Anda di halaman 1dari 19

KONSEP KEPRIBADIAN YANG SEHAT I

Makalah Ini Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Kesehatan Mental


Dosen Pengampu : Maftuhah, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 2 PAI 5B


Arifin
Lidya Hasna
Tiara Nur Aulia
Nurul Aida

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) AL-HIKMAH
JAKARTA SELATAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
berlimpah nikmat berupa kesehatan jasmani maupun rohani kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini sampai selesai. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW.
Kami menyadari tersusunnya makalah ini bukanlah semata-mata hasil jerih payah
kami sendiri, melainkan berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, Kami menghaturkan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal dan menjadikan amal sholeh
bagi semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Yaa Rabbal’aalamiin.

Jakarta 16 Oktober 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah .......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
A. Faktor-faktor Penentu Kepribadian ............................................................................................. 2
B. Pengertian Kepribadian ............................................................................................................... 3
C. Berbagai Pandangan tentang Kepribadian Sehat ........................................................................ 4
a) Teori Psikonalisa dari Sigmund Frued .................................................................................... 4
b) Teori Psikologi Analitik dari Carl Gustav Jung........................................................................6
c) Teori Personologi dari Murray ................................................................................................ 7
d) Teori Medan dari Kurt Lewin ................................................................................................. 8
e) Teori Psikologi Individual dari Allport..................................................................................11
f) Teori Stimulus-Respons dari Throndike ............................................................................... 12

BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 14


A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 14
B. SARAN ..................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seiring dengan perkembangan gerakan Kesehatan Mental dan pergeseran cara pandang
mengenai karakteristik individu yang sehat mental, maka munculah pembahasan mengenai
kepribadian sehat, dalam ranah psikologis. Tidak dapat dipungkiri bahwa individu yang sehat
mental tidak dapat terlepas dari perasaan – perasaan sedih, marah, kecewa, bahkan depresi
sekalipun. Akan tetapi, mereka memiliki kemampuan untuk bangkit, mengendalikan , dan
mengelolah emosi negatif tersebut. Pribadi yang sehat juga memiliki kemampuan mengasah
bakat dan keterampilan mereka sehingga dapat bertahan dari masalah serta berkembang
menjadi pribadi yang lebih baik.
Dalam psikologis menjelaskan proses terbentuknya kepribadian sehat dan aplikasinya
dalam kehidupan sehari – hari untuk mencapai individu yang tidak sekedar sehat secara
mental , tetapi mampu bertahan dari permasalahan hidup dan mengasah kemampuan –
kemampuan mentalnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor penentu kepribadian sehat ?
2. Apa itu pengertian kepribadian ?
3. Sebutkan Berbagai Pandang tentang kepribadia sehat ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui faktor penentu kepribadian sehat
2. Mengetahui pengertian kepribadian sehat
3. Mengetahui berbagai pandang tentang kepribadian sehat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor-Faktor Penentu Kepribadian


Adapun faktor-faktor penentu kepribadian, yaitu:
a. Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetika seorang individu. Tinggi fisik, bentuk
wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis
adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara
substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi
biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.

Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas
terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan
kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan
temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan
sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan
dalam berbagai situasi. Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat
terhadap pengaruh dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti
perasaan malu, rasa takut, dan agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis
bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin
dihasilkan dari kode genetis sama yang memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan
dan warna rambut. Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar
identik yang dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti
menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian
variasi yang signifikan di antara anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis.
Penelitian ini juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu
memengaruhi perkembangan kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang
kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih mirip dengan
pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan saudara-
saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.
b. Faktor lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter
adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga,
teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat
2
alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang.
Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu
sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki
sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki
semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang
terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman,
sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan
individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain,
kerja sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier1.

B. Pengertian Kepribadian

Istilah – istilah yang dikenal dalam kepribadian adalah :


a) Mentality, yaitu situasi mental yang dihubungkan dengan kegiatan mental atau intelektual.
Pengertian secara difinitif yang dikemukakan dalam Oxford Dictionary adalah Intelectual
Power Integrated activity of the organism.
b) Personality, menurut Wibters Dictionary :
a. The totality of personality characteristic.
b. An integrated group of consriturion of trends behavior tendenciesact.
c) Individuality, adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang mempunyai sifat
yang berbeda dari orang lainnya.
d) Identity, yaitu sifat kedirian sebagai suatu kesatuan dan sifat-sifat mempertahankan
dirinya terhadap sesuatu dari luar (Unity and Persistance of personality).2

Kepribadian (personality) berasal dari bahasa Yunani “per” dan “sonare”, yang berarti
topeng , dan kata “personare” yang berarti pemain sandiwara, yaitu pemain yang memakai
topeng tersebut. Secara umum kepribadian ( personality ) merupakan suatu pola watak yang
relative permanen, dan sebuah karakter unik yang memberikan konsistensi sekaligus
individualitas bagi perilaku seseorang. Watak ( traits ) memberikan konstribusi bagi perbedaan-
perbedaan individu dalam perilakunya, konsistensi perilakunya sepanjang waktu, dan stabilitas
perilaku tersebut disetiap situasi. Sedangkan karakter ( characteristic ) adalah kualitas unik

1
http://indonesiaindonesia.com/f/76872-faktor-faktor-kepribadian-sehat-sehat/ Diakses pada tanggal 15 Oktober 2020
Pukul 08.06
2
Dr. H. Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm.121.
3
seseorang yang mencakup atribut-atribut, seperti temperamen, fisik, dan intelegensia.3
Wethrington, menyimpulkan bahwa kepribadian memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
a. Manusia karena ketentuannya mula – mula hanya merupakan individu, dan malah menjadi
suatu pribadi setelah mendapat pengaruh dari lingkungan sosialnya dengan cara belajar.
b. Kepribadian adalah istilah untuk menamakan tingkah laku seseorang yang secara
terintegrasi merupakan satu kesatuan.
c. Kepribadian untuk menyatakan pengertian tertentu yang ada pada pikiran orang lain, dan
pikiran tersebut ditentukan oleh nilai perangsang sosial seseorang.
d. Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis seperti bentuk badan, ras, akan
tetapi merupakan gabungan dari keluruhan dan kesatuan tingkah laku seseorang.
e. Kepribadian tidak berkembang secara pasif, tetapi setiap pribadi menggunakan
kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada lingkungannya. 4

C. Berbagai Pandang tentang Kepribadian Sehat

Kepribadian sehat adalah suatu konsep yang sampai sekarang masih menjadi perdebatan
hangat. Sehingga definisinya pun juga hanya menurut para ahli yang menganut suatu aliran
tertentu atau madzhab tertentu. Secara universal orang yang dikatakan memiliki kepribadian
sehat adalah orang yang dinilai sehat dari berbagai macam aspek , baik itu aspek psikologis,
sosial, fisik, maupun religiusnya.5
a) Kepribadian sehat menurut Sigmund Freud
Menurut Freud , kunci kepribadian yang sehat adalah keseimbangan antara id, ego,
dan superego.
o Das Es / id
Lapisan jiwa yang tidak sadar yang dalam bahasa Inggris disebut the id, dalam bahasa jerman
disebut das Es. Dalam buku ini ketiga macam istilah tadi, das es, the id, dan lapisan tidak
sadar, dipakai silih berganti dengan arti yang sama. Das Es sebagai suatu sistem dari
sistem total kepribadian mempunyai :
- Fungsi - Prinsip kerja
- Sifat - Dinamisme
- Komponen - Mekanisme
o Ego
Ego merupakan subsistem kedua dari kepribadian. Ego dibentuk oleh das es. Ego itu

3
Arie Arumwardani, Psikologi Kesehatan, (Yogyakatra: Galangpres, 2011), hlm. 59.
4
Dr. H. Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm.122-123.
5
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2009), hlm 20
4
terbentuk karena individu sebagai organisme mempunyai kebutuhan – kebutuhan yang
memerlukan transaksi – transaksi (hubungan-hubungan kerja)yang sesuai dengan dunia
kenyataan yang objektif. Karena das Es mempunyai keinginan – keinginan, tetapi tidak
cukup dipenuhi dengan proses primer, maka perlu dipenuhi secara nyata sesuai dengan
tuntutan hidup manusia budaya dimasyrakat. Karena das Es tidak dapat melaksanakan
sendiri, maka tugas itu diserahkan atau didelegasikan kepada Ego. Jadi ego menjadi badan
eksekutif dari das Es dengan hak untuk mengatur atau memenej (mengelolah) segalanya.
Artinya , ego dapat menyeleksi, menerima, menunda, atau jika perlu menolak, terhadap
keinginan – keinginan dari das Es. Kemudian ego meneliti kepada dunia nyata, apakah
keinginan tadi ada objeknya atau tidak, lalu Ego mengorganisir tindakan untuk
melaksanakan tugas yang telah diputuskannya. Di sini dorongan – dorongan atau nafsu –
nafsu dari das Es yang telah diseleksi tadi lalu dioper menjadi keinginan dan kemauan
Ego.

