PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pewaris yang sudah meninggal dunia kepada ahli waris yang mempunyai
ketentuan hukum yang mengatur mengenai apa yang harus terjadi dengan
seseorang diatur oleh Hukum waris.2 Secara garis besar pengertian hukum
waris adalah hukum yang mengatur mengenai peralihan hak berupa harta baik
berupa benda bergerak ataupun benda tidak bergerak yang diberikan kepada
1
Surini Ahlan Sjarif dan Nurul Elmiyah, Hukum Kewarisan Perdata Barat Pewarisan menurut
Undang-undang, Kencana, Jakarta, 2006, hlm.11
2
Hasballah Thaib dan Syahril Sofyan, Teknik Pembuatan Akta Penyelesaian Warisan Menurut
Hukum Waris Islam di Indonesia, Citapustaka Media, Medan, 2014, hlm.7
3
Zainuddin Ali, Pelaksanaan Hukum Waris di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm.43
1
Unsur yang harus terpenuhi dalam pewarisan adanya seseorang yang
meninggal dunia, adanya seseorang yang masih hidup sebagai ahli waris yang
memperoleh hak waris, adanya harta warisan yang ditinggalkan oleh pewaris.
Terkait siapa yang berhak atas harta warisan dari pewaris diatur oleh hukum
peralihan hak atas tanah dilakukan dengan cara balik nama sertipikat atas
pewarisan. Oleh karena itu dalam memberikan peralihan hak atas pewarisan
disebut UU PPh, warisan diatur dalam 2 pasal yang berbeda, yaitu pada Pasal
4
Syahril Sofyan, Beberapa Dasar Teknik Pembuatan Akta (Khusus Warisan), Pustaka Bangsa
Press, Medan, 2011, hlm.5
2
2 ayat (1) huruf a angka 2 yaitu yang menjadi subjek pajak adalah warisan
yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan, menggantikan yang berhak dan
pada Pasal 4 ayat (3) huruf b bahwa yang tidak termasuk objek pajak adalah
warisan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas apabila dilihat dari ruang lingkup
pajak maka harta warisan yang diterima oleh ahli waris merupakan suatu
tambahan penghasilan. Oleh sebab itu maka dalam pengurusannya ahli waris
terhutang pajak atau tidak. Mengingat adanya prinsip pengenaan pajak atas
pajak yang akan dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
Pengecualian warisan sebagai objek dari PPh juga diatur dalam ketentuan
5
Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi, Andi Offset, Yogyakarta, 2006, hlm.8
3
Bangunan beserta Perubahannya yang mengatur bahwa pengalihan hak atas
pengurusanpewarisan hak atas tanah dan bangunan ahli waris tidak dikenakan
Subjek Pajak menggunakan NPWP dari Wajib Pajak yang meninggal dunia.
yang berasal dari warisan tersebut dalam SPT PPh Tahunan Orang Pribadi.
Ahli waris tidak hanya mendapatkan hak atas tanah dari warisan tersebut
namun ia juga berkewajiban untuk memenuhi Bea Perolehan Hak Atas Tanah
hak atas tanah dan bangunan apabila ada ahli waris telah memenuhi
selanjutnya disebut SKB PPh Waris) pada Pajak Pratama pun kalau
permohonan surat ketetapan bebas pajak ditolak, ahli waris harus membayar
pajak penghasilan untuk turun waris dan setelahnya bukti pajak penghasilan
Setelah surat-surat dari Pajak Pratama selesai, maka ahli waris harus
4
wilayah kerjanya meliputi dimana letak tanah dan Bangunan berada. Syarat-
syarat turun waris salah satunya adanya SKB PPh Waris, kalau tidak ada,
dapat berupa hasil validasi dari Kantor Pajak Pratama yang artinya pajak
Atas Tanah dan Atau Bangunan Karena Warisan yang mengatur bahwa
adanya Pengalihan Hak karena warisan dapat diberikan SKB waris pajak
Bangunan. SKB PPh Waris yang telah dikeluarkan oleh Kantor Pajak ini bisa
digunakan sebagai salah satu syarat untuk balik nama sertipikat hak atas tanah
pajak. Hal ini sesuai Pasal 4 ayat (3) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983
Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan atau Bangunan dan
warisan karena pada prinsipnya yang dikenai Pajak Penghasilan adalah pihak
5
pengalihan (pewaris) sudah meninggal dunia, sehingga dikecualikan dari
untuk membayar pajak oleh pewaris sudah berakhir sejak pewaris meninggal
dunia.
Penetapan Surat Edaran ini juga bertujuan agar pemberian SKB PPh atas
penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan karena warisan
pajak Pratama oleh ahli waris, surat permohonan SKB PPh Waris tersebut
untuk turun waris. Seperti kasus yang terjadi pada klien yang datang Kantor
Notaris & PPAT Haji YAN VINANDA yang meminta turun waris atas
sertipikatnya dan minta dimohonkan untuk supaya tidak bisa dikenakan SKB
PPh Waris pajak. Tapi permohonan SKB PPh Waris ditolak meskipun syarat
untuk SKB PPh Waris telah dipenuhi. Hal tersebut banyak dikeluhkan oleh
dengan praktek yang terjadi sebenarnya dilapangan. Dalam hal ini menarik
6
SURAT KETERANGAN BEBAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK
PADANG
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang menjadi dasar terbitnya SKB PPh waris oleh Kantor Pajak
Pajak Penghasilan bagi ahli waris di Kantor Pajak Pratama Kota Padang
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui yang menjadi dasar terbitnya SKB PPh waris oleh
Kota Padang
D. Manfaat Penelitian
7
Setelah menguraikan tujuan dari penulisan ini, penulis menemukan beberapa
1. Manfaat teoritis
yang berlaku.
dengan ahli waris pada proses turun waris hak atas tanah.
masyarakat
2. Manfaat praktis
E. Keaslian Penelitian
8
Berdasarkan informasi serta penelusuran diperpustakaan yang telah
dan Perpustakaan lainnya, diketahui ada beberapa tesis yang hampir sama dan
tentang adanya kesamaan sebagian dari penelitian ini, yang mana terletak
ahli waris tapi berbeda pembahasan dan rumusan masalah yang akan penulis
teliti. Penelitian ini difokuskan pada penerapan surat Keterangan Bebas pajak
pada peralihan hak waris. Jika ada tulisan yang hampir sama dengan yang
ditulis oleh penulis diharapkan tulisan ini sebagai pelengkap dari tulisan yang
Adapun tulisan yang relatif sama dengan yang ingin diteliti oleh penulis,
pajak, seperti :
1. Tesis yang di tulis oleh Benny Oktario pada Universitas Andalas tahun
2019 dengan judul “Pengenaan Pajak Penghasilan atas Waris dan Hibah
dalam Pengalihan Hak atas tanah dan atau bangunan di Kota Padang
9
b. Adakah kendala dalam pengenaan pajak penghasilan atas waris dan
hibah dalam pengalihan hak atas tanah dan bangunan di Kota Padang?
2. Tesis yang ditulis oleh Annisa Mutiara Andina pada Universitas Andalas
masalah:
penghasilan atas jual beli tanah dan atau bangunan di Kota Padang
1. Kerangka Teoritis
10
Setiap pajak yang dipungut oleh pemerintah harus berdasarkan
diundangkan secara pasti karena mengatur secara jelas dan logis. Jelas
dalam artian tidak terdapat kekaburan norma atau keraguan dan logis
dalam artian menjadi suatu sistim norma dengan norma lain sehingga
11
baik dalam hubungannya dengan sesama individu maupun dalam
Hukum itu secara hakikatnya haruslah pasti serta adil. Pasti dalam
hal tindakan dan adil dalam artian sesuai kewajaran, maka dengan
bersifat adil dan dilakukan dengan pasti hukum bisa dijalankan sesuai
dilakukan.
