OLEH :
KELOMPOK 1
RISDAWATI
NURMA
UMRAH
ISLAMIAH
SRI MULIANA
SYAHRA RAMADHAN
FIFI LESTARI
SRI MAHARDIKA
2017/2018
1
LEMBAR DAFTAR MAHASISWA BESERTA TANGGUNG JAWAB
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirahim
Kelompok I
3
Daftar Isi
HALAMAN SAMPUL………………………………………………….1
DAFTAR MAHASISWA……………………………………………….2
KATA PENGATAR……………………………………………………..3
DAFTAR ISI……………………………………………………………..4
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….5
A. Latar Belakang……………………………………………………5
B. Rumusan Masalah………………………………………………...5
C. Manfaat penulisan………………………………………………...5
A. Kesimpulan…………………………………………………………45
B. Saran………………………………………………………………..45
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………46
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu, makalah ini ditulis untuk menyediakan sumber informasi
yang tepat, terutama bagi tenaga kesehatan di berbagai tingkat pelayanan
kesehatan
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan makalah yang diangkat pada amakalah ini adalah :
1. Bagaimana konsep tumbuh kembang pada anak?
2. Bagaimana konsep komunikasi pada anak?
3. Bagaimana konsep autromatic care?
4. Bagaimana konsep pendekatan model teori pada anak?
C. Manfaat penulisan
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini adalah :
1. Untuk menambah wawasan bagi penulis dan pembaca makalah
2. Sebagai bahan referensi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
bersifat progresif, terarah, dan terpadu, atau koheren. Progresif mengandung
arti bahwa perubahan yang terjadi mempunyai arah tertentu dan cenderung
maju ke depan, tidak mundur ke belakang. Terarah dan terpadu menunjukka
bahwa terdapat hubungan yang pasti antara perubahan yang terjadi pada saat
ini, sebelumnya, dan berikutnya.(Soetjiningsih, 2013)
7
4. Factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
1) Factor herediter
Factor pertumbuhan yang dapat diturunkan (herediter) adalah jenis kelamin,
ras dan kebangsaan. Jenis kelamin ditentukan sejak awal dalam kandungan
(fase konsepsi) dan setelah lahir. Ras atau suku bangsa dapat memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
2) Factor lingkungan
a. Lingkungan prenatal
Lingkungan di dalam uterus sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan fetus, terutama akrena ada selaput yang menyelimuti dan
melindungi fetus dari lingkungan luar. Beberapa kondisi lingkungan dalam
uterus yang dapat menganggu pertumbuhan dan perkembangan janin adalah
gangguan nutrisi karena ibu kurang mendapat gizi adekuat baik secara
kualitas maupun kuantitas, gangguan endokrin pada ibu seperyi menderita
diabetes mellitus, ibu yang mendapat terapi sitostatika atau yang menglami
infeksi rubella, toksoplasmosis, sifilis, dan herpes. Intinya, apa yang dialmi
oleh ibu akan berdampak pada kondisi pertumbuhan dan perkembangan fetus.
b. Pengaruh budaya lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan memengaruhi bagaimana mereka
memersepsikan dan memahami kesehatan serta berperilaku hidup sehat. Pola
perilaku ibu hamil dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya adanya
beberapa larangan untuk makanan tertentu padahal zat gizi tersebut diperlukan
untuk pertumbuhan janin.
c. Status social dan ekonomi keluarga
8
Anak yng berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga social
ekonominya rendah, bahkan punya banyak keterbatasan untukmmemberi
makanan bergizi, membayar biaya pendidikan, dan memenuhi kebutuhan
primer lainnya, tentunya keluarganya akan mendapat kesulitan untuk
membantu anak mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak yang
optimal sesuai dengan tahapan usianya.
d. Nutrisi
Asupan nutrisi yang berlebihan juga dapat menimbulkan dampak yang buruk
pula bagi kesehatan anak, misalnya terjadi penumpukan kadar lemak yang
berlebihan dalam sel/jaringan, bahkan pada pembuluh darah sehingga bila
anak sakit, pertumbuhan dan perkembangannya juga terganggu.
e. Iklim atau cuaca
Iklim tertentu dapat memengaruhi status kesehatan anak, seperti pada musim
penghujan yang dapat menimbulkan bahaya banjir pada daerah tertentu, akan
menyebabkan sulitnya transportasi sehingga sulit mendapatkan bahan
makanan, bahkan timbul berbagai penyakit menular, seperti diare dan
penyakit kulit, yang dapat mengancam semu orang termasuk bayi dan anak-
anak.
