Anda di halaman 1dari 16

BPHTB

(BEA PEROLEHAN HAK


ATAS TANAH DAN
BANGUNAN)
KELOMPOK 5

1. PUTRI NATASYA B1B121061


2. RISMAWATI B1B121068
3. ROY ASTUTI B1B121071
4. SISRI SIAGIAN B1B121072
5. SRI PUJIANTI B1B121074
6. SYAFINULI JAFAR B1B121075
7. WA ODE NURDIANA ASMAR B1B121084
8. ADITYA ASHARI B1B121090
9. ARFIAN B1B121101
01 PENGERTIAN BPHTB

Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) adalah pajak atas
Perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan.

Yang dimaksud dengan perolehan Hak atas tanah dan/atau bangunan


adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang Mengakibatkan diperolehnya
hak atas tanah dan/atau bangunan oleh orang pribadi Atau badan
02 OBJEK BPHTB

1 2 3
Adanya Objek Perolehan Hak Saat Terutang
Atas Tanah
03 Objek BPHTB Yang Dikecualikan

➢ Negara Untuk ➢ Badan atau Perwakilan


➢ Perwakilan Diplomatik Penyelanggara Lembaga
Pemerintah Internasional

➢ Orang Pribadi atau


➢ Orang Pribadi/Badan ➢ Orang Pribadi/ Badan Badan Kepentingan
Konversi Hak Wakaf Ibadah
04 Subjek dan Wajib Pajak BPHTB

Subjek pajak BPHTB adalah orang pribadi atau


badan yang memperoleh Hak atas tanah dan/atau
bangunan Sementara itu yang ditetapkan menjadi
wajib Pajak BPHTB adalah orang pribadi atau
badan yang memperoleh hak atas tanah Dan/atau
bangunan
05 Tarif dan Cara Menghitung BPHTB

Menurut Supriyanto (2010:17) tarif ditetapkan paling tinggi sebesar 5% ( Lima persen).
Perhitungan pajak terutang BPHTB diperoleh dengan cara sebagai Berikut:
BPHTB : Tarif x (NPOP-NPOPTKP)
:5% x (NPOP-NPOPTKP)
BPHTB : Tarif x (NJOP-NPOPTKP)
: 5% x (NJOP-NPOPTKP)
NJOP : Nilai Jual Objek Pajak
NPOPTKP : Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak
NPOP : Nilai Perolehan Objek Pajak
06 Proses Penghitungan BPHTB

BPHTB dikenakan atas perolehan hak atas tanah atau bangunan Yang nilai perolehannya di
atas NJOPTKP. Di Kabupaten Pati penetapan NPOPTKP BPHTB ditetapkan sebesar Rp
60.000.000 (enam puluh juta Rupiah) berlaku saat pengajuan pertama saja, sedangkan untuk
peristiwa hukum waris dan hibah wasiat ditetapkan Rp 300.000.000 (tiga ratus ribu Rupiah).

Rumus penghitungan:
BPHTB Terutang = Tarif x (NPOP-NPOPTKP)
= 5% x (NPOP-NPOPTKP)
Proses Penghitungan

Langkah 2
Langkah 1
Penentuan NPOP harus memperhatikan
Wajib Pajak menghitung dan menentukan NJOP PBB obyek yang akan
NPOP. NPOP adalah Nilai Perolehan Dipindahkan pada saat pengalihan hak
Objek Pajak yang merupakan besaran atas tanah dan/atau bangunan. NPOP
nilai/harga objek pajak diperoleh dari nilai tertinggi antara
nilai/harga objek pajak Sesungguhnya
dengan NJOP PBB objek pajak.

Langkah 3
Wajib pajak menentukan NPOPTKP Langkah 4
dengan melihat ketentuan pada pasal Wajib pajak menghitung pajak yang
ayat (1) Pada Peraturan Bupati No. terutang dengan tarif sebesar 5%.
12 Tahun 2012.
Contoh Perhitungan

1. Penghitungan Pada Perusahaan

PT Makmur melaporkan BPHTB atas pembelian tanah, dengan data Sebagai


berikut:
Nilai transaksi Rp 2.250.000.000
NJOP PBB atas tanah = 675 m2 x Rp 10.000
= Rp 67.650.000
NPOPTKP Rp 60.000.000
NPOP objek pajak dengan menggunakan nilai tertinggi yaitu nilai Transaksi.
BPHTB terutang = 5% x (NPOP-NPOPTKP)
= 5% x (Rp 2.250.000.000-Rp 60.000.000)
= 5% x Rp 2.190.000.000
= Rp 109.500.000
07 PENGERTIAN BEA MATERAI

Bea Materai adalah pajak tidak langsung yang


dipungut secara insidentil (sekali pungut) atas
dokumen yang disebut oleh Undang-Undang Bea
Materai yang digunakan masyarakat dalam lalu
lintas hukum sehingga dokumen tersebut dapat
digunakan sebagai alat bukti dimuka pengadilan."
08 Objek Bea Materai

1. Surat perjanjian dan 6. Efek dengan nama dan


surat-surat lainnya dalam bentuk apapun
4. Surat yang memuat
jumlah atau harga
nominal

2. Akta-akta notaris 7. Surat-surat biasa dan


termasuk salinannya surat-surat kerumah tanggaan

5. Surat berharga
seperti wesel, promes
dan aksep

3. Akta-akta yang dibuat oleh 8. Cek dan bilyet


Pejabat Pembuat Akta Tanah giro.
09 Subjek Bea meterai

Subjek Bea meterai atau disebut


dengan pihak-pihak yang terutang Bea
Meterai adalah pihak yang menerima
atau mendapat manfaat dari dokumen,
kecuali pihak atau pihak-pihak yang
bersangkutan menentukan lain
10 Tarif Bea Materai

1. Tarif Bea Materai Rp. 6.000,- untuk


dokumen sebagai berikut :
a. Surat perjanjian dan surat-surat 2. Untuk dokumen yang menyatakan
lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk nominal uang dengan batasan sebagai
digunakan sebagai alat pembuktian berikut :- Nominal sampai Rp.
mengenai perbuatan, kenyataan atau 250.000,00 tidak dikenakan Bea Materai-
keadaan yang bersifat perdata. Nominal antara Rp. 250.000,00-Rp.
b. Akta-akta notaris termasuk 1.000.000,00 dikenakan Bea Materai Rp.
salinannya 3.000,-- Nominal di atas Rp.
c. Surat berharga seperti wesel, 1.000.000,00 dikenakan Bea Materai Rp.
promes, dan aksep selama nominalnya 6.000,-
lebih dariRp.

1.000.000,00.
4. Efek dengan nama dan 5. Sekumpulan Efek dengan
3. Cek dan Bilyet Giro dalam bentuk apapun yang nama dan dalam bentuk apapun
dikenakan Bea Materai mempunyai harga nominal yang tercantum dalam surat
dengan tarif sebesar Rp. sampai dengan Rp. kolektif yang mempunyai jumlah
3.000,- tanpa 1.000.000,00 dikenakan Bea harga nominal sampai dengan Rp.
batas pengenaan Materai Rp. 3.000,- 1.000.000,00 dikenakan Bea
besarnya harga nominal. sedangkan yang mempunyai Materai Rp. 3.000,- sedangkan
nominal lebih dari Rp. yang mempunyai nominal lebih
1.000.000,00 dikenakan Bea dari Rp. 1.000.000,00 dikenakan
Materai Rp. 6.000,00. Bea Materai Rp. 6.000,00.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai