Anda di halaman 1dari 53

BEA PEROLEHAN HAK

ATAS TANAH DAN ATAU


BANGUNAN
(BPHTB)
Novi Rubiyanti, SE, MM
DASAR HUKUM
UU NO. 28 TAHUN 2009

PERDA. NO. 18 TAHUN 2010

PERGUB. NO. 103 TAHUN 2011

PERGUB. NO. 112 TAHUN 2011


UU NO. 28 TAHUN 2009 TENTANG
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH (PDRD)

PERDA NO 18 TAHUN 2010 TENTANG


BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB)

PERGUB NO. 103 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN


PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN BPHTB

PERGUB. NO. 112 TAHUN 2011 TENTANG


PROSEDUR PENGENAAN BPHTB
DASAR HUKUM
UU NO. 28 TAHUN 2009

PERDA. NO. 18 TAHUN 2010

PERGUB. NO. 103 TAHUN 2011

PERGUB. NO. 112 TAHUN 2011


OBJEK BPHTB Pasal 3

❑ Pemindahan Hak

❑ Pemberian Hak Baru


A. PEMINDAHAN HAK karena :
1. Jual beli;
2. Tukar menukar;
3. Hibah;
4. Hibah wasiat;
5. Waris;
6. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lain;
7. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan;
8. Penunjukan pembeli dalam lelang;
9. Pelaksanaan putusan hakim yg mempunyai kekuatan hukum tetap;
10. Penggabungan usaha;
11. Peleburan usaha;
12. Pemekaran usaha;
13. Hadiah.
OBJEK DIKECUALIKAN

• Perwakilan diplomatik dan konsulat (asas timbal balik);


• Negara untuk penyelenggaraan pemerintahan dan/atau untuk
pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum;
• Badan/perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan
dengan Peraturan Menteri Keuangan dengan syarat tidak
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain di luar fungsinya;
• Orang pribadi/badan karena konversi hak/perbuatan hukum lain
tanpa perubahan nama;
• Orang pribadi /badan karena wakaf;
• Orang pribadi/badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah.
JENIS HAK ATAS TANAH
Diatur dalam UUPA (UU Diatur dalam UURS PP No. 43/1983 jo.
No. 5/1960) (UU No. 16/1985) PP No. 112/2000

• Hak Milik • Hak Milik atas • Hak Pengelolaan


• Hak Guna Usaha satuan Rumah
• Hak Guna Bangunan Susun
• Hak Pakai
SUBJEK BPHTB Pasal 3

❑ Orang Pribadi atau


❑ Badan

Yang memperoleh Hak atas Tanah dan/atau


Bangunan
DASAR PENGENAAN Pasal 5

Nilai Perolehan Objek Pajak


(NPOP)

Harga Transaksi Nilai Pasar Apabila NPOP


------------------------ --------------------------------- tidak diketahui
• jual beli • tukar menukar atau lebih rendah dari
• penunjukan • hibah NJOP PBB
pembeli dalam • hibah wasiat
lelang • waris
• pemasukan dlm
perseroan atau badan
hukum lainnya
• pemisahan hak NJOP PBB
• penggabungan usaha
• hadiah.........dll
NPOPTKP

NILAI PEROLEHAN OBJEK PAJAK TIDAK


KENA PAJAK ( NPOPTKP)

Rp 350.000.000,00 Rp 80.000.000,00
untuk waris atau hibah wasiat bagi OP selain perolehan hak dari waris dan
yg msh dlm hub. klg. sedarah dlm. hibah wasiat
garis keturunan lurus 1 derajat keatas
atau kebawah termasuk suami/istri
TARIF BPHTB Pasal 6

Tarif Tunggal

5%
CARA PERHITUNGAN BPHTB

BPHTB = (NPOP – NPOPTKP) x Tarif

atau

Bila NJOP digunakan sebagai dasar


pengenaan
atau

BPHTB = (NJOP – NPOPTKP) x Tarif


Soal 1
Pada tanggal 14 Februari 2020, Rose membeli tanah
dengan harga transaksi Rp 460 juta. NJOP PBB 2004
Rp. 400 juta. Berapakah BPHTB terhutang, jika
NPOPTKP Rp 80 juta?
JAWAB

NPOP Rp 460 jt
(-) NPOPTKP Rp 80 jt
NPOPKP Rp 380 jt
BPHTB Rp 19 jt
PENGENAAN BPHTB
WARIS DAN HIBAH WASIAT
Pasal 5 ayat (1)
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 112 Tahun 2011

Pengenaan BPHTB yang terutang atas perolehan hak karena waris dan
hibah wasiat adalah sebesar
50%
dari BPHTB yang seharusnya terutang
PENDAFTARAN PEROLEHAN HAK WARIS DAN HIBAH WASIAT
Pasal 8
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 112 Tahun 2011

Kepala Kanwil BPN/Kantor Pertanahan hanya dapat melakukan


pendaftaran perolehan hak karena waris dan hibah wasiat
pada saat WP menyerahkan SSPD-BPHTB
Soal 2

Seseorang mendaftarkan rumah warisan ke BPN.


Nilai pasar Rp 750 jt.
NJOP PBB Rp 900 jt.
NPOPTKP Rp 400 jt dan Rp 30 jt
Berapa BPHTB terhutang?
JAWAB

NPOP Rp. 900 jt


(-) NPOPTKP Rp. 400 jt-
NPOPKP Rp. 500 jt
BPHTB Rp. 25 jt
BPHTB dibayar
50%x (Rp. 25 jt) Rp. 12,5 jt
Soal 3

Sebuah yayasan sosial mendaftarkan tanah hibah


wasiat ke BPN.
NPOP Rp 550 juta
NPOPTKP Rp 400 jt dan Rp 90 jt
Berapa BPHTB yang seharusnya dibayar?
JAWAB
NPOP Rp 550 jt
(-) NPOPTKP Rp 90 jt -
NPOPKP Rp 460 jt
BPHTB terutang
5% x Rp 460 jt Rp 23 jt
BPHTB dibayar
50% x Rp. 23 jt Rp 11,5 jt
PENGENAAN BPHTB KARENA
HAK PENGELOLAAN
Pasal 9 ayat (1) dan (2)
Pergub. Provinsi DKI jakarta No. 112 Tahun 2011

▪ KEMENTERIAN
▪ LEMBAGA PEMERINTAH NON
KEMENTERIAN
PIHAK-PIHAK LAINNYA
▪ PEMERINTAH DAERAH
▪ LEMBAGA PEMERINTAH LAINNYA
▪ PERUM PERUMNAS

0% 50 %
SAAT TERUTANG
TEMPAT TERUTANG

TEMPAT TERUTANG PAJAK


Pasal 9

Di wilayah :
Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta

Yang meliputi letak tanah dan/atau


bangunan
PENETAPAN, SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN

WP BPHTB wajib membayar sendiri pajak yang terutang dengan menggunakan


Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD)

SSPD juga merupakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)

SSPD harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditanda tangani oleh
Wajib Pajak atau kuasanya

Ketentuan mengenai bentuk, isi dan tatacara pengisian SSPD diatur dengan
Peraturan Gubernur
SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN

Penetapan SSPD mengacu pada sistem dan prosedur pemungutan


BPHTB

Sistem dan prosedur diatas mencakup tatacara penyampaian, pembayaran, penelitian,


pelaporan, penagihan dan pengurangan SSPD-BPHTB serta pendaftaran dan
pengurusan akta pemindahan hak atas tanah dan/atau bangunan

Ketentuan mengenai sistem dan prosedur pemungutan BPHTB diatur dengan


Peraturan Gubernur
KEBERATAN
Pasal 18
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 112 Tahun 2011

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar BPHTB


(SKPDKB-BPHTB)

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan BPHTB


(SKPDKBT-BPHTB)

Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar BPHTB


(SKPDLB-BPHTB)

Surat Ketetapan Pajak daerah Nihil BPHTB


(SKPDN-BPHTB)
Syarat2 pengajuan keberatan :

1. Diajukan kepada Kepala Dinas melalui Kepala Suku Dinas atau Kepala Unit;
2. Diajukan secara tertulis dalam Bhs. Indonesia dengan mengemukakan jumlah
pajak menurut perhitungan WP dan alasannya;
3. Diajukan paling lama 3 bulan sejak tgl terima surat ketetapan, kecuali di luar
kekuasaannya (force majeur);
4. Keberetan yg tidak memenuhi syarat tidak dianggap sbg surat keberatan;
5. Kepala Dinas melalui Kepala Suku Dinas atau Kepala Unit harus memberikan
keterangan/penjelasan tertulis jika WP minta keterangan/penjelasan yg berhubungan
dng keberatan;
6. Pengajuan keberatan tidak menunda pembayaran dan penagihan pajak;
7. Kepala Dinas atau Kepala Suku Dinas atau Kepala Unit harus memberikan keputusan
keberatan paling lama 6 bulan sejak diterimanya surat keberatan dari WP;
8. Apabila jangka waktu tsb telah lewat dan keberatan belum diputuskan, maka
pengajuan keberatan dianggap diterima.
. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB)

❑ Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terhutangnya pajak, Direktur Jenderal Pajak
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar apabila berdasarkan hasil
pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah pajak yang terutang kurang bayar.
❑ Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Keputusan Pajak Daerah
Kurang Bayar ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) sebulan untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan,
dihitung mulai saat terutangnya pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan
Pajak Daerah Kurang Bayar
. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT)

❑ Jangka waktu 5 tahun sesudah saat terutang pajak, DJP dapat menerbitkan SKBKBT apabila
ditemukan data baru dan atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan
jumlah pajak yang terutang setelah diterbitkan SKBKBT.
❑ Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKBKBT ditambah dengan sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pajak tersebut, kecuali WP melaporkan sendiri
sebelum dilakukan pemeriksaan.
SKPDKB
❑WP memperoleh tanah dan bangunan pada tanggal 29 Maret 2018.
Nilai perolehan Objek Pajak Rp
180.000.000,00
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp
80.000.000,00 (-)
Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak Rp
80.000.000,00
Pajak terutang 5% x Rp 80.000.000,00 Rp
4.000.000,00
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal 30 Desember 2018,
ditemukan data yang belum lengkap yang menunjukkan bahwa NPOP sebenarnya
Rp 210.000.000,00 maka pajak yang seharusnya terutang adalah sebagai berikut :
❑ Nilai perolehan Objek Pajak Rp 210.000.000,00
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp 80.000.000,00 (-)
Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak Rp 130.000.000,00
❑ Pajak terutang 5% x Rp 130.000.000,00 Rp 6.500.000,00
❑ Pajak yang telah dibayar Rp 4.000.000,00 (-)
❑ Pajak yang kurang dibayar Rp 2.500.000,00
❑Sanksi administrasi berupa bunga dari 29 Maret 2019 sampai dengan 30 Desember 2018 10 x
2% x Rp 2.500.000,00 = Rp 500.000,00
SKPDKBT

Pada tahun pajak 2019, dari hasil pemeriksaan atau keterangan lain diperoleh data baru
bahwa NPOP ternyata adalah Rp 230.000.000 maka pajak yang seharusnya terutang
adalah sebagai berikut :

NPOP Rp 250.000.000
NPOPTKP Rp 80.000.000
NPOPKP Rp 170.000.000
BPHTB 5 % Rp 8.500.000
BPHTB (telah dibayar) Rp 6.500.000 -
BPHTB KB Rp 2.000.000
Sanksi 100 % Rp 2.000.000 +
SKBKBT Rp 4.000.000
PENGENAAN BPHTB
WARIS DAN HIBAH WASIAT
Pasal 5 ayat (1)
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 112 Tahun 2011

Pengenaan BPHTB yang terutang atas perolehan hak


karena waris dan hibah wasiat adalah sebesar
50%
dari BPHTB yang seharusnya terutang
BANDING Pasal 24
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 112 Tahun 2011

SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN

WAJIB PAJAK WAJIB PAJAK


(MENERIMA) (MENOLAK)

PEMBAYARAN BANDING
diajukan scr tertulis dlm Bhs.
Indonesia dng alasan jelas dlm
waktu maks 3 bln

PENGADILAN PAJAK
KEPUTUSAN KEBERATAN
Pasal 21 ayat (1) dan (2)
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 112 Tahun 2011

SKPDKB
SKPDKB SKPDKB
> Rp 1 milyar sd. Rp
sd. Rp 1 milyar > Rp 2,5 milyar
2,5 milyar

Kepala Unit Pelayanan Kepala Suku Dinas Kepala Dinas


Pajak Daerah Pelayanan Pajak Pelayanan Pajak
KEPUTUSAN KEBERATAN
Pasal 21 ayat (3), (4) dan (5)
Pergub. Provinsi DKI Jakarta no. 112 Tahun 2011

Apabila keberatan diajukan kepada Kepala Dinas padahal


wewenang Kepala Suku Dinas atau Kepala UPPD, maka
Kepala Dinas harus meneruskannya

Apabila keberatan diajukan kepada Kepala UPPD atau Kepala


Suku Dinas padahal wewenang Kepala Dinas, maka Kepala
UPPD atau Kepala Suku Dinas harus meneruskannya kepada
Kepala Dinas

Jangka waktu penyampaian surat keberatan paling lama 7 hari


kerja sejak tgl diterimanya surat dari WP
PENGURANGAN
Pasal 2
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 103 Tahun 2011

Pengurangan 25% :
- Rumah Sederhana (RS)
- Rumah Sangat Sederhana (RSS)
- RSS yg diperoleh langsung dari pengembang dan dibayar secara angsuran

Pengurangan 50% :
o WP Badan yang memperoleh hak baru selain hak pengelolaan
dan telah menguasai secara fisik >20 th. yg. dibuktikan dengan
surat pernyataan dan keterangan dari Pejabat
o WP orang pribadi yg.menerima hibah dari orang pribadi
mempunyai hubungan sedarah dalam garis keturunan lurus 1
derajat keatas atau ke bawah
o WP yg memperoleh hak atas tanah melalui pembelian dr hasil ganti rugi
pemerintah yg nilai ganti ruginya di bawah NJOP-PBB
o WP yg memperoleh hak atas tanah sbg pengganti atas tanah yg dibebaskan
oleh pemerintah untuk kepentingan umum
o WP Badan yg melakukan penggabungan usaha (merger )/peleburan usaha
(konsolidasi)
o WP Badan asuransi dan reasuransi yang memperoleh hak atas tanah
dan/atau bangunan yg berasal dari perusahaan induknya selaku pemegang
saham tunggal
o Tanah dan/atau bangunan yg digunakan kepentingan sosial/pendidikan
o WP OP Veteran, PNS, TNI/POLRI, Pensiunan PNS, Purnawirawan TNI/POLRI
atau janda/dudanya yg memperoleh rumah dinas pemerintah
Syarat2 permohonan pengurangan :
1. Diajukan scr tertulis kepada Kepala Dinas
2. Diajukan paling lama 30 hari
3. Permohonan harus dilengkapi persyaratan :
a. Rumah Sederhana (RS), Rumah Sangat Sederhana (RSS) dan Rumah Susun
Sederhana yg diperoleh langsung dari pengembang & dibayar secara angsuran:
- Bukti kepemilikan Rumah Susun;
- Bukti pembayaran PPh;
- Bukti pembayaran BPHTB;
- Bukti SPPT-PBB tahun berjalan;
- Surat pernyataan perolehan rmh dr pengembang.
b. WP Badan yg memperoleh hak baru selain hak pengelolaan & telah menguasai secara
fisik lebih dari 20 tahun :
- Akte Pendirian dan Perubahannya;
- Surat pernyataan atau keterangan dr pejabat pemerintah;
- Keputusan Kakanwil BPN mengenai pemberian HGB dll;
- Bukti pembayaran PPh;
- Bukti pembayaran BPHTB;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.
c. WP yg memperoleh hak atas tanah melalui pembelian dari hasil ganti rugi
pemerintah yang nilai ganti ruginya di bawah NJOP-PBB:
- Surat keterangan hasil ganti rugi;
- Akta jual beli;
- Identitas diri;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.
d. WP yg memperoleh hak atas tanah sbg pengganti atas tanah yg dibebaskan
pemerintah untuk kepentingan umum :
- Surat keterangan penggantian atas tanah dr pemerintah;
- Surat kavling atas tanah atau surat sejenisnya;
- Identitas diri;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.
e. Tanah dan/atau bangunan yg digunakan kepentingan sosial/pendidikan :
panti asuhan, panti jompo, rumah yatim piatu, sekolah/universitas dan
sejenisnya, rumah sakit swasta milik institusi/lembaga pelayanan sosial
masyarakat :
- Akte pendirian dan perubahannya;
- Surat Izin Usaha dari instansi berwenang;
- Surat keterangan atas tanah dan/atau bangunan yg digunakan kepentingan
sosial/pendidikan dari pejabat setempat ;
- Identitas diri;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.
f. WP OP atau Badan yg memperoleh hak pengelolaan selain kementerian, lembaga
pemerintah non kementerian,pemerintah provinsi, lembaga pemerintah lainnya
dan PERUM PERUMNAS :
- Akte pendirian dan perubahannya;
- Surat keputusan hak pengelolaan dari instansi di luar kementerian, lembaga
pemerintah non kementerian pemerintah provinsi, lembaga pemerintah lainnya
dan PERUM PERUMNAS;
- Akta dari Notaris atau PPAT;
- Identitas diri;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.
TATACARA PENGURANGAN
Pasal 7
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 103 Tahun 2011

