DISUSUN OLEH :
NIM : B1B121072
KELAS :B
JURUSAN MANAJEMEN
KENDARI
2022
Daftar isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.6 Menghubungkan Kepribadian dan Nilai Seorang Individu Dengan Tempat Kerja. ......7
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….……………..9
3.2 Saran…………………………………………………………………………………….9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………10
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Kepribadian membentuk prilaku setiap individu. Jadi apabila ingin memahami dengan
lebih baik perilaku seseorang dalam suatu organisasi, sangatlah berguna jika kita mengetahui
sesuatu tentang kepribadiannya.
Para psikolog cenderung mengartikan kepribadian sebagai suatu konsep dinamis yang
mendiskripsikan pertumbuhan dan perkembangan seluruh sistem psikologis seseorang.Definisi
kepribadian yang paling sering digunakan di buat oleh Gordon Allort. Ia mengatakan bahwa
kepribadian adalah organisasi dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yang menetukan
caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap lingkungannya. Kepribadian(personality)
adalah keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
a. Yinger
b. M.A.W Bouwer
Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan,
keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
c. Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh
seseorang.
d. Theodore R. Newcombe
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang
terhadap perilaku.
e. Gordon W.Allport
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik indvidu yang
menentukan tingkah laku .
1. Faktor Keturunan
Terdapat tiga dasar penelitian berbeda yang memberikan sejumlah kredibiltas terhadap
argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian
seseorang. Dasar pertama terfokus pada penyokong genetis dan prilaku dan temperamen anak-
anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti
konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.
Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh dari
faktor keturunan. Bukti menunjukan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan
agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa
beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang mempengaruhi
faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut.
Dukungan tambahan terhadap pentingnya faktor keturunan dapat ditemukan dalam berbagai
penelitian mengenai kepuasan kerja individual. Kepuasan kerja individual ternyata relatif stabil
dari waktu ke waktu. Hasil ini konsisten dengan apa yang anda harapkan jika kepuasan
ditentukan oleh sesuatu yang menjadi bawaan dalam diri seseorang bila dibandingkan dengan
faktor lingkungan luar. Faktanya, penelitian telah menunujukan bahwa anak-anak kembar identik
yang dibesarkan secara terpisah memiliki tingkat kepuasan kerja yang sama, meskipun pekerjaan
mereka sama sekali berbeda.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lain yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter kita adalah
lingkungan dimana kita tumbuh dan dibesarkan, norma dalam keluarga, teman-teman dan
kelompok sosial, dan pengaruh-pengaruh lain yang kita alami. Faktor-faktor lingkungan ini
memiliki peran dalam membentuk kepribadian kita.
Ada cara lain dimana lingkungan relevan untuk membentuk kepribadian. Kepribadian
seseorang, meskipun pada umumnya stabil dan konsisten, dapat berubah tergantung pada situasi
yang dihadapinya. Meskipun kita belum mampu mengembangkan pola klasifikasi yang akurat
untuk situasi-situasi ini.
Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif,
patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. Karakteristik-karakteristik tersebut, ketika, ditunjukan
dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian.
Mengapa sifat-sifat kepribadian menjadi suatu hal yang mendapat perhatian cukup besar?
Jawabannya adalah : para peneliti telah lama meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat
membantu proses seleksi karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan
memandu keputusan pengembangan karier.
Terdapat sejumlah upaya awal untuk mengidentifikasi sifat-sifat utama yang mengatur
prilaku. Akan tetapi, seringnya upaya ini sekedar menghasilkan daftar panjang sifat yang sulit
untuk digeneralisasikan dan hanya memberikan sedikit bimbingan praktis para pembuat
organisasional. Dua pengecualian adalah Myers-Briggs Type Indicator dan Model Lima Besar.
MBTI adalah instrumen penilaian kepribadian yang paling sering digunakan. Instrumen
penilaian berisi 100 pertanyaan mengenai bagaimana individu akan merasa atau bertindak dalam
situasi tertentu. Berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan dalam tes tersebut, individu
diklasifikasikan kedalam karakteristik berikut :
Individu dengan karakterisrik ekstraver digambarkan sebagai individu yang ramah, suka
bergaul, dan tegas, sedangkan individu dengan karakteristik introver digambarkan sebagai
individu yang pendiam dan pemalu.
Individu dengan karakteristik sensitif digambarkan sebagai individu yang praktis dan lebih
menyukai rutinitas dan urutan. Sebaliknya, individu dengan karakteristik intuitif mengandalkan
proses-proses tidak sadar dan melihat “gambaran umum”
Individu yang termasuk dalam karakteristik pemikir menggunakan alasan dan logika untuk
menangani berbagai masalah, sedangkan individu dengan karaktristik perasa mengandalkan
nilai-nilai dan emosi pribadi meraka.
Individu yang cenderung memiliki karakteristik memahami menginginkan kendali dan lebih
suka dunia mereka teratur dan terstruktur, sedangkan individu dengan karakteristik menilai
cenderung lebih fleksibel.
