Dalam UU No. 21 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2000 (disebut
dengan UU BPHTB), memberikan pengertian mengenai BPHTB, yaitu Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau
bangunan, yang selanjutnya disebut pajak.
BAGIAN 02
Objek, Subjek, dan
Wajib Pajak BPHTB
OBJEK, SUBJEK, WAJIB PAJAK BPHTB
A. OBJEK
Dalam Pasal 2 UU BPHTB, yang menjadi objek BPHTB adalah perolehan hak atau tanah dan atau bangunan.
Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan tersebut meliputi :
• Pemindahan hak
• Pemberian hak
B. SUBJEK
Yang menjadi subjek BPHTB adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas Tanah dan atau
Bangunan.
C. WAJIB PAJAK BPHTB
Subjek pajak BPHTB sesuai dengan ketentuan tersebut diatas menjadi wajib pajak BPHTB apabila dikenakan
kewajiban membayar pajak.
BAGIAN 03
Syarat Mengurus
BPHTB
SYARAT MENGURUS BPHTB
Untuk jual beli, persyaratannya antara lain sebagai Jika untuk hibah, waris atau jual beli waris sebagai
berikut : berikut :
1. SSPD BPHTB 1. SSPD BPHTB
2. Fotokopi SPPT PBB untuk tahun yang 2. Fotokopi SPPT PBB untuk tahun yang
bersangkutan bersangkutan.
3. Fotokopi KTP Wajib Pajak 3. Fotokopi KTP Wajib Pajak
4. Fotokopi STTS/ Struk ATM Bukti pembayaran 4. Fotokopi STTS/Struk ATM Bukti pembayaran PBB
PBB untuk 5 Tahun untuk 5 Tahun Terakhir
5. Fotokopi Bukti Kepemilikan Tanah 5. Fotokopi Bukti Kepemilikan Tanah
6. Fotokopi Surat Keterangan Waris atau Akta Hibah.
7. Fotokopi Kartu Keluarga.
BAGIAN 04
Tarif dan Dasar
Pengenaan
WAJIB PAJAK BPHTB
PP No.112 Tahun 2000 tentang Pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan karena
1. Yang dimaksud dengan Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara atas tanah yang