o Super Ego
Super Ego sebagai suatu sistem yang ketiga dari sistem kepribadian secara totalitas. Super
Ego adalah sistem kepribadian yang ketiga dan yang terakhir yang dikonsepsikan oleh
Freud. Super ego adalah perwujudan internal dari nilai – nilai dan cita – cita tradisional
masyarakat sebagaimana diterangkan oleh orang tua kepada anak – anak. Nilai – nilai dan
cita – cita ini dilaksanakan dengan cara memberi hadiah – hadiah , jika sesuai dengan
norma, atau hukuman – hukuman , jika menyimpang dari norma.
Karena super Ego bekerja atas prinsip moralitas tinggi, maka perannya ialah:
a. Super Ego memegang wewenang moral dalam kepribadian.
b. Super Ego mencerminkan yang ideal dan bukan yang riiil.
c. Super Ego memperjuangkan kesempurnaan dan bukan kenikmatan.
d. Super Ego terutama memerhatikan untuk memutuskan apakah sesuatu itu benar
atau salah agar dapat bertindak sesuai dengan norma – norma moral yang diakui
oleh wakil – wakil masyarakat.
e. Super Ego sebagai wakil tingkah laku yang diinternalisasikan berkembang dengan
memberikan respons terhadap hadiah – hadiah atau hukuman – hukuman yang
diberikan oleh orang tua.6

6
Ki Fudyartanta, Psikologi Kepribadian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 134-142.
5
b) Teori Kepribadian Psikologi Analitik : Carl Gustav Jung

Teori kepribadian dengan pendekatan psikologi analitis dikembangkan oleh Carl


Gustav Jung. Beliau diakui sebagai salah satu ahli psikologi yang terkemuka abad XX.
Selama 60 tahun, ia mengabdikan dirinya dengan penuh kesungguhan untuk menganalisis
proses kepribadian manusia yang sangat luas dan dalam. Carl Gustav Jung lahir pada
tanggal 26 Juli 1875 di Kesswil, suatu kota di kawasan Lake Constance di Canton
Thurgau, Swiss. Ayahnya adalah seirang pendeta pada Gereja Reformasi Swiss. Jung
belajar di Universitas Basel dalam ilmu kedokteran. Setelah mendapat gelar dokter, ia
menjadi assiten di Rumah Sakit Jiwa di Burgholze, Zurich, dan Klinik Psikiatri Zurich.
Dia terus memperdalam ilmu psikologi dan bekerja sama dengan Eugen Bleuler,
psikiater terkenal yang mengembangkan konsep skizofrenia. Pada tahunh 1909, dia
melepaskan pekerjaannya di Rumah Sakit Jiwa Burgholze, Zurich.
Carl Gustav Jung sangat terkesan ole hide-ide Freud yang dibacanya dari buku yang
berjudul Interpretation of dream. Pada tahun 1909 mereka mengadakan perjalanan
bersama ke Universitas Clark di Worchester, Massachusetts. Mereka diundang untuk
menympaikan serangkaian ceramah pada perayaan 20 tahun berdirirnya universitas
tersebut. Pada tahun 1910 dengan dukungan dari Freud, Carl Gustav Jung menjadi ketua
Asosiasi Psikoanalitik Internasional.
Hubungan Carl Gustav Jung dengan Freud tiga tahun kemudian mulai dingin. Pada
tahun 1913 mereka mengakhiri hubungan kerja sama dalam pekerjaan. Dalam tahun yang
sama, Jung juga melepaskan jabatan lektor dalam psikiatri pada Universitas Zurich.
Keeretakan hubungan mereka di picu oleh perbedaan yang sangat prinsip dalam hal
kepribadian dan pandangan intelektualnya. Jung menolak panseksualisme dan metode
psikoterapinya sendiri yang menjadi terkenal sebagai psikologi analitik.
Dalam memandang manusia, Jung menggabungkan pandangan teleology dan
kasualitas. Dia memandang bahwa tingkah laku manusia itu ditentukan tidak hanya oleh
sejarah individu rasi (kausalitas), tetapi juga oleh tujuan dan aspirasi individu (teleologi).
Menurut Jung, masa lampau individu sebagai akualitas maupun masa depan individu
sebagai potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku individu (orang).
Pandangan Jung tentang kepribadian adalah prospektif dan retrospektif. Prospektif
dalam arti bahwa ia melihat kepribadian itu ke masa depan ke arah garis perkembangan
sang pribadi di masa depan dan restrospektif dalam arti bahwa ia memperhatikan masa
lampau sang pribadi. Orang hidup dibimbing oleh tujuan maupun sebab.