12
Menurut Jan Michiel Otto, Kepastian Hukum yang sesungguhnya
oleh penulis adalah harus adanya aturan yang jelas yang mengatur
b. Teori Kemanfaatan
10
Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Pt. Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hlm.5
11
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis) , PT. Toko Gunung
Agung, Jakarta, 20002, hlm.267
13
utilitis)12 . Menurut Jeremy Bentham menganggap bahwa tujuan hukum
satu alatnya.
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
12
Ajaran utilitis menganggap bahwa pada asasnya hukum adalah semata-mata untuk menciptakan
kemanfaatan atau kebahagiaan warga, bagi mayoritas masyarakat. Bagi aliran ini kehadiran hukum
adalah untuk memberikan manfaat dan kesenangan kepada manusia sebanyak-banyaknya.
14
yang mengajukan SKB PPh waris, karena ujung-ujungnya hanya
penolakan yang dilakukan oleh Kantor Pajak Pratama tempat SKB PPh
waris dimohonkan.
c. Teori perpajakan
bahwa13
berikut:14
Dalam keadaan yang sama, para wajib pajak harus dikenakan pajak
13
Rochmat Soemitro, Pajak dan Pembangunan, Edisi ke 2 Bandung, Enresco, 1988,hlm.15
14
Adam Smith An Inquiry into the Nature and causes of the Wealth of Nations, (terkenal dengan
nama Wealth of Nations), dalam Erly Suandi, Op Cit hlm.27-29.
15
2. Pajak yang harus dibayar oleh seseorang harus terang (certain) dan
pembayarannya.
3. “Every taxt ought to be levied at the time, or ini the manner, in which
dipungut pada saat yang paling baik bagi para wajib pajak, yaitu saat
bersangkutan.
out of the pockets of the people as little as possible over and above
what itbrings into the public of treasury of the State.” Asas efisiensii
pemasukan pajaknya.
15
Bohari, Pengantar Hukum Pajak” Raja Grafindo Persada, 2001, Jakarta hlm.35
16
dengan permohonan SKB PPh waris ini dimungkinkan ahli waris
2. Kerangka Konseptual
Ada beberapa konsep dasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Waris
menyatakan bahwa :
bidang tanah yang sudah didaftar dan hak milik atas satuan
yang menerima hak atas tanah atau hak milik atas satuan
Ayat 2: Jika bidang tanah yang merupakan warisan belum didaftar, wajib
17
Ayat 3: Jika penerima warisan terdiri dari satu orang, pendaftaran
Ayat 4: jika penerima warisan lebih dari satu orang dan waktu peralihan
atau hak milik atas satuan rumah susun itu dilakukan kepada
Ayat 5 : Warisan berupa hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah
adat, hukum waris perdata, dan hukum waris Islam. Ketiganya memiliki
18
Ahli waris merupakan orang yang menerima harta warisan.
Ketentuan mengenai ahli waris dalam hukum waris adat, hukum waris
perdata, dan hukum waris Islam memiliki konsep yang berbeda. Tulisan
kali ini terlebih dahulu akan khusus membahas mengenai konsep ahli
b.Pajak Penghasilan
atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu
ekonomis yang berasal baik dari Indonesia maupun luar Indonesia yang
nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian, penghasilan itu dapat
Pada Pasal 4 ayat (1) huruf d UU PPh, yang menjadi objek pajak adalah
atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari
16
Adrian Sutedi, Hukum Pajak, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm.51
19
kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk
apapun.
Wajib Pajak ini tidak perlu lagi dipotong atau dipungut lagi.
hak dari almarhum pemilik lama kepada ahli waris sebagai pemilik
lunas. Seperti PBB, BPHTB, dan PPh pengalihan atas tanah dan/atau
dari kantor pajak. Ketentuan terbaru tentang SKB PPh atas waris
20
Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan Atau
G.Metode Penelitian
1. Pendekatan Masalah
SKB PPh waris dan hasil permohonan SKB PPh Waris itu ditolak atau
tidak.
orang yang memohonkan SKB PPh Waris, Kantor ATR/BPN Agraria Kota
17
Pajaktaxes,blogspot.com. catatan perpajakan,Diakses pada hari Selasa, 1 Nopember 2020, pukul
21.10 WIB.
18
Septiawan Santana K, Menulis Ilmiah Metodologi Penulisan Kualitatif, Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, Jakarta, 2010, hlm.5
21
Padang, Kantor Pajak Pratama 1 dan Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah
di Kota Padang.
hal yang ideal, kemudian dianalisis berdasarkan teori hukum dan peraturan
diminta.
22
1) Bahan Hukum Primer,berupa UUD 1945, peraturan perundang-
Pajak.
Dalam hal ini yang berkaitan fokus penelitian yaitu jual beli hak
penelitian ini.
a. Data primer
19
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, Raja Grafindo, 2006,
hlm.13
23
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
b. Data sekunder
20
Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2006,.hlm.,
30.
21
Tim penyusun, Pedoman Penelitian Tesis, Program Magister Kenotariatan, Program
Pascasarjana, Fakultas Hukum Universitas Andalas, 2012, hlm.7
22
Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta, Hanindita Offset, 1983, hlm. 56.
24
Menurut Maria SW. Soemardjono, bahwa Bahan Hukum Primer
beserta perubahannya
25
j) Peraturan Pemerintah nomor 71 Tahun 2008, Tentang
26
Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan
dari ahli hukum, serta teori dari para sarjana yang berkaitan
a. Studi Dokumen
b. Wawancara
24
ibid, hlm. 114.
27
dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah
c.Analisis Data
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan menemukan
Dalam hal ini setelah bahan dan data diperoleh, maka selanjutnya
diperiksa kembali bahan dan data yang diterima. Dari bahan dan data
25
Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persadam,
2006,.hlm,82
26
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, ( Ed. Rev, Jakarta : , 2010 ), hlm. 248
28
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Hukum Waris
29
Hukum Waris merupakan satu bagian dari hukum perdata secara
manusia, sebab setiap manusia pasti akan mengalami peristiwa hukum yang
Untuk pengertian hukum waris sampai saat ini baik para ahli hukum
dan barang-barang yang tak berwujud benda dari suatu angkatan manusia
27
M. Idris Ramulyo, Suatu Perbandingan antara Ajaran Syafi i dan Wasiat Wajib di Mesir,
tentangPembagian Harta Warisan untuk cucu Menurut Islam, Majalah Hukum dan Pembangunan
No.2 Thn. XII Maret 1982, Jakarta : FHUI, 1982, hlm.154
28
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Warisan di Indonesia, Bandung: Vorkink van Hoeve,s
Gravenhage, hlm. 8
29
Soepomo, Bab-bab tentang Hukum Adat, Jakarta : Penerbitan Universitas, 1996, hlm.72
30
Untuk memahami waris, dapat dijumpai pengertian dari hukum waris.
1. Waris
2. Warisan
3. Pewaris
Adalah orang yang memberi pusaka, yakni orang yang meninggal dunia
wasiat.
4. Ahli waris
5. Mewarisi
6. Proses pewarisan
yaitu:
masih hidup.
