Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

FAKTOR-FAKTOR PERKEMBANGAN
Dosen Pengampu:
Dr. Kasman S.Pd.I.,M.Pd.I

Disusun oleh:
Mujahidin 21801055

PRODI PENDIDIKAN S1 AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr .wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi perkembangan yang berjudul faktor faktor perkembangan.

Dalam penulisan karya tulis ini kami tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr.Kasman S.Pd.I.,M.Pd.I selaku pembimbing mata kuliah Perencanaan Pembelajaran.


2. Teman-teman kami yang telah memberi semangat.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Makassar, 01 Maret 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................

A. Latar belakang................................................................................................................................

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................

C.Tujuan Penulisan...............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................

A. Faktor Nature Terhadap Perkembangan.....................................................................................

B. Faktor Nurture Terhadap Perkembangan...................................................................................

C. Determinasi Faktor Nature dan Nurture dalam Perkembangan serta Implikasinya


dalam Pendidikan.............................................................................................................................

BAB III PENUTUP...................................................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................................................

B. Saran..............................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap individu dilahirkan kedunia dengan membawa hereditas (nature)
tertentu. Ini berarti bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari
pihak orangtuanya. Karakteristik tersebut menyangkut fisik (seperti struktur tubuh,
warna kulit dan bentuk rambut) dan psikis dan sifat-sifat mental (seperti emosi,
kecerdasan, dan bakat). Hereditas (nature) merupakan aspek individu yang bersifat
bawaan dan memiliki potensi untuk berkembang. Seberapa jauh perkembangan
individu itu terjadi dan bagaimana kualitas perkembangannya, bergantung pada
kualitas hereditas (nature) dan lingkungan (nurture) yang mempengaruhinya.
Lingkungan merupakan faktor penting disamping hereditas (nature) yang menentukan
perkembangan individu. Lingkungan itu meliputi fisik, psikis, sosial, dan religius.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai makna hereditas
(nature) dan lingkungan (nurture).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu faktor nature?
2. Apa itu faktor nurture?
3. Bagaimana determinasi faktor nature dan nurture dalam perkembangan serta
Implikasinya dalam pendidikan?

