Anda di halaman 1dari 6

PELAYANAN PAJAK - BEA PEROLEHAN HAK

ATAS TANAH DAN BANGUNAN


  2020-01-21 11:29:47

  malangkab

  Layanan Pajak

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB)


 

1.   Dasar Hukum

a.   UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

b.  PP No. 91 Tahun 2010 tentang Pembayaran Pajak yang ditetapkan oleh Bupati dan Pajak
yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak.

c.   Peraturan Daerah Kabupaten Malang No. 8 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah.

2.   Pengertian

a.  Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), adalah pajak yang dikenakan
atas perolehan hak atas tanah atau bangunan yang selanjutnya disebut pajak.

b.  Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hokum yang
mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi dan atau
badan.

c.  Hak Atas Tanah adalah hak atas tanah termasuk hak pengelolaan, beserta bangunan
diatasnya sebagaimana Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

d.   Perolehan Hak Atas Tanah dan atau Bangunan, meliputi pemindahan hak atau perolehan
hak baru.

3.   Obyek Pajak

Pemindahan Hak :

a.   Jual-beli.
b.   Tukar-menukar.

c.   Hibah.

d.   Hibah Wasiat.

e.   Waris.

f.    Pemisahan Hak.

g.   Pemasukan Dalam Perseroan.

h.   Penunjukan Pembeli Dalam Lelang.

i.    Pelaksanaan Dalam Putusan Hakim.

j.    Penggabungan Usaha.

k.   Peleburan Usaha.

l.    Pemekaran Usaha.

m.  Hadiah.

Pemberian Hak Baru :

a.    Kelanjutan Pelepasan Hak.

b.    Diluar Pelepasan Hak.

Hak sebagaimana dimaksud, adalah :

a.    Hak Milik.

b.    Hak Guna Usaha (HGU).

c.    Hak Guna Bangunan (HGB).


d.    Hak Pakai.

e.    Hak Milik atas satuan rumah susun.

f.     Hak Pengelolaan.

4.    Dasar Pengenaan BPHTB

a.    Jual beli, adalah harga transaksi.

b.    Lelang, Risalah lelang.

c.    Lainnya, adalah Nilai Pasar Wajar.

5.    Subyek Pajak dan Wajib Pajak

Subyek Pajak adalah orang pribadi dan atau Badan yang memperoleh hak atas tanah dan
atau  bangunan.

Subyek Pajak tersebut diatas dikenakan kewajiban membayar pajak menjadi Wajib Pajak
menurut Undang-Undang Pajak Daerah..

6.    Tarip Pajak

Tarip Pajak ditetapkan sebesar 5 %

7.    Nilai Perolehan Obyek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP)

Nilai Perolehan Obyek Pajak Tidak Kena Pajak, ditetapkan sebagai berikut :

Waris dan Hibah Wasiat                        Rp. 300.000.000,00


Lainnya                                                Rp.   60.000.000,00

8.    Saat Terutangnya BPHTB adalah :

a. Jual-beli, tukar-menukar, hibah, pemasukan dalam, perseroan atau badan hokum,


pemisahan hak, penggabungan usaha, peleburan usaha, pemekaran usaha, dan hadiah
adalah sejak ditanda-tangani akta.

b.  Waris dan Hibah Wasiat, adalah sejak yang bersangkutan mendaftarkan haknya.

c.  Lelang, sejak tanggal penunjukan pemenang lelang.

d.  Pemberian hak baru kelanjutan dari pelepasan hak, dan diluar pelepasan hak, adalah sejak
tanggal ditanda-tangani surat keputusan pemberian hak.

9.   Rumus Perhitungan Pajak

Rumus perhitungan besarnya BPHTB  terutang adalah

BPHTB   = (NPOP – NPOPTKP) X  5 %

10.  Tata Cara Pembayaran Pajak

Sistem pemungutan BPHTB pada prinsipnya menganut system “Self Assesment”, artinya
Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, membayar sendiri pajak yang terutang
dengan tidak mendasarkan pada adanya surat ketetapan pajak.

11.  Tempat Pembayaran Pajak

Pembayaran Pajak dilakukan di Kas Umum Daerah (Bank Jatim) atau Bendahara Penerimaan
pada Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

 
12.  Ketentuan Bai Pajak

a.   Pejabat Pembuat Akta Tanah / Notaris hanya dapat menandatangani pemindahan hak
atas tanah dan atau bangunan pada saat wajib pajak menyerahkan bukti pembayaran berupa
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (SPTD
BPHTB).

b.   Pejabat Lelang Negara hanya dapat menandatangani hak atas tanah dan atau bangunan
pada saat wajib pajak menyerahkan bukti pembayaran berupa Surat Pemerintahan Pajak
Daerah Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (SPTPD BPHTB).

c.   Pejabat yang membidangi pertanahan hanya dapat menandatangani dan menerbitkan
surat keputusan pada saat wajib pajak menyerahkan bukti pembayaran pajak berupa Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (SPTPD
BPHTB).

d.  Terhadap pendaftaran peroehan hak karena waris atau hibah wasiat dapat dilakukan oleh
pejabat yang membidangi pertanahan Kabupaten pada saat wajib pajak menyerahkan bukti
pembayaran pajak berupa Surat Pemberitahuan Hak Atas Tanah dan Bangunan (SPTPD
BPHTB).

e.   Pejabat Pembuat Akta/Notaris dan Kepala Kantor Lelang Negara melaporkan pembuatan
akta atau Risalah Lelang perolehan hak atas tanah kepada Bupati paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya.

13.       Dasar Pengenaan BPHTB

N Jenis Perolehan Dasar Pengenaan


o

1 Jual Beli Harga Transaksi

2 Tukar-menukar Harga Pasar

3 Hibah Harga Pasar

4 Hibah Wasiat Harga Pasar

5 Waris Harga Pasar

6 Pemisahan Hak Harga Pasar


7 Pemasukan Dalam Perseroan Harga Pasar

8 Penunjukan Pembeli Dalam Lelang Risalah Lelang

9 Penunjukan Dalam Putusan Hakim Harga Pasar

10 Penggabungan Usaha Harga Pasar

11 Peleburan Usaha Harga Pasar

12 Pemekaran Usaha Harga Pasar

13 Hadiah Harga Pasar

      

Untuk Informasi Lebih Lengkap, Hubungi :

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Malang (DPPKA)

Jl. KH. Agus Salim 7 Malang

(0341) 362372

Anda mungkin juga menyukai