6
Jung menekankan pada peranan tujuan dalam perkembangan manusia. Pandangan
inilah yang membedakan Jung dengan Freud. Bagi Freud, dalam hidup ini hanya pada
pengulangan yang tak habis-habisnya atas tema-tema insting sampai ajal menjelang. Bagi
Jung, dalam hidup ini ada perkembangan yang konstan dan sering kali kreatif, pencarian
ke arah yang lebih sempurna serta kerinduan untuk lahir kembali.
Jung menyelidiki sejarah manusia untuk mengungkap tentang asal ras dan evolusi
kepribadian. Ia meneliti mitologi, agama, lambing, upacara kuno, adat istiadat,
kepercayaan manusia primitive, mimpi, penglihatan, simtom orang neurotic, halusinasi dan
delusi para penderita psikosis dalam mencari akar dan perkembangan kepribadian
manusia.7

c) Teori Personologi dari Murray


Pandangan Murray mengenai kepribadian bersifat sangat holistik. Manusia harus
dipahami sebagai kesatuan pribadi yang utuh. Setiap bagian dari tingkah laku manusia
harus dipahami dalam hubungannya dengan fungsi lainnya; lingkungan, pengalaman
masa lalu, ketidaksadaran dan kesadaran, serta fungsi otaknya. Kesemuanya itu harus
ditangkap secara keseluruhan agar dapat dipahami makna dari proses kepribadian
seseorang. Menurut Murray, kepribadian adalah abstraksi yang dirumuskan oleh teoritisi
dan bukan semata-mata deskripsi tingkah laku orang, karena rumusan itu didasarkan pada
tingkah laku yang dapat diobservasi dan faktor-faktor yang dapat disimpulkan dari
observasi itu.
Salah satu prinsip pokok dari kepribadian Murray adalah adanya proses psikologis
yang bergantung kepada proses fisiologis. Di sini Murray sangat menekankan pentingnya
menghubungkan proses dan event psikologi dengan struktur dan fungsi otak, walaupun
belum dapat dipahami secara persis bagaimana menghubungkan keduanya. Bagi Murray,
fenomena yang membangun kepribadian mutlak tergantung kepada fungsi sistem saraf
pusat, seperti yang dikemukakannya secara ringkas: Tanpa otak, tak ada kepribadian (“No
Brain, no personality”). Peran otak untuk mengontrol dan memproses semua aspek
kepribadian yang eksis di otak; perasaan, kesadaran, ingatan, keyakinan, sikap, ketakutan,
nilai-nilai, dan aspek-aspek lainnya, disebut regnant.
Struktur kepribadian yang dikemukakan oleh Murray tidak jauh berbeda dengan
yang dikemukakan oleh Freud. Karena Murray sendiri merupakan seorang psikoanalisis,
pelopor penelitian pikiran-pikiran psikoanalitik yang berusaha menterjemahkan konsep-

7
Syamsu Yusuf LN, Achmad Juntika Nurihsan, Teori Kepribadian:Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset), hal.71-73
7
konsep Freud dan Jung ke dalam hipotesis yang dapat diuji. Murray banyak memberikan
sumbangan berupa temuan empirik yang mendukung konsep dan teori psikoanalitik dan
psikoterapi. Salah satu sumbangan pentingnya adalah penekanan pada konsep motivasi
yang sangat kompleks. Menurutnya, masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang
semuanya mempunyai bobot yang setara dalam menentukan tingkah laku, sehingga
motivasi tak sadar menjadi tidak terlalu penting.

