DISUSUN OLEH:
NAMA: SISRI SIAGIAN
NIM: B1B121072
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALI OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas resume ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan dari resume ini adalah untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah Manajemen Bisnis Syariah. Selain itu, resume ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan mengenai Perbedaan Sumber Ilmu Dari Pandangan
Islam Dengan Pandangan Scientific. Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu
Sabri, S.E., M.Si selaku dosen Manajemen Bisnis Syariah yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.
Saya juga menyadari, resume yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan
demi kesempurnaan resume ini.
Wassalamualaukum Warahmatullohi Wabarakatu
Ilmu menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Penekanan kepada
ilmu dalam ajaran Islam sangat jelas terlihat dalam Al Qur’an, sunnah Nabi SAW,
dan ajaran semua tokoh Islam dari dulu sampai sekarang. Diantara yang paling
utama adalah Al Quran surah Al-‘Alaq; ayat 1-5 yang memberikan tekanan pada
pembacaan sebagai wahana penting dalam usaha keilmuan, dan pengukuhan
kedudukan Allah SWT, Sebagai sumber tertinggi Ilmu Pengetahuan manusia,
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
Ibnu Katsir menafsirkan kelima ayat di atas dan menyoroti pentingnya ilmu bagi
manusia. Ibnu katsir menulis ;
“ Dalam ayat-ayat ini terdapat peringatan bahwasanya manusia diciptakan dari
segumpal darah. Dan di antara bentuk anugerah Allah Ta’ala adalah mengajarkan
manusia apa yang semula tidak di ketahuinya. Maka kemuliaan dan keagungan
manusia terletak pada ilmu. Dan, Inilah kemampuan yang membuat bapak manusia,
Adam lebih istimewa daripada malaikat. “
Dalam kitab Shahih Muslim bahwa Nabi SAW secara khusus menjamin bahwa
orang yang berilmu dan ilmunya tersebut bermanfaat bagi orang lain, maka
pahalanya akan terus mengalir walaupun orang bersangkutan sudah meninggal
dunia. Penghormatan terhadap ilmu dan janji ganjaran dari Allah SWT, telah menjadi
semacam insentif bagi umat islam dalam menciptakan sebuah budaya ilmu yang
universal. Budaya ilmu yang universal tersebut adalah seperti dijelaskan Wan Mohd
Nor Wan Daud bahwa budaya ilmu yang lahir di tengah masyarakat Muslim
terbentuk tidak hanya memerhatikan kaidah deduktif saja, tapi juga kaidah induktif.
SEDANGKAN
al-Ghazali , Imam, Ihya’ ‘Ulumuddin: Keajaiban hati, Akhlak yang Baik, Nafsu
Makan& Syahwat, Bahaya Lidah, buku ke-6, Bandung: Penerbit Marja’ , 2005.
Anwar, Saeful. Filsafat Ilmu Al-Ghazali, Bandung; Pusaka Setia, 2007. As-Showy,
Ahmad dkk, Mu’jizat al-Quran dan As-Sunnah tentang IPTEK, Jakarta:Gema Insani
Press.1995.
Daud, Wan Mohd. Nor Wan. The Concept of Knowledge in Islam and its Implications
for Education in developing Country, terj. Munir, Konsep Pengetahuan dalam Islam,
Bandung:Pustaka, 1997 M.