31
Berkaitan dengan beberapa istilah tersebut diatas, Hilman
kemudian disebut pewaris, baik harta itu telah dibagi-bagi atau pun
1. Wirjono Prodjodikoro32
2. Soepomo33
3. R. Santoso Pudjosubroto34
31
Hilman Hadikusumah, Hukum waris Adat, Bandung : Alumni, 1980, hlm.23
32
Wirjono Prodjodikro, Op.cit, hlm.8
33
Soepomo, Op.cit
34
R.Santoso Pudjosubroto, Masalah Hukum Sehari-hari, I Ioo Sing, 1964, hlm.8
32
Yang dimaksud dengan hukum warisan adalah hukum yang
Poesponoto)
generasi
5. Pitlo36
suatu generasi ke generasi yang lain, baik yang berkaitan dengan hak-
35
K,Ng.Soebakti Poesponoto, Azas-azas dan susunan Hukum Adat, Pradnya Paramita, 1960,
hlm.197
36
Pitlo, Hukum Waris menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Belanda, Terjemahan
Isa.Arief, Jakarta:intermasa,1979,hlm.1
33
37
hak kebendaan (materi dan non materi) .Hukum waris adat berlaku
bagi golongan penduduk Indonesia asli. Hukum waris adat terdapat tiga
dikuasai anak tertua, yang berarti hak pakai, hak mengelola dan
pria dan wanita sampai mereka berdiri sendiri, maka disebut sistem
37
Zainuddin Ali, 2010, Pelaksanaan Hukum Waris diIndonesia, Sinar Grafika, Jakarta, hlm.81
38
Meita Djohan , Kedudukan dan Kekuatan Hukum Warisan Tunggu Tubang Menurut Adat
Semende, Jurnal Keadilan Progresif, Vol. 9 No.1, Maret 2018, Universitas Bandar Lampung,
Bandar Lampung, hlm. 98
39
Marie Djohan OE, Op.Cit, hlm.98
34
laki-laki yang tertua dari di tanah semendo di Sumatera Selatan
seseorang meninggal dunia, maka seketika itu juga segala hak dan
ruang lingkup harta kekayaan atau hanya hak dan kewajiban yang dapat
warisan dengan dua cara yaitu sebagai ahli waris menurut ketentuan
35
(testementair). Ahli waris menurut ketentuan undang-undang terdiri dari
keturunannya.
c. Golongan ketiga adalah ahli waris yang meliputi kakek, nenek, dan
leluhur.
berikut 44
36
a. Matinya pewaris diketahui secara sungguh-sungguh (mati hakiki)
benar mati.
2) Ada orang masih hidup, sebagai ahli waris yang akan memperoleh
sesuatu yang berkenaan dengan peralihan hak dan atau kewajiban atas
mendapat warisan seperti pada zaman sebelum islam, tetapi juga anak
almarhum yang mewariskan harta. Saudara jauh bisa tertutup atau baru
46
37
lingkungan kerabat menurut ayat-ayat kewarisan lebih sempit dari ayat-
kerabat atas dasar pelarangan kawin tetap tidak boleh menerima warisan48.
Perolehan hak milik atas tanah dapat terjadi karena pewarisan dari
karena wasiat dari orang yang mewasiatkan, jadi pewarisan dapat diartikan
adalah tindakan pemindahan hak milik atas benda dari seseorang yang
meninggal dunia kepada orang lain yang ditunjuknya dan /atau ditunjuk
Menurut Pasal 1023 KUH Perdata, para ahli waris menerima hak
bersama tanah hak milik jika tanah tersebut hanya satu-satunya. Akan
tetapi, jika pewaris memiliki tanah tersebut sesuai dengan jumlah ahli
waris dan telah dibuatkan surat wasiat, maka tanah dimaksud telah
pembuktian tanah dari hasil pewarisan, maka surat keterangan waris sangat
47
Amir Syarifuddin, Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam dalam Lingkungan Adat Minangkabau
(Jakarta : Gunung Agung, 1984 hlm.37
48
Yaswirman, Hukum Keluarga, Karakteristik dan Prospek Doktrin Islam dan Adat Dalam
Masyarakat Matrilineal Minangkabau.Jakarta PT Rajagrafindo Persada, 2011, hlm.182
38
diperlukan disamping sebagai dasar untuk pendaftaran tanahnya. Namun
sampai saat ini, untuk: memperoleh surat keterangan waris, hukum yang
tentang Pendaftaran Tanah, dan sesuai dengan Pasal 25, surat keterangan
Notaris.
d) Golongan keturunan Timur asing lainnya (seperti India dan Arab) surat
yang sudah menjadi Warga Negara Indonesia maupun yang masih Warga
39
Dalam PP No. 10 Tahun 1961 yaitu Pasal 20, menyatakan bahwa jika
orang yang mempunyai hak atas tanah meninggal dunia, maka yang
hak tersebut dalam waktu 6 (enam) bulan sejak meninggalnya orang itu.
diatur dalam PP No. 24 Tahun 1997 yaitu Pasal 36. Dalam PP No. 24
perubahan pada data fisik atau yuridis obyek pendaftaran tanah yang
telah terdaftar.
usaha pendaftaran tanah, agar data yang tersimpan dan yang disajikan
yaitu:
40
3. Pembuatan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat
atas tanahnya, demikian pula peralihan hak atas tanah yang wajib
Agraria).
a) Untuk peralihan hak karena pewarisan mengenai bidang tanah hak yang
sudah terdaftar, wajib diserahkan oleh yang menerima hak atas tanah
Peralihan hak karena pewarisan terjadi karena hukum pada saat yang
ahli waris menjadi pemegang hak yang baru. Mengenai siapa yang
dan demi ketertiban tata usaha pendaftaran tanah. Surat tanda bukti
41
sebagai ahli waris dapat berupa Akta Keterangan hak Mewaris, atau
b) Jika bidang tanah yang merupakan warisan yang belum didaftar, wajib
c). Jika penerima waris terdiri dari satu orang, pendaftaran peralihan hak
d) Jika penerima warisan lebih dari satu orang dan waktu peralihan hak
bukti sebagai ahli waris dan akta pembagian waris tersebut. Dalam
hal akta pembagian waris yang dibuat sesuai ketentuan yang berlaku,
51
Penjelasan Pasal 42 Ayat (1) Peraturan Pemerintah nomor 24 Tahun 1997.
52
Penjelasan Pasal42 Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997.
42
dan harta waris jatuh pada seorang penerima warisan tertentu,
e) Warisan berupa hak atas tanah yang menurut akta pembagian waris
haknya kepada para penerima waris yang berhak sebagai hak bersama
mereka berdasarkan surat tanda bukti sebagai ahli waris dan/atau akta
B. Pajak Penghasilan
1. Pajak
43
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas
umum.56
meraih peluang hukum. Salah satu bagian yang paling disoroti adalah
pajak.
55
Fidel, Cara Mudah &Praktis Memahami Masalah-masalah Perpajakan, Murai Kencana, Jakarta,
20 l 0, hlm. 4
56
M. Djafar Saidi, Pembaharuan Hukum Pajak, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2011, hlm. 28
57
Waluyo & Wirawan B. IJyas, Perpajakan Indonesia. Salemba Empat, Jakarta, 2003, hlm 3.
44
Pemungutan pajak di Indonesia diatur pada Amandemen
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
pemerintah.
pemerintah daerah.
investment.
45
7) Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu
dari pemerintah.
kemakmuran rakyat.
1. Asas Equality
dari pemerintah.
2. Asas Certainty
46
pembayarannya. Pemungutan Pajak yang jelas akan memberikan
3. Asas Convenience
Pajak harus dibayar oleh wajib pajak pada saat-saat yang tidak
4. Asas Economy
b. Wajib Pajak
pemungut pajak atau pemotong pajak. Dari definisi ini dapat dipahami
bahwa wajib pajak ini terdiri dari dua jenis yaitu wajib pajak pribadi
47
Dalam beberapa jenis pajak, seperti Pajak Penghasilan dan
BPHTB, subjek pajak identik dengan wajib pajak (berada pada diri
orang yang sama) atau dengan kata lain subjek pajak secara otomatis
pada diri orang yang sama, yaitu orang atau badan yang memperoleh
penghasilan.59
d. Fungsi Pajak
48
untuk dimasukkan dalam kas negara. Dana dari pajak itulah yang
aktivitas pemerintahan.60
60
Fidel, Cara Mudah dan Praktis Memahami Masalah-masalah perpajakan mulai dari konsep
sampai aplikasi, Murai Kencana, Jakarta, 2010, hlm.6
49
pajak yang digunakan untuk menghalangi atau mengerem
2. Pajak Penghasilan
diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
ini;
c) laba usaha
lainnya.