d) Teori Medan dari Kurt Lewin


Kurt Lewin menggambarkan manusia sebagai pribadi berada dalam lingkungan
psikolgis dengan pola hubungan dasar tertentu. Pendekatan matematis yang dipakai
Lewin untuk menggambarkan ruang hidup disebut topologi. Fokusnya adalah saling
hubungan antara segala sesuatu didalam jiwa manusia, hubungan antara bagian dengan
bagian dan antara bagian dengan kesluruhan, lebih dari sekedar ukuran dan bentuk. Jadi
dalam mempelajari diagram-diagram Lewin harus diperhatikan saling hubungan dean
komuniukasi antara daerah alih-laih bentuk dan ukuran yang dipakai untuk
menggambarkan daerah-daerah itu.
Bagi Lewin, teori medan bukan suatu sistem psikologi baru yang terbatas pada suatu
isi yang khas; teori medan merupakan sekumpulan konsep dengan dimana seseorang dapat
menggambarkan kenyataan psikologisnya. Konsep-konsep ini cukup luas untuk dapat
diterapkan dalam semua bentuk tingkah laku dan juga cukup spesifik untuk
menggambarkan orang tertentu dalam suatu situasi konkrit. Lewin juga
menggolongkan teori medan sebagai “suatu metode untuk menganalisis hubungan-
hubungan kausal dan untuk membangun konstruk-konstruk ilmiah”.8
Rumus : LP = RH (Lingkungan Psikologis = Ruang Hidup/Medan)
Konsep teori medan telah diterapkan Lewin dalam berbagai gejala psikologis dan
sosiologis, termasuk tingkah laku bayi dan anak-anak, masa adolesen, keterbelakangan
mental, masalah-masalah kelompok minoritas, perbedaan-perbedaan karakter nasional dan
dinamika kelompok.
a. Struktur Kepribadian
Menurut Lewin sebaiknya menggambarkan kepribadian itu dengan menggunakan definisi
konsep-konsep struktur secara spasial. Dengan cara ini, Lewin berusaha mematematisasikan
konsepnya sejak dari permulaan. Matematika Lewin bersifat non-motris dan
menggambarkan hubungan-hubungan spasial dengan istilah-istilah yang berbeda. Pada
dasarnya matematika Lewin merupakan jenis matematika untuk menggambarkan
8
http://cacariosan.multiply.com/journal/item/4
8
inte4rkoneksi dan interkomunikasi antara bidang-bidang spasial dengan tidak
memperhatikan ukuran dan bentuknya.
Pemisahan pribadi dari yang lain-lainnya di dunia dilakukan dengan menggambarkan
usatu figur yang tertutup. Batas dari figur menggambarkan batas-batas dari entitas yang
dikenal sebagai pribadi. Segala sesuatu yang terdapat dalam batas itu adalah P (Pribadi),
sedangkan segala sesuatu yang terdapat di luar batas itu adalan non-P. Selanjutnya untuk
melukiskan kenyataan psikologis ialah menggambar suatu figur tertutup lain yang lebih
besar dari pribadi yang melingkupinya. Bentuk dan ukuran figur yang melingkupi ini tidak
penting asalkan ia memenuhi dua syarat yakni lebih besar dari pribadi dan melingkupinya.
Figur yang baru ini tidak boleh memotong bagian dari batas lingkaran yang menggambarkan
pribadi.
Lingkaran dalam elips ini bukan sekedar ilustrasi atau alat peraga, melainkan sungguh-
sungguh merupakan suatu penggambaran yang tepat tentang konsep-konsep struktural yang
paling umum dalam teori Lewin, yakni ruang hidup/medan, lingkungan
psikologis dan pribadi
1. Ruang Hidup/Medan
Ruang hidup (medan) mengandung semua kemungkinan fakta yang dapat menentukan
tingkah laku individu. Ruang hidup meliputi segala sesuatu yang harus diketahui untuk
memahami tingkah laku kongkrit manusia individual dalam suatu lingkungan psikologis