f. Olahraga/latihan fisik
Olahraga atau latihan fisik berdampak pada pertumbuhan fisik maupun
perkembangan psikososial anak. Secara fisik, manfaat olaraga atau latihan
yang teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga akan meningkatkan
suplai oksigen ke seluruh tubuh. Selain itu, olahraga akan meningkatkan
aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan pertumbuhan sel.
g. Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah, atau anak bungsu
akan memengaruhi bagaimana pola anak tersebut diasuh dan dididik dalam
keluarga. Anak tunggal tidak mempunyai teman bicara dan beraktivitas
kecuali dengan orang tuanya. Oleh karena itu, kemampuan intelektual anak
tunggal akan dapat lebih cepat berkembang dan mengembangkan harga diri
9
yang positif karena secara terus menerus berinteraksi dengan orang dewasa,
yaitu orang tuanya dan mendapatkan stimulasi secara psikososial. Akan tetapi,
biasanya mereka akan lebih tergantung dan kurang mandiri. Perkembangan
motoric lebih lambat karena tidak ada stimulasi untuk melakukan aktivitas
fisik yang baisanya dilakukan oleh saudara kandungnya.
Anak pertama biasanya mendapat perhatian penuh karena belum ada saudara
yang lain. Segala kebutuhan dipenuhi, tetapi dilain pihak biasanya orang tua
dengan anak pertama belum memiliki banyak pengalaman dalam mengasuh
anak dan cenderung terlalu melindungi sehingga seringkali anak tumbuh
menjadi anak yang perfeksionis dan cenderung pencemas.
Anak tengah berada diantara anak tertua dan anak bungsu. Orang tua biasanya
sudah lebih percaya diri dalam merawat anak, bahkan cenderung agak kurang
peduli. Anak punya kesempatan untuk belajar berkomunikasi dan lebih
mampu beradaptasi diantara anak terbesar dan anak terkecil. Hal tersebut
sering kali membuat anak lebih mandiri, tetapi biasanya kurang maksimal
dalam pencapaian prestasi disbanding anak pertama.
Sesuai dengan posisinya, anak terkecil adalah yang termuda usianya dalam
keluarga dan biasanya mendapat perhatian penuh dari semua anggota keluarga
sehingga membuat anak mempunyai kepribadian yang hangat, ramah, dan
penuh perhatian pada orang lain. Walaupun demikian, semua uraian di atas
hanyalah satu tinjauan dari lingkungan anak karena ada factor lain yang dapat
memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu factor
internal.
3) Factor internal
a. Kecerdasan
Kecerdasab dimiliki anak sejak ia dilahirkan. Anak yang dilahirkan dengan
tingkat kecerdasan yang rendah tidak akan mencapai prestasi yangcemerlang
walaupun stimulus yang diberikan lingkungan demikian tinggi. Sementara
anak yang dilahirkan dengan tingkat kecerdasan tinggi dapat didorong oleh
stimulus lingkungan untuk berprestasi secara cemerlang.
10
b. Pengaruh hormonal
Ada tiga hormone utama yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak, yaitu hormone somatotropik, hormone tiroid, dan hormone
gonadotropin. Hormone somatotropik (growth hormone) terutama digunakan
selama masa kanak-kanak yang memengaruhi pertumbuhan tinggi badan
karena menstimulasi terjadinya poliferasi sel kartilago dan system skeletal.
Apabila kelebihan, hal ini akan menyebabkan gigantisme, yaitu anak tumbuh
sangat tinggi dan besar, dan apabila kekurangan, menyebabkan dwarfism atau
kerdil. Hormone tiroid menstimulasi metabolism tubuh, sedangkan hormone
gonadotropik menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk
memproduksi testosterone, dan ovarium untuk memproduksi estrogen.
Selanjutnya, testosterone akan menstimulasi perkembangan karakteristik seks
sekunder anak laki-laki, yaitu menghasilkan spermatozoa, sedangkan estrogen
akan menstimulasi perkembangan karakteristik seks sekunder anak
perempuan, yaitu menghasilkan ovum.