50
3. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,pemekaran,
pengeluaran negara.61
(PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan
61
Supramono dan Theresia Woro Damayanti, “Perpajakan Indonesia Mekanisme dan
Perhitungan”, Jakarta, 2010, hlm. 37
51
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun
pajak.62
dikelompokkan menjadi:
62
Adrian Sutedi, Hukum Pajak, Sinar Grafika Offset, Jakarta, 2011, hlm. 51.
52
dimaksud dalam pajak penghasilan tidak terbatas dari apa yang
tahun 1984 dan pajak perseroan yang diatur dalam ordonansi pajak
perseroan tahun 1925 serta pajak atas bunga, dividen dan royalty yang
tahun 1970.
yang harus dibayar atas nama pihak yang mengalihkan hak atas tanah
dan bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan bangunan
hak atas tanah. Kedua macam pajak ini sudah harus disetor ke kas
peralihan hak.
53
pada subjek pajak yang bersangkutan, artinya kewajiban pajak tersebut
a. Subjek dan Objek Pajak Penghasilan atas Pengalihan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan
Bangunan
a) Orang Pribadi
c) Badan.
54
yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau
lainnya.
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan atau badan yang tidak
55
(3) Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan oleh
56
Tanah, Camat, pejabat lelang atau pejabat lain yang diberi
menukar.
dan/atau Bangunan
57
b. Penjualan, tukar-menukar termasuk ruislag, pelepasan hak,
Surat Keterangan Bebas Pajak merupakan salah satu surat yang dapat
menyertakan SKB pajak, pihak pemotong dan pemungut PPh, PPN atau
jenis pajak lain tidak lagi melakukan kewajiban memotong pajak. Dengan
kata lain, Surat Keterangan Bebas Pajak adalah sebuah dokumen yang dapat
58
Fasilitas SKB pajak dari pemerintah ini didapatkan wajib pajak saat
pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu yang dikenakan PPh Final
termasuk dalam kriteria untuk dikenai PPh final yang disertai lampiran
diajukannya SKP, untuk WP yang terdaftar pada tahun pajak yang sama
59
2. Surat Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas Pajak.
Jika dalam jangka waktu lima hari pihak KPP belum memberi keputusan,
waktu 2 hari kerja setelah jangka waktu 5 hari yang sudah terlewati. SKB
bersangkutan.
1. PPh final atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto sertipikat
Bank Indonesia.
2. PPh final atas penghasilan wajib pajak yang memiliki peredaran bruto
tertentu.
pejabatnya.
5. PPN buku pelajaran umum, kitab suci dan buku pelajaran agama.
ini ada beberapa jenis pengalihan yang dikecualikan sehingga tidak dikenakan
60
bangunan dengan jumlah bruto pengalihan kurang dari Rp. 60.000.000,
dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada pemerintah guna
persyaratan khusus;
dengan cara hibah kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus
yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan
bersangkutan;
yayasan, koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan
bersangkutan;atau
oleh orang pribadi atau badan yang melakukan pengalihan hak atas tanah
61
dan/atau bangunan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat orang pribadi
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan
dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, serta penghasilan yang
dibedakan:
62
Penghasilan yang dikenakan PPh non final adalah semua
pajak.
yang masuk kelompok ini pada saat diterima atau diperoleh tidak
makna yang sangat luas. Apabila dengan harta yang diperoleh dari
dari 1 keluarga yang masih dalam satu kesatuan ekonomis, maka pada UU
dimana pada Pasal 4 Ayat (3) huruf b bahwa warisan dikecualikan sebagai
tersebut.
63
hak dari almarhum pemilik lama kepada ahli waris sebagai pemilik baru.
tanah tersebut sudah lunas. Seperti PBB, BPHTB, dan PPh pengalihan hak
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan bukti pelunasan
pembayaran PPh Final atas peralihan hak atas tanah dan/atau bangunan.
Retribusi Daerah (UU PDRD), yang mengatur bahwa setiap Wajib Pajak
undangan perpajakan.
64
Pengecualian Pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari
Perubahannya, dalam ketentuan pada Pasal 3 Ayat (l) diatur bahwa Pajak
orang pribadi atau badan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
wajib dibayar sendiri oleh orang pribadi atau badan yang bersangkutan ke
Kas Negara.
Atas Tanah Dan/Atau Bangunan, apabila pajak yang terutang, yaitu Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan karena waris tidak dibayar,
maka peralihan hak atas tanah yang didapat dari waris tidak bisa
dan/atau bangunan tersebut yaitu BPHTB dan PPh, BPHTB dan PPH
dikenakan terhadap orang atau badan yang memperoleh hak atas tanah
dan atau bangunan. Perolehan atas suatu hak atas tanah dan ataus
bangunan ini bisa diartikan bahwa orang atau badan tersebut mempunyai
nilai lebih atas tambahan atau perolehan hak tersebut, dimana tidak semua
65
orang mempunyai kemampuan lebih untuk mendapatkan tanah dan atau
bangunan.
Adapun mengenai Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan atau
Setiap perolehan hak atas tanah dan bangunan, warga negara atau
juga dikenal sebagai Bea Pembeli, jika perolehan berdasarkan proses jual
perolehan berupa jual beli. Semua jenis perolehan hak tanah dan bangunan
dikenakan BPHTB.
adalah perolehan hak atas tanah dan bangunan. Adapun perolehan hak
a. Jual beli;
b. Tukar-menukar;
c. Hibah;
d. Hibah wasiat;
e. Waris;
66
i. Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap;
j. Penggabungan Usaha;
l. Hadiah.
Namun dari perolehan hak atas tanah dan atau bangunan yang sering
a. Jual beli;
b. Tukar-menukar;
c. Hibah (perolehan hak atas tanah dan atau bangunan dari pemberi
d. Hibah Wasiat (perolehan hak atas tanah dan atau bangunan kepada
BPHTB perolehan hak atas tanah dan atau bangunan karena jual beli,
67
NPOPTKP nya adalah sebesar Rp. 300.000.000 untuk tanah dan bangunan
yang didapatkan dari harta pencaharian bersama dan Rp. 60.000.000 untuk
68
lanjut dengan Peraturan menteri Keuangan, sepanjang hibah
bersangkutan;
bersangkutan; atau
69
b) Kota Pariaman
d) Kecamatan Kuranji
e) Kecamatan Nanggalo
h) Kecamatan Pauh
diatas.
70
BAB III
1. Dasar terbitnya SKB PPh waris oleh Kantor Pajak Pratama Kota Padang
Bebas Pajak Penghasilan atau SKB PPh waris yang berasal dari Peraturan
dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan karena warisan mengacu
71
Karena banyak yang merasa masih bertanya-tanya mengenai pemberian
Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan (SKB PPh) atas penghasilan dari
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan karena warisan, perlu untuk
untuk memberikan acuan dalam rangka pemberian SKB PPh atas penghasilan
dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan karena warisan dan
Dalam hukum waris ada proses peralihan hak berupa turun waris. Turun
waris merupakan proses turun waris dari pewaris kepada ahli waris yaitu
orang-orang yang berhak atas warisan yang ditinggalkan oleh orang pewaris
Untuk turun waris barang tidak bergerak berupa tanah dan bangunan, para
pihak dikenakan pajak waris yaitu Pajak BPHTB dan Pajak Penghasilan. Untuk
pajak BPHTB dibayar oleh ahli waris sedangkan untuk Pajak Penghasilan,
oleh ahli waris yang berhak dengan menggunakan NPWP milik pewaris.
kepada ahli waris. Maksudnya setelah warisan dibagi, NPWP milik pewaris
72
akan dihapuskan, sehingga pemenuhan perpajakan dipindahkan kepada ahli
waris.