tertentu pada saat tertentu. Tingkah laku adalah fungsi dan ruang hidup.
Secara matematis : TL = f (RH)
Fakta-fakta non-psikologis dapat dan sungguh-sungguh mengubah fakta-fakta psikologis.
Fakta-fakta dalam lingkungan psikologis dapat juga menghasilkan perubahan-perubahan
dalam dunia fisik. Ada komunikasi dua arah antara ruang hidup dan dunia luar bersifat
dapat ditembus (permeability), tetapi dunia fisik (luar) tidak dapat berhubungan
langsung dengan pribadi karena suatu fakta harus ada dalam lingkungan psikologis sebelum
mempengaruhi/dipengaruhi oleh pribadi.
2. Lingkungan Psikologis
Meskipun pribadi dikelilingi oleh lingkungan psikologisnya, namun ia bukanlah bagian
atau termasuk dalam lingkungan tersebut. Lingkungan psikologis berhenti pada batas
pinggir elips, tetapi batas antarea pribadi dan lingkungan juga bersifat dapat ditembus. Hal
ini berarti fakta-fakta ligngkungan dapat mempengaruhi pribadi. Secara matematis : P = f
(LP). Dan fakta-fakta pribadi dapat mempengaruni lingkungan. Secara matematis : LP = f
(LP).
3. Pribadi
9
Menurut Lewin, pribadi adalah heterogen, terbagi menjadi bagian-bagian yang terpisah
meskipun saling berhubungan dan saling bergantung. Daerah dalam personal dibagi menjadi
sel-sel. Sel-sel yang berdekatan dengan daerah konseptual motor disebut sel-sel periferal; p,
sel-sel dalam pusat lingkaran disebut sel-sel sentral; s. Sistem motor bertindak sebagai suatu
kesatuan karena biasanya lahannya dapat nelakukan sesuatu tindakan pada suatu saat. Begitu
pula dengan sistem perseptual artinya orang hanya dapat memperhatikan dan
mempersepsikan satu hal pada suatu saat. Bagian-bagian tersebut mengadakan komunikasi
dan interdependen, tidak bisa berdiri sendiri.
b.Dinamika Kepribadian
Konsep-konsep dinamika dari Lewin, yakni kebutuhan energi
psikis, tegangan, kekuatan atau vektor dan valensi. . Konstruk-konstruk dinamika ini
menentukan lokomosi khusus dari individu dan cara ini mengatur struktur lingkungannya,
Lokomosi dan perubahan-perubahan dan struktur berfungsi mereduksi tegangan dengan cara
memuaskan kebutuhan.
Suatu tegangan dapat direduksikan dan keseimbangan dipulihkan oleh suatu lokomosi
substitusi. Proses ini menuntut bahwa dua kebutuhan erat saling ketergantungan satu sama
lain sehingga pemisahan salah satu kebutuhan adalah melepaskan tegangan dari sitem
kebutuhan lainnya. Akhirnya tegangan dapat direduksikan dengan lokomosi-lokomosi murni
khayalan. Seseorang yang berkhayal bahwa ia telah melakukan perbuatan yang sulit atau
menempati suatu jabatan yang tinggi mendapat semacam kepuasan semi dari sekedar
berkhayal tentang keberhasilan.
c. Perkembangan Kepribadian
Menurut Lewin hakekat Perkembangan Kepribadian itu terdiri atas unsur-unsur
sebagai berikut :
1. Diferensiasi. Yaitu semakin bertambah usia, maka region-region dalam pribadi seseorang
dalam Lingkungan Psikologis-nya akan semakin bertambah. Begitu pula dengan
kecakapan-kecakapan atau keterampilan-keterampilannya. Contohnya : orang dewasa lebih
pandai menyembunyikan isi hatinya dari –pada anak-anak (region anak lebih mudah
ditembus).
2. Perubahan dalam variasi tingkah lakunya.
3. Perubahan dalam organisasi dan struktur tingkah lakunya lebih kompleks.
4. Bertambah luasnya arena aktivitas. Contohnya : Anak kecil terikat oleh masa kini,
sedangkan orang dewasa terikat oleh masa kini, masa lampau dam masa depan.