C.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui faktor nature
2. Untuk mengetahui faktor nurture
3. Untuk mengetahui determinasi faktor nature dan nurture dalam perkembangan
Serta implikasinya dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Nature Terhadap Perkembangan
Faktor nature adalah faktor bawaan yang diwariskan orang tua kepada anaknya yang
disebut juga dengan aliran ‘nativisme’ yaitu perkembangan individu semata-mata tergantung
pada faktor dasar atau pembawaan. Tokoh aliran ini yang terkenal adalah schopenhauer.
Aliran filsafat nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala
sesuatu dengan kaca mata hitam. Maksudnya penganut ini berkeyakinan bahwa
perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dari
pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan pandangan ini disebut
“pesimisme pedagogis”. Contohnya harimau pun hanya akan melahirkan harimau, tak akan
pernah melahirkan domba atau bahkan burung. Jadi pembawaan selalu berpengaruh terhadap
perkembangan kehidupan anakanaknya.
Faktor nature atau genetika/hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi
perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik
individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi baik fisik maupun psikis
yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui
gen-gen.
Setiap individu memulai kehidupannya sebagai organisme yang bersel tunggal yang
bentuknya sanagat kecil, garis tengahnya kurang lebih 1/200 inci (1/80 cm). Sel ini
merupakan perpaduan antara sel telur (ovum) yang berasal dari ibu dan sperma yang berasal
dari ayah. Didalam rahim, sel benih ini terus bertambah besar dengan jalan pembelahan sel
menjadi organisme yang bersel dua, empat, delapan, dan seterusnya sehingga setelah kurang
lebih 9 bulan menjadi organisme yang sempurna. Setiap sel benih memiliki 48 kromosom
yaitu benda seperti benang, yang berpasangan sebanyak 24 pasang. Tiap kromosom
mengandung sejumlah gen-gen (unsur-unsur keturunan/ faktor-faktor dasar dalam
pembawaan). Gen-gen inilah yang akan menentukan sifatsifat individu, baik fisik maupun
psikisnya.
B. Faktor Nurture Terhadap Perkembangan
Faktor nurture adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan individu itu
sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan atau pendidikan atau disebut juga dengan
aliran
‘empirisme’, kaum empiris ini berpendirian bahwa perkembangan anak itu sepenuhnya
tergantung pada faktor lingkungan. Pendapat ini terkenal dengan nama teori tabularasa.
Dengan teori tabularasa ini john locke telah mengungkapkan kekuasaan lingkungan sebab
manusia dapat di didik menjadi apa saja (kearah baik maupun buruk) menurut kehendak
lingkungan (termasuk juga pendidiknya).
Lingkungan perkembangan siswa adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi
dan kondisi) fisik atau sosial yang mempengaruhi perkembangan siswa. Lingkungan
perkembangan siswa yang akan dibahas yaitu menyangkut lingkungan keluarga, sekolah,
kelompok sebaya (peer group), dan masyarakat
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi
anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai
kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikan merupakan faktor yang
kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.
Keluarga juga dipandang sebagai insitusi (lembaga) yang dapat memenuhi kebutuhan
insani (manusiawi). Apabila mengaitkan peranan keluarga dengan upaya memenuhi
kebutuhan individu dari maslow, maka keluarga merupakan lembaga pertama yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut.melalui perawatan dan perlakuan yang baik dari orang tua,
anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, baik fisik-biologis maupun sosio
psikologisnya. Apabila anak telah memperoleh rasa aman, penerimaan sosial dan harga
dirinya, maka anak dapat memenuhi kebutuhan tertingginya, yaitu perwujudan diri (self-
actualization).
Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan
emosi para anggotanya (terutama anak). Kebahagiaan ini diperoleh apabila keluarga dapat
memerankan fungsinya secar baik. Fungsi dasar keluarga adalah memberikan rasa memiliki,
rasa aman, kasih sayang, dan membangun hubungan yang baik diantara anggota keluarga.
hubungan cinta kasih dalam keluarga tidak sebatas perasaan, akan tetapi juga menyangkut
pemeliharaan, rasa tanggung jawab, pehatian, pemahaman, respek dan keinginan untuk
menumbuh kembangkan anak yang dicintainya. Keluarga yang hubungan antar anggotanya
tidak harmonis, penuh konflik, atau gap communication dapat mengembangkan masalah-
masalah kesehatan mental bagi anak.
Sedangkan dari sudut pandang sosiologis, fungsi keluarga ini dapat diklasifikasikan