c. Pengaruh emosi
Orang tua terutama ibu adalah orang terdekat tempat anak belajar untuk
bertumbuh dan berkembang. Anak belajar dari orang tua untuk dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. Dengan demikian, apabila orang tua
memberi contoh perilaku emosional, seperti melempar sandal atau sepatu
bekas dipakai, membentak saat anak rewel, marah saat jengkel, anak akan
belajar untuk menirukan perilaku orang tua teersebut. Anak belajar
mengekspresikan perasaaan dan emosinya dengan meniru perilaku orang
uanya. Apabila pola seperti ini dibiarkan, anak akan mengembangkan perilaku
emosional seperti di atas karena maturasi atau pematangan kepribadian
diperoleh anak melalui proses belajar dari lingkungan keluarganya. Oleh
karena itu, orang tua harus berhati-hati dalam bersikap karena apabila orang
tua senang membentak, anak akan belajar untuk berbicara kasar pada orang
11
lain. Apabila orang tua suka memukul saat marah dan jengkel, anak akan
belajar bersikap kasar pada orang lain. Orang tua adalah model peran bagi
anak.(Supartini, 2012)
12
4) Masa remaja (6-12 tahun)
a. Teman sebaya sangat penting
b. Anak mulai berpikir logis, meskipun masih konkrit operasional
c. Egosentris berkurang
d. Memori dan kemampuan berbahasa meningkat
e. Kenampuan kognitif meningkat akibat sekolah formal
f. Konsep diri tumbuh, yang mempengaruhi dirinya
g. Pertumbuhan fisik terlambat
h. Kekuatan dan keterampilan atletik meningkat
5) Masa remaja (12-20 tahun)
a. Perubahan fisik cepat dan jelas
b. Maturitas reproduktif dimulai sampai mecapai dewasa
c. Teman sebaya dapat mempengaruhi perkembangan dan konsep dirinya
d. Kemampuan berpikir abstrak dan menggunakan alasan yang bersifat ilmiah
sudah berkembang
e. Sifat egosentris menetap pada beberapa periaku
f. Hubungan dengan orang tua pada umumnya baik
13
untuk menjamin tumbuh kembang yang otptimal, baik fisik, mental, maupun
psikososial. Peran dan kehadiran ibu/pengasuh seini dan selanggeng mungkin
akan menjalin rasa aman bagi bayi. Hubungan ini diwujudkan dengan kontak
fisik (kulit/tatap mata) dan psikis sedini mungkin, misalnya dengan menyusui
bayi secepat mungkin segera setlah lahir (inisiasi dini). Peran ayah dalam
memberikan kasih sayang dan menjaga keharmonisan keluarga juga
merupakan media yang bagus untuk tumbuh kembang anak. Kekurangan
kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak
negative pada tumbuh kembang anak secara fisik, mental, social, emosi, yang
disebut sindrom deprivasi maternal. Kasih syang dari orangtuanya (ayah-ibu)
akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar (basic trust)
3) Kebutuhan akan stimulasi mental (asah)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal untuk proses belajar (pendidikan dan
pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (asah) ini merangsang perkembangan
mental psikososial : kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agam,
keperibadian, moral-etika, produktivitas, dan sebagainya.(Soetjiningsih, 2013)
14
dengan istilah terpiutik atau dikenal dengan nama komunikasi terapiutik yang
menurut Stuart dan Sundeen (1987) merupakan suatu cara untuk membina
hubungan yang terapiutik yang diperlukan untuk pertukaran informasi dan
perasaan, yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain, mengingat keberhasilan
tindakan keperawatan tergantung pada proses komunikasi. Sedangkan secara
umum komunikasi anak merupakan proses pertukaran informasi yang
disampaikan oleh anak kepada orang lain dengan harapan orang yang diajak
dalam pertukaran informasi tersebut mampu memenuhi kebutuhannya. Dalam
tinjauan ilmu keperawatan anak, anak merupakan seseorang yang membutuhkan
perhatian dan kasih sayang, sebagai kebutuhan khusus anak yang dapat dipenuhi
dengan cara komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal yang dapat
menumbuhkan kepercayaan pada anak sehingga tujuan komunikasi dapat
tercapai.
15
kemudian pada minggu ke- 12 bayi sudah mulai tersenyum. Pada usia ke-16
bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya. Pada
pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal
seperti ba-ba, ta-ta, dan lain-lain dan pada bulan ke sepuluh bayi sudah
bereaksi terhadap panggilan namanya, mampu melihat beberapa gambar yang
terdapat dalam buku, pada akhir tahun pertama sudah mampu melakukan kata
yang spesifik antara dua atau tiga kata. Selain melakukan komunikasi seperti
diatas, terdapat cara komunikasi yang efektif pada bayi yakni dengan cara
menggunakan komunikasi nonverbal dengan teknik sentuhan seperti
mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain.
16
komunikasi, memberikan mainan saatkomunikasi dengan maksud anak mudah
diajak komunikasi, mengatur jarak interaksi dimana kita dalam berkomunikasi
dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana kita
harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat dan
berhadapan. Secara nonverbal kita selalu memberi dorongan penerimaan dan
persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui oleh anak,
salaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas,
menggambar, menulis atau bercerita, dalam menggali persasaan dan fikiran
anak disaat melakukan komunikasi.
17
lebih positif, terjadi konseptualiasi mengingat masa ini adalah masa peralihan
anak menjadi dewasa. Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah
berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa
pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam
komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan merupakan
masa transisi dalam bersikap dewasa.
18
dominan, tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan yang
disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan
merefleksikan ungkapan negatif yang menunjukkan kesan yang jelek pada
anak.
4) Biblioterapi
Melaui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk
mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi buku atau
majalahyang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak.
5) Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan
meminta anak uunutk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai
keluhan yang didapatkan, dan keinginan tersebut dapat menunjukkan
perasaan dan pikiran saat itu.
6) Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan
atau mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pada
situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif sesuai dengan
pendapat anak.
7) Penggunaan skala
Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan
perasaan sakit pada anak seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih
dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan
sakitnya.
8) Menulis
Melalui ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada
keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada
anak yang jengkel, marah, dan diam. Cara ini dapat dilakukan pada anak
apabila sudah memiliki kemampuan untuk menulis.
19
9) Menggambar
Seperti halnya menulis, menggambar pun juga dapat digunakan untuk
mengungkapkan ekspresinya, perasaan jengkel, marah biasanya dapat
diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkannya apabila
gambar yang ditulisnya ditanya tentang maksudnya.
10) Bermain
Bermain merupakan alat efektif pada anak dalam membantu
berkomunikasi, melalui ini hubungan interpersonal antara anak, perawat
dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan pesan-pesan dapat disampaikan.
20
dekat, menjelaskan tanggung jawab perawat dan klien, menjelaskan peran
kita dan klien, menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, menjelaskan
tujuan, menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan dan
menjelaskan kerahasiaan.
c. Tahap kerja
Pada tahap ini yang dapat kita lakukan adalah memberi kesempatan
pada klien untuk bertanya, karena akan memberitahu hal-hal yang kurang
dimengerti dalam komunikasi, menanyakan keluhan utama, memulai
kegiatan dengan cara yang baik dan melakukan kegiatan sesuai dengan
rencana.
d. Tahap terminasi
Pada tahap terminasi dalam komunikasi kegiatan yang dapat kita
lakukan adalah menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses
dan hasil, memberikan reinforcement positif, merencanakan tindak lanjut
dengan klien, melakukan kontrak (waktu, tempat, dan topik) dan
mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.
21
pendidikan khususnya orang tua karena berbagai informasi akan mudah
diterima jika bahasa yang disampaikan sesuai dengan tingkat pendidikan
yang dimilikinya.
b. Pengetuhuan
Merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indra yang
dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan. Menurut Bloom dan Kartwakl (1996) yang
dikutip oleh Wimar Tinambunan (1998), membagi pengetahuan dalam 6
tingkatan di antaranya : pertama, tahu, diaman subjek hanya dapat
mengingat, menyebutkan tentang materi yang dipelajarinya. Kedua,
memahami, dimana subjek dapat menjelaskan dan mnginterpretasikan,
menyimpulkan, memberi contoh, dan meramalkan terhadap objek yang
sudah dipelajari. Ketiga, aplikasi, subjek dapat menerapkan atau
menggunakan materi yang sudah dipahami dalam kondisi sebenarnya.
Keempat, analisis adalah subjek dapat menggambarkan, membedakan,
menjabarkan materi ke dalam komponen yang masih dalam satuan yang
terkait, misalnya dengan membuat suatu bagan tentang apa yang sudah
diketahui secara benar. Kelima, sintesis, adalah subjek dapat menunjukkan
kemampuan untuk meletakkan hubungan atau meringkas materi dalam
suatu bentuk baru. Keenam, evaluasi adalah kemampuan subjek menilai
materi atau objek dengan memakai kriteria sendiri atau kriteria lain yang
telah ada. Faktor pengetahuan tersebut dalam proses komunikasi dapat
mempengaruhinya hal ini dapat diperlihatkan apabila seseorang
memilikipengetahuan cukup, maka informasi yang disampaikan akan jelas
dan mudah diterima oleh penerima akan tetapi apabila pengetahuan kurang
maka akan menghasilkan informasi yang kurang.
c. Sikap
Sikap dalam komunikasi dapat mempengaruhi proses komunikasi
berjalan efektif atau tidak, hal teersebut dapat ditunjukkan seseorang yang
memiliki sikap kurang baik akan menyebabkan pendengar kurang percaya
22
terhadap komunikator, demikian sebaliknya apabila dalam komunikasi
menunjukkan sikap yang baik maka dapat menunjukkan kepercayaan dari
penerima pesan atau informasi. Sikap yang diharapkan dalam komunikasi
tersebut seperti terbuka, percaya, empati, menghargai dan lain-lain,
kesemuanya dapat mendukung berhasilnya komunikasi terapiutik.
d. Usia tumbuh kembang
Faktor usia ini dapat mempengaruhi proses komunikasi, hal ini dapat
ditunjukkan semakin tinggi usia perkembangan anak kemampuan dalam
komunikasi semakin kompleks dan sempurna yang dapat dilihat dari
perkembangan bahasa anak.
e. Status kesehatan anak
Status kesehatan sakit dapat berpengaruh dalam komunikasi, hal ini
dapat diperlihatkan ketika anak sakit atau mengalami gangguan psikologis
maka cenderung anak kurang komunikatif atau sangat pasif,dengan
demikian dalam komunikasi membutuhkan kesiapan secara fisik dan
psikologis untuk mencapai komunikasi yang efektif.
f. Sistem sosial
Sistem sosial yang dimaksud adalah budaya yang ada di masyarakat,
diamana setiap daerah memiliki budaya atau cara komunikasi yang
berbeda. Hal tersebut dapat juga mempengaruhi proses komunikasi seperti
orang Batak dengan orang Madura ketika berkomunikasi dengan bahasa
komunikasi yang berbeda dan sam-sama tidak memahami bahasa daerah
maka akan merasa kesulitan untuk mencapai tujuan dan komunikasi.
g. Saluran
Saluran ini merupakan faktor luar yang berpengaruh dalam proses
komunikasi seperti intonasi suara, dan sebagainya semuanya akan dapat
memberikan pengaruh dalam proses komunikasi, sebagai contoh apabila
kita berkomunikasi dengan orang yang memiliki intonasi atau suara yang
jelas maka sangat mudah kita menerima informasi ataupesan yang
disampaikan. Emikian sebaliknya apabila kita berkomunikasi dengan orang
23
yang memiliki suara yang tidak jelas kita akan kesulitan menerima pesan
atau informasi yang disampaikan.
h. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar area, lingkungan
dalam komunikasi yang dimaksud disini adalah dapat berupa situasi,
ataupun lokasi yang ada. Lingkungan yang baik atau tenang akan
memberikan dampak berhasilnya tujuan komunikasi sedangkan lingkungan
yang kurang baik akan memberikan dampak yang kurang baik. Hal ini
dapat kita contohkan apabila kita berkomunikasi dengan anak pada tempat
yang gaduh atau tempat yang bising, maka proses komunikasi tidak akan
bisa berjalan dengan baik, kemungkinan sulit berkomunikasi secara efektif
karena suara yang tidak jelas, sehingga pessan yang akan disampaikan sulit
untuk diterima oleh anak.
24
b) Anjurkan ke focus
Dalam melakukan komunikasi dengan orang tua anak arahkan pokok
pembicaraan kita ke focus sambil memberi kesempatan pada orang tua
untuk mengekspresikan perasaannya secara bebas sehingga tujuan
komunikasi dapat mencapai sasaran. Mengarahkan kefokus itu salah satu
bagian dalam mencapai komunikasi yang efektif.
c) Mendengarkan
Mendengarkan adalah kunci untuk mencapai komunikasi yang efektif,
kemampuan mendengarkan dapat di tunjukkan dengan ekspresiyang
sungguh-sungguh saat berkomunikasi dengan tujuan untuk mengerti klien.
Selain itu dengan mendengarkan kita akan mendapatkan seluruh informasi
yang di dapatkan sehingga tidak ada yang hilang atau tertinggal informasi
yang akan di sampaikan.
d) Diam
Diam adalah cara yang dapat di gunakan dalam berkomunikasi dengan
diam sebentar dapat memberikan kesempatan kepada seseorang yang kita
ajak komunikasi untuk memberikan kebebasan dalam mengekspresikan
perasaannya dan memberikan kesempatan berpikir terhadap sesuatu yang
hendak di sampaikan.
e) Empati
Cara ini dilakukan dengan mencoba merasakan apaa yang di rasakan
oleh orang tua anak, dengan demikian orang tua anak akan merasa aman
dan di perhatikan. Cara komunikasi ini juga sangatterkait dangan sikap saat
berkomunikasi.
f) Meyakinkan kembali
Meyakinkan kembali merupakan cara yang dapat di berikan agar
proses dan hasil komunikasi dapat dterima pada klien hal ini adalah orang
tua. Pada dasarnya semua orang tua ingin menjadi orang tua baik, tetapi
pada saat anak sakit dapat terjadi kecemasan tentang peran dan fungsinya,
maka yakinkan kembali akan peran dan fungsinya sebagai orang tua.