Untuk membuktikan bahwa tidak ada PPh yang terutang, pihak Badan
Pertanahan Kota Padang mensyaratkan adanya SKB PPh waris dari kantor
pajak. Ketentuan terbaru tentang SKB PPh waris diterbitkan oleh Direktur
Dalam hal permohonan SKB PPh waris atas penghasilan dari pengalihan
hak atas tanah dan/atau bangunan waris diterima, Kepala Kantor Pelayanan
Pajak harus menerbitkan SKB PPh waris dengan format sesuai dengan
demikian, jika permohonan SKB PPh waris ditolak, Kepala Kantor Pelayanan
Nomor 30/PJ/2009.
pemungutan Pajak Penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah
Bebas Pajak Penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan.
73
Syarat suatu tanah dan/atau bangunan dapat dikatakan sebagai warisan
PPh atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
adalah:
1. Pewaris dan ahli waris harus ada hubungan keluarga sedarah dalam garis
2. Harta bergerak maupun harta tidak bergerak yang diwariskan tersebut telah
adalah Self Assesment System, artinya suatu sistem pemungutan pajak yang
pajak yang terutang tergantung pada wajib pajak sendiri, sedangkan fiskus atau
Warisan yang berupa harta tanah dan atau bangunan, jika ahli waris akan
63
Gede Djamaluddin, Hukum Pajak,Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia , 2002.
hlm. 34.
74
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, ditegaskan bahwa dikecualikan
waris harus menunjukan Surat Keterangan Bebas (SKB PPH waris) dari Kantor
Pajak sebagai bukti. Ketentuan tentang Surat Keterangan Bebas Pajak tertulis
Bebas Pajak penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah
dan.atau bangunan karena warisan yang ditetapkan oleh Direktur Jendral Pajak
Walaupun Surat Edaran ini bukan merupakan suatu aturan hukum yang
dapat dipergunakan secara luas menurut hukum, dan harusnya surat edaran ini
hanya berlaku untuk urusan internal Direktur Jendral Pajak, tetapi pada
prakteknya Surat Edaran ini sangat penting bagi masyarakat. Surat Edaran ini
bersifat mengikat dan menjadi suatu aturan yang menjadi landasan fiskus
dalam memeriksa wajib pajak untuk masalah yang sama tertulis dalam Surat
Edaran.
dijelaskan bahwa atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi
atau badan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan wajib dibayar
75
pajak penghasilan. Pajak penghasilan wajib dibayar sendiri oleh orang pribadi
atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari pengalihan hak
atas tanah dan/atau bangunan, atau dipungut oleh bendaharawan atau pejabat
dalam hal pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dilakukan kepada
pemerintah.
SKB PPh waris memiliki hal-hal penting terkait pemberian SKB PPh atas
penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan karena warisan,
yaitu:
1. Pengajuan SKB PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau
pengajuan permohonan SKB PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan diajukan oleh ahli waris ke KPP tempat pewaris,
sebagai pihak yang mengalihkan hak atas tanah dan/atau bangunan, terdaftar
2. SKB PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
Surat Keterangan bebas (SKB) atas Pajak Penghasilan (PPh) hak atas tanah dan
76
pajak, walaupun terdapat permasalahan terkait syarat bahwa objek warisan
pajak dari rakyatnya dengan peraturan yang lebih rendah daripada undang-
undang
dikatakan bahwa warisan bukan merupakan objek dan diatur juga dalam
warisan yang berupa tanah dan/atau bangunan yang diberikan kepada ahli
waris apabila belum pernah didaftarkan di SPT pewaris maka dikenakan akan
Dalam asas hukum lex superior derogat legi inferiori berarti hukum yang
rendah, tetapi dalam pelaksanaan pajak atas warisan ini sangat bertentangan
dengan asas ini, karena di dalam UU KUP tidak ada persyaratan ataupun
Nomor 48 Tahun 1994 dan PER-30/PJ/2009). Selain itu Dirjen Pajak juga
mengeluarkan Surat Edaran, hal ini dirasa tidak sesuai dengan norma hukum,
77
karena di dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 Pasal 7 tentang pembentukan
hukum di Indonesia. Namun Surat Edaran ini berlaku bagi semua masyarakat
sedangkan dalam UUD 1945 Pasal 23 Adengan jelas tertulis bahwa tidak
Pada pajak atas warisan ini salah satu tujuan hukum sebagai kepastian
tidak terpenuhi karena antara aturan yang satu dengan yang lain saling
a. Wajib Pajak melakukan pengalihan hak atas tanah, tetapi Wajib Pajak
tanah yang ada dalam sertipikat, nomor objek pajak, alamat, ataupun data
yang ada dalam Kartu Tanda Penduduk dan Surat Pemberitahuan Pajak
78
Dalam hal Wajib Pajak yang melakukan pengalihan hak atas tanah,
membayar pajak untuk turun waris, hal ini juga menjadi perdebatan bahwa
objek waris pada saat turun waris belum memberi kemanfaatan bagi penerima
menerima keuntungan atau belum menikmati hasil dari objek waris dalam
segi keuangan, kenapa harus membayar pajak juga.Banyak ahli waris merasa
dirugikan. Mungkin bagi ahli waris yang nilai NJOP SPPT PBB rendah
merasa tidak keberatan, tapi bagi ahli waris yang nilai NJOP SPPT PBB nya
tinggi yang dimana berarti Pajak penghasilan yang harus disetor ke negara
juga banyak semuanya merasa keberatan sebab sebagian besar objek pajak
tersebut tidak akan dijual. Turun waris itu hanya dilakukan untuk memenuhi
Dalam hal permohonan SKB Pph waris ditolak atau tidak dikabulkan
oleh kantor Pelayanan Pajak Pratama, maka ahli waris akan diberikan Surat
Pajak Penghasilan waris itu akan disebutkan dasar dari permohonan tidak
dapat disetujui atau tidak dikabulkannya permohonan SKB atas waris, yaitu
karena pemohon tidak melaporkan objek Waris pada SPT tahunan Pajak
79
Apabila yang didapat adalah surat penolakan SKB PPh Waris, maka ahli
waris harus membayar pajak waris, hasil pembayaran pajak waris itu pun
harus divalidasi ke pajak Pratama tempat tinggal pewaris. Hasil validasi itulah
waris sertipikat.
SKB PPh Waris diatas, banyaknya aturan yang bertentangan antara Pasal 4
Pengenaan pajak atas warisan memiliki manfaat yang sama dengan pajak
memberikan kemanfaatan bagi ahli waris, bahkan justru menjadi beban bagi
ahli waris. Dengan diterbitkan SKB PPh waris ini dapat memberi manfaat dan
80
kebahagiaan bagi wajib pajak bahwa ahli waris/wajib pajak tidak membayar
pajak.
Padang.
Kematian.
penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan secara tertulis
oleh ahli waris, namun banyak juga permohonan SKB oleh wajib pajak untuk
81
Pelayanan Pajak (KPP) dan kepala Kantor Pelayanan Pajak harus memberikan
keputusan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal
Pajak Nomor 30/PJ/2009. Dan dalam hal permohonan SKB Pajak Penghasilan
Penghasilan halini karena warisbanyak terjadi dari keluarga sedarah dalam satu
garis lurus. Untuk turun waris kaum tanah pusaka tinggi dan waris untuk
Permohonan yang diajukan oleh Wajib Pajak tidak semuanya diterima oleh
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dimana Kantor Pelayanan Pajak (KPP) hanya
akan menerima danmenerbitkan SKB Pajak Penghasilan jika proses waris yang
permohonan SKB jika tidak memenuhi ketentuan yang ada dalam pasal 4 UU
PPh ini.
82
Dalam pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, disebutkan bahwa yang
amil zakat atau lembaga yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan
yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh
2. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan
yang bersangkutan;
83
a) Surat Pernyataan berpenghasilan di bawah penghasilan tidak
Pajak (NPOPTKP).
