Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
berlimpah nikmat berupa kesehatan jasmani maupun rohani kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini sampai selesai. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW.
Kami menyadari tersusunnya makalah ini bukanlah semata-mata hasil jerih payah
kami sendiri, melainkan berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, Kami menghaturkan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal dan menjadikan amal sholeh
bagi semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Yaa Rabbal’aalamiin.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui faktor penentu kepribadian sehat
2. Mengetahui pengertian kepribadian sehat
3. Mengetahui berbagai pandang tentang kepribadian sehat
1
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas
terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan
kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan
temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan
sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan
dalam berbagai situasi. Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat
terhadap pengaruh dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti
perasaan malu, rasa takut, dan agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis
bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin
dihasilkan dari kode genetis sama yang memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan
dan warna rambut. Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar
identik yang dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti
menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian
variasi yang signifikan di antara anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis.
Penelitian ini juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu
memengaruhi perkembangan kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang
kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih mirip dengan
pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan saudara-
saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.
b. Faktor lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter
adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga,
teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat
2
alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang.
Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu
sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki
sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki
semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang
terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman,
sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan
individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain,
kerja sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier1.
B. Pengertian Kepribadian
Kepribadian (personality) berasal dari bahasa Yunani “per” dan “sonare”, yang berarti
topeng , dan kata “personare” yang berarti pemain sandiwara, yaitu pemain yang memakai
topeng tersebut. Secara umum kepribadian ( personality ) merupakan suatu pola watak yang
relative permanen, dan sebuah karakter unik yang memberikan konsistensi sekaligus
individualitas bagi perilaku seseorang. Watak ( traits ) memberikan konstribusi bagi perbedaan-
perbedaan individu dalam perilakunya, konsistensi perilakunya sepanjang waktu, dan stabilitas
perilaku tersebut disetiap situasi. Sedangkan karakter ( characteristic ) adalah kualitas unik
1
http://indonesiaindonesia.com/f/76872-faktor-faktor-kepribadian-sehat-sehat/ Diakses pada tanggal 15 Oktober 2020
Pukul 08.06
2
Dr. H. Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm.121.
3
seseorang yang mencakup atribut-atribut, seperti temperamen, fisik, dan intelegensia.3
Wethrington, menyimpulkan bahwa kepribadian memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
a. Manusia karena ketentuannya mula – mula hanya merupakan individu, dan malah menjadi
suatu pribadi setelah mendapat pengaruh dari lingkungan sosialnya dengan cara belajar.
b. Kepribadian adalah istilah untuk menamakan tingkah laku seseorang yang secara
terintegrasi merupakan satu kesatuan.
c. Kepribadian untuk menyatakan pengertian tertentu yang ada pada pikiran orang lain, dan
pikiran tersebut ditentukan oleh nilai perangsang sosial seseorang.
d. Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis seperti bentuk badan, ras, akan
tetapi merupakan gabungan dari keluruhan dan kesatuan tingkah laku seseorang.
e. Kepribadian tidak berkembang secara pasif, tetapi setiap pribadi menggunakan
kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada lingkungannya. 4
Kepribadian sehat adalah suatu konsep yang sampai sekarang masih menjadi perdebatan
hangat. Sehingga definisinya pun juga hanya menurut para ahli yang menganut suatu aliran
tertentu atau madzhab tertentu. Secara universal orang yang dikatakan memiliki kepribadian
sehat adalah orang yang dinilai sehat dari berbagai macam aspek , baik itu aspek psikologis,
sosial, fisik, maupun religiusnya.5
a) Kepribadian sehat menurut Sigmund Freud
Menurut Freud , kunci kepribadian yang sehat adalah keseimbangan antara id, ego,
dan superego.
o Das Es / id
Lapisan jiwa yang tidak sadar yang dalam bahasa Inggris disebut the id, dalam bahasa jerman
disebut das Es. Dalam buku ini ketiga macam istilah tadi, das es, the id, dan lapisan tidak
sadar, dipakai silih berganti dengan arti yang sama. Das Es sebagai suatu sistem dari
sistem total kepribadian mempunyai :
- Fungsi - Prinsip kerja
- Sifat - Dinamisme
- Komponen - Mekanisme
o Ego
Ego merupakan subsistem kedua dari kepribadian. Ego dibentuk oleh das es. Ego itu
3
Arie Arumwardani, Psikologi Kesehatan, (Yogyakatra: Galangpres, 2011), hlm. 59.
