Anda di halaman 1dari 3

Rumah Warisan dg Sertifikat HAK Milik atas nama Ibu (alm) dan 4 anak dewasa.

Lokasi: Jl
Senjaya IV Kel Selong, Kecamatan Kebayoran Baru.Luas Tanah: 500m2. Rumah tsb dalam
proses transaksi jual beli, Notaris pembeli meminta:

A. Pengalihan nama dari 5 orang Pewaris, krn 1 meninggal (ibu) ke 4 Pewaris


menjadi ahli waris yg orang2nya sama, semua merupakan garis turunan
sedarah.Telah memiliki surat Keterangan HAK Waris dan Pernyataan setelah
alm ibu meninggal dunia.

Pertanyaan:
Apakah Pengalihan nama pada Sertifikat dikenakan Pajak Penghasilan
mengingat para PEWARIS SEKALIGUS MENJADI AHLI WARIS. dan telah
melaporkan pada SPT Objek Pajak tsb dimana dikatakan bahwa Warisan
bukan Objek Pajak Pengecualian tsb ada pada Pasal 111 angka 2 UU no 11
tahun 2020
Jawaban:
Yang harus diketahui disini adalah terjadinya 2 (dua) peristiwa pewarisan.
Pertama: Pewarisan dari Ibu (Pewaris I) kepada 5 (lima) orang anaknya
sebagai ahli waris, misalnya B, C, D, E dan F
Kedua : Dengan meninggalnya salah satu ahli waris midsalnya B maka B, ahli
waris yang meninggal dunia tersebut menjadi Pewaris II. Yang menjadi ahli
waris B serbagai Pewaris II adalah saudara-saudaranya yaitu C, D, E dan F.
Apakah dalam kasus pewarisan tersebut ada PPh dan BPHTB
1. Pajak Penghasilan (PPh)
Berdasarkan ketentuan UU PPh maupun perubahannya dalam UU
Ciptakerja, warisan termasuk dalam pengecualian sebagai Obyek PPh.
Jadi setiap peralihan hak karena pewarisan tidak terkena PPh (UU PPh
Pasal 4 ayat 3 jo Perdirjen Pajak No. 30 tahun 2009.
Pelaksanaannnya objek warisan ybs harus sudah masuk dalam laporan
SPT terakhir dan harus memperoleh SKB.
Dan jika ada utang-utang pajak sebelumnya harus dilunasi terlebih
dahulu.
2. BPHTB
Dalam kasus ini karena ada (dua) peristiwa pewarisan maka terdapat
pengenaan BPHTB sebanyak dua kali, yang besarnya beerbeda-beda
sesuai hak yang dialuihkan dalam pewarisan tersebut.
B. Lalu dalam prakteknya ini bagaimana ya untuk kami para Pewaris sekaligus
Ahli Waris? Tentu harus ada SKB PPH, bagaimana syarat mendapatkan Surat
Keterangan Bebas (SKB) Pph?
Jawaban:
Untuk memperoleh SKB PPh harus mengajukan Surat permohonan SKB
Waris yang telah diisi lenmgkap yang ditujukan kepada Kepala KPP setempat,
dengan dilampiri:
1. Surat Penyataan Pembagian Waris/Surat Keterangan Waris.
2. Fotokopi Surat Kematian Pewaris.
3. Fotokopi KTP Ahli Waris.
4. Fotokopi KK
5. Fotokopi SPPT PBB Tahun Terakhir.
6. Fotokopi Sertifikat Tanah.

7. Fotokopi Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi


tahun pajak terakhir atas nama pewaris, atau surat keterangan bahwa
pewaris memiliki penghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak.

Catatan:

Karena ada 2 (dua) peristiwa pewarisan prinsipnya ada dua SKB.

C. Bahwa Pengalihan Nama dari 5 orang Pewaris menjadi 4 orang Pewaris yg


sekaligus pula ahli waris, dikenakan BPHTB dg Rumusan 5%x(NJOP-
NJOPTKP) atau 5%x(NPOP-NPOPTKP).
Berapakah besaran NJOPTKP/NPOPTKP wilayah Kebayoran Baru Jakarta
Selatan? apakah reference 2022 dg angka 350jt tetap berlaku ? atau ada
perubahan 2023?
Jawaban:
Rumus BPHTB = 5%x (NPOP-NPOPTKP).
NPOPTKP di DKI besarnya Rp350 jt (sejak 2011 = Pergub 112 tahun 2011)
D. Ada pasal Reference yaitu Pasal 2 PP 111 tahun 2000 : Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan yang terutang atas perolehan hak karena waris dan
hibah wasiat adalah sebesar 50% dari Bea Perolehanan Hak atas Tanah dan
Bangunan yang seharusnya terutang.
PerGub prov DKI Jkt no 112 tahun 2011, Bab IV Pasal 5 jg mengacu hal yg
sama. Namun menurut Notaris yg ditunjuk Pembeli ini harus diajukan ke
Dispenda....?????
dan apakah kami sebelumnya pernah membayar atau belum. Ya tentu ini baru
pertama krn proses pengalihan nama.
Apakah itu menjadi dasar memutuskan kami mendapatkan keringanan 50%
itu? atau Memang sdh seharusnya kami mendptkan 50% keringanan tsb
karena kami adalah Pewaris dan Ahli Waris jg sesuai dg Surat Ketr Hak Waris
n dan Surat Pernyataan nya yg dikeluarkan oleh Notaris PPAT dan UU yg
masih berlaku.
Jawaban:
BPHTB atas waris perolehan tanah dan bangunan untuk wilayah DKI Jakarta
sebesar 50 % dari yang seharusnya dibayar masih berlaku.
BPHTB WARIS DKI = 5 % X (NJOP - 350 JT) X 50 %

Pembayaran BPHTB dilakukan secara on line (Pergub No. 34 Tahun 2022),


dengan membuat kode billing terlebih dahulu dstnya sesuai Pergub tersebut.
CATATAN:
Pengurangan 350 jt tergantung kapan meninggalnya (saat perolehan
warisnya)

Sekian.

Anda mungkin juga menyukai