PPh waris atas nama Mamak Kepala Waris yaitu DARMAWI (MKW)
Pelayanan Pajak (KPP) Padang satu pada tanggal 29 Juni 2020 tidak diterima
karena ahli waris tidak melampirkan ranji menurut Adat Minangkabau sesuai
ketentuan dalam Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-20/PJ/015 dan Surat
pun protes karena artinya secara pikiran awam, ahli waris harus membayar dua
pajak yaitu pajak BPHTB dan pajak PPH waris sedangkan prosesnya hanya
turun waris ke atas nama ahli waris dan ahli warispun belum mendapat manfaat
64
Hasil Wawancara dengan H.Yan Vinanda SH, Notaris/PPAT Kota Padangpada tanggal 13
Agustus 2020
84
Haji YAN VINANDA SH65salah seorang Notaris & PPAT senior di Kota
waris yang diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP), apalagi sejak tahun
2018. Dari rentang tahun 2018 sampai akhir 2020 ini tidak ada satupun SKB
PPh waris yang diterima. Padahal biasanya KPP Padang dua paling sering
mendapat pernyataan ini dari Haji YAN VINANDA SH66 salah seorang
Notaris & PPAT, meskipun permohonan penelitian penulis ditolak oleh KPP
Padang Dua dengan alasan bahan yang penulis cari tidak tersedia
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Kota Padang, maka ahli waris akan menerima
Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan atau SKB (Surat SKB lampiran
diterimanya SKB dari kantor Pelayanan Pajak (KPP) berarti proses Verifikasi
BPHTB dan Validasi PPh dari pajak atas peralihan hak atas tanah dan
Padang untuk proses Balik nama sertipikat ke atas nama ahli waris, yang mana
proses peralihan hak waris syarat salah satunya yaitu harus ada bukti pajak PPh
65
Hasil Wawancara dengan H.Yan Vinanda SH, Notaris/PPAT Kota Padangpada tanggal 12
Agustus 2020
66
Hasil Wawancara dengan H.Yan Vinanda SH, Notaris/PPAT Kota Padangpada tanggal 13
Agustus 2020
85
yang telah tervalidasi atau pun bukti SKB PP Waris sesuai dengan bunyi
Dalam SPT tahunan Pajak Penghasilan tentu saja masyarakat atau wajib
pajak harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP yang juga
Pajak. NPWP adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak untuk
pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan.
-Untuk laporan SPT tahunan Pajak Penghasilan, maka masyarakat atau wajib
pajak harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP. NPWP adalah
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan tapi tidak semua warga Negara
yang menjadi wajib pajak memiliki NPWP. Wajib pajak yang memiliki
86
jumlah penghasilan dan jumlah harta yang sebenarnya dimiliki oleh wajib
SPT Tahunannya yaitu memasukkan objek pajak waris kedalam kolom harta
sehingga terdaftar sebagai harta pewarisyang berarti objek pajak nya dapat
Berpenghasilan dibawah Penghasilan Tidak Kena Pajak dibuat oleh Lurah dan
bahwa Surat keterangan Penghasilan dibawah penghasilan tidak kena pajak ini
kena pajak dengan alasan Pihak Kelurahan atau Lurah tidak mengetahui berapa
dan Jambi tanpa bisa tatap muka dengan pihak yang bersangkutan. Isi
questioner itu menanyakan apa yang sebenarnya yang dibutuhkan dalam untuk
mendapat SKB PPh waris dan dijawab secara lisan saja bahwa mereka tetap
berunjuk pada dalam Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-20/PJ/015, Direktur
Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Pihak Kanwil DJP tidak bisa untuk
68
Wawancara dengan Yudi Asril, Lurah Kelurahan Lubuk Lintah, Kecamatan Kuranji, Kota
Padang
87
ikut campur apabila ada KPP mengeluarkan SKB PPH waris ataupun menolak
SKB PPh waris. Kalaupun ada Wajib Pajak/ahli waris yang merasa dirugikan
Pada proses permohonan SKB PPh Waris diatas, banyak aturan yang
SKB PPh waris merasa tidak ada guna (manfaat) kalau pun dimohonkan SKB.
Apabila terjadi suatu turun waris atas suatu sertipikat berupa tanah dan
atau bangunan, maka Pajak Penghasilan yang ditagih berupa utang pajak dari
dari pewaris akan menjadi tanggung jawab ahli waris baik secara pribadi
ketentuan perpajakan, Wajib Pajak Diwakili dalam hal suatu warisan yang
belum terbagi oleh salah seorang ahli warisnya, pelaksana wasiatnya atau
wakil tersebut bertanggung jawab secara pribadi atau renteng atas pembayaran
pajak yang terutang. Kecuali atas pertimbangan Direktur Jenderal Pajak apabila
kedudukannya, tidak mungkin dibebani tanggung jawab atas utang pajak dari
88
Pada dasarnya warisan yang belum terbagi merupakan satu kesatuan
menggantikan ahli waris yang berhak sebagai subjek pajak pengganti, dengan
tujuan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tetap
dapat dilaksanakan.
yang didapatkan harus tetap disetor dan dilaporkan oleh ahli waris yang berhak
dengan menggunakan NPWP milik pewaris. Namun jika warisan tersebut telah
Jadi kewajiban subjek pajak warisan yang belum terbagi dimulai sejak saat
KUP, dikatakan bahwa: yang dikecualikan dari objek pajak adalah warisan.
bagi ahli waris, namun dikecualikan sebagai objek pajak penghasilan. Namun,
untuk harta warisan berupa tanah atau bangunan yang diterima, ahli waris perlu
minta fasilitas Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan (SKB PPh) atas
Pengecualian ini secara legal didasarkan pada adanya Akta Waris yang sah
89
terbitan Notaris dan dibuat sebelum pengakuan kepemilikannya.
ahli waris, namun tidak merupakan objek pajak. Warisan yang dimaksud ini
adalah meliputi semua jenis harta baik itu harta yang bergerak maupun harta
pajak dan melaporkan hartanya di SPT Tahunan, dimana dalam hal ini
merupakan objek pajak lagi dan ahli waris tersebut terbebas dari
Syarat suatu harta bergerak maupun harta tidak bergerak dapat dikatakan
a. Pewaris dan ahli waris harus ada hubungan keluarga sedarah dalam garis
90
Jika kedua syarat diatas tidak dapat dipenuhi oleh pewaris, maka warisan
tersebut ketika diwariskan tidak lagi merupakan bukan objek pajak melainkan
Dengan kata lain, ketika ahli waris yang penghasilannya dibawah PTKP
Harta waris berupa rekening tidak wajib dilaporkan selama ahli waris sudah
Rekening yang dimiliki oleh seseorang yang telah meninggal tidak wajib
Apabila dilihat dari UU KUP terlihat bahwa ahli waris dalam perpajakan
kewajiban untuk meyelesaikan masalah yang terjadi pada pewaris yaitu harta
belum diwariskan tidak pernah dilaporkan ke pajak bahkan wajib pajak yang
memberikan waris tidak terdaftar di kantor pajak. Maka ahli waris harus
membayar terlebih dahulu hutang pajak atas harta yang belum pernah
dilaporkan sebelumnya.
Dalam turun waris pun ahli waris dikenakan pajak untuk pajak
BPHTB.Jadi secara tidak langsung ahli waris dikenakan 2 pajak yaitu pajak
91
BPHTB waris dan Pajak PPh waris apabila SKB PPH waris tidak dikabulkan.
