Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

KEPRIBADIAN DAN NILAI INDIVIDU

DISUSUN OLEH :

NAMA : SISRI SIAGIAN

NIM : B1B121072

KELAS :B

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
Daftar isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah………………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepribadian.....................................................................................................3

2.2 Pengertian Kepribadian Menurut Beberapa Ahli.............................................................3

2.3 Faktor faktor Penentu Kepribadian..................................................................................4

2.4 Sifat-sifat Kepribadian....................................................................................................5

2.5 Pentingnya Nilai Individu...............................................................................................7

2.6 Menghubungkan Kepribadian dan Nilai Seorang Individu Dengan Tempat Kerja. ......7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….……………..9

3.2 Saran…………………………………………………………………………………….9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Melalui cara beretika inilah
seseorang dapat menilai dan mengetahui sifat dan ciri kepribadian dari orang lain. Dalam
pembentukan etika ini banyak sekali faktor yang mempengaruhi, baik itu faktor internal
maupun eksternal. Sifat bawaan dari lahir atau watak merupakan faktor internal yang paling
berpengaruh pada etika seseorang. Secara ilmiah hal ini disebabkan oleh faktor keturunan
atau genetika seseorang. Sedangkan dari faktor eksternal, etika seseorang sangat dipengaruhi
oleh lingkungan dimana tempat seseorang itu berada.
Apabila seseorang berada pada lingkungan yang baik dan beretika tinggi maka dapat
dipastikan akan beretika tinggi layaknya orang-orang yang berada, dan sebaliknya apabila
seseorang berada pada lingkungan yang beretika rendah maka dapat dipastikan pula akan
beretika layaknya orang-orang disekitarnya berada. Hal ini sangat sesuai dengan kata-kata
bijak yang mengatakan ”at the first you make habbit at the last habbit make you”, yang
berarti bahwa pada awalnya kamu membuat suatu kebiasaan, pada akhirnya kebiasaan itulah
yang membentuk dirimu” (zero to hero; 26).
Pada dasarnya kepribadian dari diri seseorang merupakan suatu cerminan dari
kesuksesan. Seseorang yang mempunyai kepribadian yang unggul adalah seseorang yang
siap untuk hidup dalam kesuksesan. Sebab dalam kepribadian orang tersebut terdapat nilai-
nilai positif yang selalu memberikan energi positif terhadap paradigma dalam menghadapi
tantangan dan cobaan kehidupan. Sebaliknya, seseorang dengan kepribadian yang rendah
adalah seseorang yang selalu dilingkupi dengan kegagalan. Sebab pada diri seseorang
tersebut mengalir energi-energi negatif yang terhadap paradigma dalam menghadapi
tantangan dan cobaan kehidupan.
Dapat dipastikan bahwa nilai-nilai kepribadian seseorang mengalami pasang surut
seiring dengan besarnya tantangan dan cobaan yang dihadapi. Ada seseorang yang semakin
ditempa oleh tantangan dan cobaan menjadi semakin kuat dan memiliki kepribadian yang
dahsyat, namun ada pula seseorang yang semakin besar tantangan dan cobaannya menjadi
semakin terpuruk dan putu

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Dari Kepribadian
2. Definisi Pengertian Kepribadian Menurut Beberapa Ahli
3. Jelaskan Faktor faktor Penentu Kepribadian
4. Jelaskan Sifat-sifat Kepribadian
5. Mengapa Pentingnya Nilai Individu
6. Bagaimana Menghubungkan Kepribadian dan Nilai Seorang Individu Dengan Tempat
Kerja.

1.3 Tujuan Masalah


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepribadian

Kepribadian membentuk prilaku setiap individu. Jadi apabila ingin memahami dengan
lebih baik perilaku seseorang dalam suatu organisasi, sangatlah berguna jika kita mengetahui
sesuatu tentang kepribadiannya.

Para psikolog cenderung mengartikan kepribadian sebagai suatu konsep dinamis yang
mendiskripsikan pertumbuhan dan perkembangan seluruh sistem psikologis seseorang.Definisi
kepribadian yang paling sering digunakan di buat oleh Gordon Allort. Ia mengatakan bahwa
kepribadian adalah organisasi dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yang menetukan
caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap lingkungannya. Kepribadian(personality)
adalah keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.

2.2 Pengertian Kepribadian Menurut Beberapa Ahli

a. Yinger

Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system


kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.

b. M.A.W Bouwer

Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan,
keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.

c. Cuber

Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh
seseorang.

d. Theodore R. Newcombe

Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang
terhadap perilaku.

e. Gordon W.Allport

Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik indvidu yang
menentukan tingkah laku .