MBTI mungkin kurang memiliki bukti pendukung yang valid, tetapi hal tersebut tidak
berlaku pada model lima faktor kepribadian yang biasanya disebut Model Lima Besar (Big Five
Model).
· Ekstraversi (extraversion).
Dimensi ini merujuk pada kecenderungan individu untuk patuh terhadap individu lainnya.
Individu yang sangat mudah bersepakat adalah individu yang senang bekerja sama, hangat, dan
penuh kepercayaan. Sementara itu, individu yang tidak mudah bersepakat cenderung bersikap
dingin, tidak ramah, dan suka menentang.
Dimensi ini merupakan ukuran kepercayaan. Individu yang sangat berhati-hati adalah individu
yang bertanggung jawab, teratur, dapat diandalkan, dan gigih. Sebaliknya, individu dengan sifat
berhati-hati yang rendah cenderung mudah bingung, tidak teratur, dan tidak bisa diandalkan.
Sering juga disebut berdasarkan kebalikannya, yaitu neurosis. Dimensi ini menilai kemampuan
seseorang untuk menahan stres. Individu dengan stabilitas emosi yang positif cenderung tenang,
percaya diri, dan yang mempunyai stabilitas emosi yang postif cenderung tenang, percaya diri,
dan memiliki pendirian teguh. Sementara itu, individu dengan stabilitas emosi yang negatif
cenderung mudah gugup, khawatir, depresi, dan tidak memiliki pendirian yang teguh.
Nilai penting terhadap penelitian prilaku organisasi karena menjadi danar pemahaman sikap
dan motivasi individu, dan karena hal tersebut berpengaruh terhadap persepsi kita. Individu
memasuki suatu organisasi dengan pendapat yang telah terbentuk sebelumnya tentang apa yang
seharusnya dan apa yang tidak seharusnya terjadi. Secara umum, nilai mempengaruhi sikap dan
perilaku.
2.6 Menghubungkan Kepribadian Dan Nilai Seorang Individu Dengan Tempat Kerja
Kesesuaian Individu-Pekerjaan
Seorang realistis yang melakukan pekerjaan sosial berada dalam situasi yang sangat tidak
sesuai. Poin-poin utama dari model ini adalah :
1. Terdapat perbedaan intrinsik dalam hal kepribadian diantara para individu
3. Individu yang melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian mereka harus merasa
lebih nyaman dan berkemungkinan lebih sedikit untuk mengundurkan diri bila dibandingkan
individu yang melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kepribadian mereka.
Kesesuaian Individu-Organisasi
Penelitian terhadap kesesuaian individu-organisasi juga menelaah nilai individu dan apakah hal
tersebut sesuai dengan kultur organisasi. Kesesuaian antara nilai karyawan dengan kultur
organisasi mereka menjadi dasar kepuasan kerja, komitmen terhadap organisasi, dan tingkat
perputaran karyawan yang lebih renda
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Para psikolog cenderung mengartikan kepribadian sebagai suatu konsep dinamis yang
mendiskripsikan pertumbuhan dan perkembangan seluruh sistem psikologis seseorang.Definisi
kepribadian yang paling sering digunakan di buat oleh Gordon Allort. Ia mengatakan bahwa
kepribadian adalah organisasi dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yang menetukan
caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap lingkungannya. Kepribadian(personality)
adalah keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif,
patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. Karakteristik-karakteristik tersebut, ketika, ditunjukan
dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian. Mengapa sifat-sifat kepribadian menjadi
suatu hal yang mendapat perhatian cukup besar? Jawabannya adalah : para peneliti telah lama
meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi karyawan, menyesuaikan
bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan pengembangan karier.
Nilai penting terhadap penelitian prilaku organisasi karena menjadi danar pemahaman sikap
dan motivasi individu, dan karena hal tersebut berpengaruh terhadap persepsi kita. Individu
memasuki suatu organisasi dengan pendapat yang telah terbentuk sebelumnya tentang apa yang
seharusnya dan apa yang tidak seharusnya terjadi. Secara umum, nilai mempengaruhi sikap dan
perilaku.
3.2 Saran
Seperti yang kita ketahui kepribadian memilki definisi dan sifat-sifat yang sudah disebutkan
diatas, maka untuk dapat meningkatkan kinerja dalam prilaku organisasi kita hendaknya tahu
betul apa itu pengertian ciri manfaat serta memahami apa itu kepribadian seseorang sehingga
dalam proses pengorganisasian tidak terjadi kesalahan dalam perekrutan di dunia kerja nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://fauziaulfa27.blogspot.com/2013/09/kepribadian-dan-nilai.html?m=1
http://iraitha.blogspot.com/2014/02/makalah-kepribadian-dan-pengaruhnya.html?m=1
Robbins, Stephen P. Ddan Timothy A. Judge. 2012. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba
Empat