25
g) Merumuskan kembali
Dalam mencapai tujuan pemecahan masalah kita dan orang tua harus
sepakat terhadap masalah yang muncul kadang-kadang pada orang tua,
dangan merumuskan kembali beberapa permasalahan dan cara pemecahan
bersama akan memberikan dampak dalam mengurangi kecemasan atau
kekhawatiran.
h) Memberi petunjuk kemungkinan apa yang terjadi
Melalui komunikasi beberapa petunjuk tentang kemungkinan masalah
apa yang terjadi dapat di informasikan terlebih dahulu untuk
mengantisipasi tentang kemungkinan hal yang terjadi sehingga orang tua
tahu dan siap bila masalah itu muncul.
i) Menghindari hambatan dalam komunikasi
Menghindari hambatan dalam komunikasi seperti melakukan
komunikasi secara asertif dengan orag tua merupakan salah satu cara
efektif dalam komunikasi, karena hambatan selama komunikasi akan
memberikan dampak tidak berjalannya suatu proses komunikasi seperti
terlalu banyak memberi saran, cepat mengambil keputusan, mengubah
pokok pembicaraan, membatasi pertanyaan atau terlalu banyak
memberikan pertanyaan tertutup dan menyelah pembicaraan sebelum
pembicaraan selesai.
7. Implikasi Komunikasi Dalam Keperawatan
Menghindari hambatan dalam komunikasi sangat penting bagi perawat
mengingat berbagai pengkajian atau pemeriksaan pada klien dapat dilakukan
melalui komunikasi, diantaranya imlikasi yang dapat di lakukan adalah :
a) Ajak bebicara lebih dahulu dengan orang tua sebelum berkomunikasi
dengan anak atau mengkaji anak dengan menjalin hubungan dengan
tindakan keperawatan.
b) Lakukan kontak dengan anak dengan mengawali berbicara atau tehnik lain
agar anak mau berkomunikasi.
c) Berikan mainan sebelum masuk kedalam pembicaraan inti
26
d) Berikan kesempatan pada anak untuk memilih tempat pemerikasaan yang
diinginkan sambil duduk, berdiri, dan tidur.
e) Lakukan pemeriksaan dari sederhana kekompleks, pemeriksaan yang
berdampak trauma lakukan di akhir pemeriksaan
f) Hindari pemeriksaan yang menimbulkan ketakutan pada anak dan beri
kesempatan untuk memegang alat periksa.(Hidayat, 2009)
27
2. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anak.
Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan mampu
mandiri dalam kehidupannya. Anak akan selalu berhati-hati dalam
melakukanaktivitas sehari-hari, selalu bersikap waspada dalam segala hal.
Serta pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan orang tua dalam
mengawasiperawatan anak.
3. Mencegah atau mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak psikologis)
Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam
keperawatan anak. Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa
dihilangkan secara cepata tetapi dapat dikurangi melalui berbagai teknik
misalnya distraksi, relaksasi, imaginary. Apabila tindakan pencegahantidak
bisa dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak
sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Ridak melakukan kekerasan pada anak
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat
berarti dalam kehidupan anak. Apabila inni terjadi pada saat anak dalam
proses tumbuh kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan
terhambat, dengan demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidak
dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak.
5. Modifikasi lingkungan fisik
Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat
meningkatkan keceriaan, perasaan aman, dan nyamamn bagi lingkungan
anak sehingga anak selalu berkembang dan merasa nyaman di
lingkungannya. (Hidayat, 2009)
28
b. Tingkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anaknya.
