak atas tanah sebagaimana yang dimaksud diatas
mempunyai kekuatan hukum tetap
adalah hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan,
j. Penggabungan usaha
k. Peleburan usaha
hak pakai, hak milik atas satuan rumah susun atau hak
l. Pemekaran usaha pengelolaan.
m. Hadiah
NON OBJEK
BPHTB
Perwakilan dan konsulat berdasarkan asas
perlakuan timbal balik

Negara untuk penyelenggaraan pemerintah dan


atau untuk pelaksanaan pembangunan guna
kepentingan umum

Badan atau perwakilan organisasi internasional


yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
dengan syarat tidak menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan lain diluar fungsi dan tugas
badan atau perwakilan organisasi tersebut

Orang pribadi atau badan karena konversi hak


atau karena perbuatan hukum lain dengan tidak
adanya perubahan nama

Orang pribadi atau badan karena wakaf /


digunakan untuk kepentingan ibadah
TARIF DAN DASAR PENGENAAN BPHTB
Tarif dan Dasar pengenaan BPHTB dibahas dalam pasal 87 sampai dengan
pasal 89 UU PDRD.

Tarif pajak ditetapkan paling tinggi sebesar 5% dari Dasar Pengenaan Pajak
(DPP). Tarif BPHTB ditetapkan dengan peraturan daerah

DPP nya adalah sebesar Nilai Perolehan Objek Pajak yang diuraikan
berikut :
Sumber Perolehan Hak atas Tanah/ Dasar Pengenaan Pajak
Bangunan
Jual Beli Harga transaksi

Tukar-menukar
01 Nilai pasar
Text Here Text Here Text Here
Hibah Nilai pasar
Easy to change Easy to change Easy to change
Hibah wasiat colors. colors.
Nilai Pasar colors.

Waris Nilai Pasar

Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum Nilai Pasar


lainnya
Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan hak Nilai Pasar
TARIF DAN DASAR PENGENAAN BPHTB

Sumber Perolehan Hak atas Tanah/ Dasar Pengenaan Pajak


Bangunan
Peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim
yang mempunyai kekuatan hukum tetap
Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari Nilai pasar
pelepasan hak
Pemberian hak baru atas tanah diluar pelepasan hak Nilai pasar

Penggabungan usaha Nilai Pasar

Peleburan usaha Nilai Pasar

Pemekaran usaha
01 Nilai Pasar
Text Here Text Here Text Here
Hadiah Nilai Pasar
Easy to change Easy to change Easy to change
colors.
Penunjukkan pembeli dalam lelang colors. transaksi yang tercantum
Harga colors.dalam
risalah lelang. Risalah lelang adalah kutipan
risalah lelang yabf ditandatangani oleh
kepala kantor yang membidangi pelayanan
lelang negara.
TARIF DAN DASAR PENGENAAN BPHTB

1. Apabila Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud diatas tidak diketahui atau lebih rendah
daripada Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang digunakan dalam pengenaan PBB pada tahun terjadinya
perolehan, dasar pengenaan pajak yang dipakai adalah NJOP PBB (pasal 87ayat 3 UU PDRD)
2. Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) ditetapkan paling rendah Rp
60.000.000 untuk setiap Wajib Pajak (pasal 87 ayat 4 UU PDRD)
3. Dalam Hal perolehan Hak karena waris atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam
hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat
kebawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri, NPOPTKP ditetapkan paling rendah Rp
300.000.000 (pasal 87 ayat 5 UU PDRD) 01
4. NPOPTKP dimaksud pada butir 2 dan 3 ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Pasal 87 ayat 6 UU
PDRD) Text Here Text Here Text Here

5. Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak (NPOPKP) Easy


adalah Nilai Perolehan
to change Easy toPajak
change dikurangi
Easydengan
to change
colors. colors. colors.
NPOPTKP ( Pasal 89 UU PDRD)
6. Besarnya Pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan Nilai Perolehan
Objek Pajak Kena Pajak atau BPHTB = Persentase tertentu x NPOPKP (Pasal 89 UU PDRD)
7. BPHTB yang terutang dipungut oleh daerah tempat tanah dan/ atau bangunan berada (Pasal 89 UU
PDRD)
Pengalihan BPHTB dari pajak pusat menjadi pajak daerah
Terhadap orang pribadi atau badan yang
memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan
berdasarkan peraturan perundang undangan yang
berlaku, perlu dikenakan pajak dengan nama Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Oleh
karena itu, pada tahun 1997 dibentuk Undang-
Undang yang dalam perjalanannya UU No 21
Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB) telah diubah dengan UU
No 20 Tahun 2000 tanggal 2 Agustus 2000. Akan
tetapi, Sejak 1 Januari 2011 pengelolaan BPHTB
diserahkan ke Pemerintah Daerah dengan adanya
diberlakukan Undang Undang No 28 Tahun 2009
Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
Khususnya bagian ketujuh belas Pasal 85 sampai
dengan Pasal 93. Yang selanjutnya disebut UU
PDRD.
KASUS PERHITUNGAN BPHTB

1. Wajib Pajak A membeli tanah dan bangunan dengan


Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP) sebesar Rp
65.000.000 dan Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena
Pajak (NPOPTKP) sebesar Rp 60.000.000. BPHTB yang
terutang !

NPOP = 65.000.000
NPOPTKP = 60.000.000
NPOPKP = 5.000.000
BPHTB yang terutang = 5 % x 5.000.000
= 250.000
2. Tanggal 5 Agustus 2016, Bapak A membeli sebidang tanah dari Tuan X yang berlokasi di Jakarta Selatan
seharga Rp 10.000.000 dan NJOP atas tanah tersebut sebesar Rp 12.250.000.000
Diketahui : NPOPTKP sebesar Rp 60.000.000 dan tarif sebesar 5%
Hitung BPHTB yang terhutang !
Kapan terutang dan dimana terutang ?

3. Tanggal 14 April 2015, Amir menerima warisan dari orangtuanya berupa rumah dengan harga pasar Rp
1.300.000.000 dan NJOP tahun 2015 sebesar Rp 1.250.000.000 dan tahun 2016 sebesar Rp 1.400.000.000.
atas warisan tersebut didaftarkan di BPN tanggal 12 agustus 2016
Hitung BPHTB terhutang
Kapan saat terhutang BPHTB
Thank You

Anda mungkin juga menyukai