4
Dr. H. Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm.122-123.
5
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2009), hlm 20
4
terbentuk karena individu sebagai organisme mempunyai kebutuhan – kebutuhan yang
memerlukan transaksi – transaksi (hubungan-hubungan kerja)yang sesuai dengan dunia
kenyataan yang objektif. Karena das Es mempunyai keinginan – keinginan, tetapi tidak
cukup dipenuhi dengan proses primer, maka perlu dipenuhi secara nyata sesuai dengan
tuntutan hidup manusia budaya dimasyrakat. Karena das Es tidak dapat melaksanakan
sendiri, maka tugas itu diserahkan atau didelegasikan kepada Ego. Jadi ego menjadi badan
eksekutif dari das Es dengan hak untuk mengatur atau memenej (mengelolah) segalanya.
Artinya , ego dapat menyeleksi, menerima, menunda, atau jika perlu menolak, terhadap
keinginan – keinginan dari das Es. Kemudian ego meneliti kepada dunia nyata, apakah
keinginan tadi ada objeknya atau tidak, lalu Ego mengorganisir tindakan untuk
melaksanakan tugas yang telah diputuskannya. Di sini dorongan – dorongan atau nafsu –
nafsu dari das Es yang telah diseleksi tadi lalu dioper menjadi keinginan dan kemauan
Ego.
o Super Ego
Super Ego sebagai suatu sistem yang ketiga dari sistem kepribadian secara totalitas. Super
Ego adalah sistem kepribadian yang ketiga dan yang terakhir yang dikonsepsikan oleh
Freud. Super ego adalah perwujudan internal dari nilai – nilai dan cita – cita tradisional
masyarakat sebagaimana diterangkan oleh orang tua kepada anak – anak. Nilai – nilai dan
cita – cita ini dilaksanakan dengan cara memberi hadiah – hadiah , jika sesuai dengan
norma, atau hukuman – hukuman , jika menyimpang dari norma.
Karena super Ego bekerja atas prinsip moralitas tinggi, maka perannya ialah:
a. Super Ego memegang wewenang moral dalam kepribadian.
b. Super Ego mencerminkan yang ideal dan bukan yang riiil.
c. Super Ego memperjuangkan kesempurnaan dan bukan kenikmatan.
d. Super Ego terutama memerhatikan untuk memutuskan apakah sesuatu itu benar
atau salah agar dapat bertindak sesuai dengan norma – norma moral yang diakui
oleh wakil – wakil masyarakat.
e. Super Ego sebagai wakil tingkah laku yang diinternalisasikan berkembang dengan
memberikan respons terhadap hadiah – hadiah atau hukuman – hukuman yang
diberikan oleh orang tua.6
6
Ki Fudyartanta, Psikologi Kepribadian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 134-142.
5
b) Teori Kepribadian Psikologi Analitik : Carl Gustav Jung
6
Jung menekankan pada peranan tujuan dalam perkembangan manusia. Pandangan
inilah yang membedakan Jung dengan Freud. Bagi Freud, dalam hidup ini hanya pada
pengulangan yang tak habis-habisnya atas tema-tema insting sampai ajal menjelang. Bagi
Jung, dalam hidup ini ada perkembangan yang konstan dan sering kali kreatif, pencarian
ke arah yang lebih sempurna serta kerinduan untuk lahir kembali.