Pendidikan kesehatan merupakan strategi yang tepat untuk menyiapkan
orang tua sehingga terlibat aktif dalam perawatan ankanya.
c. Cegah dan/atau turunkan cedera baik fisik maupun psikologis. Rasa nyeri
karena tindakan perlukan (misalnya, disuntik) tidak akan bisa dihilangkan,
tetapi dapat dikurangi dengan menggunakan teknik distraksi atau relaksasi
d. Modifikasi lingkungan fisik rumah sakit, dengan mendesainnya seperti di
rumah, yaitu penataan dan dekorasi yang bernuansa anak (misalnya
menggunakan alat tenun dari tirai bergambar bunga atau binatang lucu,
hiasan dinding bergambar dunia binatang atau fauna, papan nama pasien
bergambar lucu,dinding berwarna, dan penggunaan warna yang cerah di
runagan, tangga di cat berwarna-warni).(Supartini, 2012)
Manajemen Kasus
Pengelolaan kasus secara komprehensif adalah bagian utama dalam
pemberian asuhan keperawatan secara utuh, melalui upaya pengkajian,
penentuan diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari berbagai kasus
baik yang akut maupun kronis. Pendekatan psikologis yang dilakukan dengan
mempersiapkan secara fisik, memberi kesempatan orang tua dan dan
menciptakan lungkungan yang nyaman bagi anak dan orang tua dan berprinsip
pada upaya pencegahan, penungkatan kesehatan yang merupakan tanggung
jawab perawat.
Kemampuan perawat dalam mengelola kasus secara baik tentu
berdampak dalam proses penyembuhan pada anak mengingat anak memiliki
kebutuhan yang spesifik dan berbeda satu dengan yang lain. Keterlibatan
orang tua dalam pengelolaan kasus juga dibutuhkan, karena proses perawatan
di rumah adalah bagian tanggung jawabnya dengan meneruskan program
perawatan di rumah saki. Pendidikan dan keterampilan mengelola kasus pada
anak selama di rumah sakit, akan mampu memberikan keterlibatan secara
penuh bagi keluarga.(Hidayat, 2009)
29
D. KONSEP PENDEKATAN MODEL TEORI PADA ANAK
makan, pendidikan kesehatan dan lingkungannya. (tomey & ali good, 2006)
pada anak. Model ini di fokuskan pada pengembangan perangkat atau suatu
tersebut.
30
tidak merespon terhadap isyarat dari caregiver, adaptasi tidak
mungkin terjadi.
distress
sesuai pengetahuannya.
5. Parent’s social and emotional growth fostering activities (Orang
secara luas. Orang tua harus mampu bermain mesra dengan anak,
31
Hal ini tergantung pada kemampuan orang tua dalam menerapkan
1. Anak (child)
3. Lingkungan(environment)
32
B. Teori keperawatan Myra Estrin Leviene
Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan
Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil
berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989.Ia juga menerima
33
pendidikan yang menurutnya sangat prosedural dan kembali fokus pada
Konsep Utama
dari disiplin keperawatan. Seperti dia Konservasi Model, semua berbagi teori
kesehatan. Selain ini, Levine Model juga dibahas orang dan lingkungan
bergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu, karena akan dibahas
di bawah.
1. Orang
keutuhan dan integritas dan satu "yang hidup, berpikir, berorientasi masa
depan, dan masa lalu-sadar." The keutuhan (integritas) dari tuntutan individu
yang hidup "individu memiliki artinya hanya dalam konteks kehidupan sosial
"(Levine, 1973, hal 17). Orang juga digambarkan sebagai individu yang unik
dalam persatuan dan kesatuan, perasaan, percaya, berpikir dan seluruh sistem
dari sistem.
2. Lingkungan
dari individu
34
dan konstan ditantang oleh lingkungan eksternal. Lingkungan internal juga
cahaya, suara, sentuhan, suhu, kimia perubahan yang berbau atau terasa, dan
individu tidak memiliki organ perasa yang dapat merekam adanya faktor-
dari bahasa, ide, simbol, dan konsep dan penemuan dan mencakup pertukaran
agama, etnis dan tradisi budaya, dan psikologis individu pola yang berasal
(1991, hal 4) menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesehatan sebagai: "...
yang buruk. Hal ini tidak hanya penghinaan atau cedera yang diperbaiki tetapi
orang dirinya sendiri ... Ini bukan hanya penyembuhan bagian tertindas. Ini
35
agak kembali ke hood diri, dimana perambahan kecacatan dapat menyisihkan
sepenuhnya, dan individu bebas untuk mengejar sekali lagi atau kepentingan-
nya sendiri tanpa kendala. "Di sisi lain, penyakit adalah" tidak diatur dan tidak
disiplin berubah dan harus dihentikan atau kematian akan terjadi ".
4. Perawatan
tandanya selamanya pada setiap pasien" (Levine, 1977, hal 845). Tujuan
keutuhan (kesehatan).
cara di mana orang dan lingkungan menjadi kongruen dari waktu ke waktu.
Ini adalah fit dari orang dengan kesulitan nya waktu dan ruang. Respon
redundansi.