10
5. Perubahan dalam realitas. Dapat membedakan mana yang khayalan dan yang nyata, pola
berfikir meningkat. Contohnya : Dari pola berfikir assosiasi menjadi pola berfikir abstrak.

e) Teori Psikologi Individual dari Allport

Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport
itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh
harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu” gambaran kodrat manusia adalah positif,
penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya
merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasan dari teori Allport.
Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system
psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemudian Allport juga berpendapat bahwa
kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah.
Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi, Dalam teori
Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam
membentuk identitas diri kita. Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan
psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh
teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang
dikemukakan oleh Freud.
Pokok-Pokok Teori
1. Kepribadian manusia adalah produk dari hereditas dan lingkungan. Hereditas: fisik,
inteligensi, temperamen (fluktuasi dan intensitas mood). Faktor hereditas berfungsi sebagai
bahan dasar yang nantinya dibentuk (dikuatkan atau dilemahkan) oleh kondisi di
lingkungannya.
2. Kepribadian bersifat idiografik (tiap pribadi adalah unik dan tidak dapat dibandingkan
dengan orang lain)
3. Kepribadian normal bersifat diskrit/diskontinyu: (a) Kepribadian anak tidak kontinyu
dengan kepribadian dewasa. Kepribadian anak terutama dipengaruhi dorongan primitif dan
bersifat reflex; (b) Kepribadian dewasa bekerja secara rasional dalam kontrol kesadaran
(mengetahui dan dapat mengontrol dorongan yang memotivasinya) tidak mencerminkan
masa lalunya; (c) Kepribadian orang normal tidak dapat dipelajari dari orang abnormal;
(d) Kepribadian dewasa abnormal kontinyu dengan kepribadian anak.9

9
Sumadi Suryabrata ,PSIKOLOGI KEPRIBADIAN (PTRajaGrafindoPersada,Jakarta) hlm238
11
f) Teori stimulus-respons dari Throndike
Teori ini disebut dengan teori S-R. dalam teori S-R dikatakan bahwa dalam proses
belajar, pertama kali organisme (Hewan, Orang) belajar dengan cara coba salah (Trial end
error). Kalau organisme berada dalam suatu situasi yang mengandung masalah, maka
organisme itu akan mengeluarkan serentakan tingkah laku dari kumpulan tingkah laku
yang ada padanya untuk memecahkan masalah itu.
Berdasarkan pengalaman itulah, maka pada saat menghadapi masalah yang
serupa, organisme sudah tahu tingkah laku mana yang harus di keluarkannya untuk
memecahkan masalah. Ia mengasosiasikan suatu masalah tertentu dengan suatu tingkah
laku tertentu. Seekor kucing misalnya, yang dimasukkan dalam kandang yang terkunci
akan bergerak, berjalan, meloncat, mencakar dan sebagainya sampai suatu saat secara
kebetulan ia menginjak suatu pedal dalam kandang itu sehingga kandang itu terbuka.
Sejak itu, kucing akan langsung menginjak pedal kalau ia dimasukkan dalam kandang
yang sama.
Teori belajar yang dekemukakan Edward Lee Thorndike disebut
denganteori Connectionism atau dapat juga di sebut Trial and Error Learning.
Ciri-ciri Belajar dengan Trial and error adalah :
1. Ada motif pendorong aktivitas
2. Ada berbagai respon terhadap situasi
3. Ada eliminasi respon-respon yang gagal atau salah
4. Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan
Hukum-hukum yang digunakan Edward L. THORNDIKE adalah hukum latihan dan
hukum efek. Menurut Thorndike pr aktek pendidikan harus dipelajari searah ilmiah. Praktek
pendidikan harus dihubungkan dengan proses belajar. Menurutnya mengajar yang baik adalah
tahu apa yang hendak diajarkan, artinya tahu materi apa yang akan diberikan, respon apa yang
akan diharapkan dan kapan harus memberi hadiah/ reward.
Ada beberapa aturan yang di buat Thorndike berkenaan dengan pengajaran, yaitu:
1. perhatikan situasi murid
2. perhatikan respon apa yang diharapkan dari respon tersebut
3. ciptakan hubungan respon tersebut dengan sengaja, jangan mengharapkan hubungan
terjadi dengan sendirinya
4. situasi–situasi lain yang sama jangan diindahkan sekiranya dapat memutuskan hubungan
tersebut.