PENGURANGAN BPHTB HANYA DIBERIKAN UNTUK SATU SSPD-


BPHTB /OBJEK PAJAK

WP YANG MEMPUNYAI LEBIH DARI SATU OBJEK HANYA DIBERIKAN


SATU PENGURANGAN BPHTB YANG NPOP NYA PALING TINGGI

BAGI WP YG TELAH DITERBITKAN SK PENGURANGAN, TIDAK


DAPAT MENGAJUKAN PENGURANGAN, KERINGANAN ATAU
PEMBEBASAN ATAS OBJEK YANG SAMA
TATACARA PENGURANGAN
Pasal 8
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 103 Tahun 2011

▪ Berdasarkan permohonan pengurangan BPHTB dari WP,


Kepala Dinas selanjutnya melakukan penelitian administrasi :
- menolak permohonan apabila tidak memenuhi persyaratan;
- menerima permohonan apabila memenuhi persyaratan.
▪ Terhadap permohonan yg ditolak, Kepala Dinas menerbitkan surat penolakan disertai
dengan alasan paling lama 14 hari kerja sejak permohonan diterima
▪ Penyampaian surat penolakan paling lama 7 hari kerja kepada WP sejak ditanda tangani
surat penolakan
▪ Apabila permohona diterima, Kepala Dinas paling lama 60 hari kerja menerbitkan
keputusan pengurangan
▪ Sebelum diputuskan dapat dibahas oleh Tim Pembahas
▪ Keputusan pengurangan disampaikan kepada WP paling lama 7 hari kerja setelah
ditandatangani
KERINGANAN
Pasal 3
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 103 Tahun 2011

DIBERIKAN DENGAN PERTIMBANGAN


KEADAAN TERTENTU SEPERTI KRSIS EKONOMI, DAN/ATAU
KEUANGAN DAN BENCANA ALAM

Keringanan setinggi-tingginya 50% :


o WP Badan yang terkena dampak krisis ekonomi dan moneter yang berdampak luas
pada kehidupan perekonomian nasional sehingga WP harus melakukan restrukturisasi
usaha/utang sesuai kebijakan pelerintah
o WP yang memperoleh hak yang tidak berfungsi lagi karena bencana alam : banjir,
gempa bumi, tsunami, kebakaran dll yang terjadi 3 bulan sejak penandatanganan akta
Syarat2 permohonan keringanan BPHTB :

1. Diajukan scr tertulis kepada Kepala Dinas


2. Diajukan paling lama 30 hari sejak diterbitkan SK Kepala Kantor Pertanahan
3. Kelengkapan persyaratan permohonan :
a. WP Badan yg terkena dampak krisis ekonomi/moneter yg berdampak luas pd
kehidupan perekonomian nasional sehingga WP harus melakukan restrukturisasi usaha
dan/atau utang usaha sesuai dng kebijaksanaan pemerintah :
- Keputusan Pengadilan atas restrukturisasi usaha atau usaha dinyatakan
pailit;
- Dampak krisis se-kurang2nya dinyatakan oleh pemerintah dan informasi
dari lembaga pemerintah/media surat kabar;
- Akta pendirian dan perubahannya;
- Surat Izin Usaha dari instansi berwenang;
- Identitas diri;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.
b. WP yang terkena bencana alam : banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran
- Bencana alam se-kurang2nya tlh dinyatakan oleh pemerintah baik
resmi maupun berdasarkan keterangan dan informasi dari lembaga
pemerintah atau media surat kabar;
- Bukti keadaan objek pajak terkena bencana alam;
- Akta pendirian dan perubahannya;
- Surat Izin Usaha dari instansi berwenang;
- Identitas diri;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.
TATACARA KERINGANAN
Pasal 10
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 103 Tahun 2011

▪ Berdasarkan permohonan keringanan BPHTB dari WP,


Kepala Dinas melakukan penelitian administrasi :
- menolak permohonan apabila tidak memenuhi persyaratan;
- menerima permohonan apabila memenuhi persyaratan.
▪ Terhadap permohonan yg ditolak, Kepala Dinas menerbitkan
surat penolakan disertai alasan penolakan paling lama 14 hari
kerja sejak diterimanya permohonan
▪ Penyampaian surat penolakan paling lama 7 hari kerja sejak di
tandatangani surat penolakan
▪ Dalam hal permohonan diterima, Kepala Dinas paling lama 30
hari kerja menerbitkan surat keputusan keringanan
▪ Sebelum diputuskan dapat dibahas oleh Tim Pembahas
▪ Keputusan keringanan disampaikan kepada WP paling lama 7
hari kerja setelah ditandatangani
PEMBEBASAN
Pasal 4
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 103 Tahun 2011