Kepribadian adalah seperangkat karakteristik psikologis yang menentukan pola berpikir,


merasakan dan bertindak, yaitu individualitas pribadi dan sosial dari seseorang. Pembentukan
kepribadian adalah proses bertahap, kompleks dan unik untuk setiap individu. Istilah ini
digunakan dalam bahasa sehari-hari berarti “semua keunggulan dari seseorang,” sehingga kita
dapat mengatakan bahwa seseorang memiliki “tidak ada kepribadian”.

2.3. Faktor-Faktor Penentu Kepribadian

1. Faktor Keturunan

Terdapat tiga dasar penelitian berbeda yang memberikan sejumlah kredibiltas terhadap
argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian
seseorang. Dasar pertama terfokus pada penyokong genetis dan prilaku dan temperamen anak-
anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti
konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.

Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh dari
faktor keturunan. Bukti menunjukan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan
agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa
beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang mempengaruhi
faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut.

Dukungan tambahan terhadap pentingnya faktor keturunan dapat ditemukan dalam berbagai
penelitian mengenai kepuasan kerja individual. Kepuasan kerja individual ternyata relatif stabil
dari waktu ke waktu. Hasil ini konsisten dengan apa yang anda harapkan jika kepuasan
ditentukan oleh sesuatu yang menjadi bawaan dalam diri seseorang bila dibandingkan dengan
faktor lingkungan luar. Faktanya, penelitian telah menunujukan bahwa anak-anak kembar identik
yang dibesarkan secara terpisah memiliki tingkat kepuasan kerja yang sama, meskipun pekerjaan
mereka sama sekali berbeda.

2. Faktor Lingkungan

Faktor lain yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter kita adalah
lingkungan dimana kita tumbuh dan dibesarkan, norma dalam keluarga, teman-teman dan
kelompok sosial, dan pengaruh-pengaruh lain yang kita alami. Faktor-faktor lingkungan ini
memiliki peran dalam membentuk kepribadian kita.

Ada cara lain dimana lingkungan relevan untuk membentuk kepribadian. Kepribadian
seseorang, meskipun pada umumnya stabil dan konsisten, dapat berubah tergantung pada situasi
yang dihadapinya. Meskipun kita belum mampu mengembangkan pola klasifikasi yang akurat
untuk situasi-situasi ini.

Pertimbangan yang seksama mengenai argumen-argumen yang mendukung faktor keturunan


maupun lingkungan sebagai penentu utama dari kepribadian seseorang mendorong mendorong
kesimpulan bahwa keduanya adalah penting. Faktor keturunan membekali kita dengan sifat dan
kemampuan bawaan, tetapi potensi penuh kita ditentukan oleh seberapa baik kita menyesuaiakan
diri dengan lingkungan.

2.4. Sifat-Sifat Kepribadian

Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif,
patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. Karakteristik-karakteristik tersebut, ketika, ditunjukan
dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian.

Mengapa sifat-sifat kepribadian menjadi suatu hal yang mendapat perhatian cukup besar?
Jawabannya adalah : para peneliti telah lama meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat
membantu proses seleksi karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan
memandu keputusan pengembangan karier.

Terdapat sejumlah upaya awal untuk mengidentifikasi sifat-sifat utama yang mengatur
prilaku. Akan tetapi, seringnya upaya ini sekedar menghasilkan daftar panjang sifat yang sulit
untuk digeneralisasikan dan hanya memberikan sedikit bimbingan praktis para pembuat
organisasional. Dua pengecualian adalah Myers-Briggs Type Indicator dan Model Lima Besar.

1. Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)

MBTI adalah instrumen penilaian kepribadian yang paling sering digunakan. Instrumen
penilaian berisi 100 pertanyaan mengenai bagaimana individu akan merasa atau bertindak dalam
situasi tertentu. Berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan dalam tes tersebut, individu
diklasifikasikan kedalam karakteristik berikut :

· Ekstraver versus Introver

Individu dengan karakterisrik ekstraver digambarkan sebagai individu yang ramah, suka
bergaul, dan tegas, sedangkan individu dengan karakteristik introver digambarkan sebagai
individu yang pendiam dan pemalu.