Apabila dilihat dari teori gaya pikul yang ada pada teori perpajakan, dilihat 2
pajak yang harus dibayar oleh ahli waris, hal ini jelas banyak ahli waris tidak
waris ini bisa diterima. Teori gaya pikul, ada teori ini pajak yang dibebankan
kepada masing –masing orang berdasarkan pada gaya pikul seseorang atau
pajak
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Yang menjadi dasar terbitnya SKB PPh waris oleh Kantor Pajak Pratama
92
b. Surat Edaran SE-20/PJ/2015, tentang Pemberian Surat Keterangan
Kedua aturan ini sebenarnya hanya menjadi pedoman saja. Tapi biarpun
tetap dilengkapi syarat yang ada pada kedua peraturan tersebut, ujungnya
Waris (SKB PPh waris) ke kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama tempat
tinggal. SKB PPh waris ini disyaratkan dalam balik nama waris di Kantor
ATR/BPN Kota Padang. Dalam SKB PPh waris ada persyaratan yang
b. Objek waris yang akan diwariskan terdaftar dalam SPT harta pewaris
c. Dan hubungan antara pewaris dan ahli waris dalam hubungan satu garis
lurus
93
masalah yang terjadi pada pewaris sesuai Pasal 32 ayat (1) dan (2) UU
KUP
B.Saran
1. Bahwa aturan untuk mendapatkan SKB PPh waris ini dapat dipertegas,
dengan syarat untuk mendapatkan SKB PPh waris sehingga warga negara
ataupun ahli waris tahu apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan SKB
PPh waris.
langsung oleh ahli waris di atas materai sebagaimana yang diminta oleh
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
2005.
Persada,2006
94
Amir Syarifuddin, Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam dalam Lingkungan
Barda Nawawi Arif, Kapita selekta Hukum Pidana, cetak ketiga, Bandung:Citra
Aditya,2013
Jakarta, 2010
Indonesia , 2002
Medan, 2014
Paramita, 1960
:RemajaRosdakarya, 2010
95
Marihot Pahala Siahaan, Hukum Pajak Material, Objek, Subjek, Dasar
Yogyakarta, 20 l 0
2010, Jakarta
M. Idris Ramulyo, Suatu Perbandingan antara Ajaran Syafi i dan Wasiat Wajib
Majalah Hukum dan Pembangunan No.2 Thn. XII Maret 1982, Jakarta :
FHUI, 1982,
1998,
96
Surini Ahlan Sjarif dan Nurul Elmiyah, Hukum Kewarisan Perdata Barat Pewarisan
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, Raja
Grafindo, 2006
Hoeve,s Gravenhage
2003.
Yaswirman, Hukum Keluarga, Karakteristik dan Prospek Doktrin Islam dan Adat
Persada, 2011,
2010, .
B. Undang-Undang
97
-Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2016 tentang PPh atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak Atas Tanah dan atau Bangunan dan Perjanjian Pengikatan
Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas dan
Usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memilih peredaran bruto
tertentu.
98
Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor 20/PJ/2015, tentang Pemberian Surat
Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor 30/PJ/2009, tentang tata cara Pemberian
Internet:
https//www.ortax,or/ortag/?mod—info&page,
Jurnal
Jurnal Hukum Islam eISSN: 2549-4198 Vol. 04., No. 02. Juli-Desember 2019
http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/alhurriyah/index perekonomian
masyarakat
99
ABSTRAK Analisis Yuridis Penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Terhadap Pajak
Penghasilan (PPh) Final Atas Waris Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan dalam pasal 4 ayat (2) diantaranya menyebutkan pengalihan harta berupa
tanah dan bangunan adalah objek PPh Final. Kemudian dalam pasal 4 ayat (3) huruf b
disebutkan yang dikecualikan dari objek pajak salah satunya adalah warisan. Peralihan
hak karena pewarisan terjadi karena hukum pada saat pemegang hak yang
bersangkutan meninggal dunia. Dalam arti, bahwa sejak saat itu para ahli waris menjadi
pemegang haknya yang baru. Dalam praktek walaupun ketentuan hukum dengan tegas
menyatakan bahwa peralihan hak terjadi pada saat pewarisan, peralihan tersebut bukan
kehendak pewaris tapi terjadi karena peristiwa hukum. Namun, berdasarkan Peraturan
Keterangan Bebas Pajak Penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah
ditolaknya pengajuan SKB tersebut yang mengakibatkan warisan bukan objek pajak yang
100
pendekatan yuridis empiris dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Jenis data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu
data primer dilakukan melalui wawancara dan data sekunder melalui bahan pustaka.
Data dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan penelitian, maka diperoleh hasil bahwa
pengajuan Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan (PPh) Final atas waris berdasarkan
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dan Undang-Undang Pajak Penghasilan
dalam hal ini terjadi pertentangan asas antara peraturan perundang-undangan yang
lebih rendah dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dalam Teori
lex superior derogat legi inferior yang artinya peraturan yang lebih tinggi
pengaturan SKB tersebut batal demi hukum, maka dalam pengaturan SKB hendaknya
Cara Perpajakan) karena berimbas pada kewajiban pembayaran pajak masyarakat. Kata
Kunci : Surat Keterangan Bebas (SKB), Pajak Penghasilan (PPh) Final, waris
101
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Teori Perlindungan
Hukum Menurut Fitzgerald sebagaimana dikutip Satjipto
Raharjo awal mula dari munculnya teori perlindungan hukum ini
bersumber dari teori hukum alam atau aliran hukum alam. Aliran
ini dipelopori oleh Plato, Aristoteles (murid Plato), dan Zeno
(pendiri aliran Stoic). Menurut aliran hukum alam menyebutkan
bahwa hukum itu bersumber dari Tuhan yang bersifat universal
dan abadi, serta antara hukum dan moral tidak boleh dipisahkan.
Para penganut aliran ini memandang bahwa hukum dan moral
adalah cerminan dan aturan secara internal dan eksternal dari
kehidupan manusia yang diwujudkan melalui hukum dan moral.1
Fitzgerald menjelaskan teori pelindungan hukum Salmond bahwa
hukum bertujuan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan
berbagai kepentingan dalam masyarakat karena dalam suatu lalu
lintas kepentingan, perlindungan terhadap kepentingan tertentu
hanya dapat dilakukan dengan cara membatasi berbagai
kepentingan di lain pihak. Kepentingan hukum adalah mengurusi
hak dan kepentingan manusia, sehingga hukum memiliki otoritas
tertinggi untuk menentukan kepentingan manusia yang perlu
diatur dan dilindungi. Perlindungan hukum harus melihat tahapan
yakni perlindungan hukum lahir dari suatu ketentuan hukum dan
segala peraturan hukum yang diberikan oleh masyarakat yang
pada dasarnya merupakan kesepakatan masyarakat tersebut untuk
mengatur hubungan prilaku antara anggota-anggota masyarakat
102
dan antara perseorangan 1Satjipto Raharjo,Ilmu Hukum,Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti,2000, hal 53 UNIVERSITAS MEDAN AREA
2 dengan pemerintah yang dianggap mewakili kepentingan
masyarakat.22.1.1 Pengertian Perlindungan Hukum Dengan
hadirnya hukum dalam kehidupan bermasyarakat, berguna untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kepentingan-
kepentingan yang biasa bertentangan antara satu sama lain. Maka
dari itu, hukum harus bisa mengintegrasikannya
sehinggabenturan-benturan kepentingan itu dapat ditekan
seminimal mungkin. Pengertian terminologi hukum dalam
Bahasa Indonesia menurut KBBI adalah peraturan atau adat yang
secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa
ataupun pemerintah, undang-undang, peraturan, dan sebagainya
untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat, patokan atau kaidah
tentang peristiwa alam tertentu, keputusan atau pertimbangan
yang ditetapkan oleh hakim dalam pengadilan, atau vonis3.