12
5. Bila hendak menciptakan hubungan tertentu jangan membuat hubungan–hubungan lain
yang sejenis.
Konsep penting dari teori belajar koneksionisme Thorndike adalah yang
dinamakan Transfer of Training. Konsep ini menjelaskan bahwa apa yang pernah dipelajari
oleh anak sekarang harus dapat digunakan untuk hal lain di masa yang akan datang. Dalam
konteks pembelajaran konsep transfer of training merupakan hal yang sangat penting, sebab
seandainya konsep ini tidak ada, maka apa yang akan dipelajarai tidak akan bermakna.
Oleh karena itu, apa yang dipelajari oleh siswa di sekolah harus berguna dan dapat
dipergunakan di luar sekolah. Misalnya, anak belajar membaca, maka keterampilan membaca
dapat digunakan untuk membaca apapun di luar sekolah, walaupun di sekolah tidak diajarkan
bagaimana membaca koran, tapi karena huruf-huruf yang diajarkan di sekolah sama dengan
huruf yang ada dalam koran, maka keterampilan membaca di sekolah dapat ditransfer untuk
membaca koran, untuk membaca majalah, atau membaca apapun.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Adapun faktor-faktor penentu kepribadian, yaitu:
a.Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetika seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender,
temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah
karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial,
dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis,
psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.
b.Faktor lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah
lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan
kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami.
2. Istilah – istilah yang dikenal dalam kepribadian adalah :
e) Mentality, yaitu situasi mental yang dihubungkan dengan kegiatan mental atau
intelektual. Pengertian secara difinitif yang dikemukakan dalam Oxford Dictionary
adalah Intelectual Power Integrated activity of the organism.
f) Personality, menurut Wibters Dictionary :
c. The totality of personality characteristic.
d. An integrated group of consriturion of trends behavior tendenciesact.
g) Individuality, adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang mempunyai
sifat yang berbeda dari orang lainnya.
h) Identity, yaitu sifat kedirian sebagai suatu kesatuan dan sifat-sifat mempertahankan
dirinya terhadap sesuatu dari luar (Unity and Persistance of personality)
3. Secara universal orang yang dikatakan memiliki kepribadian sehat adalah orang yang
dinilai sehat dari berbagai macam aspek , baik itu aspek psikologis, sosial, fisik, maupun
religiusnya
- Teori Psikonalisa Sigmund Freud
Menurut Freud , kunci kepribadian yang sehat adalah keseimbangan antara id, ego,
dan superego.

- Teori Kepribadian Psikologi Analitik : Carl Gustav Jung


Pandangan Jung tentang kepribadian adalah prospektif dan retrospektif. Prospektif
dalam arti bahwa ia melihat kepribadian itu ke masa depan ke arah garis perkembangan
14
sang pribadi di masa depan dan restrospektif dalam arti bahwa ia memperhatikan masa
lampau sang pribadi. Orang hidup dibimbing oleh tujuan maupun sebab.
- Teori Personologi dari Murray
Setiap bagian dari tingkah laku manusia harus dipahami dalam hubungannya dengan
fungsi lainnya; lingkungan, pengalaman masa lalu, ketidaksadaran dan kesadaran, serta
fungsi otaknya
- Teori Medan dari Kurt Lewin
Kurt Lewin menggambarkan manusia sebagai pribadi berada dalam lingkungan
psikolgis dengan pola hubungan dasar tertentu. Pendekatan matematis yang dipakai
Lewin untuk menggambarkan ruang hidup disebut topologi
- Teori Psikologi Individual dari Allport
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori
Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang
baik dan penuh harapan.
- Teori stimulus-respons dari Throndike
Teori ini disebut dengan teori S-R. dalam teori S-R dikatakan bahwa dalam proses
belajar, pertama kali organisme (Hewan, Orang) belajar dengan cara coba salah (Trial
end error).

B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik yang
membangun dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.

15
DAFTAR PUSAKA

http://indonesiaindonesia.com/f/76872-faktor-faktor-kepribadian-sehat-sehat/
http://cacariosan.multiply.com/journal/item/4
(Diakses pada tanggal 15 Oktober 2020 Pukul 08.06)
Ramayulis, Psikologi Agama, Jakarta: Kalam Mulia, 2002.
Arumwardani, Arie , Psikologi Kesehatan, Yogyakarta: Galangpress, 2011.
Alwisol, Psikologi Kepribadian, Malang: UMM Press, 2009.

16

Anda mungkin juga menyukai