Jung menyelidiki sejarah manusia untuk mengungkap tentang asal ras dan evolusi
kepribadian. Ia meneliti mitologi, agama, lambing, upacara kuno, adat istiadat,
kepercayaan manusia primitive, mimpi, penglihatan, simtom orang neurotic, halusinasi dan
delusi para penderita psikosis dalam mencari akar dan perkembangan kepribadian
manusia.7
7
Syamsu Yusuf LN, Achmad Juntika Nurihsan, Teori Kepribadian:Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset), hal.71-73
7
konsep Freud dan Jung ke dalam hipotesis yang dapat diuji. Murray banyak memberikan
sumbangan berupa temuan empirik yang mendukung konsep dan teori psikoanalitik dan
psikoterapi. Salah satu sumbangan pentingnya adalah penekanan pada konsep motivasi
yang sangat kompleks. Menurutnya, masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang
semuanya mempunyai bobot yang setara dalam menentukan tingkah laku, sehingga
motivasi tak sadar menjadi tidak terlalu penting.
10
5. Perubahan dalam realitas. Dapat membedakan mana yang khayalan dan yang nyata, pola
berfikir meningkat. Contohnya : Dari pola berfikir assosiasi menjadi pola berfikir abstrak.
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport
itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh
harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu” gambaran kodrat manusia adalah positif,
penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya
merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasan dari teori Allport.
Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system
psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemudian Allport juga berpendapat bahwa
kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah.
Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi, Dalam teori
Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam
membentuk identitas diri kita. Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan
psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh
teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang
dikemukakan oleh Freud.
Pokok-Pokok Teori
1. Kepribadian manusia adalah produk dari hereditas dan lingkungan. Hereditas: fisik,
inteligensi, temperamen (fluktuasi dan intensitas mood). Faktor hereditas berfungsi sebagai
bahan dasar yang nantinya dibentuk (dikuatkan atau dilemahkan) oleh kondisi di
lingkungannya.
2. Kepribadian bersifat idiografik (tiap pribadi adalah unik dan tidak dapat dibandingkan
dengan orang lain)
3. Kepribadian normal bersifat diskrit/diskontinyu: (a) Kepribadian anak tidak kontinyu
dengan kepribadian dewasa. Kepribadian anak terutama dipengaruhi dorongan primitif dan
bersifat reflex; (b) Kepribadian dewasa bekerja secara rasional dalam kontrol kesadaran
(mengetahui dan dapat mengontrol dorongan yang memotivasinya) tidak mencerminkan
masa lalunya; (c) Kepribadian orang normal tidak dapat dipelajari dari orang abnormal;
(d) Kepribadian dewasa abnormal kontinyu dengan kepribadian anak.9
9
Sumadi Suryabrata ,PSIKOLOGI KEPRIBADIAN (PTRajaGrafindoPersada,Jakarta) hlm238
11
f) Teori stimulus-respons dari Throndike
Teori ini disebut dengan teori S-R. dalam teori S-R dikatakan bahwa dalam proses
belajar, pertama kali organisme (Hewan, Orang) belajar dengan cara coba salah (Trial end
error). Kalau organisme berada dalam suatu situasi yang mengandung masalah, maka
organisme itu akan mengeluarkan serentakan tingkah laku dari kumpulan tingkah laku
yang ada padanya untuk memecahkan masalah itu.
Berdasarkan pengalaman itulah, maka pada saat menghadapi masalah yang
serupa, organisme sudah tahu tingkah laku mana yang harus di keluarkannya untuk
memecahkan masalah. Ia mengasosiasikan suatu masalah tertentu dengan suatu tingkah
laku tertentu. Seekor kucing misalnya, yang dimasukkan dalam kandang yang terkunci
akan bergerak, berjalan, meloncat, mencakar dan sebagainya sampai suatu saat secara
kebetulan ia menginjak suatu pedal dalam kandang itu sehingga kandang itu terbuka.
Sejak itu, kucing akan langsung menginjak pedal kalau ia dimasukkan dalam kandang
yang sama.
Teori belajar yang dekemukakan Edward Lee Thorndike disebut
denganteori Connectionism atau dapat juga di sebut Trial and Error Learning.