kedalam fungsi-fungsi berikut:
a. Fungsi biologis
Keluarga dipandang sebagai pranata sosial yang memberikan legalitas, kesempatan dan
kemudahan bagi para anggotanya untuk memenuhi kebutuhan dasar biologisnya. b. Fungsi
ekonomis
Keluarga ( dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban untuk menafkahi anggota keluarganya
(istri dan anak) dalam Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah: 223)
Yang artinya, “dan kewajiban suami memberi makan dan pakaian kepada para istri dengan
cara yang baik. Seorang (suami) tidak dibebani (dalam memberi nafkah), melainkan
menurut kadar kesanggupannya”.
c. Fungsi pendidikan
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi
anak.
d. Fungsi Sosialisasi
Keluarga merupakan buaian atau penyampaian bagi masyarakat masa depan dan lingkungan
keluarga merupakan faktor penentu yang sangat mempengaruhi kualitas generasi yang akan
datang.
e. Fungsi perlindungan
Keluarga berfungsi sebagai pelindung bagi para anggota keluarganya dari gangguan,
ancaman atau kondisi yan menimbulkan ketidak nyamanan (fisik-psikologis) para anggotanya. f.
Fungsi rekreatif
Untuk melaksanakan fungsinya ini, keluarga harus diciptakan sebagai lingkungan yang
memberikan kenyamanan, keceriaan, kehangatan dan penuh semagat bagi anggotanya. g.
Fungsi agama
Keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama kepada anak agar mereka memiliki
pedoman hidup yang benar. Dalam al-Qur’an surat Al-Tahrim: 6
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”
2. Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lembaga penddikan formal yang secara sistematis melaksanakan
program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu
mengemankan potensiya, baik menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional
maupun sosial.
Mengenai peran sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Hurlock
mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian
anak (siswa), baik dalam cara berfikir, bersikap maupun cara berperilaku. Sekolah berperan
sebagai subtitusi keluarga, dan guru subtitusi orang tua.
Menurut Havighurst sekolah mempunyai peranan atau tanggung jawab penting dalam
membantu para siswa mencapai tugas perkembangannya. Sehubungan dengan hal ini, sekolah
seyogianya berupaya menciptakan iklim yang kondusif, atau kondisi yang dapat memfasilitasi
siswa untuk mencapai tugas perkembangannya
3. Lingkungan kelompok teman sebaya
Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja (siswa) memiliki
peranan yang cukup penting bagi perkembangan kepribadian. Hans Sebald
mengemukakan,bahwa teman sebaya lebih memberikan pengaruh dalam memilih: cara
berpakaian, hobi, perkumpulan (club), dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
Peranan kelompok teman sebaya bagi remaja adalah memberikan untuk belajar tentang:
1. bagaimana berinteraksi dengan orang lain,
2. mengontrol tingkah laku sosial,
3. mengembangkan ketrampilan dan minat yang relevan dengan usianya,
4. saling bertukar perasaan dan masalah.
Uraian tersebut, menunjukkan bahwa kelompok teman sebaya itu mempunyai
kontribusi yang sangat positif terhadap perkembangan kepribadian remaja. Namun di
sisi lain, tidak sedikit remaja yang berperilaku menyimpang, karena pengaruh teman
sebayanya. Keadaan ini seperti terungkap dari hasil-hasil penelitian berikut:
a. Healy dan Browner menemuan bahwa 67% dari 3.000 anak nakal di Chicago, ternyata karena
mendapat pengaruh dari teman sebaya.
b. Glueck menemukan bahwa 98,4% dari anak-anak nakal adalah akibat pengaruh anak nakal
lainnya..
Pengaruh kelompok teman sebaya terhadap remaja itu ternyata berkaitan dengan iklim
keluarga remaja itu sendiri. Remaja yang memiliki hubungan yang baik dengan orangtuanya
(iklim keluarga sehat) cenderung dapat menghindarkan diri pengaruh negatif teman
sebayanya, dibandingkan dengan remaja yang hubungan dengan orangtuanya kurang baik.
Judith Brook dan kolegnya menemukan, bahwa hubungan orangtua dan remaja yang sehat
dapat melindungi remaja tersebut dari penaruh teman sebaya yang tidak sehat.
4. Lingkungan Masyarakat
Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum memliki kermampuan
untuk bergaul dengan orang lain untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar
tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak
melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya
baik orang tua, saudara, teman sebaya, atau orang dewasa lainnya.
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan
orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-
norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya
bagaimana menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pergaulan atau hubungan sosial baik dengan orang tua, anggota keluarga, orang