36
(Fawcett,1989).Sehat dipandang dari sudut konservasi energy dalam lingkup
dalam keperawatan :
1. Konservasi Energi
Tujuan dari konversi energy ini adalah untuk menghindari penggunaan energy
Seorang perawat aharus dapat menghargai diri pasien .Hal ini bias terlihat
37
Teori perawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-elemen
dikaji melalui dua metoda yaitu interview dan observasi. dalam pengkajian
beberapa sistem tubuh, emosi dan stress sosial dan pola kerja. Juga data
38
tentang integritas struktur klien yaitu pertahanan tubuh, struktur fisik,
integritas personal (sistem diri klien) yakni keunikan, nilai, kepercayaan dan
integritas sosial yakni : proses keputusan dari klien dan hubungan klien
dengan orang lain serta kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain atau
masyrakat.
kelemahan dari diri klien pada empat area pengkajian (prinsip konservasi).
tujuan :
1. Menetapkan strategi yang dipakai untuk perencanaan.
39
partisipasi klien. Selama fase perencanaan perawat boleh konsul dengan team
keperawatan.
Bagaimana teori Levine berfokus pada orang per orang, berorientasi pada
waktu sekarang maupun masa yang akan datang, dan klien dengan gangguan
keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan
40
pengembangannya.Roy sebagai penerima asuhan keperawatan adalah
adaptif system” dalam segala aspek merupakan suatu kesatuan. Roy dengan
kesatuan yang memiliki input, kontrol, output dan proses umpan balik.
41
Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima
dari setiap bagian-bagiannya. System terdiri dari proses input, autput, kontrol
1. Input
c) Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan
sikap, sifat individu berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini
42
memberi proses belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada
2. Kontrol
koping yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan
a) Subsistem regulator
otonom adalah respon neural dan brain sistem dan spinal cord yang
b) Subsistem kognator
43
atau analisa. Emosi adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan,
3. Output
diukur atau secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam
maupun dari luar . Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem.
tujuan ini.
adaptasi.(Hidayat, 2009)
44
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini :
1. Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dan perubahan
morfologi, biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai
maturitas/dewasa.
2. Komunikasi pada anak merupakan bagian penting dalam membangun
kepercayaan diri kita dengan anak. Melalui komunikasi akan terjalin rasa
saling percaya, rasa kasih sayang dan selanjutnya anak akan mamiliki suatu
penghargaan kepada dirinya.
3. Atraumatic care yang dimaksud disini adalah perawatan yang tidak
menimbulkan adanya trauma pada anak dan keluarga. Perawatan tersebut
difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma yangmerupakan bagian dalam
keperewatan anak.
4. Teori keperawatan Barnard berfokus pada interaksi antara ibu-bayi dan
lingkungannya. Menurut teori ini, karakteristik individu dipengaruhi oleh
system ibu-bayi yang terjadi dan perilaku adaptifnya memodifikasi
karakteristik tersebut untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan system yang
ada.
B. Saran
Adapun saran dalam makalah ini adalah :
1. Semoga makalah ini tidak hanya sekedar sebagai salah satu syarat pemenuhan
tugas tetapi juga bisa dijadikan sebagai referensi untuk penugasan yang lain.
2. Semoga ners selalu meberikan motivasi kepada kami agar lebih semangat lagi
dalam mengerjakan tugas.
45
Daftar Pustaka
Supartini, Y. (2012). Konsep Dasar keperawatan anak. (M. Ester, Ed.). Jakarta:
EGC.
46
PENILAIAN MAKALAH
N
Jenis Penilaian Skor Deskripsi Skor
o
Aspek yang dijelaskan lengkap,
4 integratif dan terintegrasi dengan nilai-
nilai Islam
Aspek yang dijelaskan lengkap,
3 terintegratif dan tidak terintegrasi
1 Kelengkapan konsep 30% dengan nilai-nilai Islami
Aspek yang dijelaskan masih kurang
2 lengkap
Aspek yang dijelaskan hanya sebagain
1 saja/ hanya menunjukkan sebagian
konsep
Diungkapkan dengan tepat, aspek
penting tidak dilewatkan, bahkan
4 analisis dan sintetis nya membantu
memahami konsep
Diungkap dengan tepat, namun
Kebenaran konsep 40% 3 deskriptif
2
Sebagian besar konsep sudah terungkap,
2 namun masih ada yang terlewatkan
Kurang dapat mengungkapkan aspek
1 penting, melebihi halaman, tidak ada
proses merangkum hanya mencontoh
Model buku yang dibuat, belum pernah
4 ataupun jarang ditemui
47
PENILAIAN PRESENTASI
48
49