· Sensitif versus Intuitif

Individu dengan karakteristik sensitif digambarkan sebagai individu yang praktis dan lebih
menyukai rutinitas dan urutan. Sebaliknya, individu dengan karakteristik intuitif mengandalkan
proses-proses tidak sadar dan melihat “gambaran umum”

· Pemikiran versus Perasa

Individu yang termasuk dalam karakteristik pemikir menggunakan alasan dan logika untuk
menangani berbagai masalah, sedangkan individu dengan karaktristik perasa mengandalkan
nilai-nilai dan emosi pribadi meraka.

· Memahami versus Menilai

Individu yang cenderung memiliki karakteristik memahami menginginkan kendali dan lebih
suka dunia mereka teratur dan terstruktur, sedangkan individu dengan karakteristik menilai
cenderung lebih fleksibel.

Klasifikasi-klasifikasi tersebut kemudian dikombinasikan kedalam 16 tipe kepribadian.


Untuk mengilustrasikan hal ini, kita akan mengambil contoh. Orang-orang INTJ adalah visioner.
Mereka biasanya memiliki ide orisinil dan dorongan yang kuat untuk mewujudkan ide dan
tujuan-tujuan mereka sendiri. Orang-orang ESTJ adalah organisator. Mereka cenderung relistis,
logis, analitis, dan tegas, serta memiliki jiwa pebisnis atau mekanik alami. Tipe ENTP adalah
konseptor. Mereka cenderung inovatif, individualistis, cakap, dan tertarik dengan ide-ide
wirausaha.
2. Model Lima Besar

MBTI mungkin kurang memiliki bukti pendukung yang valid, tetapi hal tersebut tidak
berlaku pada model lima faktor kepribadian yang biasanya disebut Model Lima Besar (Big Five
Model).

Faktor-faktor Lima Besar mencakup :

· Ekstraversi (extraversion).

Dimensi ini mengungkapkan tingkat kenyamanan seseorang dalam berhubungan dengan


individu lain. Individu yang memiliki sifat ekstraversi cenderung suka hidup berkelompok, tegas
dan mudah bersosialisasi. Sebaliknya, individu yang memiliki sifat introver cenderung suka
menyendiri, penakut, dan pendiam.

· Mudah akur atau mudah bersepakat (agreeableness)

Dimensi ini merujuk pada kecenderungan individu untuk patuh terhadap individu lainnya.
Individu yang sangat mudah bersepakat adalah individu yang senang bekerja sama, hangat, dan
penuh kepercayaan. Sementara itu, individu yang tidak mudah bersepakat cenderung bersikap
dingin, tidak ramah, dan suka menentang.

· Sifat berhati-hati (conscientiousness)

Dimensi ini merupakan ukuran kepercayaan. Individu yang sangat berhati-hati adalah individu
yang bertanggung jawab, teratur, dapat diandalkan, dan gigih. Sebaliknya, individu dengan sifat
berhati-hati yang rendah cenderung mudah bingung, tidak teratur, dan tidak bisa diandalkan.

· Stabilitas ekonomi (emotional stability)

Sering juga disebut berdasarkan kebalikannya, yaitu neurosis. Dimensi ini menilai kemampuan
seseorang untuk menahan stres. Individu dengan stabilitas emosi yang positif cenderung tenang,
percaya diri, dan yang mempunyai stabilitas emosi yang postif cenderung tenang, percaya diri,
dan memiliki pendirian teguh. Sementara itu, individu dengan stabilitas emosi yang negatif
cenderung mudah gugup, khawatir, depresi, dan tidak memiliki pendirian yang teguh.

· Terbuka terhadap hal-hal baru (openness to experience)


Dimensi ini merupakan dimensi terakhir yang mengelompokan individu berdasarkan lingkup
minat dan ketertarikannya terhadap hal-hal baru. Individu yang sangat terbuka cenderung kreatif,
ingin tahu, dan sensitif terhadap hal-hal yang bersifat seni. Sebaliknya, mereka yang tidak
terbuka cenderung memiliki sifat konvensional dan merasa nyaman dengan hal-hal telah ada.

Dibandingkan dengan individu dengan karakteristik introver, individu yang ekstraver


cenderung lebih bahagia dalam pekerjaan dan kehidupan mereka secara keseluruhan. Mereka
biasanya memiliki lebih banyak teman dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk
bersosialisasi dibandingkan dengan individu yang introver.