dewasa lainnya maupun teman bermain, anak mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah
laku sosial. Pada usia anak bentuk-bentuk tingkah laku sosial anak sebagai berikut :
a. Perkembangan (negativisme)
b. Agresi (agresion)
c. Berselisih atau bertengkar
d. Menggoda
e. Persaingan
f. Kerja sama
g. Tingah laku berkuasa
h. Mementingkan diri sendiri
i. Simpati
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, baik orang tua,
sanak keluarga, orang dewasa lainnya atau teman sebayanya.
Apabila lingkungan sosial tersebut memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap
perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat mencapai perkembangan sosial
secara matang.
C. Determinasi Faktor Nature dan Nurture dalam Perkembangan serta Implikasinya
dalam Pendidikan
Pendidikan keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama adalah modal utama bagi
perkembangan anak kedepannya. Selanjutnya sekolah sebagai lembaga kedua yang formal
berfungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak dan mengembangankan
potensi yang ada pada anak serta masyarakat sebagai pendidikan ketiga sesudah keluarga dan
sekolah mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup dengan batasan yang
tidak jelas dan keanekaragaman bentuk kehidupan sosial serta berjenis-jenis budayanya yang
tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai sosial budaya yang dijunjung tinggi oleh semua ilmu
pendidikan.
Dalam perkembangan individu, faktor nature dan nulture adalah penentu perkembangan
aspekaspek psikofisik individu aspek-aspek individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi,
bahasa, moral, dan agama perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan
pertumbuhan setelah lahir. Intelektual atau daya fikir merupakan kemampuan untuk
beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap
individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya.
Perkembangan seseorang adalah hasil dari faktor bawaan dan lingkungan (nature vs
nulture). Dalam hal ini daat dipengaruhi berbagai faktor lingkungan keluarga terhadap
perkembangan awal anak sangat penting karena disinilah awal mula dari pendidikan anak
yang mana orang tua sebagai guru, anak akan mencontoh apa yang dilakukan.
Anastasi mengatakan bahwa adanya interaksi saling mempengaruhi antara Nature dan
nurture, yang meliputi :
1. Nature dan nurture keduanya menjadi sumber timbulnya setiap perkembangan tingkah
laku.
2. Nature dan nurture tidak dapat berfungsi secara terpisah satu sama lain, tetapi harus
saling berinteraksi dalam memberikan kontribusinya.
3. Interaksi dapat dikonseptualisasi sebagai suatu bentuk dari interelasi yang majemuk,
yaitu suatu hubungan yang terjadi mempengaruhi hubungan-hubungan yang lain akan
terjadi.
Demikian juga Hebb meyakini bahwa Nature dan nurture merupakan jalinan yang tidak
bisa dipisahkan dan terlibat sepenuhnya dalam setiap proses perkembangan. Bahkan menurut
Hebb, perilaku ditentukan 100% oleh faktor keturunan dan 100% oleh faktor lingkungan.
Faktor keturunan yang sama memperlihatkan perilaku yang berbeda dalam lingkungan yang
berbeda.
Demikian juga lingkungan yang sama menunjukkan efek yang berbeda terhadap individu yng
mempunyai faktor keturunan yang berbeda.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Faktor nature adalah faktor bawaan yang diwariskan orang tua kepada anaknya yang
disebut juga dengan aliran ‘nativisme’ yaitu perkembangan individu semata-mata tergantung
pada faktor dasar atau pembawaann. Tokoh aliran ini yang terkenal adalah schopenhauer.
Faktor nature atau genetika/hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi
perkembangan individu.
Faktor nurture adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan individu itu sepenuhnya
ditentukan oleh faktor lingkungan atau pendidikan atau disebut juga dengan aliran
‘empirisme’, kaum empiris ini berpendirian bahwa perkembangan anak itu sepenuhnya
tergantung pada faktor lingkungan. Pendapat ini terkenal dengan nama teori tabularasa.
Dengan teori tabularasa ini john locke telah mengungkapkan kekuasaan lingkungan sebab
manusia dapat di didik menjadi apa saja (kearah baik maupun buruk) menurut kehendak
lingkungan (termasuk juga pendidiknya).

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaannya makalah kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009


Baharuddin, Psikologi Pendidikan, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010
Desmita, Psikologi Perkembangan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008
Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008

Anda mungkin juga menyukai