Ciri-ciri Belajar dengan Trial and error adalah :
1. Ada motif pendorong aktivitas
2. Ada berbagai respon terhadap situasi
3. Ada eliminasi respon-respon yang gagal atau salah
4. Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan
Hukum-hukum yang digunakan Edward L. THORNDIKE adalah hukum latihan dan
hukum efek. Menurut Thorndike pr aktek pendidikan harus dipelajari searah ilmiah. Praktek
pendidikan harus dihubungkan dengan proses belajar. Menurutnya mengajar yang baik adalah
tahu apa yang hendak diajarkan, artinya tahu materi apa yang akan diberikan, respon apa yang
akan diharapkan dan kapan harus memberi hadiah/ reward.
Ada beberapa aturan yang di buat Thorndike berkenaan dengan pengajaran, yaitu:
1. perhatikan situasi murid
2. perhatikan respon apa yang diharapkan dari respon tersebut
3. ciptakan hubungan respon tersebut dengan sengaja, jangan mengharapkan hubungan
terjadi dengan sendirinya
4. situasi–situasi lain yang sama jangan diindahkan sekiranya dapat memutuskan hubungan
tersebut.
12
5. Bila hendak menciptakan hubungan tertentu jangan membuat hubungan–hubungan lain
yang sejenis.
Konsep penting dari teori belajar koneksionisme Thorndike adalah yang
dinamakan Transfer of Training. Konsep ini menjelaskan bahwa apa yang pernah dipelajari
oleh anak sekarang harus dapat digunakan untuk hal lain di masa yang akan datang. Dalam
konteks pembelajaran konsep transfer of training merupakan hal yang sangat penting, sebab
seandainya konsep ini tidak ada, maka apa yang akan dipelajarai tidak akan bermakna.
Oleh karena itu, apa yang dipelajari oleh siswa di sekolah harus berguna dan dapat
dipergunakan di luar sekolah. Misalnya, anak belajar membaca, maka keterampilan membaca
dapat digunakan untuk membaca apapun di luar sekolah, walaupun di sekolah tidak diajarkan
bagaimana membaca koran, tapi karena huruf-huruf yang diajarkan di sekolah sama dengan
huruf yang ada dalam koran, maka keterampilan membaca di sekolah dapat ditransfer untuk
membaca koran, untuk membaca majalah, atau membaca apapun.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Adapun faktor-faktor penentu kepribadian, yaitu:
a.Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetika seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender,
temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah
karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial,
dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis,
psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.
b.Faktor lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah
lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan
kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami.
2. Istilah – istilah yang dikenal dalam kepribadian adalah :
e) Mentality, yaitu situasi mental yang dihubungkan dengan kegiatan mental atau
intelektual. Pengertian secara difinitif yang dikemukakan dalam Oxford Dictionary
adalah Intelectual Power Integrated activity of the organism.
f) Personality, menurut Wibters Dictionary :
c. The totality of personality characteristic.
d. An integrated group of consriturion of trends behavior tendenciesact.
g) Individuality, adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang mempunyai
sifat yang berbeda dari orang lainnya.
h) Identity, yaitu sifat kedirian sebagai suatu kesatuan dan sifat-sifat mempertahankan
dirinya terhadap sesuatu dari luar (Unity and Persistance of personality)
3. Secara universal orang yang dikatakan memiliki kepribadian sehat adalah orang yang
dinilai sehat dari berbagai macam aspek , baik itu aspek psikologis, sosial, fisik, maupun
religiusnya
- Teori Psikonalisa Sigmund Freud
Menurut Freud , kunci kepribadian yang sehat adalah keseimbangan antara id, ego,
dan superego.
B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik yang
membangun dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.
15
DAFTAR PUSAKA
http://indonesiaindonesia.com/f/76872-faktor-faktor-kepribadian-sehat-sehat/
http://cacariosan.multiply.com/journal/item/4
(Diakses pada tanggal 15 Oktober 2020 Pukul 08.06)
Ramayulis, Psikologi Agama, Jakarta: Kalam Mulia, 2002.
Arumwardani, Arie , Psikologi Kesehatan, Yogyakarta: Galangpress, 2011.
Alwisol, Psikologi Kepribadian, Malang: UMM Press, 2009.
16