2.5 Pentingnya Nilai Individu

Nilai penting terhadap penelitian prilaku organisasi karena menjadi danar pemahaman sikap
dan motivasi individu, dan karena hal tersebut berpengaruh terhadap persepsi kita. Individu
memasuki suatu organisasi dengan pendapat yang telah terbentuk sebelumnya tentang apa yang
seharusnya dan apa yang tidak seharusnya terjadi. Secara umum, nilai mempengaruhi sikap dan
perilaku.

2.6 Menghubungkan Kepribadian Dan Nilai Seorang Individu Dengan Tempat Kerja

 Kesesuaian Individu-Pekerjaan

Memadankan persyaratan pekerjaan dengan karakteristik kepribadian merupakan pernyataan


terbaik dalam teori kesesuaian kepribadian-pekerjaan (personality-job fit theory) milik Jhon
Holand. Teori ini didasarkan pada pendapat tentang kesesuaian antara karekteristik kepribadian
sesorang individu dengan pekerjaan. Holland menghadirkan enam tipe kepribadian dan
mengemukakan bahwa kepuasan dan kecenderungan untuk meninggalkan satu posisi bergantung
pada tingkat sampai mana individu secara berhasil mencocokan kepribadian mereka dengan
suatu pekerjaan.

Seorang realistis yang melakukan pekerjaan sosial berada dalam situasi yang sangat tidak
sesuai. Poin-poin utama dari model ini adalah :
1. Terdapat perbedaan intrinsik dalam hal kepribadian diantara para individu

2. Terdapat jenis pekerjaan yang berbeda-beda

3. Individu yang melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian mereka harus merasa
lebih nyaman dan berkemungkinan lebih sedikit untuk mengundurkan diri bila dibandingkan
individu yang melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kepribadian mereka.

 Kesesuaian Individu-Organisasi

Kesesuaian individu-organisasi pada dasarnya memperlihatkan bahwa individu meninggalkan


organisasi-organisasi yang tidak cocok dengan kepribadian mereka. Mengikuti pedoman ini pada
saat melakukan perekrutan seharusnya dapat membantu kita memilih karyawan yang sesuai
dengan kultur organisasi, yang pada akhirnya, menghasilkan tingkat kepuasan karyawan yang
lebih tinggi dan perputaran karyawan yang lebih rendah.

Penelitian terhadap kesesuaian individu-organisasi juga menelaah nilai individu dan apakah hal
tersebut sesuai dengan kultur organisasi. Kesesuaian antara nilai karyawan dengan kultur
organisasi mereka menjadi dasar kepuasan kerja, komitmen terhadap organisasi, dan tingkat
perputaran karyawan yang lebih renda
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Para psikolog cenderung mengartikan kepribadian sebagai suatu konsep dinamis yang
mendiskripsikan pertumbuhan dan perkembangan seluruh sistem psikologis seseorang.Definisi
kepribadian yang paling sering digunakan di buat oleh Gordon Allort. Ia mengatakan bahwa
kepribadian adalah organisasi dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yang menetukan
caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap lingkungannya. Kepribadian(personality)
adalah keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.

Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif,
patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. Karakteristik-karakteristik tersebut, ketika, ditunjukan
dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian. Mengapa sifat-sifat kepribadian menjadi
suatu hal yang mendapat perhatian cukup besar? Jawabannya adalah : para peneliti telah lama
meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi karyawan, menyesuaikan
bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan pengembangan karier.

Nilai penting terhadap penelitian prilaku organisasi karena menjadi danar pemahaman sikap
dan motivasi individu, dan karena hal tersebut berpengaruh terhadap persepsi kita. Individu
memasuki suatu organisasi dengan pendapat yang telah terbentuk sebelumnya tentang apa yang
seharusnya dan apa yang tidak seharusnya terjadi. Secara umum, nilai mempengaruhi sikap dan
perilaku.

3.2 Saran

Seperti yang kita ketahui kepribadian memilki definisi dan sifat-sifat yang sudah disebutkan
diatas, maka untuk dapat meningkatkan kinerja dalam prilaku organisasi kita hendaknya tahu
betul apa itu pengertian ciri manfaat serta memahami apa itu kepribadian seseorang sehingga
dalam proses pengorganisasian tidak terjadi kesalahan dalam perekrutan di dunia kerja nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

http://fauziaulfa27.blogspot.com/2013/09/kepribadian-dan-nilai.html?m=1

http://iraitha.blogspot.com/2014/02/makalah-kepribadian-dan-pengaruhnya.html?m=1

Robbins, Stephen P. Ddan Timothy A. Judge. 2012. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba
Empat

Anda mungkin juga menyukai