▪ Pembebasan asas keadilan


a. Pembebasan 75% :
- WP OP yg. memperoleh hak baru melalui program pemerintah dibidang pertanahan
(PRONA) bagi yang. tidak mampu
- WP OP yang.namanya tercatat langsung sebagai penerima rumah dinas pemerintah,
Veteran, PNS, TNI/POLRI, Pens. PNS Purn. TNI/POLRI atau janda/dudanya
b. Pembebasan 100% :
- WP Badan KORPRI yg memperoleh hak dalam rangka pengadaan perumahan anggota
KORPRI/PNS

▪ Pembebasan asas timbal balik :


- Pembebasan 100%:
Kepala Duta Besar dng anggota Korps Diplomatik Negara Sahabat dng
pertimbangan asas timbal balik (resiprositas) sesuai Konvensi Wina 1961 dan
perubahannya
Syarat2 permohonan pembebasan BPHTB :

1. Diajukan secara tertulis kepada Gubernur atau pejabat yang ditunjuk


2. Diajukan paling lama 30 hari kerja sejak diterbitkan SK Kepala Kantor Pertanahan
3. Kelengkapan persyaratan permohonan :
a. WP OP yg memperoleh hak baru melalui program pemerntah di bidang
pertanahan (PRONA) dan tidak mempunyai kemampuan secara ekonomi :
- Keputusan mengenai program pemerintah di bidang pertanahan
(PRONA);
- Surat keterangan tidak mempunyai kemampuan secara ekonomis
yang diterbitkan oleh pejabat setempat;
- Identitas diri;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.
b. WP OP yg namanya tercatat sbg penerima rumah dinas pemerintah yaitu
Veteran, PNS, TNI/POLRI, Pens PNS, Purn TNI/POLRI atau janda/dudanya :
- Keputusan dr instansi pemerintah bersangkutan yg menetapkan sebagai
penerima rumah dinas pemerintah;
- Nomor Induk Pegawai (NIP)/NRP;
- Surat Keputusan Purna Bakti/Pensiun;
- Identitas diri;
- Kartu Keluarga (KK);
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.
c. WP Badan KORPRI yg memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan
dalam rangka pengadaan perumahan bagi anggota KORPRI/PNS :
- Surat Keutusan dari Kementerian Perumahan yang menetapkan
KORPRI/PNS memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan dalam rangka
pengadaan perumahan bagi anggota KORPRI/PNS;
- Akta pendirian dan perubahannya;
- Surat Keputusan Badan Pertanahan;
- Identitas diri;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.
KETENTUAN BAGI PEJABAT
Pasal 12

Notaris/PPAT/Kepala KP2LN/
Kakanwil/Kakan. Pertanahan

Bukti Pembayaran BPHTB

• Penandatanganan Akta
• Penandatanganan Risalah Lelang
• Pendaftaran hak/peralihan hak

Sanksi Pasal 14 ayat (1):


Jika melanggar ketentuan Pasal 14 ayat (1)
- Notaris/PPAT/Kepala KP2LN = denda Rp 7.500.000,00
- Kakanwil/Kakan. Pertanahan Kod./Kab. = Peraturan Perundang-
undangan
KEWAJIBAN MELAPOR
BAGI PEJABAT
Pasal 13

Notaris/PPAT/Kepala KP2 LN

Pembuatan Akta/ Batas waktu pelaporan


Risalah Lelang kepada Gubernur

Bulan yang Tanggal 10


bersangkutan bulan berikutnya

Sanksi Pasal 14 ayat (2) :


Lewat waktu denda Rp 250.000,00
untuk setiap laporan
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 15

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, pajak yang masih terutang
berdasarkan UU No. 21 Tahun 1997 tentang BPHTB jo. UU No. 20 Tahun
2000 dan sepanjang belum/tidak diatur dalam Peraturan Daerah ini, masih
dapat ditagih selama jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat
terutang

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua peraturan di bidang


perpajakan daerah masih berlaku paling lama 1 (satu) tahun, sepanjang tidak
bertentangan dan/atau belum ditetapkan peraturan pelaksanaan berdasarkan
Peraturan Daerah ini
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal


1 Januari 2011

Anda mungkin juga menyukai