http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PENGERTIAN
PBB BPHTB
adalah pungutan atas tanah dan adalah pajak yang dikenakan
bangunan yang muncul karena atas perolehan hak atas tanah
adanya keuntungan dan/atau ke- dan atau bangunan, yang selan-
dudukan sosial ekonomi bagi jutnya disebut pajak. Jadi BPHTB
seseorang atau badan yang adalah sama dengan Pajak Per-
memiliki suatu hak atasnya, atau olehan Hak atas Tanah dan Ban-
memperoleh manfaat dari gunan.
padanya Diatur didalam UU Nomor 20
Diatur didalam UU Nomor 12 Tahun 2000 Tentang Perubahan
Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Atas UU Nomor 21 Tahun 1997
UU Nomor 12 Tahun 1985 tentang Tentang Bea Perolehan Hak Atas
Pajak Bumi dan Bangunan. Tanah Dan Bangunan
OBJEK
BPHTB
Objek Pajak yang tidak dikenakan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
adalah objek pajak yang diperoleh:
1. Perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik;
2. Negara atau daerah untuk penyelenggaraan pemerintah dan/atau untuk
pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum;
3. Badan atau perwakilan lembaga Internasional yang ditetapkan dengan Per-
aturan Menteri Keuangan dengan syarat tidak menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas badan atau perwakilan or-
ganisasi tersebut;
4. Orang pribadi atau badan karena konvensi hak atau karena perbuatan
hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama;
5. Orang pribadi atau badan karena wakaf; dan
6. Orang pribadi atau badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah.
BPHTB
TARIF
Pasal 5 UU BPHTB menyatakan
bahwa tarif BPHTB merupakan
tarif tunggal sebesar 5 %. Penen-
tuan tarif tunggal ini dimaksud-
kan untuk kesederhanaan dan
kemudahan perhitungan.
PBB
Menurut ketentuan Pasal 6 ayat (3), bila NPOP tidak diketahui atau
NPOP lebih rendah dari NJOP PBB maka yang menjadi dasar penge-
naan adalah NJOP PBB dan apabila NJOP PBB belum ditetapkan maka
sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat (4) besarnya NJOP PBB ditetap-
kan oleh Menteri Keuangan.
CARA MENGHITUNG
BPHTB
Pasal 6 yaitu Dasar penghitungan pajak adalah Nilai Jual Kena Pajak
yang ditetapkan serendahrendahnya 20% (dua puluh persen) dan set-
inggi-tingginya 100% (seratus persen) dari Nilai Jual Obyek Pajak. (4)
Besarnya persentase Nilai Jual Kena Pajak sebagaimana dimaksud
dalam` ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dengan mem-
perhatikan kondisi ekonomi nasional
PBB
Kota Padang
Peraturan Walikota Padang Nomor 4 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemu-
ngutan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan.
Pasal 12
1. Besaran pokok PBB-P2 yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif seba -
gaimana dimaksud dalam Pasal 11 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimak -
sud dalam Pasal 10 setelah dikurangi NJOPTKP.
Besaran Pokok PBB-P2 = Tarif x (NJOP – NJOPTKP )
2. Penghitungan besaran PBB-P2 dituangkan dalam SPPT.
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ( NJOPTKP )
PBB
Kota Padang
Pasal 11 Pasal 13
Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan (1) Besarnya NJOPTKP PBB-P2 ditetap-
dan Perkotaan (PBB-P2) sebagai berikut: kan sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh
a. untuk NJOP dibawah Rp. juta rupiah) untuk setiap Wajib Pajak.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) (2) Apabila Wajib Pajak mempunyai lebih
ditetapkan sebesar 0,1% (nol koma dari 1 (satu) Objek Pajak berupa bumi
satu persen per tahun; atau bangunan, maka NJOPTKP dike-
b. untuk NJOP mulai dengan Rp. nakan untuk 1 Objek Pajak bumi atau
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) bangunan.
ditetapkan sebesar 0,2 % (nol koma
dua persen) per tahun.
Thank you