Pendapat mengenai pengertian untuk memahami arti hukum yang
dinyatakan oleh Dr. O. Notohamidjojo, SH Hukum ialah
keseluruhan peraturan yang tertulis dan tidak tertulis yang
biasanya beersifat memaksa untuk kelakuan manusia dalam
masyarakat negara serta antara negara yang berorientasi pada dua
asas, yaitu keadilan dan daya guna, demi tata dan damai dalam
masyrakat.4 Menurut Prof. Mahadi, SH pengertian hukum
seperangkat norma yang mengatur laku manusia dalam
masyarakat. Menurut Soedjono Dirdjosisworo bahwa pengertian
hukum dapat dilihat dari delapan arti, yaitu hukum dalam arti
penguasa, hukum dalam arti para 2 Ibid hal 54 3 Tim penyusun Kamus
Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi kedua, cet. 1,(Jakarta: Balai Pustaka, 1991) Hal 5954
Syamsul Arifin, Pengantar Hukum Indonesia, Medan:Medan area
University Press,2012,Hal 5-6.UNIVERSITAS MEDAN AREA
3 petugas, hukum dalam arti sikap tindakan, hukum dalam arti
sistem kaidah, hukum dalam arti jalinan nilai, hukum dalam arti
tata hukum, hukum dalam arti ilmu hukum, hukum dalam arti
disiplin hukum. Berbagai definisi yang telah di kemukakan dan di
tulis oleh para ahli hukum, yang pada dasarnya memberikan suatu
batasan yang hampir bersamaan, yaitu bahwa hukum itu memuat
peraturan tingkah laku manusia5. Dalam kamus besar Bahasa
103
Indonesia Perlindungan berasal dari kata lindung yang memiliki
arti mengayomi, mencegah, mempertahankan, dan membentengi.
Sedangkan Perlindungan berarti konservasi, pemeliharaan,
penjagaan, asilun, dan bunker. Secara umum, perlindungan
berarti mengayomi sesuatu dari hal-hal yang berbahaya, sesuatu
itu bisa saja berupa kepentingan maupun benda atau barang.
Selain itu perlindungan juga mengandung makna pengayoman
yang diberikan oleh seseorang terhadap orang yang lebih lemah.
Dengan demikian, perlindungan hukum dapat diartikan
Perlidungan oleh hukum atau perlindungan dengan menggunakan
pranata dan sarana hukum. Namun dalam hukum Pengertian
perlindungan hukum adalah Segala daya upaya yang di lakukan
secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah,
swasta yang bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan
dan pemenuhan kesehjahteraan hidup sesuai dengan hak-hak
asasi yang ada sebagaimana di atur dalam Undang-undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.6 Dengan kata
lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi
hukum, yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu
keadilan, ketertiban, 5Ibid6http://tesishukum.com/pengertian-
perlindungan-hukum/ di akses pada tanggal 18 desember 2016
UNIVERSITAS MEDAN AREA
4 kepastian, kemanfaatan dan kedamaian. Adapun pendapat yang
dikutip dari beberapa ahli mengenai perlindungan hukum sebagai
berikut: 1. Menurut Satjito Rahardjo perlindungan hukum adalah
adanya upaya melindungi kepentingan seseorang dengan cara
mengalokasikan suatu Hak Asasi Manusia kekuasaan kepadanya
untuk bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut. 2.
Menurut Setiono perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya
untuk Melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang
oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk
mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga
memungkinkan manusia untuk menikmat martabatnya sebagai
manusia. 3. Menurut Muchsin perlindungan hukum adalah
kegiatan untuk melindungi individu dengan menyerasikan
hubungan nilai-nilai atau kaidah-kaidah yang menjelma dalam
sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam
104
pergaulan hidup antara sesama manusia. 4. Menurut Philipus M.
Hadjon Selalu berkaitan dengan kekuasaan. Ada dua kekuasaan
pemerintah dan kekuasaan ekonomi. Dalam hubungan dengan
kekuasaan pemerintah, permasalahan perlindungan hukum bagi
rakyat (yang diperintah), terhadap pemerintah (yang
memerintah). Dalam hubungan dengan kekuasaan ekonomi,
permasalahan perlindungan hukum adalah perlindungan bagi si
lemah (ekonomi) UNIVERSITAS MEDAN AREA
5 terhadap si kuat (ekonomi), misalnya perlindungan bagi pekerja
terhadap pengusaha.7Pada dasarnya perlindungan hukum tidak
membedakan terhadap kaum pria maupun wanita. Indonesia
sebagai negara hukum berdasarkan pancasila haruslah
memberikan perlindungan hukum terhadap warga masyarakatnya
karena itu perlindungan hukum tersebut akan melahirkan
pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia dalam wujudnya
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam wadah
negara kesatuan yang menjunjung tinggi semangat kekeluargaan
demi mencapai kesejahteraan bersama. 2.1.2 Bentuk & Sarana
Perlindungan Hukum Menurut R. La Porta dalam Jurnal of
Financial Economics, bentuk perlindungan hukum yang
diberikan oleh suatu negara memiliki dua sifat, yaitu bersifat
pencegahan (prohibited) dan bersifat hukuman (sanction).8
Bentuk perlindungan hukum yang paling nyata adalah adanya
institusi-institusi penegak hukum seperti pengadilan, kejaksaan,
kepolisian, dan lembaga-lembaga penyelesaian sengketa diluar
pengadilan (non-litigasi) lainnya. Perlindungan yang di maksud
dengan bersifat pencegahan (prohibited) yaitu membuat peraturan
, Sedangkan Perlindungan yang di maksud bersifat hukuman
(sanction) yaitu menegakkan peraturan. Adapun tujuan serta cara
pelaksanananya antara lain sebagai berikut : 1. Membuat
peraturan ,yang bertujuan untuk : a. Memberikan hak dan
kewajiban 7Asri Wijayanti, Op.cit., hal 108 R. La Porta “ Investor Protection
and Corporate governance” Jurnal Of financial Economics 58 (1 January)
2000UNIVERSITAS MEDAN AREA
6 b. Menjamin hak-hak pra subyek hukum 2. Menegakkan
peraturan Melalui : a. Hukum administrasi negara yang berfungsi
untuk mencegah terjadinya pelanggaran hak-hak dengan
105
perizinan dan pengawasan. b. Hukum pidana yang berfungsi
untuk menanggulangi setiap pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan, dengan cara mengenakan sanksi hukum
berupa sansksi pidana dan hukuman. c. Hukum perdata yang
berfungsi untuk memulihkan hak dengan membayar kompensasi
atau ganti kerugian.9 Pada perlindungan hukum di butuhkan suatu
wadah atau tempat dalam pelaksanaanya yang sering di sebut
dengan sarana perlindungan hukum. Sarana perlindungan hukum
di bagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut: 1. Sarana
Perlindungan Hukum Preventif, Pada perlindungan hukum
preventif ini, subyek hukum diberikan kesempatan untuk
mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu
keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif. Tujuannya
adalah mencegah terjadinya sengketa. Perlindungan hukum
preventif sangat besar artinya bagi tindak pemerintahan yang
didasarkan pada kebebasan bertindak karena dengan adanya
perlindungan hukum yang preventif pemerintah terdorong untuk
bersifat hati-hati dalam mengambil keputusan yang didasarkan
pada diskresi. Di indonesia belum ada pengaturan khusus
mengenai perlindungan hukum preventif.9Wahyu Sasongko,
Ketentuan-ketentuan pokok hukum perlindungan konsumen, Bandar
lampung:Universitas lampung, 2007, hal 31UNIVERSITAS MEDAN
AREA
7 2. Sarana Perlindungan Hukum Represif, Perlindungan hukum
yang represif bertujuan untuk menyelesaikan sengketa.
Penanganan perlindungan hukum oleh Pengadilan Umum dan
Peradilan Administrasi di Indonesia termasuk kategori
perlindungan hukum ini. Prinsip perlindungan hukum terhadap
tindakan pemerintah bertumpu dan bersumber dari konsep
tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi
manusia karena menurut sejarah dari barat, lahirnya konsep-
konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak
asasi manusia diarahkan kepada pembatasan-pembatasan dan
peletakan kewajiban masyarakat dan pemerintah. Prinsip kedua
yang mendasari perlindungan hukum terhadap tindak
pemerintahan adalah prinsip negara hukum. Dikaitkan dengan
pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia,
106
pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia
mendapat tempat utama dan dapat dikaitkan dengan tujuan dari
negara hukum.102.
107